Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
kebenarannya yang dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan atau
Permukaan dan Volume Balok di kelas VIII SMP Negeri 12 Palu”. Hasil
pada materi luas permukaan dan volume balok. Hal ini ditunjukkan dari
Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VIII
B SMP Negeri 19 Palu pada Materi Luas Permukaan dan Volume Limas”.
terbimbing pada materi luas permukaan dan volume limas. Peningkatan hasil
belajar siswa dapat dilihat dari hasil analisis tes akhir tindakan pada tiap
siklusnya. Dari 24 siswa pada kelas VIII B SMP Negeri 19 Palu, 18 siswa
mengikuti tes awal dengan 10 orang siswa yang tuntas dan 8 orang siswa tidak
tuntas. 6 orang siswa lainnya sakit. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas
ada 15 orang siswa, 7 orang siswa tidak tuntas dan 2 orang siswa lainnya sakit.
Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas ada 16 orang siswa, 6 orang siswa
tidak tuntas dan 2 orang lainnya sakit. Dari data tersebut terlihat peningkatan
jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan lebih dari atau sama dengan
peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan persentase
13
berdasarkan hasil tes akhir tindakan pada siklus I dan II sebesar 13.16%
dengan hasil observasi aktivitas siswa berada pada kategori baik dan hasil
Jumadi dengan penelitian ini adalah pada materi ajar dengan dan strategi
terbimbing
dalam melakukan suatu kegiatan. Model dapat dipahami juga sebagai gambaran
2017: 188).
model pembela
11
jaran yang mengatur cara peserta didik memperoleh pengetahuan yang belum
seseorang siswa dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil
memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri mencari pemecahan masalah
hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Dengan kata lain,
Selain itu juga dapat mengajarkan keterampilan memecahkan masalah dan meminta
siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja.
Akan tetapi, Bruner menyadari bahwa belajar penemuan murni memerlukan banyak
waktu.
12
dalam menemukan suatu konsep dasar yang dipelajarinya. Markaban (2008: 10)
sekolah dasar hingga menengah atas tanpa bimbingan guru, karena pada umumnya
sebagian besar siswa pada tingkatan tersebut masih membutuhkan konsep dasar
untuk menemukan sesuatu. Hal ini terkait erat dengan karakteristik pelajaran
Disamping itu, penemuan tanpa bimbingan guru dapat memakan waktu berhari-hari
dalam pelaksanaannya atau bahkan siswa tidak berbuat apa-apa karena tidak tahu
jalan penemuannya. Oleh karena itu, pembelajaran penemuan yang cocok untuk
diterapkan bagi siswa SMP yaitu suatu pembelajaran penemuan yang dipandu oleh
learning).
konstruktivis, yakni pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal
maupun sosial, pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali
melalui keaktifan siswa sendiri untuk menalar, siswa aktif mengkonstruksi terus-
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju kearah yang lebih
kompleks, guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
guru, agar mereka lebih terarah dalam proses pelaksanaan pembelajaran maupun
tujuan yang ingin dicapai terlaksana dengan baik. Bimbingan guru yang dimaksud
adalah memberikan bantuan agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang
dilakukan dan berupa arahan tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam
mengaktifkan siswa, tetapi tetap dengan bimbingan dan bantuan dari guru (Holil,
2008).
yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu
konsep atau teori, pemahaman dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut
pelajaran. Bentuk bimbingan guru dapat berupa petunjuk, arahan, pertanyaan atau
guru membimbing mereka ke arah yang benar/tepat. Hanafiah dan Suhana juga
penemuan yang dilakukan atas petunjuk dari guru. Pembelajarannya dimulai dari
mengembangkan dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu
disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Bimbingan dan
pengawasan guru masih diperlukan tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam
dan mandiri dalam menemukan konsep atau kesimpulan melalui bimbingan dari
guru.
individu atau kelompok. Pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran
siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat
menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan
seberapa jauh siswa dibimbing tergantung kemampuannya dan materi yang sedang
kepada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan,
15
intuisi dan mencoba-coba (trial and error), hendaknya dianjurkan. Guru sebagai
penunjuk jalan dalam membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan
ketrampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru
(Markaban, 2008).
pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. Guru memulai
kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa
atau aktivitas lainnya. Pemecahan masalah merupakan suatu tahap yang penting
dan menentukan. Ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Dengan
siswa dilibatkan dalam berpikir matematika pada saat manipulasi, eksperimen, dan
materi. Pada tahap ini, siswa dihadapkan pada sesuatu masalah yang dapat
pernyataan biasa.
dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-
yang telah dilakukan. Tahap ini merupakan proses menarik sebuah simpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
penemuan itu penting, sebab: (1) pada kenyataan ilmu-ilmu itu diperoleh melalui
penemuan, (2) matematika adalah bahasa yang abstrak, konsep dan lain-lainnya itu
kemampuan memecahkan masalah, (5) setiap anak adalah makhluk kreatif, (6)
menemukan sesuatu sendiri dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap diri sendiri,
2008) adalah siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan,
antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta materi yang dipelajari
dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena
a) Stimulasi
b) Identifikasi Masalah
permukaan dan volume balok. Guru memancing siswa untuk mencari tahu hal-
hal yang harus diketahui siswa mengenai materi tersebut untuk dapat
c) Pengumpulan Data
balok bersama dengan kelompok dibantu LKS dan bimbingan dari guru.
d) Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah sesuai langkah pada LKS
depan kelas.
19
e) Verifikasi
mendiskusikan hasil presentasi dari siswa yang telah maju di depan kelas. Guru
pengetahuan siswa.
f) Generalisasi
telah dilaksanakan.
2. Hasil Belajar
sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan. Pendapat yang hampir sama oleh Crow dan Crow,
baru. Menurut Hilgard, belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul
atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya Marquis dan
merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri. Yang intinya
20
belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
melalui studi, pengalaman atau karena diajar. Gagne menyatakan bahwa belajar
Sehingga, hasil belajar dalam penelitian ini didefinisikan dengan kemampuan yang
metode penemuan terbimbing. Hasil belajar dapat diukur menggunakan tes disetiap
akhir tindakan. Hasil belajar merupakan suatu tolak ukur berhasil tidaknya
ini siswa dilatih dan didorong untuk dapat belajar secara mandiri. Dengan kata lain,
21
sedangkan peranan guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau
prinsip untuk diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah atau mengendalikan
seluruh kegiatan kelas (Holil, 2008). Adapun teori pendukungnya yaitu sebagai
berikut:
yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan
akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Asumsi
dasar dari konstruktivis seperti yang diungkapkan oleh Meril diantaranya belajar
sebagai berikut: (1) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan
keterlibatan siswa, (3) pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar
begitu saja dari pikiran guru ke siswa. Artinya, siswa harus aktif secara mental
22
dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2) pembelajaran menjadi
lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa sendiri lebih bernilai, dan
(4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran dan
antara lain:
bahasanya sendiri
dimiliki siswa
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar. Menurut teori belajar kognitif, tingkah laku seseorang ditentukan oleh
belajarnya. Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai perilaku yang nampak (Budiningsih, 2012).
yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulus yang diterima dan menyesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah
atau teori perkembangan mental. Teori ini berkenaan dengan kesiapan anak untuk
sampai dewasa (Suyono, 2015: 83). Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan
bersifat hirarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang
tidak dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya (Budiningsih,
2012).
dan karakteristik siswa tidak akan bermakna bagi siswa (Budiningsih, 2012).
dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu
oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan ransangan
kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari,
Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa
anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar
pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan
2015: 88).
25
Bruner (Suyono, 2015: 89) mengatakan proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
a) Tahap enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi
siswa dan membimbingnya untuk melewati ketiga tahap tersebut dengan suatu
proses yang disebut scaffolding. Inilah cara siswa membangun pemahaman. Pada
mandiri. Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah bahwa guru harus
dan bukan suatu produk. Dalam kaitannya dengan tahapan belajar, Bruner
informasi/penerimaan materi, (ii) fase transformasi, dan (iii) fase penilaian materi.
Maksudnya, belajar itu merupakan proses aktif dengan cara mana siswa
H G
E F t
D C
l
A B
p
H p G
t
H D p C G H
l l l l
p t
E A B F E
t
p
E F
Gambar 2.2 Jaring-Jaring Balok ABCD.EFGH
panjang p, lebar l, dan tinggi t. Gambar 2.2 adalah jaring-jaring balok yang terdiri
tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang. Setiap sisi dan pasangannya saling
berhadapan sejajar, dan kongruen (sama bentuk dan ukurannya). Ketiga pasang sisi
tersebut adalah sisi ABCD sejajar dan kongruen dengan sisi EFGH, sisi ABFE
sejajar dan kongruen dengan DCGH, dan sisi ADHE sejajar dan kongruen dengan
sisi BCGF.
(tinggi) seperti pada gambar. Luas permukaan balok dapat ditentukan dengan cara
menjumlahkan luas seluruh bidang balok. Dengan demikian, luas permukaan balok
tersebut adalah luas persegi panjang 1 + luas persegi panjang 2 + luas persegi
panjang 3 + luas persegi panjang 4 + luas persegi panjang 5 + luas persegi panjang
6 = (𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑙) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡)
= (𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑙) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡)
28
= 2[(𝑝 × 𝑙) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡)]
= 2(𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑝𝑡)
Jadi, luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Contoh:
Jawab:
Diketahui: 𝑝 = 60 𝑐𝑚
𝑙 = 50 𝑐𝑚
𝑡 = 40 𝑐𝑚
Penyelesaian:
𝐿 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑝𝑡)
= 2 (7400 𝑐𝑚2 )
= 14.800 𝑐𝑚2
b. Volume balok
Volume balok adalah banyaknya satuan volum atau kubus satuan yang dapat
Gambar 2.3 Balok satuan Gambar 2.4 Balok dengan isi kubus satuan
Gambar 2.3 adalah sebuah balok yang satuan volumenya berupa kubus
satuan. Balok tersebut akan tepat terisi penuh jika diisi dengan 20 kubus satuan
(gambar 2.4) maka dikatakan bahwa volume balok tersebut adalah 20 kubus satuan.
Volume balok adalah 20 kubus satuan yang terdiri atas dua lapisan dan setiap
lapisan memuat 10 kubus satuan. Setiap lapisan memuat kubus satuan sebanyak 10
tersebut tersusun atas dua lapisan (2 baris kubus ke atas) maka volume balok
dan banyaknya lapisan merupakan tinggi balok, maka secara umum suatu balok
dengan ukuran panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t mempunyai volume (V) yaitu:
𝑉 =𝑝 ×𝑙 ×𝑡
Contoh:
Jawab:
Penyelesaian:
𝑉 =𝑝 ×𝑙 ×𝑡
= 16 𝑐𝑚 × 9 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚
= 5.760 𝑐𝑚3
sehari-hari. Salah satu materi matematika yang berhubungan erat dengan kehidupan
Hasil wawancara dengan salah seorang guru kelas VIII SMP IT Al-Fahmi,
diperoleh informasi bahwa guru kesulitan menanamkan konsep luas permukaan dan
volume balok pada siswa. Kesulitan guru dikarenakan rendahnya pemahaman siswa
Pemahaman konsep siswa masih rendah yang menyebabkan siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal matematika terkait luas permukaan dan volume balok. Hal ini
mencatat apa yang disampaikan guru tanpa terlibat langsung secara aktif dalam
31
dimana pembelajaran didominasi oleh guru. Dalam hal ini, guru menjadi pusat dan
sumber belajar, sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran. Hal inilah
siswa karena model pembelajaran ini merupakan suatu alternatif pembelajaran yang
Realita
1. Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi luas permukaan
dan volume balok dikarenakan lemahnya materi prasyarat siswa
2. Kebiasaan siswa yang hanya menghapalkan rumus tanpa terlibat secara
aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya untuk menemukan
konsep luas permukaan dan volume balok sehingga apa yang dipelajari
mudah terlupakan
3. Pembelajaran matematika di kelas cenderung didominasi oleh guru
dimana guru menjadi pusat dan sumber belajar, sehingga siswa
menjaadi pasif
Akibat
Rendahnya hasil belajar siswa pada materi luas
permukaan dan volume balok
Solusi
Penerepan model pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery)