Вы находитесь на странице: 1из 12

KEPERAWATAN

Selasa, 07 Februari 2012

PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama
dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi
yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang
berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana
pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan.
Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang
tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif,
perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan
selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami
oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern
sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi
terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal
ini, perawat dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari
proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya,
pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya (cost), kenyamanan
(comfort), keamanan (safety). Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat ini
lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik,
psikis, ekonomi, dan sosial.

2. TUJUAN
a. Agar mahasiswa keperawatan menetahui perkembangan perawatan khususnya dalam
perawatan luka.
b. Agar mahasiswa lebih mahir dan berpengetahuan dibidang perawatan lukka dengan model
modern dressing.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN LUKA
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya
cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi, kontusio,
insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan
struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness,
yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis,
dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang.
Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a) Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada
jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.
b) Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari
pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
c) Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan
penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3
minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh
dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses
penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga
dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika
menunjukkan tanda-tanda infeksi.

2. PROSES PENYEMBUHAN LUKA


1. Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi tumpang tindih
(overlap)
2. Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka
tersebut
3. Fase penyembuhan luka :
a) Fase inflamasi :
1) Hari ke 0-5
2) Respon segera setelah terjadi injuri pembekuaàn darah untuk mencegah kehilangan darahà
3) Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
4) Fase awal terjadi haemostasis
5) Fase akhir terjadi fagositosis
6) Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
b) Fase proliferasi or epitelisasi
1) Hari 3 – 14
2) Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka luka
nampak merah segar, mengkilatà
3) Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru,
fibronectin and hyularonic acid
4) Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada
tepian luka
5) Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
c) Fase maturasi atau remodelling
1) Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun
2) Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan
jaringan (tensile strength)
3) Terbentuk jaringan parut (scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnyaà
4) Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and vaskularisasi jaringan yang
mengalami perbaikan

3. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka


a. Status Imunologi
b. Kadar gula darah (impaired white cell function)
c. Hidrasi (slows metabolism)
d. Nutritisi
e. Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure – oedema)
f. Suplai oksigen dan vaskularisasi
g. Nyeri (causes vasoconstriction)
h. Corticosteroids (depress immune function)

4. Cara Perawatan Luka dengan Modern Dressing


Perkembangan perawatan luka (wound care ) berkembang dengan sangat pesat di dunia
kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan
menggunakan prinsip moisture balance, dimana disebutkan dalam beberapa literature lebih
efektif untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.
Perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode
modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. Metode tersebut belum begitu
familiar bagi perawat di Indonesia
Biasanya, tidak banyak yang dilakukan untuk merawat luka. Apalagi jika hanya luka ringan.
Langkah pertama yang diambil adalah membersihkannya kemudian langsung diberi obat luka
atau yang lebih dikenal dengan obat merah. Sementara pada luka berat, setidaknya langkah yang
diambil tidak jauh dari membersihkannya dahulu, setelah itu diberi obat. Sering orang tidak
memperhatikan perlukah luka tersebut dibalut atau tidak.
Sementara itu, menurut Anik Enikmawati SKep NS dari Akper Muhammadiyah Surakarta,
kepada Joglosemar beberapa waktu lalu mengungkapkan perawatan luka berbeda-beda
tergantung pada tingkat keparahan luka tersebut. “Perawatan luka paling sulit tergantung pada
derajat luka. Jika luka mendalam sampai ke lapisan kulit paling dalam, proses sembuhnya tentu
saja juga paling lama.” ungkapnya.
Seperti pada kasus luka akibat penyakit diabetes misalnya, papar Anik, terdapat kasus
bahwa luka tersebut harus diamputasi. Namun, tindakan amputasi ternyata bisa digagalkan
setelah dirawat dengan saksama dan dengan metode yang benar dan tentunya dilakukan oleh
perawat ahli. “Kesembuhan luka pada tingkat tertentu seperti pada kasus luka akibat diabetes
tergantung pada kedisiplinan perawatan. Untuk itu harus diperkenalkan pada masyarakat bahwa
telah ada program perawatan di rumah atau home care dengan perawat datang ke rumah,” ujar
Anik.
Namun sekarang, perkembangan perawatan luka atau disebut dengan wound care
berkembang sangat pesat di dunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini
adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, di mana disebutkan
dalam beberapa literatur lebih efektif untuk penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode
konvensional.
Perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode
modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. Metode tersebut memang
belum familier bagi perawat di Indonesia. Di sisi lain, metode perawatan luka modern dressing ini
telah berkembang di Indonesia terutama rumah sakit besar di kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Sedangkan di rumah sakit-rumah sakit tingkat kabupaten,
perawatan luka menggunakan modern dressing tersebut masih belum berkembang dengan baik.
Untuk itu, belum lama Akper Muhammadiyah Surakarta mengadakan workshop dengan tajuk A
Half Day Workshop on Wound Management di Balai Muhammadiyah Surakarta. Sebagai
pembicara, hadir Widasari SG SKP RN WOC (ET) N WCS, Direktur Wocare Klinik.
Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka
tersebut telah mengering. Namun faktanya, lingkungan luka yang seimbang kelembabannya
memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen di dalam matriks nonselular yang sehat.
Pada luka akut, moisture balance memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines dan
chemokines yang mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkan matriks jaringan luka. Jadi,
luka harus dijaga kelembabannya.
Dikatakan Widasari, terlalu lembab di lingkungan luka dapat merusak proses penyembuhan
luka dan merusak sekitar luka, menyebabkan maserasi tepi luka. Sementara itu, kurangnya
kondisi kelembaban pada luka menyebabkan kematian sel, dan tidak terjadi perpindahan epitel
dan jaringan matriks.
Untuk menciptakan suasana lembab, pada cara perawatan luka konvensional memerlukan
kasa sebagai balutan dan Na Cl untuk membasahi. Kemudian luka dikompres kasa lembab dan
diganti sebelum kasa mengering, dalam hal ini, memerlukan penggantian kasa yang sering.
Sementara untuk metode perawatan modern, dalam menciptakan suasana lembab
menggunakan modern dressing, misalnya dengan ca alginat atau hydrokoloid.
Dikatakan Widasari, pada perawatan luka secara modern ini harus tetap diperhatikan pada
tiga tahapnya yakni mencuci luka, membuang jaringan mati dan memilih balutan. “Mencuci luka
bertujuan untuk menurunkan jumlah bakteri dan membersihkan dari sisa balutan lama, serta
debrimen jaringan nekrotik atau membuang jaringan dari sel yang mati dari permukaan luka.
Dalam hal ini harus diperhatikan pada pemilihan cairan pencuci yang tepat, hati-hati terhadap
pemakaian antiseptik. Sedangkan teknik pencucian dapat dengan cara perendaman atau irigasi,”
tuturnya.
Di sisi lain, pemilihan balutan merupakan tahap penting untuk mempercepat proses
penyembuhan pada luka. Tujuan dari pemilihan balutan luka ini adalah untuk membuang jaringan
mati, benda asing atau partikel dari luka. Belutan juga dapat mengontrol kejadian infeksi atau
melindungi luka dari trauma dan invasi bakteri. Pemilihan balutan harus mampu mempertahankan
kelembaban luka, selain juga berfungsi sebagai penyerap cairan luka. Balutan juga harus nyaman
digunakan dan steril serta cost effective.
Sebagai pengganti perawatan luka secara konvensional yang harus sering mengganti kain
kasa dengan Na Cl sebagai pembalut luka, sekarang telah ada metode perawatan luka secara
modern yang memiliki prinsip menjaga kelembaban luka. Dalam hal ini, jenis balutan yang
digunakan adalah kasa. Metode yang dikenal dengan modern dressing ini beberapa contoh di
antaranya yakni dengan penggunaan bahan seperti hydrogel.
Hydrogel berfungsi untuk menciptakan lingkungan luka tetap lembab. Selain itu juga
melunakkan dan menghancurkan jaringan nekrotik tanpa merusak jaringan sehat yang akan
terserap ke dalam struktur gel dan terbuang bersama pembalut. Hydrogel juga dapat
meningkatkan autolityk debrimen secara alami. Menurut Widasari SG SKP RN WOC (ET)N WCS,
Direktur Wocare Klinik, debrimen berarti proses pembuangan jaringan nekrosis atau kematian sel
yang disebabkan oleh penurunan proses enzimatic tubuh dari permukaan luka. “Modern Dressing
dengan hydrogel tidak menimbulkan trauma dan sakit pada saat penggantian balutan dan dapat
diaplikasikan selama tiga hari sampai lima hari,” tuturnya.
Jenis modern dressing lainnya yakni Ca Alginat dimana kandungan Ca dapat membantu
menghentikan perdarahan. Kemudian hydroselulosa dengan fungsi mampu menyerap cairan dua
kali lipat dari Ca Alginat. Selanjutnya adalah hydrokoloid yang mampu menjaga dari kontaminasi
air dan bakteri serta dapat digunakan untuk balutan primer dan balutan sekunder. Penggunaan
jenis modern dressing tentunya disesuaikan dengan jenis indikasi luka.
Di sisi lain, Widasari menyarankan untuk penggunaan kasa serta metcovazin dalam
perawatan luka dengan kondisi luka yang memiliki warna dasar merah, kuning dan hitam. “
Metcovazin memiliki fungsi untuk mendukung autolytik debrimen, menghindari trauma saat
membuka balutan, mengurangi bau tidak sedap yang ditimbulkan luka serta mempertahankan
suasana lembab. Bentuknya salep dalam kemasan,” tandasnya. n Triawati Prihatsari Purwanti

5. Pengkajian Luka
1) Kondisi luka
a) Warna dasar luka
Dasar pengkajian berdasarkan warna yang meliputi : slough (yellow), necrotic tissue (black),
infected tissue (green), granulating tissue (red), epithelialising (pink).
b) Lokasi ukuran dan kedalaman luka
c) Eksudat dan bau
d) Tanda-tanda infeksi
e) Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
f) Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
2) Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
3) Status vascular : Hb, TcO2
4) Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang lain
5) Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya

6. Perencanaan
1) Pemilihan Balutan Luka
Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka ini dimulai dengan adanya
hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan
dalam jurnal Nature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut
Gitarja (2002), adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain:
a. Mempercepat fibrinolisis. Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat
oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.
b. Mempercepat angiogenesis. Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan
merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.
c. Menurunkan resiko infeksi
d. Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering.
e. Mempercepat pembentukan Growth factor. Growth factor berperan pada proses penyembuhan
luka untuk membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut
lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.
f. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif. Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang
diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.
Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk membalut luka harus
memenuhi kaidah-kaidah berikut ini:
a. Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka (absorbing)
b. Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resiko terjadinya
kontaminasi mikroorganisme (non viable tissue removal)
c. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration)
d. Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
e. Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau pendistribusian antibiotic ke seluruh
bagian luka (Hartmann, 1999; Ovington, 1999)

Dasar pemilihan terapi harus berdasarkan pada :


1. Apakah suplai telah tersedia?
2. Bagaimana cara memilih terapi yang tepat?
3. Bagaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilih?
4. Bagaimana dengan pertimbangan biaya?
5. Apakah sesuai dengan SOP yang berlaku?
6. Bagaimana cara mengevaluasi?

2) Jenis-jenis balutan dan terapi alternative lainnya


a. Film Dressing
1. Semi-permeable primary atau secondary dressings
2. Clear polyurethane yang disertai perekat adhesive
3. Conformable, anti robek atau tergores
4. Tidak menyerap eksudat
5. Indikasi : luka dgn epitelisasi, low exudate, luka insisi
6. Kontraindikasi : luka terinfeksi, eksudat banyak
7. Contoh: Tegaderm, Op-site, Mefilm
b. Hydrocolloid
1. Pectin, gelatin, carboxymethylcellulose dan elastomers
2. Support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough
3. Occlusive –> hypoxic environment untuk mensupport angiogenesis
4. Waterproof
5. Indikasi : luka dengan epitelisasi, eksudat minimal
6. Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV
7. Contoh: Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel
c. Alginate
1. Terbuat dari rumput laut
2. Membentuk gel diatas permukaan luka
3. Mudah diangkat dan dibersihkan
4. Bisa menyebabkan nyeri
5. Membantu untuk mengangkat jaringan mati
6. Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita
7. Indikasi : luka dengan eksudat sedang s.d berat
8. Kontraindikasi : luka dengan jaringan nekrotik dan kering
9. Contoh : Kaltostat, Sorbalgon, Sorbsan
d. Foam Dressings
1. Polyurethane
2. Non-adherent wound contact layer
3. Highly absorptive
4. Semi-permeable
5. Jenis bervariasi
6. Adhesive dan non-adhesive
7. Indikasi : eksudat sedang s.d berat
8. Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam
9. Contoh : Cutinova, Lyofoam, Tielle, Allevyn, Versiva
e. Terapi alternatif
1. Zinc Oxide (ZnO cream)
2. Madu (Honey)
3. Sugar paste (gula)
4. Larvae therapy/Maggot Therapy
5. Vacuum Assisted Closure
6. Hyperbaric Oxygen

7. Implementasi
1) Luka dengan eksudat & jaringan nekrotik (sloughy wound)
a. Bertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati (slough tissue)
b. Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat
c. Untuk merangsang granulasi
d. Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
e. Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids, alginates dan hydrofibre dressings
2) Luka Nekrotik
a. Bertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik (eschar)
b. Berikan lingkungan yg kondusif u/autolisis
c. Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
d. Hydrogels, hydrocolloid dressing
3) Luka terinfeksi
a. Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan luka
b. Identifikasi tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka
c. Wound culture – systemic antibiotics
d. Kontrol eksudat dan bau
e. Ganti balutan tiap hari
f. Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon dressings, silver dressings
4) Luka Granulasi
a. Bertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan yang baru, jaga
kelembaban luka
b. Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
c. Moist wound surface – non-adherent dressing
d. Treatment overgranulasi
e. Hydrocolloids, foams, alginates
5) Luka epitelisasi
a. Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-surfacing”
b. Transparent films, hydrocolloids
c. Balutan tidak terlalu sering diganti
6) Balutan kombinasi
a. Untuk hidrasi luka : hydrogel + film atau hanya hydrocolloid
b. Untuk debridement (deslough) : hydrogel + film/foam atau hanya hydrocolloid atau alginate +
film/foam atau hydrofibre + film/foam
c. Untuk memanage eksudat sedang s.d berat : extra absorbent foam atau extra absorbent
alginate + foam atau hydrofibre + foam atau cavity filler plus foam

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
a. Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai
optimal jika digunakan secara tepat
b. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif
agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang perawatan luka
yang berkualitas
2. SARAN
a. Pergunakanlah makalah ini sebagai pedoman dalam pembelajaran perawatan luka modern
b. Jadilah calon perawat yang berkompeten dan berdaya saing.

Diposting oleh Ninda Nurmala Sari di 05.34


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
8 komentar:

1.

indar syam16 September 2012 04.53

bagus banget artikelnya....smoga tambah sukses...


Balas

2.

Unknown23 September 2015 19.42

Thanks untuk ilmunya 👍👍👍


Balas

3.

Lusiana13 Oktober 2016 18.05

Bagus.Didoakan Neng
Sukses dan berkah
Balas

4.
Lusiana13 Oktober 2016 18.05

Bagus.Didoakan Neng
Sukses dan berkah
Balas

5.
Jones Morris14 Mei 2018 08.44

Super-Duper site! I am Loving it!! Will come back again, Im taking your feed also,
Thanks.alginates
Balas
6.

Unknown12 Juli 2018 05.11

Ka mjnra referensinya dong


Balas

7.
Unknown12 Juli 2018 05.12

Minta referensinya
Balas

8.

Unknown12 Juli 2018 05.16

Ka mjnra referensinya dong


Balas
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2012 (13)
o ► Maret (2)
o ▼ Februari (9)
 MENCUCI RAMBUT
 MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
 PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING
 PRINSIP PEMBERIAN OBAT
 PENATALAKSANAAN SISTEM RESPIRASI
 APENDISITIS
 ASUHAN PERSALINAN NORMAL
 PEMERIKSAAN FISIK SISTEM REPRODUKSI
 SADARI
o ► Januari (2)
 ► 2011 (2)

Mengenai Saya
Ninda Nurmala Sari
Doakan cita-cita ku yach. semoga aku mudah menyelesaikan pendidikanku tepat
pada waktunya, biar cpt bisa buka klinik sendiri & insyaAllah bisa membangun RS
sendiri. doakn juga pendidikanku ini dapat aku gunakan untuk mengabdi pada
negara ku, memberi hak yang seharusnya diberikan kepada orang yang benar-
benar membutuhkan, dan dpt mengabdi dgn dunia kesehatan tanpa memandang
latar belakang para klien ku nantinya. Amin.
Lihat profil lengkapku

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Вам также может понравиться

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ11 страниц
    Bab Iii
    JE
    Оценок пока нет
  • Askep CHF Bambang Julianto N520184373
    Askep CHF Bambang Julianto N520184373
    Документ13 страниц
    Askep CHF Bambang Julianto N520184373
    JE
    Оценок пока нет
  • Jurnal Nebulizer
    Jurnal Nebulizer
    Документ6 страниц
    Jurnal Nebulizer
    JE
    Оценок пока нет
  • ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An-1
    ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An-1
    Документ38 страниц
    ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An-1
    JE
    Оценок пока нет
  • Proposal Mushola An Nasuha
    Proposal Mushola An Nasuha
    Документ9 страниц
    Proposal Mushola An Nasuha
    JE
    Оценок пока нет
  • Struktur Organisasi Bapena
    Struktur Organisasi Bapena
    Документ1 страница
    Struktur Organisasi Bapena
    JE
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Patuh
    Surat Pernyataan Patuh
    Документ1 страница
    Surat Pernyataan Patuh
    Nadhira W Lestari
    Оценок пока нет
  • Jurnal Nebulizer
    Jurnal Nebulizer
    Документ6 страниц
    Jurnal Nebulizer
    JE
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini
    Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini
    Документ2 страницы
    Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini
    JE
    Оценок пока нет
  • Resume Askep Hemodialisa
    Resume Askep Hemodialisa
    Документ10 страниц
    Resume Askep Hemodialisa
    JE
    Оценок пока нет
  • Undangan
    Undangan
    Документ1 страница
    Undangan
    JE
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini
    Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Ketuban Pecah Dini
    JE
    Оценок пока нет
  • Pemerintah Kabupaten Kudus
    Pemerintah Kabupaten Kudus
    Документ9 страниц
    Pemerintah Kabupaten Kudus
    JE
    Оценок пока нет
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Документ13 страниц
    Frak Tur
    AyuKade
    Оценок пока нет
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Документ13 страниц
    Frak Tur
    AyuKade
    Оценок пока нет
  • JK Umur
    JK Umur
    Документ235 страниц
    JK Umur
    JE
    Оценок пока нет
  • Materi Sirkumsisi
    Materi Sirkumsisi
    Документ20 страниц
    Materi Sirkumsisi
    JE
    Оценок пока нет
  • Makalah Pertusis
    Makalah Pertusis
    Документ22 страницы
    Makalah Pertusis
    JE
    Оценок пока нет
  • Tgs Anak Fraktur
    Tgs Anak Fraktur
    Документ15 страниц
    Tgs Anak Fraktur
    JE
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ19 страниц
    Bab 3
    JE
    Оценок пока нет
  • Test TIK
    Test TIK
    Документ12 страниц
    Test TIK
    bambang julianto
    Оценок пока нет
  • Makalah Seminar KMB
    Makalah Seminar KMB
    Документ25 страниц
    Makalah Seminar KMB
    JE
    Оценок пока нет
  • Titip Ners
    Titip Ners
    Документ2 страницы
    Titip Ners
    JE
    Оценок пока нет
  • Makalah Seminar KMB
    Makalah Seminar KMB
    Документ25 страниц
    Makalah Seminar KMB
    JE
    Оценок пока нет
  • JK Umur
    JK Umur
    Документ235 страниц
    JK Umur
    JE
    Оценок пока нет
  • Contoh Cover Makalah
    Contoh Cover Makalah
    Документ1 страница
    Contoh Cover Makalah
    JE
    Оценок пока нет
  • Lembar Konsul Proposal Skripsi
    Lembar Konsul Proposal Skripsi
    Документ1 страница
    Lembar Konsul Proposal Skripsi
    JE
    Оценок пока нет
  • ASKEP Fraktur
    ASKEP Fraktur
    Документ8 страниц
    ASKEP Fraktur
    Mega
    Оценок пока нет
  • Sdidtk - KPSP 9 Bulan
    Sdidtk - KPSP 9 Bulan
    Документ6 страниц
    Sdidtk - KPSP 9 Bulan
    JE
    Оценок пока нет