Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Diagnosa medis
1. Definisi
- Strok menurut WHO Adalah disfungsi neurology akut yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala
sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
- Stroke trombosis salah satu manifestasi neurologik yang umum, timbul secara
mendadak karena adanya gangguan suplay darah ke otak sebagai akibat
otherosclerosis yang dapat menyebabkan iskemia jaringan otak, edema dan
kongesti di area sekitarnya.
2. Penyebab
- Obesitas, salah satu penyebab stroke yaitu karena di sebabkan oleh berat
badan. Berat badan berlebih bisa menyebabkan penderitanya akan mengalami
masalah pada aliran darahnya. Banyaknya lemak di dalam tubuh bisa dialami
pada penderita obesitas, dan obesitas di sebabkan akibat dari makan makanan
yang mengandung tinggi lemak, sehingga lemak yang menumpuk di dalam
tubuh juga akan menjadi penghambat jalan bagi darah, maka dari itu obesitas
bisa terjadi pada seseorang yang tidak bisa menjaga asupan makanannya
dengan baik, dan juga jarang melakukan olahraga sehingga berat badan akan
meningkat begitu cepat.
- Rokok, penyebab stroke bisa terjadi akibat dari rokok, merokok merupakan
kegiatan yang sia sia dan membuang buang uang saja. Karena rokok hanya
akan menyebabkan penyakit karena merusak organ tubuh secara perlahan
lahan apabila di gunakan terus menerus. Rokok bisa menjadi penyebab stroke
karena kandungan yang dimiliki rokok bisa membuat otak tidak mendapatkan
cukup aliran darah. maka dari itu risiko perokok aktif sangat tinggi untuk
menderita sakit stroke.
- Alkohol, tidak hanya rokok yang bisa menjadi penyebab stroke, tetapi alkohol
juga bisa menjadi penyebab stroke. Minum minuman yang mengandung
alkohol bisa meningkatkan tekanan darah dan akan membuat aliran darah pada
otak terhenti sehingga syaraf otak terganggu sehingga sakit stroke akan
dialami dalam seketika saja. Maka dari itu minuman alkohol tidak baik bagi
kesehatan tubuh.
- Kadar kolesterol tinggi, penyebab stroke bisa terjadi juga dengan di sebabkan
oleh adanya peningkatan kadar kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dan
tidak kunjung sembuh akan menghambat aliran darah, karena kolesterol yang
begitu banyak di dalam tubuh akan mengecilkan pembuluh darah, sehingga
memiliki kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan sakit stroke.
- Genetik, yang bisa menjadi penyebab stroke juga karena memiliki faktor
genetik, keluarga yang menderita sakit stroke juga bisa membuat anggota
keluarga lainnya juga akan memiliki menderita sakit stroke juga terlebih
apabila tidak menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik.
- Gula darah, bukan hanya karena memiliki kadar kolesterol tinggi saja yang
bisa menjadi penyebab stroke. Tetapi penyebab stroke juga bisa disebabkan
oleh memiliki gula darah tinggi. tidak mengontrol kadar gula darah di dalam
tubuh juga akan menyebabkan penyakit stroke lama kelamaan. Maka dari itu
menjaga kadar gula darah tetap stabil juga sangat penting.
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri, biasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat menimbulkan edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
5. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan unmtuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dpat mengidentifikasi,
mengenai masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien
baik fisik, mental, social dan lingkungan ( Nasrul, E, ).
1. Biodata
Yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan,
pendidikan. Strok paling sering menyerang pada usia 60 sampai 69 tahun.
2. Riwayat penyakit
I. Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dating ke rumah sakit ; nyeri
atau sakit kepala, gangguan motorik, gangguan sensori, gangguan
kesadaran
- Keadaan umum
K/u lemah
- Tanda – tanda vital
Biasanya pada pasien cva kesadaran menurun
- Tensi
Pasien dengan stroke mengalami hipertensi.
- Nadi
Nadi cepat dan tidak teratur, karena adanya peningkatan tekanan
intra cranial yang menstimulasi pusat vital dibatang otak.
- Suhu
Terjadi hipertensi atau hipotermi, apabila terjadi kompresi pada
pusat thermoregulator di hypothalamus.
- Frekwensi pernafasan
Pernafasan menjadi dalam tanpa disertai perubahan ritme.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum lemah
b. Tingkat kesadaran
Pasien dengan stroke biasanya kesadaran menurun
c. Ttv
- Tensi
Pasien dengan stroke mengalami hipertensi.
- Nadi
Nadi cepat dan tidak teratur, karena adanya peningkatan tekanan
intra cranial yang menstimulasi pusat vital dibatang otak.
- Suhu
Terjadi hipertensi atau hipotermi, apabila terjadi kompresi pada
pusat thermoregulator di hypothalamus.
- Frekuensi pernafasan
Pernafasan menjadi dalam tanpa disertai perubahan ritme.
4. Pemeriksaan penunjang
- Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.
- CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya
infark.
- Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau
serangan iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau
perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami
infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena
- Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
- EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
- Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
thrombosis serebral.
b. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran
darah: gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan
neuromuskuler: kelemahan, parestesia, paralisis spastis
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi
serebral, kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus otot/control otot
fasial/oral; kelemahan/kelelahan umum
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan resepsi
sensori, transmisi, intergari dan stress psikologis
c. Rencana tindakan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran
darah: gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral
Tujuan: perfusi jaringan serebral pasien teratasi
Kriteria hasil: Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya mebaik,
fungsi kognitif, motorik dan sensorik
Intervensi:
Intervensi: