Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV

MOTOR BAKAR
4.1 Pengertian
Motor bakar adalah mesin kalor atau mesin konversi energi yang mengubah energi kimia
bahan bakar menjadi energi mekanik berupa kerja. Pada dasarnya mesin kalor (Heat Engine)
dikategorikan menjadi dua (2), yaitu:
4.1.1 Internal Combustion Engine
Dimana energi didapat dari pembakaran bahan bakar didalam batas sistem sehingga gas
pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Contoh Internal
Combustion Engine adalah Motor Bakar torak dan sistem turbin gas. Jadi motor bakar
torak termasuk jenis Internal Combustion Engine.
4.1.2 External Comustion Engine
Yaitu hasil dari pembakaran udara dan bahan bakar memindahkan panas ke fluida kerja
pada siklus. Dimana energi diberikan pada fluida kerja dari sumber luar seperti furnace,
geothermal, reaktor nuklir, atau energi surya. Contoh mesin yang termasuk External
Combustion Engine adalah turbin uap.

4.2 Prinsip Kerja Motor Bakar


Motor bakar menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak
translasi bolak-balik ( reciprocating engine ). Didalam silinder itulah terjadi pembakaran
antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses
tersebut mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang
penghubung (batang penggerak). Gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada
poros engkol dan sebaliknya.

4.3 Macam-macam Motor Bakar


Berdasarkan langkah kerjanya,motor bakar dibagi menjadi 2,yaitu: motor bakar 2 langkah
dan motor bakar 4 langkah.
4.3.1 Motor Bakar 2 Langkah.
Pada motor bakar 2 langkah, setiap satu siklus kerja memerlukan dua kali langkah torak
atau satu kali putaran poros engkol. Motor bakar 2 langkah juga tidak memiliki katup
isap (KI) atau katup buang (KB), dan digantikan oleh lubang isap dan lubang buang yang
dibuat pada sisi-sisi silinder (cylinder liner). Secara teoritis, pada berat dan displacement
yang sama, motor bakar 2 langkah menghasilkan daya sekitar dua kali lipat dari motor
bakar 4 langkah, tetapi pada kenyataanya tidak demikian karena efisiensinya lebih rendah
akibat pembuangan gas buang yang tidak kompit dan pembuangan sebagian bahan bakar
bersama gas buang akibat panggunaan sistem lubang. Tetapi melihat konstruksinya yang
lebih simpel dan murah serta memiliki rasio daya (berat dan daya ) volume yang tinggi
maka motor bakar 2 langkah cocok untuk sepeda motor dan alat-alat pemotong.
Dua langkah kerja motor bakar 2 langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a) Langkah Torak dari TMA ke TMB
Sebelum torak mencapai TMA, busi dinyalakan pada motor bensin (atau bahan bakar
dikompresikan pada motor diesel) sehingga terjadi proses pembakaran, karena proses ini
torak terdorong dari TMA menuju TMB, langkah ini merupakan langkah kerja dari motor
bakar 2 langkah. Saat menuju TMB, piston lebih dulu membuka lubang buang sehingga
gas sisa pembakaran terbuang , setelah itu dengan gerakan piston yang menuju TMB,
lubang isap terbuka, dan campuran udara bahan bakar pada motor bensin atau udara pada
motor diesel akan masuk ke dalam silinder.
b) Langkah Torak dari TMB ke TMA
Setelah torak mencapai TMB maka torak kembali menuju TMA. Dengan gerakan ini,
sebagian gas sisa yang belum terbuang akan didorong keluar sepenuhnya. Selain itu,
gerakan piston yang turun menuju TMA menyebabkan terjadinya kompresi yang
kemudian akan dilanjutkan dengan pembakaran setelah lubang isap tertutup oleh torak.

Skema masing-masing langkah gerakan torak di dalam silinder motor bakar 2 langkah tersebut
ditunjukkan dalam gambar berikut:

4.3.2 Motor Bakar 4 Langkah


Pada motor bakar 4 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 4 kali langkah torak atau 2
kali putaran poros engkol, yaitu:
a) langkah Isap (Suction Stroke).
Torak bergerak dari posisi TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah), dengan
katup KI (katup isap) terbuka dan katup KB (katup buang) tertutup. Karena gerakan
torak tersebut maka campuran udara dengan bahan bakar pada motor bensin atau
udara saja pada motor diesel akan terhisap masuk ke dalam ruang bakar.
b) Langkah Kompresi (Compression Stroke).
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB tertutup.Sehingga
terjadi proses kompresi yang mengakibatkan tekanan dan temperatur di silinder naik.
c) Langkah Ekspansi (Expansion Stroke).
Sebelum posisi torak mencapai TMA pada langkah kompresi, pada motor bensin busi
dinyalakan, atau pada motor diesel bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar
sehingga terjadi proses pembakaran. Akibatnya tekanan dan temperatur di ruang
bakar naik lebih tinggi. Sehingga torak mampu melakukan langkah kerja atau langkah
ekspansi. Langkah kerja dimulai dari posisi torak pada TMA dan berakhir pada posisi
TMB saat KB mulai terbuka pada langkah buang. Langkah ekspansi pada proses ini
sering disebut dengan power stroke atau langkah kerja.
d) Langkah Buang(Exhaust Emmision).
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB terbuka. Sehingga gas
hasil pembakaran terbuang ke atmosfer.

Skema masing masing langkah gerakan torak di dalam silinder motor bakar 4 langkah tersebut
ditunjukkan dalam gambar berikut:

4.4 Prosedur Perawatan Motor Bakar


Suatu mesin/alat mekanik memiliki usia atau jangka waktu penggunaan,jika telah menginjak
batas waktu yang ditentukan,mesin akan mengalami beberapa kejanggalan /trouble. Atau
mungin bisa jadi mengalami trouble sebelun jangka waktu yang ditentukan karena acra
penggunaanan yang tidak sesuai. Oleh karena itu,dibutuhkan perawatan untuk pencegahan
dan penangglangan ketia sudah terjadi troule pada suatu mesin untuk menjaga keselamatan
pengguna. Berikut akan membahas apa saja gejala-gejala ketika ada kerusakan pada motor
bakar.

4.4.1 Identifikasi Gejala Kerusakan Pada Motor Bakar


a) Identifikasi gejala kerusakan pada system pelumas.
Yaitu jumlah minyak pelumas (engine oil) yang tersisa dalam mesin sedikit, minyak
pelumas kotor / pekat, tekanan minyak pelumas rendah.
b) Identifikasi gejala kerusakan pada system bahan bakar.
Mesin berputar tetapi tidak mau hidup, susah dihidupkan saat di starter, putaran
stasioner tidak rata, Campuran Bahan Bakar Miskin, campuran bahan bakar kaya.
c) Identifikasi gejala kerusakan pada kepala silinder, silinder dan piston
Tekanan kompressi rendah, tekanan kompressi terlalu tinggi, suara mesin berisik,
mesin tidak dapat stasioner, asap knalpot (gas sisa pembakaran) banyak.

4.4.2 Prosedur Penanganan


a) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem pelumasan dengan gejala
kerusakan jumlah minyak pelumasan (engine oil) yang tersisa dalam mesin sedikit harus
meliputi :
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Seal oli atau gasket mesin bocor. Jika seal oli atau gasket mesin bocor, ganti seal
tersebut.
3. Bosh katup atau seal katup bocor. Jika bosh katup atau seal katup katup bocor,
gantilah bosh dan seal tersebut.
4. Pelumas mesn tidak sesuai. Jika pelumas tidak sesuai, gantilah pelumas sesuai
dengan anjuran produk.

b) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem pelumasan dengan gejala
kerusakan minyak motor kotor atau pekat harus meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Minyak pelumas jarang diganti. Gantilah pelumas secara rutin dan berkala.
3. Mutu atau kualitas minyak pelumas rendah. Gantilah minyak pelumas sesuai
standard anjuran produk.

c) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem pelumasan dengan gejala
kerusakan tekanan minyak peluas rendah harus meliputi :
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Pompa oli tidak bekerja dengan baik. Jika pompa oli tidak bekerja denga baik, maka
perbaiki pompa oli tersebut dan bila gantilah dengan yang baru.
3. Gigi-gigi penggerak oli rusak / aus. Jika gigi-gigi penggerak oli rusak / aus maka
harus diganti dengan yang baru.
4. Saluran oli tersumbat kotoran. Saringan oli tersumbat karena adanya kotoran,
bersihkan saringan tersebut dari kotoran yang menempel bila perlu diganti.

d) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem bahan bakar dengan gejala
kerusakan mesin berputar tetapi tidak mau hidup harus meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Bahan bakar didalam tangki bahan bakar habis. Jika habis isilah bahan bakar
kedalam tangki.
3. Saringan bahan bakar tersumbat. Jika saringan bahan bakar tersumbat, bersihkan
saringan bahan bakar dan bila saringan tersebut terdapat kerusakan maka gantilah
saringan bahan bakar.
4. Bahan bakar tidak mengalir ke karburator. Jika bahan bakar tidak mengalir ke
karburator perbaiki sistem aliran bahan bakar.
5. Saringan udara tersumbat. Jika saringan udara tersumbat, maka bersihkanlah
saringan udara sesuai prosedur.
6. Cara kerja choke tidak benar. Jika cara kerja tidak benar perbaiki sistem kerja choce
sesuai prosedur.
7. Saluran udara pada tutup tangki tersumbat. Jika saluran udara tersumbat perbaiki atau
ganti tutup tangki dengan yang baru.

e) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem bahan bakar dengan gejala
kerusakan susah dihidupkan ketika distater harus meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Bahan bakar kotor, jika bensin kotor maka gantilah bensin dan jangan perlu
diperhatikan jangan membeli bahan bakar di pedagang eceren.
3. Cara kerja choke tidak benar. Jika cara kerja tidak benar perbaiki sistem kerja choke
sesuai dengan prosedur.
4. Putaran stasioner terlalu rendah. Setel dan tinggikan putaran stasioner sesuai putaran
mesin.
5. Penyetelan skrup udara pada karburator tidak tepat. Ulangi penyetetelan skrup udara
karburator sampai memdapatkan campuran yang tepat.
6. Insulator karburator bocor. Gantilah insulator.

f) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem bahan bakar dengan gejala
kerusakan putaran stasioner tidak rata harus meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Penyetelan skrup udara tidak tepat. Lakukan penyetelan skrup udara hingga tepat.
3. Karburator tidak berfungsi dengan baik. Karburator tidak dapat berfungsi maka
servis, perbaiki atau gantilah karburator.
4. Insulator retak atau bocor. Gantilah insulator jika keadaannya retak.
5. Letak klip jarum tidak tepat. Lakukan penyetelan klip jarum dan perbaiki klip jarum
tersebut.

g) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem bahan bakar dengan gejala
kerusakan campuran bahan bakar miskin harus meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Penyetelan pelampung tidak tepat. Setelah pelampung karburator dengan tepat sesuai
standard.
3. Katup pelampung tidak bekerja dengan baik. Perbaiki pelampung jika perlu gantilah.
4. Letak klip jarum tidak tepat. Perbaiki letak klip jarum sesuai standard
5. Spuyer karburator tersumbat. Bersihkan spuyer jika dalam keaddaan tersumbat
dengan udara bertekanan.
h) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada sistem bahan bakar dengan gejala
kerusakan campuran bahan bakar kaya harus meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar.
2. Saringan udara tersumbat / kotor. Jika saringan udara tersumbat / kotor buka dan
bersihkan saringan udara dari kotoran.
3. Sistem kerja pelampung tidak normal. Jika sistem kerja pelampung tidak nornal,
buka karburator dan setel pelampung sesuai prosedur.
4. Choke tertutup terus. Perbaiki choke jika tertutup terus.
5. Letak klip tidak tepat. Perbaiki letak klip.
6. Spuyer sudah aus. Gantilah spuyer dengan yang baru sesuai standard jika terdapat
keausan.

i) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada kepala silinder, silinder dan
piston dengan gejala kerusakan tekanan kompresi rendah harus meliputi
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Penyetelan pembukaan pada katup tidak tepat. Buka tutup katup masuk dan dan
katup buang dan stel pembukaan katup sesuai dengan standard.
3. Katup aus / bengkok. Jika katup aus atau bengkok gantilah katup dengan yang baru
sesuai dengan standard.
4. Pegas katup patah. Jika pegas katup patah, gantilah pegas dengan yang baru.
5. Kepala silinder berubah bentuk atau rusak. Jika terjadi hal demikian gantilah kepala
silinder.
6. Dinding silinder aus. Perbaiki dengan menambah oversize, ganti piston dan ring
piston sesuai oversize yang baru atau ganti dinding silinder.
7. Piston dan ring piston aus. Jika terjadi hal demikian ganti piston dan ring piston.
j) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada kepala silinder, silinder dan
piston dengan gejala kerusakan tekanan kompresi tinggi harus meliputi
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Terjadi / terdapat endapan kotoran diruang bakar. Buka kepala silinder dan bersihkan
kepala silinder dari endapan / kotoran.

k) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada kepala silinder, silinder dan
piston dengan gejala kerusakan suara mesin berisik harus meliputi
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Penyetelan katup tidak tepat. Buka tutup katup dan katup buang lalu setel katup
dengan benar.
3. Cam shaft dan rocker arm aus. Perbaiki roker arm dan cam shaft atau ganti dengan
yanng baru.
4. Sistem Tensioner rantai mesin rusak / aus. Gantilah tensioner rantai mesin dengan
yang baru.
5. Gigi sprocket aus. Ganti gigi sprocket dengan yang baru.
6. Dudukan cam shaft dan roker arm aus. Gantilah dudukan tersebut dengan yang baru.

l) Prosedur penanganan kerusakan pada motor bakar pada kepala silinder, silinder dan
piston dengan gejala kerusakan asap knalpot (gas sisa pembakaran) banyak harus
meliputi:
1. Memersiapkan Wearpack dan kelengkapan untuk membenahi motor bakar
2. Silinder, ring dan piston aus. Perbaiki dengan menambah oversize silinder, ring dan
piston ganti yang baru sesuai oversize.
3. Seal katup rusak. Gantilah seal katup jika terdapat kerusakan .
4. Gasket kepala silinder bocor. Gatilah gasket dengan yang baru dan pengencangan
baut kepala sillinder sesuai dengan standard.

Вам также может понравиться