Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB 3

ANALISIS SWOT

3.1 Analisis SWOT

UNSUR MANAJEMEN BOBOT RATING BOBOT X RATING

INTERNAL FACTOR (IFAS)

1. STRENGTH S–W=
1) Dokumentasi asuhan 1,405 -
keperawatan pada rumah 2,32 =
sakit ini sudah 0,07 5 0,35 -0,915
menggunakan
komputerisasi
2) RST Bogor memiliki ruang
poli yang banyak 0,02 1 0,02

3) RST Bogor sudah memiliki


beberapa pelayanan 0,01 2 0,02
pemeriksaan penunjang
4) RST Bogor memiliki ruang
rawat inap yang tertata 0,015 1 0,015

5) RST Bogor memiliki lahan


parkir yang luas 0,015 4 0,06

6) RST Bogor memiliki kantin


sehat dan sudah memiliki
berbagai fasilitas bagus 0,045 4 0,18
seperti ruang taman aroma
terapi dan taman herbal
7) RST digunakan sebagai
tempat praktek magister
manajemen keperawatan
Universitas Indonesia dan 0,07 4 0,28
juga sebagai tempat
penelitian.
8) RST digunakan sebagai 0,1 4 0,4
rujukan rumah sakit lain
yang belum menggunakan
sistem komputerisasi.
9) Pelayanan yang diberikan
RST telah memenuhi syarat
berdasarkan peraturan
menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 56 tahun
2014 tentang klasifikasi
dan perizinan rumah sakit,
yaitu telah 0,04 2 0,08
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
perseorangan secara
paripurna yang
menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.

TOTAL STRENGTH 0,385 27 1,405

2. WEAKNESS
1) Sumber dana hanya
didapatkan dari dana
zakat sehingga apabila
dana zakat hanya sedikit 0,025 2 0,05
akan menghambat
pemenuhan kebutuhan
rumah sakit.
2) Kurangnya poli bedah
saraf di RST Bogor 0,01 1 0,01

3) Tidak terdapat tenaga


medis spesialis (dokter 0,08 5 0,4
spesialis)
4) Jumlah tenaga kesehatan 0,25 4 1
yang terdapat di RST
(Dokter Umum, Perawat,
dan Bidan) tidak
sebanding dengan jumlah
ruang pelayanan yang
tersedia (IGD, poli dan
ruang rawat inap yang
tersedia)

5) Tidak terdapat tenaga


apoteker di RST 0,25 4 1

TOTAL WEAKNESS 0,615 16 2,46

JUMLAH TOTAL IFAS 1 70 2,320

EXTERNAL FACTOR (EFAS)

3. OPPORTUNITY O–T=
2,185 -0,834
1) Rumah sakit ini = 1,351
merupakan salah satu
rumah sakit yang
memberikan pelayanan
kesehatan secara gratis 0,122 4 0,488
kepada kaum dhuafa yang
tidak ada pada rumah sakit
lainnya
2) RST Bogor memiliki arena
bermain anak 0,075 2 0,15

3) RST Bogor memiliki plasa


air terjun dan plasa danau 0,181 3 0,543

4) RST Bogor memiliki jalur


refleksi, taman herbal dan 0,147 3 0,441
taman aroma terapi
5) Pendokumentasian RST
sudah menggunakan 0,097 2 0,194
sistem komputerisasi
6) Dengan menjadi rumah 0,123 3 0,369
sakit yang menerima
mahasiswa praktik
menjadikan tenaga
kesehatan khususnya
perawat mendapat update
ilmu yang dapat
diaplikasikan untuk
menunjang perbaikan
manajemen rumah sakit

TOTAL OPPORTUNITY
0,745 17 2,185

4. THREATENED
1) Ruang rawat inap di RST
Bogor hanya terdiri dari
rawat inap pria dewasa,
rawat inap dewasa wanita
dan ruang rawat anak. 0,093 2 0,186
Sedangkan di rumah sakit
lain terdiri dari paviliun,
kelas 1,2,3 dan ruang
isolasi.
2) Petunjuk arah per ruangan
0,076 4 0,304
tidak ada
3) Dengan dituntutnya 0,086 4 0,344
peningkatan pendidikan
keperawatan yaitu tenaga
perawat pada rumah sakit
dengan memiliki latar
belakang pendidikan Ners
sehingga rumah sakit-
rumah sakit berusaha
meningkatkan kualitas
pelayanan dengan
meningkatkan pendidikan
perawat menjadi perawat
profesional. Hal ini
menjadikan persaingan
antar rumah sakit semakin
berat.

TOTALTHREATENED 0,255 10 0,834

JUMLAH TOTAL EFAS 1

Tabel 3.1 Analisis SWOT


3.2 Diagram Layang
Analisis SWOT yang di dapat pada tabel diatas didapat nilai total skor
sebagai berikut:
a. Strength : 1,405
b. Weakness : 2,32
c. Oppurtunity : 2,185
d. Threats : 0,834
Maka diketahui nilai Strength diatas nilai Weakness, dengan selisih (-) 0,915
dan nilai Opportunity diatas nilai Threats dengan selisih (+) 1,351. Dari hasil
identifikasi faktor-faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam diagram
dibawah ini :

Opportunity (+2,185)

I. Agresif
III. Turn Around
(+) 1,351

(-)0,915
Weakness (-2,32) Strength (+1,405)

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats (-0.834)

Berdasarkan diagram layang diatas, RS T Bogor berada pada posisi kuadran


III agresif. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa RS T Bogor berada pada
keadaan yang sangat menguntungkan dimana Rumah sakit ini memiliki peluang
dan kekuatan yang cukuk banyak untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan
pelayanan RS.

3.3 Matriks SWOT dalam Rencana Strategi


Berdasarkan analisis antar komponen yang telah dijabarkan, maka dapat
dirumuskan kesimpulan beberapa keputusan yang dapat diambil untuk melakukan
pengembangan ruang Anggrek Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember
yang dapat dilihat dari unsur input, proses, dan output, yang tergambar seperti
matriks SWOT sebagai berikut:

Internal
Kekuatan Kelemahan
Eksternal
Peluang Strategi SO Strategi WO
I III
a. Memberikan kesempatan a. Meningkatkan jumlah tenaga
kepada perawat vokasional keperawatan dan non
keperaawatan untuk
untuk meningkatkan
memenuhi kebutuhan
keilmuan dengan masyarakat akan pelayanan
tersedianya instansi yang prima (W1, O2)
pendidikan ahli di area b. Mengoptimalkan pelebelan
Jember (S1, O2) ,penataan peralatan dan
b. Mengikutsertakan tenaga ruangan di ruang Anggrek
keperawatan untuk (W3, W6, W7, W8, O2,O4,
O9, O10)
mengikuti pelatihan guna
c. Mengadakan sosialisasi
meningkatkan keilmuan dan mengenai supervisi di
skill perawatan sesuai ruangan, tugas dan peran
dengan penugasan tim kepala ruangan, ketua tim, dan
masing-masing (S1, S6, kepala pelaksana, serta
S12, O1) mengadakan simulasi atau
c. Mempertahankan program role play tentang penugasan
pengendalian infeksi tim menggunakan metode tim
PPI di RS dengan cara serta diskusi refleksi kasus
memanfaatkan sebaik- dan supervisi (W2, W9, W10,
baiknya lketersediaan W11, W12, W13, W14, O1
dan O9)
sarana dan prasarana serta
d. Memanfaatkan letak
SDM yang telah RUMKIT Tingkat III
berpengalaman di RS (S2, Baladhika Husada Jember
S3, S4, O3) yang strategis dan layanan
d. Meningkatkan jaminan unggulan yang dimiliki
kesehatan dan keselamatan sebagai media untuk
kerja bagi perawat dengan meningkatkan promosi dan
cara memberikan asuransi meningkatkan BOR rumah
guna memacu peningkatan sakit (W16, W17, O7, O8)
kinerja perawat (S1, S11, e. Memelihara kerjasama dengan
O6) perusahaan asuransi nasional
(BPJS) dan swasta
e. Mengoptimalkan peran tim
(Prudential) sebagai media
pengendali mutu dalam untuk meningkatkan BOR
menjaga pelayanan rumah sakit (W16, O6)
unggulan di RS untuk f. Pengajuan pembuatan SIMRS
meminimalkan risiko untuk mempermudah
kecelakaan dan cidera pada pendokumentasian asuhan
pasien di RS (S5, S8, S9, keperawatan dan administrasi
O5, O8, O9) ruangan (W1, W15, O9)
f. Meningkatkan peran serta
tim keperawatan dalam
proses DRK RS untuk
meningkatkan kepuasan
pasien dan menjaga kualitas
layanan unggulan (S5, S8,
S9, O5, O8, O9)
g. Meningkatkan pelaksanaan
proses discharge planning
dalam menjaga mutu
pelayanan dan kepuasan
pasien serta keluarga selama
dirawat di RS melalui
proses supervise yang
terjadwal (S7, S13, S15,
O4)
h. Menjamin terlaksananya
proses pemberian hak-hak
bagi perawat melalui system
manajemen keuangan
terpusat (S10, S11, S13, O6)
i. Mengoptimalkan
peningkatan mutu dan
layanan keperawatan di RS
untuk mempertahankan
jumlah dan kepuasan pasien
berobat di RS (S13, S15,
O8, O9
j. Memanfaatkan lokasi RS
yang strategis dan ikatan
dinas dengan instansi
militer untuk meningkatkan
jumlah kunjungan pasien di
RS (S14, O7)
Ancaman Strategi ST Strategi WT
II IV
a. Meningkatkan ilmu 1. Meningkatkan sarana dan
pengetahuan dan prasarana yang dimiliki
keterampilan tenaga Rumah Sakit seperti tidak
kesehatan (perawat) adanya tempat obat yang
profesional maupun kurang tidak sesuai degan
vokasional guna
meningkatkan kualitas bed, sehingga sarana dan
pelayanan sehingga prasarana yang lengkap
meningkatkan kepuasan mampu bersaing dengan
pasien (S1, S2, S3, S5, S6, pelayanan Rumah sakit lain
S7, S8, S9, S11, S12, S13, (W3-T2)
S14, S15, T1). 2. Peningkatan pengetahuan
b. Meningkatkan mutu dari perawat dalam upaya
pelayanan keperawatan
peningkatan kualitas
sehingga membuat pasien
selalu mempercayakan pelayanan rumah sakit
pelayanan ksehatan pada RS melalui diskusi refleksi
Baladhika Husada (S1, S2, kasus ataupun melalui
S6, S7, S8, S11, S12, S13, pelatihan (W15-T1)
S15, T2) 3. Monitoring dan evaluasi
c. Meningkatkan kesediaan berkelanjutan penerapan
peralatan penunjang
kesehatan yang sesuai Dokumentasi SBAR,
dengan jumlah standart Timbang Terima, serta
minimal barang, sehingga pembagian pengeloaan
membuat pasien percaya
PPJP sehingga
terhadap penanganan
dengan peralatan yang meningkatkan citra rumah
lengkap terhadap sakit (W14-T1)
peningkatan kesehatan pada 4. Perlu adanya sosialisasi
RS Baladhika Husada (S3, penggunaan SIM-RS
S4, S5, S9, S14, T3). dalam pendokumentasian
d. Meningkatkan manajemen Asuhan Keperawatan
keuangan rumah sakit, sehingga tidak terjadi
sehingga pola keuangan RS
keterlambatan pendanaan
Baladhika Husada dapat
memperlancar pelayanan dari pihak bpjs atau
kesehatan (S10, T4) asuransi terkait yang
bekerja sama dengan
rumah sakit (W16-T5)
5. Meningkatkan peralatan-
peralatan dan ketenaga
kerjaan yang memadai
dengan standart jumlah
perawat dalam ruangan dan
standart peralatan agar
dapat bersaing dengan RS
dalam satu wilayah yang
mungkin saja memiliki
peralatan yang lebih
memadai dan lengkap
(W1-T3)
6. Perlu adanya penandaan
atapun alat ukur terhadap
pasien dengan resiko tinggi
jatuh agar mendapatkan
perlakuan khusus dalam
perawatan dan dapat
bersaing dengan RS
swasta lain ataupun negeri
di sekitar RS Baladhika
Husada tingkat II Jember
dengan pelayanan yang
hampir sama atau bahkan
lebih baik. (W8-T2)

Вам также может понравиться