Вы находитесь на странице: 1из 15

1

EKOLOGI TUMBUHAN OBAT KADDARA


(Caesalpinia bonduc (L.) Roxb.) DI KABUPATEN BIMA

THE ECOLOGY OF PLANT KADDARA


(Caesalpinia bonduc (L.) Roxb.)
IN REGENCY BIMA

Nur anisa1), A. Farid Hemon2), Irwan Muthahanas3)


Mahasiswi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRAM

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekologi tumbuhan Kaddara yang ada di
Kecamatan Lambu, Wera dan Langgudu Kabupaten Bima mencakup suhu, kelembaban udara
dan intensitas cahaya yang ada pada daerah tersebut yang mendukung keberadan pertumbuhan
Kaddara (Caesalpinia bonduc (L.) Roxb.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif, menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari pengamatan langsung di lokasi penelitian meliputi suhu, kelembaban,
intensitas cahaya, pengamatan sifat fisik dan kimia tanah, diameter batang, luas kanopi, tinggi
tumbuhan Kaddara, kerapatan, ketinggian tempat, posisi tumbuhan, jumlah vegetasi tumbuhan
lain. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yaitu BPS, BMKG. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor ekologi tumbuh Kaddara di 3 lokasi pengamatan menunjukkan
kelembaban udara berkisar antara 20 - 50%, suhu 25 - 41 ° C dan intensitas cahaya berkisar 80
– 410. Faktor iklim ini sangat mendukung keberadaan tumbuhan Kaddãra di daerah tersebut.
Kondisi fisik dan kimia tanah seperti kadar air rendah sampai sedang, pH tanah basa, N-total
sedang, P-tersedia rendah dan K-tertukar sangat rendah tidak berdampak negatif terhadap
pertumbuhan Kaddara, tumbuhan tersebut tetap mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pada 3 lokasi ini tekstur tanah berdominan pasir, tumbuhan Kaddara tetap mampu tumbuh dan
beradaptasi dengan maksimal.

Kata kunci : Faktor ekologi, iklim dan tanah tempat tumbuh “Kaddara”

ABSTRACK

Crop Agro Vol.....No.....2018


2

This research is aims to describe the ecology of Kaddara plant in Lambu, Wera,
Langgudu regency Bima include temperature, umidita and light intensity in that area that
established the exsistance of Kadara growth. The metode is used in this research is descriptive
methode, it use 2 resourch of data that is primary data and secondary data. The primary data
is reached by the survey in the location of research such as temperatur, umidita, light intensity,
the fisich and the chemistry of the soil, diameter of the branch, weight canopi, and the tall of
kadara plant, densita, altitude, the position of the plant, the different vegetation. The
secondary data is reached from BPS and BMKG. The result of the research show that the
ecology’s factor of kadara in 3 locations show that umidita is about 20-50%, temperature 25-
41% with the light intensity is about 80-410 Lux. The climate exchange is very effected the
existance ft the plant Kaddãra in that area. The fisich and chemish of the soil likes the water
capasiti in low or medium level, pH basa, N-total in medium, P-available is lowand the
capacity of cation transformation is very low, it can give negative effect for the Kaddãra
growth, that plant always can be survive to growth. In three location the soil teksture is sandy
but the plant isalways can be survive and adapted maximally.

Kayword: Factor Ecologi, climate and soil the place grow Kaddara

PENDAHULUAN

Penduduk Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari berbagai etnis yang menyebar di seluruh
wilayah Provinsi. Masing-masing etnis memiliki kearifan lokal dalam memanfaatkan
tumbuhan obat lokal. Etnis Mbojo yang berdomisili di Kabupaten Bima dan Dompu telah
memanfaatkan biji Kaddara (C. bonduc (L) Roxb) sebagai obat tradisional. Biji tumbuhan
tersebut mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti penyakit cacingan, malaria,
penurun panas, asam urat bahkan dapat mencegah kemandulan. Biji Kaddara dapat diperoleh di
pasar tradisional dengan harga yang murah dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama
(Hemon, et al.,
2016). Obat tradisional berupa jamu telah digunakan secara turun temurun karena masyarakat
Mbojo beranggapan bahwa jamu tradisional lebih aman di konsumsi dari pada obat kimiawi.
Selain itu obat tradisional mudah di dapat di alam dan cara meramunya sangatlah mudah.

Crop Agro Vol.....No.....2018


3

Salah satu bahan obat tradisional yang sangat terkenal dan sering digunakan adalah yang
berasal dari tanaman Kaddara (C. bonduc L.) Roxb (Hasil wawancara dengan Masyarakat).
Tumbuhan Kaddara hidup di hutan, kebun atau ladang (Francis et al., 2011), tetapi
pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tumbuhan ini hanya tumbuh di pinggiran pantai
yang membentuk kelompok vegetasi dengan tumbuhan lain. Kabupaten Bima merupakan
daerah yang memiliki 18 Kecamatan, dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda dan
vegetasi tanaman yang beranekaragam. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa tumbuhan
Kaddara telah lama beradaptasi di beberapa lokasi pinggir pantai dan tumbuh secara liar.
Tumbuhan ini telah lama dikenal oleh masyarakat etnis Mbojo, tetapi tumbuhan tersebut
belum pernah dibudidayakan bahkan beberapa pohon induk ditebang dan saat ini sangat jarang
ditemukan baik di hutan maupun di pesisir pantai. Hal ini terjadi karena populasinya yang
hampir punah akibat kurangnya usaha konservasi, perubahan lingkungan tumbuh karena
pembangunan tempat wisata di daerah pantai, dan adanya aktivitas tambak di daerah pantai.
Usaha budidaya tumbuhan Kaddara tidak pernah dilakukan oleh masyarakat.
Padahalusaha budidaya merupakan upaya untuk menjaga kepunahan dan konservasi tumbuhan
ini. Teknik budidaya tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya,
angin, kelembaban, suhu, tanah, air dan nutrisi. Suhu mempengaruhi beberapa proses
fisiologis penting seperti pembukaan stomata, laju respirasi, laju transpirasi, laju penyerapan
air, nutrisi dan fotosintesis. Faktor ekologi yang mempengaruhi pertumbuhan Kaddara di
Kabupaten Bima sampai saat ini belum banyak informasinya. Kondisi ekologi spesifik yang
mempengaruhi pertumbuhan Kaddara sangat diperlukan terutama dalam upaya pelestarian dan
konservasi tumbuhan Kaddara. Oleh karena itu penelitian tentang Ekologi Tumbuhan Obat
KadDara (Caesalpinia bonduc (L) Roxb.) di Kabupaten Bima telah dilaksanakan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekologi tumbuhan Kaddara yang ada di
Kabupaten Bima mencakup suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dan untuk mengetahui
populasi tumbuhan Kaddara yang ada pada daerah tersebut.

Kegunaan

Crop Agro Vol.....No.....2018


4

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam menyediakan informasi yang selanjutnya
dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Waktu dan lokasi penelitian


Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Bima pada bulan Maret sampai April
2017.

Metode
Metode yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
mengumpulkan 2 jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui pengamatan langsung di lapangan dan di laboratorium sedangkan data sekunder
diperoleh dari instansi terkait BMKG dan BPS.
Berdasarkan informasi
dari masyarakat dan tokoh masyarakat pada
tiap Kecamatan bahwa tumbuhan Kaddara tumbuh di pesisir pantai di Desa Soro
Kecamatan Lambu, di Desa KaloKecamatan Wera dan di Desa Karampi Kecamatan
Langgudu. Setelah diketahui adanya tumbuhan Kaddara yang tumbuh di tiga Kecamatan
tersebut maka dilakukan pengamatan dengan beberapa variabel sebagai berikut:
a. Suhu. Pengamatan Suhu dilakukan 2 kali seminggu pada hari Rabu dan Sabtu dimulai
pada pkl 07:00, pkl 09:00, pkl 11:00,pkl 13:00, pkl 15:00, pkl 17:00. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan alat Thermohygrometer yang diletakkan di dekat
tumbuhan Kaddara (C. bonduc L.) Roxb.
b. Kelembaban. Pengamatan Kelembaban dilakukan 2 kali seminggu pada hari Rabu
dan Sabtu dimulai pada pkl 07:00, pkl 09:00, pkl 11:00, pkl 13:00, pkl 15:00,
pkl 17:00. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat Thermohygrometer
yang diletakkan didekat tumbuhan Kaddara (C. bonduc L.) Roxb.
c. Intensitas cahaya. Pengamatan Intensitas cahaya dilakukan 2 kali seminggu pada hari
Rabu dan Sabtu dimulai pada pkl 08:00, pkl 10:00, pkl 12:00, pkl 14:00,

Crop Agro Vol.....No.....2018


5

pkl 16:00, pkl 17:24. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat Lux Meter
yang diletakkan didekat tumbuhan Kaddara (C. bonduc L.) dibawah sinar
matahari langsung.
d. Pengamatan sifat fisik dan kimia tanah. Tanah yang diamati diambil pada sekitar
tumbuhan Kaddara dan tanah tersebut diambil menggunakan sekop sedalam 30 cm dan
kemudian dianalisis di Laboratorium untuk mengetahui pH tanah, Nitrogen
tanah, fosfor dan Kalium.
e. Diameter batang diukur menggunakan alat Jangka Sorong dan alat tersebut dijepitkan
pada batang tumbuhan Kaddara dengan jarak lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah.
f. Luas kanopi tumbuhan Kaddara diukur dengan menggunakan luas lingkaran (πr2).
Tumbuhan yang menjadi sampel pengamatan dilakukan pengukuran diameter kanopi
dengan cara menarik garis pada ujung tepi kiri dan kanan kanopi tumbuhan sampai pada
dasar tanah, selanjutnya diukur panjang gari dari ujung kiri ke kanan kemudian di analisis
menggunakan rumus luas lingkaran. Kanopi merupakan cabang-cabang dan dedaunan
pohon yang saling tumpang tindih.
g. Pengamatan tinggi tumbuhan Kaddara menggunakan alat ukur berupa galah yang telah
diberi skala dalam cm dengan cara meletakkan galah mulai dari pangkal
batang tumbuhan Kaddara dipermukaan tanah sampai puncak daun Kaddara.
h. Kerapatan. Pengamatan kerapatan dilakukan dengan cara menghitung luas lahan
yang menjadi tempat tumbuh tumbuhan Kaddara dan jumlah individu tumbuhan Kaddara
yang ada dilokasi tersebut.
i. Ketinggian tempat diukur menggunakan alat Althimeter.
j. Posisi lokasi tumbuhan Kaddara diukur menggunakan alat ukur berupa GPS Reader.
k. Pengamatan jumlah vegetasi tumbuhan lain yang tumbuh disekitar tumbuhan
Kaddara.

Crop Agro Vol.....No.....2018


6

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi umum Kabupaten Bima dan Lokasi tumbuh C.bonduc (L.) Roxb.

Kabupaten Bima merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di
ujung timur Nusa Tenggar Barat. Luas wilayah Kabupaten Bima lebih kurang 438.980 Ha
atau 22 % dari luas wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat yang terbagi dalam 18 kecamatan ,
168 Desa dan 750 Dusun dengan letak geografis pada 118°44’ - 119°22’ Bujur Timur dan
08°08’ - 08°57’ Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Bima adalah:
Sebelah Utara : Laut Flores.
Sebelah Selatan : Samudra Hindia.
SebelahTimur : Selat Sape
Sebelah Barat : Kabupaten Dompu.

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Bima (Badan Pusat Statistik, 2016)

Kabupaten Bima memiliki lahan sawah seluas 27.937 Ha atau 5,86 % dari luas
keseluruhan sedangkan lahan non-sawah seluas 448,494 Ha atau 94,14 % yang berarti lahan di
Kabupaten Bima sebagian besar merupakan lahan non-sawah. Kabupaten Bima memiliki tipe
iklim D, E dan F (menurut Schmidth dan Ferguson, 1951). Musim hujan relatif pendek dan

Crop Agro Vol.....No.....2018


7

penyebarannya tidak merata yaitu bulan Mei-Oktober merupakan bulan yang jarang terjadi
hujan, curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Februari tercatat 171 mm 3/bulan dengan hari
hujan selama 15 hari. Adapun musim kering terutama pada bulan Juli, Agustus dan September
tidak terjadi hujan. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 83 mm/bulan dengan hari hujan 6
hari/tahun dan suhu udara siang hari antara 28-32° Cterjadi perbedaan suhu udara yang sangat
besar antara siang dan malam hari (Badan Pusat Statistik, 2016).
Pada penelitian ini telah dipilih 3 lokasi kecamatan yaitu: Kecamatan Lambu Desa Soro
merupakan daerah yang banyak ditemukan populasi tumbuhan Kaddara, lokasi ini mudah
dijangkau karena dekat dengan jalan raya serta merupakan ladang pertanian, pariwisata dan
tambak. Tumbuhan Kaddara di Desa Soro yang ditemukan hanya 18 pohon tumbuh disepanjang
pantai dengan ketinggian 0 mdpl, keadaan air laut payau. Posisi geografis tumbuhan Kaddara
pada kisaran area bujur timur(E) = 8°35”0,000° dan lintang selatan (S) = 119°2’0,000”
Kecamatan Wera Desa Kalo merupakan daerah yang memiliki populasi tumbuhan
Kaddara yang sedikit, jauh dari perkampungan untuk mencapai lokasi tumbuh Kaddara
menggunakan perahu, hanya ada petani dan nelayan. Tumbuhan tersebut di Desa Kalo yang
ditemukan hanya 2 pohon tumbuh di pinggir pantai pada ketinggian 0 mdpl, keadaan air laut
payau dan tidak ditemukan sumber air tawar. Posisi geografis tumbuhan Kaddara pada kisaran
area bujur timur ( E) = 8°27’0,000” dan lintang selatan (S) = 119°2’0,000”.
Kecamatan Langgudu Desa Karampi juga merupakan daerah yang memiliki sedikit
populasi tumbuhan Kaddara, jauh dari perkampungan hanya ada nelayan, tumbuhan Kaddara di
Desa Karampi yang ditemukan hanya 2 pohon tumbuh di pinggir pantai pada ketinggian 0
mdpl, keadaan air laut payau . Posisi geografis tumbuhan Kaddãra pada kisaran area bujur timur
(E) = 80°30’0,00 dan lintang selatan (S)= 119°2’0,000”.

4.2. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberadaan Tumbuhan KadDara.

Pertumbuhan tumbuhan Kaddara dipengaruhi oleh faktor ekologi termasuk kelembaban,


suhu dan intensitas cahaya yang ditampilkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 menunjukkan data kelembaban, suhu, intensitas cahaya minimum dan
maksimum tumbuhan Kaddara (C. bonduc (L.) Roxb). Pada pengamatan minggu ke 1 di Desa
Soro tercatat kelembaban minimum 20% dan maksimumnya 42%, suhu minimum 26°C

Crop Agro Vol.....No.....2018


8

maksimumnya 33°C, intensitas cahaya minimum 85 Lux maksimum 900 Lux, Desa Kalo
menunjukkan kelembaban minimum 24% dan maksimumnya 50%, suhu minimum 31°C
maksimum 38°C dengan intensitas cahaya minimum 80 Lux maksimumnya 910 Lux, di Desa
Karampi menunjukkan kelembaban minimumnya 23% maksimumnya 50%, suhu minimum 25
°C maksimumnya 42 °C dengan intensitas cahaya minimum 108 Lux dan maksimumnya 843
Lux. Pada pengamatan minggu ke 2 di Desa Soro menunjukkan kelembaban minimumnya
21°C maksimumnya 46°C, suhu minimum 25 °C maksimumnya 41 °C dengan intensitas
cahaya minimum 98 Lux dan maksimum 360 Lux, di Desa Kalo menunjukkan kelembaban
minimum 23°C maksimum 50°C, suhu minimum 23% maksimumnya 38% dan intensitas
cahaya minimum 109 Lux maksimumnya 268 Lux. Desa Karampi menunjukkan kelembaban
minimum 27% maksimum 43%, suhu minimum 25°C maksimum 38°C dengan intensitas
cahaya minimum 106 Lux maksimumnya 410 Lux.

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan ke 1 dan ke 2 tentang Kelembaban, Suhu, Intensitas


Cahaya Habitat Tumbuhan Kaddara

Intensitas Cahaya
Lokasi Kelembaban (%) Suhu (°C)
(Lux)

Pengamatan minggu ke1:

Desa Soro 20-42 26-33 84 – 900


Desa Kalo 24-50 31-38 80 - 910
DesaKarampi 23-50 25-42 108-843
Pengamatan minggu ke 2:

Desa Soro 21-46 25-41 90 -360


Desa Kalo 23-50 23-38 109-268
Desa Karampi 27-43 25-38 106-410
Sumber data : Data primer (di olah)

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan keberadaan tumbuhan Kaddara membutuhkan


cahaya penuh tanpa naungan. Cahaya yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
tumbuhan sebagai sumber energi untuk fotosintesis. Sesuai pernyataan Cahyono (2008) bahwa
dalam proses fisiologis, sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi. Tumbuhan Kaddara di
Kecamatan Lambu, Wera dan Langgudu pada umumnya tumbuh dengan tumbuhan lain seperti
bidara, jarak pagar, rumput teki, putri malu. Kaddara yang berhabitat di pantai merupakan

Crop Agro Vol.....No.....2018


9

upaya dari tumbuhan tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup oleh karena kondisi
tanah dan iklim yang keterbatasan air, maka tumbuhan tersebut membentuk sistem
percabangan yang rebah dan terjadi kanopi yang lebih dekat dengan permukaan tanah guna
mempertahankan kadar air tanah. Untuk mengurangi transpirasi tanah dan cenderung
permukaan daun yang relatif sempit sehingga intensitas cahaya yang diterima tidak berlebihan.
Di duga keadaan ini merupakan bentuk adaptasi Kaddara terhadap lingkungan tumbuh, karena
dengan kanopi yang dekat dengan tanah tersebut maka diharapkan terhindar dari kehilangan
air yang berlebih akibat evaporasi.
Data curah hujan dan kemiringan lahan yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima untuk Kecamatan Lambu, Kecamatan
Wera dan Kecamatan Langgudu ditampilkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Curah Hujan (mm) dan Kemiringan Lahan Kecamatan Lambu, Wera dan
Langgudu

Curah hujan (mm/bulan


No Kecamatan Kemiringan (%)
)

Maret April 15-40


1. Lambu 202 S 89 R >40
2. Wera 166 S 38 R 15-40

3. Langgudu 147 S 66,5R >40


Keterangan: S = sedang., R = rendah
Sumber data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima (BPS)

Tabel 4.2 menunjukkan data curah hujan di Kecamatan Lambu pada bulan Maret
sebesar 202 mm/bulan, April sebesar 89 mm/bulan, di Kecamatan Wera curah hujan pada
bulan Maret sebesar 166 mm/bulan, April sebesar 38 mm/bulan sedangkan curah hujan di
Kecamatan Langgudu pada bulan Maret sebesar 147 mm/bulan, April sebesar 66,5
mm/bulan.Adapun data kemiringan di 3 yaitu Kecamatan Lambu, Wera dan Langgudu
berkisar 15 – 40% yang masuk dalam kategori curam.
Curah hujan rendah sampai sedang dengan kemiringan tanah yang cukup tinggi
menyebabkan kadar air tanah yang relatif rendah (Tabel 4.3), karena air tidak mendapat
kesempatan untuk meresap ke dalam tanah dan molekul tanah kurang mampu mengikat

Crop Agro Vol.....No.....2018


10

molekul air secara maksimal. Kemiringan yang tinggi berpotensi terjadinya suatu erosi yaitu
perpindahan material tanah dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah.
Perbukitan Kabupaten Bima yang batuan induknya berupa kapur maka partikel kapur itulah
yang akan terbawa menuju pantai tempat habitatnya Kaddara tumbuh sehingga kondisi habitat
tempat tumbuh Kaddara cenderung basa (Tabel 4.3).

4.3. Kondisi Fisik dan Kimia Tanah Pada Tempat Tumbuh KadDara
di Wilayah Kabupaten Bima.
Kondisi fisik, kimia tanah pada tempat tumbuh tumbuhan Kaddara seperti pH tanah,
tekstur tanah dan kadar air tanah ditampilkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.

Tabel 4.3. Karakter Kimia Tanah Lokasi Tumbuh Kaddara (C.bonduc L.) Roxb.

Plot Parameter
pH (H2O N-Total K-tertukar
Kadar air P-tersedia
1;2,5) (Kjeldah) (ASS)
(%) (%) (ppm) Meq
T1 2,36R 8,11AB 0,08S 10,32T 0,27SR
T2 8,97S 8,60AB 0,24S 5,05R 3,76SR
T3 2,33R 9,20B 0,09S 3,55R 1,29SR
Sumber data: Hasil analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertaniam UNRAM
Keterangan: ppm: part per million, meq: miliekivalen persen, AB: agak basa, B:B:basa, R: rendah, S: sedang, ST:
sangat tinggi, T: tinggi, SR: sangat rendah (Badan Penelitian Tanah, 2005)

Tabel 4.4. Karakter Fisik Tanah Lokasi Tumbuh Kaddara (C. bonduc L.) Roxb.
Plot Tekstur (%) (Metode pipet)
Liat Debu Pasir Kelas tekstur
T1 10,40 16,27 73,33 Sandy Loam
T2 18,20 27,13 54,67 Sandy Loam
T3 10,40 10,93 78,67 Sandy Loam
Sumber data: Hasil analisis Laboratorium Ilmu Tanah. Fakultas Pertaniam UNRAM (Data Primer)

Berdasarkan hasil analisis keadaan fisik dan kimia tanah pada tiap plot dapat
dikategorikan sebagai kadar air dari rendah hingga sedang. Sesuai pendapat Wolf dan Snyder
(2003) menyatakan bahwa untuk tanah tekstur sandy loam memiliki kemampuan daya ikat air
yang normal 9%. Sehingga penelitian ini untuk kadar air termasuk dalam kategori rendah
sampai sedang. Menurut Tang et al (2005) peningkatan suhu di sekitar iklim mikro akan
menyebabkan cepat hilangnya lengas tanah. Kondisi fisik tanah pada lokasi penelitian di

Crop Agro Vol.....No.....2018


11

Kabupaten Bima merupakan tanah dengan tekstur pasir, tanah yang bertekstur pasir memiliki
kapasitas serap air yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02
sampai 2 mm. Selain itu tanah berpasir terkandung unsur P dan K yang masih segar dan belum
siap untuk diserap oleh tanaman. Dengan demikian tanah bertekstur pasir tidak mampu
mengikat air tanah dalam waktu yang cukup lama, tetapi tumbuhan Kaddara tidak mengalami
kesulitan dalam menyerap air dan unsur hara karena tumbuhan tersebut memiliki akar
tunggang sehingga unsur hara dan air yang sangat dalam keberadaannya di dalam tanah masih
bisa diserap oleh akar tumbuhan tersebut hanya saja dalam porsi yang sedikit.
Kemasaman tanah berkisar dari agak basa hingga basa, pada analisis pH tanah yang
dilakukan menunjukkan bahwatanah tempat tumbuhnya tumbuhan Kaddara di lokasi penelitian
bersifat basa. Menurut Benbi dan Nieder (2003) bahwa pada pH >8,5 termasuk dalam kategori
basa dan Menurut Mas’hum (2005) bahwa pH tanah basa sesuai untuk pertumbuhan tanaman
di pesisir pantai. Hasil pengamatan dari analisis pH dari tiga plot yang di analisis pH tanah
lebih dari pH 8 pada pH tersebut unsur hara yang tersedia hanya sedikit sehingga kadar
nitrogen dan fosfor yang tersedia dalam tanah sedang karena pada tanah yang bertekstur pasir
kadar garam (Na karbonat) lebih tinggi dengan kondisi yang demikian tumbuhan Kaddara
tetap mampu tumbuh. Intensitas cahaya dan N-total memiliki pengaruh yang sama dalam
proses pembentukan klorofil dan P-tersedia mempengaruhi dalam proses mempercepat
pembungaan, pemasakan biji dan buah.
Pada penelitian ini Kandungan nitrogen dalam kategori sedang tetapi tumbuhan Kadd ara
tidak menunjukkan gejala kekurangan Nitrogen. Berdasarkan taksonomi dan karakter
morfologi Kaddara merupakan golongan Leguminose yang akarnya memiliki kemampuan
untuk bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas udara dan
selanjutnya dimaanfaatkan oleh tumbuhan. Menurut Sutanto (2002) dalam Rahmawati (2005)
menyatakan Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu memfiksasi 100 –
300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman
berikutnya. Konsentrasi P-tersedia rendah sampai tinggi namun keadaan ini tidak berdampak
negatif pada tumbuhan Kaddara karena pada habitat tumbuhan tersebut bersifat aerob yang
memungkinkan hidup jamur tanah yang juga bersimbiosis dengan akar tumbuhan, kemampuan
tumbuhan ini mampu melepaskan P dari senyawa terikat menjadi unsur bebas. Kandungan K-
rendah karena pada kondisi basa kalium tersebut mudah tercuci. Namun demikian keberadaan

Crop Agro Vol.....No.....2018


12

kalium tidak mengganggu metabolisme tumbuhan Kaddara. Sesuai pendapat Gardner et al


(2008) menyatakan bahwa kalium berasal dari mineral primer seperti misalnya tanah liat.
Umumnya tanah yang kandungan tanah liatnya tinggi cenderung untuk mengandung K yang
relatif tinggi juga sedangkan tanah organik dan tanah berpasir umumnya rendah K-nya.

4.4. Fenologi Tumbuhan KadDara (C. bonduc (L.) Roxb).

Pertumbuhan tumbuhan Kaddara seperti populasi tanaman, diameter batang, kerapatan


dan lebar kanopi tumbuhan Kaddara ditampilkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Populasi, diameter batang, kerapatan, lebar kanopi dan tinggi tumbuhan
Kaddara(C. bonduc L.) Roxb

Jumlah Diameter Luas Tinggi


Kerapatan
Lokasi individu batang kanopi tumbuhan
(pohon/ha)
tumbuhan (cm) (m2) (m)
Desa Soro 18 6,86 13,7 5,0 4
Desa Kalo 2 8,79 1,9 5,5 3
Desa Karampi 2 7,98 1,7 3,5 3
Sumber data : Data primer (di olah)

Tumbuhan Kaddara yang paling banyak terdapat di Kecamatan Lambu desa Soro yaitu
sebanyak 18 pohon sedangkan yang paling sedikit populasi tumbuhan Kaddara terdapat di
Kecamatan Wera Desa Kalo dan Kecamatan Langgudu Desa Karampi masing-masing hanya
terdapat 2 pohon. Hasil analisis kerapatan tumbuhan Kaddara menunjukkan bahwa di
Kecamatan Lambu didapatkan hasil sebanyak 13,7 pohon/ha, di Kecamatan Wera sebanyak
1,9 pohon/ha dan Kecamatan Langgudu 1,7 pohon/ha, yang berarti bahwa tumbuhan Kaddara
yang paling banyak terdapat di Kecamatan Lambu Desa Soro Kabupaten Bima.
Kanopi merupakan suatu bagian yang terbentuk dari sistem percabangan pohon
bersama dedaunan yang saling bertumpang tindih. Kanopi tumbuhan Kaddãra dibentuk oleh
cabang-cabang yang merebah ke bawah sehingga kanopi tersebut lebih dekat dengan
permukaan tanah. Diameter kanopi yang terbesar terdapat di Kecamatan Wera yaitu sebanyak

Crop Agro Vol.....No.....2018


13

5,5 m, di Kecamatan Lambu 5 m dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Langgudu sebanyak
3,5 m. Ukuran kanopi dapat mengakibatkan kompetisi antar ruang dan cahaya yang akan
mempengaruhi pertumbuhannya karena tumbuhan Kaddara selama masa pertumbuhannya akan
tetap melakukan proses pertumbuhannya sesuai kondisi lingkungan di sekitarnya.
Batang Kaddara memiliki batang yang berduri berwarna hijau hingga coklat. Duri pada
batang tersebut bersifat keras dan kaku. Pada batang tumbuhan ini juga memiliki daun
menyirip rangkap dengan panjang hingga satu meter dengan stipula terletak pada dasar tangkai
daun (Tomlinson, 1986). Pada pengukuran diameter batang Kaddara bahwa di Kecamatan
Lambu Desa Soro diameter batang tumbuhan Kaddara menunjukkan sebesar 6,86 cm, di
Kecamatan Wera Desa Kalo sebesar 8,79 cm dan di Kecamatan Langgudu Desa Karampi
sebesar 7,98 cm. Hal ini diduga karena disebabkan oleh adanya perbedaan umur tumbuhan
Kaddara dan adanya hambatan dalam pertumbuhan.

(a) (b) (c)


Gambar 4.2. Tumbuhan Kaddãra di Kecamatan Lambu (a), Kecamatan Wera (b),
Kecamatan Langgudu (c).
.
Pada alam terbuka pengaruh faktor lingkungan terhadap kehidupan tidak dapat
dipilahkan satu persatu, seperangkat faktor abiotik dan biotik terjalin membentuk hubungan
yang kompleks sehingga menghasilkan fenomena hidup (seperti pada Gambar 4.2). Demikian
pula komponen faktor abiotik yang diamati pada penelitian ini: Kelembaban udara, Suhu,
Intensitas cahaya, Curah hujan, Kemiringan, Kadar air tanah, pH, N-total, P-tersedia, K-
tertukar dan tekstur tanah bersama faktor lainnya membentuk suatu iklim yang mendukung
keberadaan tumbuhan Kaddara di Kabupaten Bima.

Crop Agro Vol.....No.....2018


14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan


Kaddara mampu tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan secara maksimal dengan kondisi
kelembaban udara antara 21-50% masuk dalam kategori rendah, suhu antara 23-42°C kategori
sedang, intensitas cahaya 80-910 Lux kategori tinggi, curah hujan 38 mm– 202 mm kategori
sedang, kemiringan datar. Kadar air tanah 2,33-8,97% kategori rendah sampai sedang, pH
tanah 8,60-9,20 kategori agak basa sampai basa, N- total 0,08-0,24% kategori sedang dan P-
tersedia 3,55 ppm – 10,32 ppm kategori rendah sampai tinggi, K- tertukar 0,27 Meq – 3,76
Meq kategori sangat rendah, tekstur tanah sandy loam.

Saran
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa perlu dilakukan penanganan lebih
serius terhadap upaya pelestarian dan budidaya Plasma nutfah agar tumbuhan tersebut tidak
terancam punah.

DAFTAR PUSTAKA

Alfaida.,Suleman., S. M., Nurdin, H. M., 2013. Jenis-Jenis Tumbuhan Pantai di Desa Pelawa
Baru Kecamatan Perigi Tengah Kabupaten Perigi Moutong dan Pemanfaatannya sebagai
Buku Saku. e-Jipbiol. 1:19-32.

Benbi DK.,Nieder R. 2003. Handbook of Processes and Medelling In The SoilPlant System.
Food Product Press. New York.

Darsini N.N. 2013. Analisis Keanekaragaman Jenis Tumbuhan obat Tradisional berkhasiat
untuk pengobatan penyakit di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi Bali.
Jurnal bimi lestari 13(1) : 159-165

Francis A., Ang W. F., Chong K. Y., Tan H. T. W. 2011. The Status Caesalpinia bonduc(L.)
Robx.in Singapure. Nature in Singapure. 4:43-48.

Crop Agro Vol.....No.....2018


15

Hemon A. F. 2016. Etnomedisin, Ekofisiologi, Konservasi dan Teknik Budidaya Tumbuhan


Caesalpinia bonduc(L.) Roxb. Sebagai Alternatif Obat Tradisional Etnis Mbojo NTB.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Balitbangkes Kemenkes RI dan Lembaga Penelitian Universitas Mataram. 127 p.

Wijayakusuma H. 2000. Ensiklopedia milenium : Tumbuhan berkhasiat obat indonesia,


jakarta : Gramedia pustaka

Kinoshita. T. 2000. Chemical Stidies On Philipine Crude Drug Calumbibit (Seed of


Caesalpinia bonduc): the Isolation of new Cassane Diterpenes Fused with α,β-
butenolide. Chem. Pharm. Bull. 48(9):1375-1377.

Kartasapoetra. G. 1992. Budidaya tanaman berkhasiat obat. Jakarta : Rineka Cipta

Moon K., Khadabadi S. S., Deore S. L. 2010. Caesalpinia bonducella F-An Overview. Report
and Opinion.2(3).

Radford AE. 1986. Fundamental of Plant Systematics. Harper dan Row. New York.

Rahmawati. N. 2005. Pemanfaatan Biofertilizer Pada Pertanian Organik. Fakultas pertanian.


Universitas Sumatra Utara. Medan

Singh V., dan Raghav P. K. 2012. Review on Pharmacological Properties of Caesalpinia


bonduc L. Int. J Med. Arom Plants. 2(3): 514-530
Tjitrosoepomo G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Widyawati. 1999. Tanaman obat tradisional, pusat penelitian dan pengembangan tanaman
pangan, Bogor.

Wolf B., Snyder GH. 2003. Sustainable Soils The Place of Organik Matter In Sustaining Soils
and Their Productivity. Food Product Press. New York.

Crop Agro Vol.....No.....2018

Вам также может понравиться