Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB 1

PEBDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri

adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri

terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa

pemeriksaan diagnpostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan

menyluitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Brunner

&Suddarth,2002).

Nyeri adalah pengalaaman emosional dan sensori yang tidak menyenagkan

yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau

menunjukan adanya kerusakan (Association for the Study of Pain: Nanda , 2005-

2006).

Hernia adalah penonjolan kantung peritonium suatu organ atau lemak pra

peritonium melalui cacat kongenital atau akuistika (Warren.J.K & David C

Sabiston).

Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis

internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri

kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus

(Kapita Selekta Kedokteran,2000).


Penatalaksanaan hernia adalah dengan melakukan tindakan pembedahan

yaitu tindakan pembedahan herniotomi. Herniotomi adalah pembedahan pada

kasus hernia untuk melakukan reposisi kembali hernia. Yaitu dengan cara bedah

elektif, kanalis dibuka,isi hernia dimasukan,kantong diikat dan dilakukan tehnik

yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Pada post op hernia bilateral dapat mengakibatkan nyeri karena pada post

op Hernia Bilateral dilakukan insisi pembedahan. Insisi pembedahan yang

dilakukan dapat mengakibatkan terputusnya jaringan kulit, jaringan saraf dan

jaringan pembuluh darah. Adanya jaringan saraf yang terputus menyebabkan

nyeri. Oleh sebab itu pada post op hernis bilateral timbul rasa nyeri.Solusi untuk

mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri dalam pelayanan kesehatan daapat

dilakukan dengan mengajarkan tehnik relaksasi distraksi, kompres dingin,

kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy obat-obatan.

Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk membuat karya

tulis dengan judul asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri bpada Tn.T

dengan Post Op Hernia.

B.Tujuan Penulisan

1.Tujuan Umum

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat

praktis dalam keperawatan sebagai panduan perawat dalam pengelolaan

asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada Tn.t dengan Post

Op Hernia Bilateral di Bangsal Bedah RSUD BREBES yang juga


diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam

pengelolaan kasus yang bersangkutan.

2.Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :


Mampu memberikan gambaran tentang identitas klien, mampu

melakukan pengkajian keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan

diagnosa medis Hernia Bilateral. Mampu membuat diagnosa keperwatan

menurut prioritas pada pasien. Mampu membuat rencana asuhan

keperawatan gangguanrasa nyaman nyeri pada Tn.T dengan diagnosa

medis Hernia Bilateral. Mampu menerapkan tindakan keperawatan

gangguan rasa nyaman nyeeri pada Tn.T dengan Post OP Hernia Bilateral.

Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan sesuai

dengan tujuan yang telah diharapkan. Serta melakukan pembahasan antara

teori dan kondisi riil khusus yang dilaporkan.

C.Manfaat Penulisan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat

praktis dalam keperawatan sebagai panduan perawat dalam pengelolaan

Asuhan keperawatan gangguan rasa nyman nyeri pada Tn.T di Bangsal

Bedah RSUD Brebes, juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga

kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan.


BAB II

LAPORAN KASUS

A.Biodata Klien

Pengkajian pada pasien dilakukan pada hari Selasa, tanggal 19 Juni 2012,

jam 08.00WIB di ruang bangsal bedah RSUD BREBES, kemudian diperoleh data

sebagai berikut :Tn.T umur 80 tahun alamat Kretek Paguyangan Brebes,

Pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai tani, suku Bangsa Jawa, beragama

islam. Penanggung jawab Tn.T adalah Tn.S dengan alamat kretek paguyangan,

Brebes. Hubungan Tn.S adalah anak kandung Tn.T. Tn.T masuk rumah sakit pada

tanggal 12 Juni 2012 dengan diagnosa medis Hernia Bilateral.

B.Pengkajian

1.Riwayat Pasien

Keluhan utama klien mengatakan skrotum membesar sudah 4 tahun

yang lalu, adanya benjolan di daerah inguinal kanan dan kiri, apabila berdiri

terlalu lama benjolan tersa sakit.

Pasien juga mengatakan belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya.

Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa medis adalah Hernia Bilateral.

Klien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit Tn.T memeriksakan

diri ke dokter umum dan dokter menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit

untuk memperoleh tindakan pembedahan.Pasien mengatakan ketika sakitnya

kambuh pasien hanya ke pengobatan alternatif.


2.Pemerikasaan fisik

Kepala bentuk mesochepal dan tidak ada jejas, rambut putih,

bersih, dan tipis.Pada pemeriksaan telinga didapatkan telinga bersih, tidak

ada serumen dan fungsi pendengaran baik. Hidung bersih. Pada

pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva tidak anemis, ada reflek cahaya,

tidak ada edema palpebra, dan sklera tidak ikterik. Jumlah gigi ada 8 buah,

gigi dan mulut bersih, tidak ada stomatitis. Pada leher tidak tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan tidak terjadi peningkatan JVP. Pada

pemeriksaan dada, yang pertama yaitu : inspeksi (melihat) didapatkan

hasil terlihat pengembangan dinding dada yang simetris, tidak ada retraksi

dada dan tidak terdapat jejas. Kedua yaitu : palpasi terasa adanya

pengembangan dinding dada dan tidak terdapat nyeri tekan, ketiga yaitu :

perkusi paru didapatkan hasil sonor, yang keempat yaitu : auskultasi

didapatkan bunyi vesikuler dan tidak ada bunyi paru tambahan.


Untuk pemeriksaan abdomen didapatkan hasil yang pertama

inspeksi (melihat) yaitu : terdapat jejas luka jahitan post operasi hari ke 2

di bagian inguinal kanan dan kiri di abdomen, yang kedua : palpasi

didapatkan abdomen supel, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, namun

terasa nyeri pada luka post tindakan insersi pembedahan,ketiga yaitu :

perkusi abdomen tympani dan yang keempat : auskultasi terdengar suara

bising usus sebanyak 12x/menit. Pada pemeriksaan genetalia tidak

terpasang kateter,. Turgor kulit pasien kering, akral terasa hangat. Terlihat

pada ekstremitas atas kiri terpasang infus Asering 20 tetes/menit .


Ektremitas bawah bergerak dengan bebas dan tidak terdapat

jejas.TD:140/80 mmHg, S: 36,7°C,N :76X/menit, RR: 24x/menit, BB: 55

kg, TB:169 cm.

3.Pengkajian Pola fungsional

Persepsi pasien terhadap kesehatan paisen baik, Pasien mengatakan

belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, dan bila ada anggota

keluarga yang sakit maka langsung memeriksakannya ke dokter. Dan bila

belum sembuh juga, maka segera membawanya ke rumah sakit. Keadaan

secra umum pasien tampak compos mentis, keadaan baik, pasien

kooperatif. Pasien tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol karena bagi

pasien merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat merusak kesehatan, dan

dalam agama pasien mengkonsumsi alkohol dilarang dan diharamkan.

Ketika sakit pasien tidak menggunakan obat oral warung hanya

menggunakan obat luar seperti balsem gosok atau sejenisnya.


Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi,

walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa

cairan. Ketika masuk rumah sakit nafsu makan pasien tidak ada gangguan

porsi selalu habis dalam setiap makan, namun setelah operasi pada tanggal

18 Juni 2012 hingga tanggal pengkajian yakni tanggal 19 Juni 2012 pasien

mengatakn tidak nafsu makan, pasien hanya makan 2 sendok makan dalam

sekali waktu makan. Selama masuk rumah sakit kebutuhan minum pasien

tidak ada gangguan yakni minum sehari 8 gelas dalam sehari.


Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses

metabolik tubuh. Data eliminasi didapatkan BAK pasien lancar, bau urin
khas, pasien tidak terpaasang Selama masuk rumah sakit BAB pasien tidak

ada gangguan BAB rutin sehari satu kali, namun setelah tindakan

pembedahan pada tanggal 18 Juni 2012 sampai tanggal pengkajian yakni

tanggal 19 Juni 2012 belum BAB.


Respirasi pasien baik, pasien tidak batuk, tidak ada sesak nafas

maupun nafas cuping hidung, jalan nafas baik, tingkat kesadaran

composmentis, suhu 36,7 oC, nadi 76x/menit, RR 26x/menit.


Aktivitas dan latihan didapatkan data sebagai berikut :

makan/minum 2 (dibantu orang lain), mandi 2 (dibantu orang lain),

toileting 2 (dibantu orang lain), berpakaian 2 (dibantu orang lian),

mobilitas di tempat tidur 2 (dibantu orang lian), berpindah 2 (dibantu

orang lain), ambulasi/ROM 2 (dibantu orang lain).


Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk

istirahat teratur. Sering pola istirahat mengalami perubahan karena

penyakit. Pada kasus ini aktivitas dan mobilisasi pasien sedikit terganggu

hal ini disebabkan luka post tindakan pembedahan.


Stress adalah reaksi atau respon seseorang yang tidak spesifik

akibat adanya tuntutan kebutuhan dari dalam dirinya. Pasien tidak stres hal

ini di tandai dengan pasien terlihat bercanda dengan temannya, pasien

mengatakan pasien bercnda dengan temannya agar tidak merasakan nyeri.


Seksualitas merupakan semua yang ada dalam aspek kehidupan

manusia khusunya yang berhubungan dengan laki-laki, perempuan.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, pasien berjenis kelamin

laki-laki. Pasien mengatakan sudah tua dan tidak terlalu memikirkan

tentang seksualitas karena pasien ingin fokus untuk beribaadah. Pasien


sholat lima waktu kecyali untuk shalat jumat pasien tidak melakukanya

dengan menggantinya dengan shalat duhur.


Program terapi yang diberikan pada tanggal 15 Juni 2012, sebagai

berikut : terpasang infus RL 20 tetes/menit, obat terapinya yaitu injeksi

Cipro 3 x 257 mg, Injeksi Asiclofir 1 x 10.


Therapy tanggal 18 Juni 2012 yaitu infus asering 20 tetes per

menit, injeksi cefotaxim 2 x1 gr, injeksi tramadol 3 x 1 ampul,Etiferan 3 x

1 ampul.

4.Pemeriksaan Penunjang

Hasil laboratorium Tanggal 14 Juni 2012: Hb Cyanmeth 12,5 g%,

Leukosit 6200 /mm²dm, Trombosit 155.000 mm³, Hemaatokrit 37 vol %, SGOT

16 °u/l,SPGT 7 u/l, Ureum 48 mg/dl, Creatinin 1,21mg/dl,Glukosa sewaktu 76

mg/dl.

C.RUMUSAN MASALAH

Setelah dilakukan analisa data tanggal 19 Juni 2012 dirumuskan diagnosa

keperawatan berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen cedera (insisi

pembedahan), didapat hasil antara lain: Data subyektif : klien mengatakan nyeri

padaa luka jahitan post operasi hari ke 2. P: luka post op, Q: senit-senit, R: luka

jahitan post op, S: 5, T: kadang-kadang. Data obyektif: pasien terlihat meringis bila

kesakitan bila luka tersebut tersentuh/ ditekan, balutan tampak kering, balutan baik.

TD: 140/80mmHg, RR: 26 x/menit,N:76 x/menit, S: 36,7°C.


2. Resiko nutrisi kurang dari kebutruhan tubuh berhubungan dengan mual

dan anoreksia, diperoleh data sebagai berikut: Data subyektif: pasien mengatakan

tidak nafsu makan, Data Obyektif: pasien hanya menghabiskan dua sendok makan

dalam satu waktu makan.BB masuk: 55 kg, BB waktu pengkajian: 55 kg, pasien

terlihat lemah.

3. Gangguan mobilitas fisik di tempat tidur berhubungan dengan luka

post operasi (insisi bedah). Diperoleh data sebagai bereikut: Data subyektif:

pasien mengatakan setelah operasi pasien tidak bisa melakukan mobilitas sendiri,

karena luka terasa sakit bila badan bergerak sedikit, pasien dibantu oleh keluarga

dalam melakukan aktivitas, pasien belum bisa miring kanan- miring kiri sendiri.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan pasien cara

mengatasi masalah yang dihadapinya (nyeri).Diperoleh data sebagai berikut: Data

subyektif: pasien mengatakan tidak tahu bagaimana cara amengatasi nyeri yang

dirasakan. Data obyektif: pasien tampak bertanya tentang bagaiman cara

menghilangkan nyeri agar tidak terasa sakit.

D.INTERVENSI

Intervensi atau perencanaan adalah kategori dari perilaku

keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang

diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk

mencapai tujuan tersebut.


1.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen cidera

(insisi pembedahan).Tujuan:Setelah dilakukan tindakan selama 3x7jam

diharapkan nyeri yang dirasakan pasien berkurang, dengan karna hasil :


Pasien tampak nyaman ,pasien terlihat rileks,pasien mengatakan nyeri

hilang/berkurang,skala nyeri 0.
Rencana: kaji TTV, kaji skala nyeri, catat lokasi

karakteristik,bantu mengatur posisi yang nyaman,ajarkan tehnik relaksasi

distraksi ,kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy:

Cefotaxime 2x1 gr,Tramadol 3 x1 ampul


2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual,anoreksia.Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x7 jam diharapkan nafsu makan pasien,dengan kriteria hasil :Nafsu

makan pasien meningkat,pasien dapat menghabiskan porsi porsi yang

disediakan minimal setengah porsi.


Rencana : kaji intake nutris,anjurkan klein untuk banyak makan

dengan pola sedikit tapi sering,anjurkan klein untuk makan selagi hangat

untuk meningkatkan nafsu makan,kolaborasi dengan tim gizi dalam

pemberian diit.

3.Gangguan mobilitas fisik di tempat tidur berhubungan dengan

nyeri.Tujuan: setelah dilakukan tindakan 3x7 jam diharapkan pasien dapat

melakukan mobilitas dengan kriteriea hasil: pasien dapat melakukan mobilitas

secara mandiri,rencana: kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas, kaji

mobilitas / aktivitas klien,anjurkan klien untuk melakukan miring kanan / miring

kiri,duduk di tempat tidur

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan pasien dalam

mengatasi masalah yang dihadaapi (nyeri).Tujuan: setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x25 menit diharapakan klien paham dengan penyakitnya


dengan kriteria hasil: klien tahu bagaimana cara mengatasi masalah yang

dihadapinya (nyeri) yang dirasakan,rencana: kaji tingkat pengetahuan klien

tentang penyakitnya, beri pendidikan kesehatan tentang masalah yang

dihadapinya (nyeri).

E.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen cidera (insisi

pembedahan).

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ini adalah mengkaji ttv

klien, mengkaji skala nyeri, mencatac lokalisasi nyeri,mengajarkan tehnik

relaksasi distraksi,mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian

program therapy : Cefotaxim 2x1 gr.,etiferan 3x1 ampul,Tramadol 3 x1 ampul.


Evaluasi hari pertama pada tanggal 19 juni 2012 jam 13.00 WIB,

diperoleh data pasien mengatakan masih terasa nyeri.P: luka post op,Q: senit-

senit, R: luka jaahitan,S: skala nyeri 5, T; kadang-kadang.Analisa dalam masalah

ini adalah masalah belum teratasi.Tetap pertahankan intervensi.


Implementasi hari kedua pada tanggal 20 juni 2012 jam 09.00

WIB, tindakan yang dilakukan adalah mengkaji TTV klien, mengkaji skala

nyeri,mencatat lokalisasi nyeri,mengajarkan tehnik relaksasi

distraksi,mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian program

therapy : Cefotaxim 2x1,etiferan 3x1 ampul,Tramadol 3 x1 ampul.


Evaluasi hari kedua tanggal 20 juni 2012 jam 13.00 WIB, di

peroleh data klien mengatakan nyeri sedikit berkurang dengan skala nyeri

yaitu 3, pasien terlihat sumringah tidak kesakitan. Analisa dalam masalah

ini adalah masalah teratasi sebagian. Tetap pertahankan intervensi.


Implementasi hari ketiga pada tanggal 21 juni 2012 jam 09.00

WIB, tindakan yang dilakukan adalah mengkaji ttv klien, mengkaji skala

nyeri, mencatat lokalisasi nyeri,mengajarkan tehnik relaksasi

distraksi,mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian program

therapy : Cefotaxim 2x1,etiferan 3x1 ampul,Tramadol 3 x1 ampul.


Evaluasi hari ketiga tanggal 21 juni 2012 jam 13.00 WIB, klien

mengatakan nyerinya sudah agak mendingan dengan skala nyeri 2, pasien terlihat

sudah tidak kesakitan lagi,.Analisa masalah ini adalah maslah teratasi sebagian.

Tetap pertahankan intervensi

2.Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia.
Implementasi hari prtama tanggal 19 juni 2012 jam 09.00 WIB,

tindakan yang dilakukan adalah mengkaji intake nutrisi,menganjurkan klein

untuk banyak makan / sedih tapi sering (ngemil),menganjurkan klein untuk

makan selagi hangat,mengkolaborasikan dengan tim gizi.


Evaluasi hari pertama tanggal 19 juni 2012 jam 13.00 WIB, diperoleh

data klien mengatakan tidak nafsu makan,pasien makan hanya 2 sendok.Analisa

dalam adalah masalah belum teratasi,pertahankan intervensi.

Implementasi hari kedua tanggal 20 juni 2012 jam 09.00 WIB, tindakan

yang dilakukan adalah mengkaji intake nutrisi,menganjurkan kien untuk banyak

makan / sedih tapi sering (ngemil),menganjurkan klein untuk makan selagi

hangat,mengkolaborasikan dengan tim gizi.

Evaluasi hari kedua tanggal 20 juni 2012 jam 13.00 WIB, adalah klien

mengatakan tidak nafsu makan namun klien untuk makan klien mencoba untuk

makan agar ada makanan yang masuk.Klien menghabiskan porsi yang disediakan.
Analisa dalam masalah ini adalah masalah teratasi sebagian. Tetap pertahankan

intervensi.

Implementasi hari ketiga tanggal 21 juni 2012 jam 09.00 WIB, tindakan

yang dilakukan adalah mengkaji intake nutrisi,menganjurkan klein untuk banyak

makan / sedih tapi sering (ngemil),menganjurkan klein untuk makan selagi

hangat,mengkolaborasikan dengan tim gizi.

Evaluasi hari ketiga pada tanggal 21 juni 2012 jam 13.00 WIB, adalah

klien mengatakan sudah nafsu makan, klien menghabiskan porsi yang disediakan,

Analisa dalam masalah ini adalah masalah terasi.Hentikan intervensi.

3.Gangguan mobilitas fisik di tempat tidur berhubungan dengan nyeri.

Implementasi hari pertama tanggal 19 juni 2012 jam 09.00 WIB, tindakan

yang dilakukan adalah mengkaji mobilitas / aktivitas klien,menganjurkan klein

untuk belajar miring kanan / miring kiri,menganjurkan klein untuk melakukan

aktivitas sendiri,mengkolaborasikan dengan keluaraga dalam melatih mobilitas

maandiri klien.

Evaluasi hari pertama tanggal 19 juni 2012 jam 13.00 WIB, diperoleh

data klien mengatakan belum bisa bergerak karena masih merasa sakit bila untuk

bergerak pada bagian luka operasi,pasien belajar aktivitas di atas tempat tidur

seperti miring kanan-miring kiri.Analisa masalah belum teratasi.Lanjutkan

intervensi.

Implementasi hari kedua pada tanggal 20 juni 2012 jam 09.00 WIB,

tindakan yang dilakukan adalah mengkaji mobilitas / aktivitas klien,menganjurkan


klein untuk belajar miring kanan / miring kiri,menganjurkan klein untuk belajar

duduk,mengkolaborasikan dengan keluaraga dalam melatih mobilitas maandiri

klien.

Evaluasi hari kedua pada tanggal 20 juni 2012 jam 13.00 WIB, diperoleh

data klien mengatakan sudah bisa miring kanan-miring kiri sendiri tanpa bantuan

dan sekarang lagi belajarn untuk duduk, klien sudah bisa melakukan miring

kanan-miring kiri secara mandiri.Analisa dalam masalah ini adalah masalah

teratasi sebagian. Pertahankan intervensi.

Implementasi hari ketiga tanggal 21 juni 2012 jam 09.00 WIB, tindakan

yang dilakukan adalah mengkaji mobilitas / aktivitas klien,menganjurkan klein

untuk belajar miring kanan / miring kiri,menganjurkan klein untuk melakukan

aktivitas secara mandiri,mengkolaborasikan dengan keluaraga dalam melatih

mobilitas mandiri klien.

Evaluasi hari ketiga tanggal 21 juni 2012 jam 13.00 WIB, diperoleh data

klien mengatakan sudah bisa duduk sendiri dan sedang belajar untuk berjalan,

klien sudah bisa duduk.analisa dalam msalah ini adalah masalah teratasi

sebagian.Pertahankan intervensi.

4.Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan pasien dalam

mengatasi masalah yang dihadapi (nyeri).

Implementasi tanggal 19 juni 2012 jam 09.00 WIB, tindakan yang

dilakukan adalah mengkaji tingkat pemahaman klien tentang masalah yang


dihadapi,memberi pendidikan kesehatan tentang masalah yang dihadapinya

(nyeri).

Evaluasi tanggal 19 juni 2012 jam 13.00 WIB, diperoleh data klien

mengatakan sudah paham dengan masalah nyeri,klien mampu mejawab

pertanyaan yang diberikan oleh perawat,.Analisa dalam masalah ini adalah

masalah terasi. Tetap pertahankan intervensi.


BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A.PEMBAHASAN

1.Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Berhubungan Dengan Agen Cidera

(Insisi Bedah).

Menurut NANDA (2005-2006), Nyeri (akut) adalah pengalaman

emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan

jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan,

serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang dapat

diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan. Secara teori untuk

memunculkan diagnosa tersebut harus terdapat salah satu batasan karakterisitik.

Batasan karakteristik pada masalah nyeri (akut) adalah melaporkan nyeri

secara verbal atau nonverbal, menunjukkan kerusakan, posisi untuk mengurangi

nyeri, tingkah laku ekspresif ( gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,

nafas panjang, mrngeluh), dan perubahan dalam nafsu makan (NANDA 2005-

2006 : 146).

Pengkajian pada tanggal 19 Juni 2012 diperoleh data subyektif yaitu :

Tn.T mengatakan Data subyektif: klien mengatakan nyeri pada luka jahitan post

operasi hari ke 2 daerah perut bagian bawah sebelah kanan dan kiri. Klien

mengatakan nyeri terasa senit-senit, dengan skala nyeri 4 ,P: post op Hernia , Q:

senit-senit, R: luka post op hernia,S: skala 5,T:kadang-kadang.Data obyektif ;


pasien terlihat meringis bila kesakitan bila luka tersebut tersentuh/ ditekan,

balutan tampak kering, perut terlihat merah disekitar luka jahitan.TD:140/80

mmHg, RR: 26x/menit, N: 76x/menit, S:36,7°C.


Dari data yang terdapat dalam pengkajian di analisa berdasarkan

karakterisitik yang ada , maka dirumuskan diagnosa gangguan rasa nyaman :

nyeri berhubungan dengan luka post operasi (insisi bedah).


Masalah keperawatan tersebut muncul karena adanya luka post operasi

(insisi pembedahan) yang menyebabkan nyeri.


Diagnosa keperawatan nyeri diprioritaskan sebagai diagnosa pertama

dilihat dari masalah yang dikeluhkan pasien. Pasien mengatakan tidak mau

makan karena menahan rasa sakit pada perutnya(luka post operasi : insisi

pembedahan). Menurut persepsi pasien masalah yang paling dirasakan dan

membutuhkan penanganan pertama adalah nyeri. Nyeri merupakan salah satu

dari kebutuhan rasa nyaman .Oleh karena itu jika tidak ditangani terlebih dahulu

akan sangat mempengaruhi penatalaksanaan masalah keperawatan selanjutnya.

Rasa nyeri pada perut mengakibatkan pasien tidak nafsu makan. Jadi masalah

nyeri harus diprioritaskan terlebih dahulu agar kebutuhan yang lainnya seperti

kebutuhan nutrisi terpenuhi. Tujuan yang diharapkan rasa nyeri berkurang dengan

kriteria hasil pasien mengatakan tidak mengeluh nyeri , pasien lebih rileks , skala

nyeri berkurang.
Rencana tindakan yang telah dilakukan berdasarkan intervensi untuk

mengatasi diagnosa keperawatan nyeri adalah kaji skala nyeri (1-10), dengan

rasional perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyebaran

penyakit atau terjadi komplikasi (Doengoes, 2000), berikan tindakan nyaman

(misal. ubah posisi) semifowler dengan rasional meningkatkan relaksasi ,

memfokuskan kembali perhatian, dan meningkatkan kemampuan koping

(Doengoes, 2000) , Observasi TTV ( Tekanan darah, suhu , nadi) dengan rasional
dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi (Doengoes, 2000),

Dorong dan bantu teknik distraksi relaksasi dengan rasional memusatkan kembali

perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan kemampuan koping

(Doengoes, 2000), melaksanakan terapi sesuai advis dokter : memberikan injeksi

l Cefotaxim 2x1 gr.,Tramadol 3 x1 ampul. pada tanggal 19 Juni 2012.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 7 jam diperoleh

evaluasi dengan data subyektif pasien mengatakan masih terasa nyeri senit-senit

pada luka jahitan dengan skala nyeri 5 ,pasien terlihat menahan sakit.Analisa

dalam masalah ini adalah masalah belum teratasi.Tetap pertahankan intervensi.

2. Resiko Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan

Dengan Anoreksia

Menurut NANDA (2005), Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan metabolic. Secara teori untuk memunculkan diagnosa tersebut harus

ada salah satu batasan karakteristik.

Batasan karakteristik pada masalah ketridakseimbangan nutrisi : kurang

dari kebutuhan tubuh adalah melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan

yang dianjurkan, berat badan dibawah ideal lebih dari 20 %, enggan makan,

melaporkan kurang makan. (NANDA, 2005 : 139).

Pengkajian pada tanggal 19 Juni 2012 diperoleh data subyektif yaitu : Tn.T

mengatakan tidak nafsu makan, kalau setiap kali makan pasti muntah, data

obyektif : Tn.T tampak lemas, pasien hanya makan 2 sendok makan porsi yang
disediakan , BB pasien masih 55 kg dari awal BB pasien 55 kg. Dari data yang

terdapat dalam pengkajian di analisa berdasarkan karakterisitrik yang ada , maka

dirumuskan diagnosa resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.

Diagnosa ini dijadikan prioritas kedua, nutrisi merupakan kebutuhan dasar

fisiologis yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan nutrisi tidak diatasi dapat

menyebabkan semakin menurunnya daya tahan tubuh sehingga proses

penyembuhan akan berlangsung lama karena nutrisi merupakan salah satu syarat

dalam penyembuhan penyakit. Tujuan yang diharapkan kebutuhan nutrisi pasien

terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan pasien meningkat dengan

menghabiskan porsi makan yang disediakan, pasien tampak segar, pasien tidak

tampak lemas.

Rencana tindakan yang telah dilakukan berdasarkan intervensi untuk

mengatasi diagnosa ini , tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan

makan dengan rasional pasien dapat makan tepat waktu, dukung anggota keluarga

untuk memilih makanan yang disukai pasien dengan rasional pasien memenuhi

kebutuhan makanan sesuai pilihannya, (NIC-NOC, 2007 : 323), menganjurkan

makan sedikit tapi sering dengan rasional sering makan dapat mempertahankan

netralisasi HCL , melarutkan isi lambung pada kerja minimal asam mukosa

lambung, makan sedikit mencegah distensi gaster yang berlebihan (Doengoes, :

466), Kolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian diit bubur TKTP.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 7 jam diperoleh

evaluasi dengan data subyektif Tn.T diperoleh data klien mengatakan tidak nafsu
makan,pasien makan hanya 2 sendok.Analisa dalam adalah masalah belum

teratasi,pertahankan intervensi.

3.Gangguan Mobilitas Fisik di Tempat Tidur Berhubungan Dengan

Nyeri.

Menurut NANDA (2005-2006) gangguan mobilitas fisik di tempat tidur

adalah keterbatasan gerak dari posisi yang satu ke posisi yang lain di tempat tidur.

Menurut (Carpenito Moyet,2006) Hambatan mobilitas di tempat tidur

adalah keadaan ketika individu mengalami, atau beresiko mengalami,

keterbatasan gerak di tempat tidur.

Batasan karakteristik adalah hambatan kemamapuan untuk berbalik dari

tempat tidur dari sisi satu ke sisi yang lain, kemampuan untuk bergerak dari

telentang menajdi duduk atau duduk menjaadi telentang, hambatan untuk

mengubah posisi sendiri di tempat tidur.

Pengkajian pada tanggal 19 juni 2012 didapatkna data subjektif yaitu

pasien mengatakan setelah operasi pasien tidak bisa melakukan mobilitas sendiri,

karena luka terasa sakit bila badan bergerak sedikit, pasien dibantu oleh keluarga

dalam melakukan aktivitas, pasien belum bisa miring kanan- miring kiri sendiri.

Data Objektif pasien tampak lemas, usia pasien 80 tahun, aktifitas klien

nampak selalu dibantu keluarganya.

Dari data yang terdapat dalam pengkajian di analisa berdasarkan

karakterisitik yang ada , maka dirumuskan diagnosa gangguan mobilitas fisik :

berhubungan nyeri.
Diagnosa ini dijadikan prioritas ketiga, Gangguan mobilitas fisik

merupakan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi, Jika gangguan

mobilitas fisik tidak diatasi dapat menyebabkan berbagai dampak, baik dari segi

fisik, maupun psikososial. Secara psikologis, imobilitas dapat menyebabkan

penurunan motivasi, kemunduran kemampuan dalam memecahkan masalah, dan

perubahan konsep diri. Selain itu kondisi ini juga disertai ketidaksesuaian antara

emosi dan situasi, perasaan tidak berharga dan tidak berdaya, serta kesepian yang

diekspresikan dengan perilaku menarik diri dan apatis, sedangkan masalah fisik

dapat terjadi :

System muskuluskeletal : pada system ini imobilitas dapat menimbulkan

berbagai masalah seperti osteoporosis,atrofi otot,kekakuan serta nyeri pada sendi.

Eliminasi Urin : Masalah yang umum ditemui pada system perkemihan

akibat gangguan mobilitas fisik antara lain : Statis urin, Batu ginjal, retensi urin,

Infeksi perkemihan.

Gastrointestinal : Kondisi imobilisasi mempengaruhi tiga fungsi sistim

pencernaan, yaitu fungsi ingesti, digesti, dan eliminasi. (Wahid iqbal mubarok

2008 : 222).

Tujuan yang diharapkan klien dapat melakukan aktifitas seperti biasa

secara mandiri, serta kekuatan otot maksimal, dengan criteria hasil pasien tampak

segar, pasien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain, serta kekuatan otot

maksimal

Rencana tindakan yang telah dilakukan berdasarkan intervensi pada

tanggal 19 juni kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas, kaji


mobilitas / aktivitas klien,anjurkan klein untuk melakukan miring kanan / miring

kiri,duduk di tempat tidur.

Rencana tindakan berdasarkan intervensi diagnose gangguan mobilitas

adalah lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga pasien, dengan rasional

Menciptakan hubungan saling percaya antara pasien dan perawat, Bantu pasien

latihan gerak aktif, dengan rasional Mempertahankan kekuatan otot dan

mobilisasi, Obsevasi TTV, dengan rasional Untuk mengetahui kondisi pasien dan

mengetahui perkembangan pasien serta menentukan tindakan selanjutnya,

Kolaborasi dengan tim medis, dengan rasional Memberi terapi secara tepat, yang

dihrapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien, Kolaborasi dengan

fisioterapi dalam program latihan, dengan rasional Memberi terapi dan

meningkatkan kerjasama tim dan perawat. (Doenges, M.E. 2000).


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 jam diperoleh

evaluasi dengan data subjektif pasien mengatakan belum bisa bergerak karena

masih merasa sakit bila untuk bergerak pada bagian luka operasi,pasien belajar

aktivitas di atas tempat tidur seperti miring kanan-miring kiri.Analisa dalm

masalah ini adalah masalah belum teratasi.Lanjutkan intervensi.

4.Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Kurangnya Informasi

Mengenai Penyakit.
Menurut Capernito (2000), kurang pengetahuan adalah suatu kondisi

dimana individu atau kelompok mengalami kekurangan pengetahuan kognitif

atau ketrampilan psikomotor mengenai suatu keadaan dan rencana tindakan

pengobatan.

Batasan karakteristik dari diagnosa kurang pengetahuan dari mayor

meliputi menyatakan kurang pengetahuan atau ketrampilan meminta informasi,

mengekspresikan persepsi yang tidak akurat terhadap kondisi kesehatannya,


menampilkan secara tidak tepat perilaku sehat yang diinginkan atau yang sudah

ditentukan , batasan karakteristik minor kurang integrasi rencana tindakan

kedalam kegiatan sehari-hari, menunjukkan atau mengekspresikan gangguan

psikologis, misal cemas, depresi yang diakibatkan oleh salahnya informasi atau

kurangnya informasi.

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 diperoleh data

subyektif : Tn.T ketidaktahuan pasien cara mengatasi masalah yang

dihadapinya (nyeri).Diperoleh data sebagai berikut: Data subyektif: pasien

mengatakan tidak tahu bagaimana cara amengatasi nyeri yang dirasakan. Data

obyektif: pasien tampak bertanya tentang bagaimana cara menghilangkan nyeri

agar tidak terasa sakit.

Diagnosa ini menjadi prioritas sebagai diagnosa keempat karena

masalah kurang pengetahuan dapat diatasi kapan saja dalam arti jika masalah

tersebut tidak diatasi dengan segera tidak akan menyebabkan gangguan

kesehatan yang lebih berat tetapi dapat menimbulkan kesalahpahaman, dan

kesalahan persepsi. Tujuannya adalah diharapkan pasien dapat mengerti

tentang bagaimana mengatasi nyeri yang dialaminya.

Rencana keperawatan menurut Doengoes (2000 : 484), adalah

menentukan tingkat atau persepsi pasien tentang masalah yang dihadapinya

(nyeri) dengan rasional membuat pengetahuan dasar dan memberikan

kesadaran kebutuhan belajar individu, berikan pendidikan kesehatan dengan

rasional pasien mengerti dan tahu tentang definisi, etiologi serta cara

penanganan dari masalah yang dihadapinya (nyeri).


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 25 menit diperoleh

evaluasi dengan data subyektif Tn.T Evaluasi hari pertama diagnosa keempat

pada tanggal 19 juni 2012 jam 13.00 WIB, diperoleh data klien mengatakan

sudah paham dengan masalah nyeri,klien mampu mejawab pertanyaan yang

diberikan oleh perawat,.Analisa dalam masalah ini adalah masalah terasi. Tetap

pertahankan intervensi.
B.KESIMPULAN

Keberhasilan dalam suatu asuhan keperawatan sangat tergantung

dari pemberian asuhan keperawatan, sarana dan prasarana yang tersedia

dalam rumah sakit dan keadaan pasien itu sendiri. Berdasarkan uraian pada

pembahasan dapat disimpulkan bahwa kasus Post OP Hernia Bilateral

memerlukan asuhan keperawaran yang komprehensif, sehingga perlu

dilakukan tindakan yang tepat untuk menanganinya, dengan melakukan

pendekatan yang dapat mempercepat proses penyembuhan.


Pada pengkajian Tn. T tanggal 19 Juni 2012 dengan diagnose Post

Op Hernia Bilateral, di peroleh diagnosa keperawatan gangguan rasa

nyaman nyeri berhubungan dengan Asgen Cidera, resiko nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh beerhubungan dengan mual dan anoreksia ,

gangguan mobilitas fisik di tempat tidur berhubungan dengan nyeri,

kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan klien dalam

mengatasi nyeri. Kemudian setelah di lakukan intervensi selama 7 jam

pasien mau mengikuti semua anjuran dari perawat antara lain pasien mau

mengikuti anjuran dari perawat dengan tidak memikirkan hal-hal yang

dapat memicu stress, pasien mau melakukan tehnik relaksasi distraksi

untuk mengurangi nyerinya, pasien mau melakukan alih baring (miring

kanan) dan mau melakukan ROM. Selama proses asuhan keperawatan

pada pasien Tn. T, pasien Nampak kooperatif, keluarga mendukung dan

ikut terlibat dalam intervensi. Dan perawat ruangan memberikan dukungan

pada penulis sehingga dapat melakukan intervensi. Namun selama proses

tersebut penulis masih merasakan adanya kekurangan dalam pengkajian


yang kurang mendalam.Nyeri mempengaruhi proses kenyaman di mana

nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada seorang individu, karena

nyeri merupakan sensori subyektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual

maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.


Saran yang dapat penulis harapkan antara lain selama proses

pengkajian lebih fokus pada masalah keperawatan, melibatkan keluarga

pasien dan dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya. Dengan demikian

secara tidak langsung kita memberikan perawatan yang utama, kita juga

bisa memberikan pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan. Sehingga

selain masalah keperawatan dapat teratasi, pengetahuan keluarga dan

pasien bertambah. Dengan demikian semua masalah dapat teratasi secara

menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah,


Volume 1, Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Capernito, L.J, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10 , Alih


Bahasa : Yasmin Asih,S.Kp, EGC, Jakarta.

Carpenito,L,J,1998,Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik


Klinis,Alih Bahasa : Tim Penerjamahan PSIK-UNPAD,EGC,Jakarta.

Doengoes, Marilyn.E, dkk, 2000, Perencanaan Asuhan Keperawatan, Edisi


ke 6, EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arif M,dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 3,Edisi 2,


Media Aesculapis, Jakarta.

Mubarak,Wahit Iqbal &Nurul chayantin,2005,Buku Ajar Kebutuhan Dasar


Manusia,EGC,Jakarta.

Rosenberg,Martha C and Smith Kelly.2005.Nanda Diagnosa Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi (Terjemah oleh Prihandana) Akademi Keperawatan
Pemerintah Kota Tegal.

Sabiston,David. C & Warrren.J.K, 1996,Buku Ajar Bedah,Bagian


2,EGC,Jakarta.

Wilkinson, Judith M, 2007 , Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan


Intervensi NIC Dan Krtiteria Hasil NOC, Edisi 7, Alih Bahasa : Widyawati, et.al,
EGC, Jakarta.
Riwayat Hidup Penulis

Siti Nuryani, lahir di Tegal padaa tanggal 05 November 1990,dari seorang

ibu Tarsiti (alm), bapak Dasmun (alm). Lulus SD Muarareja 2 tahun 2003, lulus

SMP Negri 6 Tegal tahun 2006, lulus SMA Negri 3 Tahun 2009. Pengalaman

oragnisasi aktif di kegiatan pramuka SMA Negri 3 Tegal 2008-2009, aktif di

kegiatan PMR SMA Negeri 3 Tegal, aktif dalam organisasi IKM tahun 2011.

Alamat: Desa Muarareja RT03 RW 1, Kota Tegal. E-mail:

Oshie_chup2muakh@yahoo.com. Fb: Enot CiiBeudtz

Вам также может понравиться

  • Ambon
    Ambon
    Документ1 страница
    Ambon
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • PP Kti 2012
    PP Kti 2012
    Документ21 страница
    PP Kti 2012
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Askep Buat Seminar
    Askep Buat Seminar
    Документ33 страницы
    Askep Buat Seminar
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Ambon
    Ambon
    Документ28 страниц
    Ambon
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ5 страниц
    Bab I
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Katarak Buat Seminar
    Katarak Buat Seminar
    Документ13 страниц
    Katarak Buat Seminar
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Hard Cover Kti Diare
    Hard Cover Kti Diare
    Документ1 страница
    Hard Cover Kti Diare
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • D Pathway
    D Pathway
    Документ1 страница
    D Pathway
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • D Pathway
    D Pathway
    Документ1 страница
    D Pathway
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ32 страницы
    Daftar Pustaka
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Kti 2
    Daftar Isi Kti 2
    Документ2 страницы
    Daftar Isi Kti 2
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • DHF PENYAKIT
    DHF PENYAKIT
    Документ22 страницы
    DHF PENYAKIT
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Ambon
    Ambon
    Документ23 страницы
    Ambon
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ32 страницы
    Daftar Pustaka
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Document PDF
    Document PDF
    Документ1 страница
    Document PDF
    Sentho Rawul
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ32 страницы
    Daftar Pustaka
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Ambon
    Ambon
    Документ28 страниц
    Ambon
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Pengajaran Anemia Hendri
    Satuan Acara Pengajaran Anemia Hendri
    Документ3 страницы
    Satuan Acara Pengajaran Anemia Hendri
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ32 страницы
    Daftar Pustaka
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Kti 2
    Daftar Isi Kti 2
    Документ2 страницы
    Daftar Isi Kti 2
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Bagi Kamu Yang Penasaran Dengan Rasa Es Kepal Milo
    Bagi Kamu Yang Penasaran Dengan Rasa Es Kepal Milo
    Документ3 страницы
    Bagi Kamu Yang Penasaran Dengan Rasa Es Kepal Milo
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • ASKEP Anemia Popri
    ASKEP Anemia Popri
    Документ11 страниц
    ASKEP Anemia Popri
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Pengajaran Anemia Hendri
    Satuan Acara Pengajaran Anemia Hendri
    Документ3 страницы
    Satuan Acara Pengajaran Anemia Hendri
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Leaflet Anemia Aplastik
    Leaflet Anemia Aplastik
    Документ2 страницы
    Leaflet Anemia Aplastik
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Leaflet Anemia Aplastik
    Leaflet Anemia Aplastik
    Документ2 страницы
    Leaflet Anemia Aplastik
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Kisi Ujian Perawat
    Kisi Ujian Perawat
    Документ14 страниц
    Kisi Ujian Perawat
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет
  • Mawar Nic Anemia
    Mawar Nic Anemia
    Документ10 страниц
    Mawar Nic Anemia
    Tri Angga Dewi
    Оценок пока нет