Вы находитесь на странице: 1из 2

ANALISIS KASUS

Pada kasus ini, Ny. Y datang ke rumah sakit jiwa jambi pada 24 agustus 2017,
dengan keluhan sedih terus menerus sejak 1 bulan SMRS, keluhan ini dirasakan sejak
suami pasien meninggal, selain keluhan tersebut pasien juga merasa merasakan
beberapa gejala berikut, seperti : mudah lelah, gangguan tidur, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
pandangan masa depan suram dan pesimistik. Hal ini memenuhi 2 gejala utama dan 4
dari gejala tambahan untuk kriteria diagnosik depresi sedang, dan gejala tersebut diatas
telah dialami pasien selama 1 bulan (> 2 minggu). Selain itu pasien juga sering
mengeluh sakit kepala dan lutut tanpa sebab yang jelas, dan telah berobat ke dokter
umum tetapi keluhan tidak berkurang, hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami
beberapa gejala somatik.
Dari analisis penyakit terdahulu pasien tidak penah menderita pasien tidak pernah
menderita sakit yang sama sebelumnya, hal ini menunjukkan ini bukan gangguan
depresif berulang, pasien juga tidak pernah mengalami rasa bahagia yang berlebihan
atau peningkatan kepercayaan diri yang berlebihan sehingga menunjukkan bahwa ini
bukanlah gangguan afektif bipolar, episode kini depresi sedang.
Dari riwayat pribadi pasien, diketahui bahwa pasien sedikit pendiam tetapi mudah
bergaul dan banyak teman, pasien juga pernah menjadi sekretaaris OSIS di sekolahnya
ketika SMP, pasien juga tidak pernah tinggal kelas sebelumnya, hal ini menunjukkan
bahwa pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan retardasi mental, dan
kepribadian yang menonjol dari pasien adalah mudah bergaul.
Dari pemeriksaan status mental diperoleh mood yang depresif, afek sedih/murung,
yang menggambarkan gejala depresi, dari isi pikir juga didapatkan pre-okupasi masalah
kehilangan suami yang menjadi stresor bagi pasien sehingga menderita keadaan seperti
sekarang.
Dari keterangan diatas saya mendiagnosis pasien tersebut sesuai dengan diagnosis
multiaksial sebagai berikut :
Axis I : depresi sedang dengan gejala somatik
Axis II : mudah bergaul
Axis III : tidak ada diagnosis
Axis IV : primary support group
Axis V : GAF scale tertinggi 1 tahun terakhir 90-81 (gejala minimal, berfungsi
baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa).
GAF scale saat pemeriksaan 80-71 (gejala sementara, dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)
Terapi yang saya berikan untuk pasien ini adalah
1. Terapi suportif
Alasan terapi ini diberikan karena obat saja tidak cukup untuk
menanggulangi masalah depresi pada pasien ini, obat-obatan hanya membantu
setengah, dan setengahnya lagi adalah kemampuan pasien untuk menyadari
keadaannya sekarang, dan mengendalikan pikiran-pikiran negatif pada diri
pasien.
Beberapa langkah untuk melakukan terapi suportif : ventilasi/katarsis,
persuasi, sugestif, reassurancen dan bimbingan
2. Terapi farmakologi
Obat yang saya berikan pada pasien ini adalah adalah sertralin, sertralin
merupakan obat golongan SSRI, SSRI merupakan golongan obat yang
menghambat reuptake dari serotonin yang bersifat spesifik, diharapkan dengan
pemberian obat ini kadar sertonin dalam celah sinaps meningkat dan
mengurangi gejala depresi. Dosis sertralin pada orang dewasa adalah 50-200
mg per hari dapat diberikan dosis tunggal malam ataupun pagi hari, untuk
memulai dosis gunakan dosis yang paling kecil. Sertraline membutuhkan waktu
sekitar 2 minggu untuk dirasakan manfaat obatnya, sehingga edukasi kepada
pasien untuk bersabar menunggu efek obat dan tetap meneruskan pengobatan.
Kenali efeksamping dari obat seperti : mual, anoreksia, insomnia, disfungsi
seksual, anxietas. Kalau efek samping obat tersa sangat berat segera konsultasi
kembali ke dokter.
Pada pasien ini saya berikan sertraline 50 mg 1-0-0.

Вам также может понравиться