Вы находитесь на странице: 1из 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Disusun Oleh:
INDAH PURNAMASARI
NIM: 0433131420117100
PRODI: 1C/ S1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA 1 KEPERAWATAN


STIKES KHARISMA KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41316
Telp.(0267) 412480, Fax: (0267) 410842
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Obesitas pada Anak


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian obesitas pada anak
2. Dampak obesitas pada anak
3. Jenis-jenis, cara kerja, efektivitas, keuntungan, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, Obesitas..
Hari / tanggal : Senin, 9 Juli 2018 , Pukul 10.00 wib
Waktu : 40 menit
Tempat : Lab. Komunitas
Sasaran : Ibu-ibu
Target Sasaran : 1 orang
Penyuluh : Indah Purnamasari

A. Tujuan
1. Tujuan intruksional Umum
Setelah dilakukan promosi kesehatan, orang tua dapat memahami tentang obesitas
dan pencegahan obesitas pada anak.
a. Seorang ibu-ibu yang mempunyai anak yang terkena obesitas
b. Menjaga pola makan anak, rajin mengajak olahraga
c. Tentang Obesitas
d. waktu 40 Menit
2.Tujuan pembelajaran Khusus
Setelah diberikan penjelasan, diharapkan :
a. Dapat menjelaskan tentang pengertian obesitas
b. Dapat menyebutkan ciri-ciri obesitas pada anak
c. Dapat menyebutkan faktor penyebab obesitas
d. Dapat menjelaskan dampak dari obesitas anak
e. Dapat menentukan cara mengatasi obesitas anak
B. Pokok Materi Penyuluhan
1. Pengertian obesitas pada anak
2. Ciri-ciri obesitas pada anak
3. Faktor penyebab obesitas pada anak
4. Dampak dari obesitas pada anak
5. Mengatasi obesitas pada anak
C. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
a. Membuka kegiatan dengan
pembukaan yang
mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan disampaikan oleh
memperkenalkan kelompok tim moderator
c. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
e. Menyampaikan kontrak
waktu

2. 15 Pelaksanaan Mendengarkan dan


menit memberikan umpan balik
Penyampaian materi oleh
tehadap materi yang
pemateri: disampaikan.
a. Menggali pengetahuan
peserta tentang obesitas
b. Menjelaskan tentang
pengertian dan ciri obesitas
pada anak
c. Menyebutkan dampak
obesitas pada anak
d. Menjelaskan cara mengatasi
obesitas pada anak

3. 10 Tanya jawab Mengajukan pertanyaan


menit
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipaham
4. 5 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada
peserta tentang materi yang
telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab
pertanyaan

5. 5 menit Penutup Mendengarkan dengan


seksama dan menjawab
a. Mempersilahkan fasilitator
salam
dari pembimbing klinik dan
pembimbing akademik untuk
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
b. Menjelaskan kesimpulan
dari materi penyuluhan
c. Ucapan terima kasih
d. Salam penutup

D. Metode Promosi Kesehatan


1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media
Media promosi kesehatan yang digunakan pada penyuluhan ini berupa:
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a. Sasaran yang hadir diruangan penyuluhan menghadap kearah presentator
b. Sersedianya media penyuluhan sebelum penyuluhan dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran m,emperhatikan penyuluhan yang disampaikan oleh presentator
b. Berpatisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan
c. Sasaran mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
d. Pesan dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh materi penyuluhan dapat dipresentasikan sesuai waktu yang
disediakan
b. Seluruh sasaran mendapatkan leaflet tentang materi yang diberikan
G. Daftar Pustaka
Ginanjar, Genis. (2009). Obesitas pada Anak. Jakarta: Mizan
IDAI. (2014). Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak
dan Remaja. Jakarta: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Lampiran

MATERI OBESITAS PADA ANAK

A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh
berlebihan. Sejumlah tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi,
menginsulasi panas, meredam goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus
Kesehatan). Kegemukan dan obesitas merupakan masalah gizi berlebih yang
kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan obesitas pada
anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah
kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.
(Ginanjar :
B. Ciri Obesitas pada Anak
1. Badan Besar Tidak Sesuai Umur
Biasanya anak yang mengalami obesitas akan terlihat lebih besar dan
gemuk, ukuran tubuh ini tidak sesuai dengan usia yang mereka miliki. Segera
konsultasikan pada dokter jika Si Kecil memiliki tubuh yang gemuk dan besar
untuk memastikan apakah ia mengalami obesitas atau bukan.

2. Lebih dari Ukuran Normal

Jika Si Kecil mengalami kenaikan berat badan secara signifikan dalam


kurun waktu 3 bulan dan kenaikannya melebihi berat badan normal pada balita,
maka dapat dikatakan anak Anda mengalami obesitas.

3. Bentuk Wajah

Bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut
relatif kecil, dagu ganda.

4. Lipatan Tubuh

Tidak hanya dilihat dari berat badan, obesitas pada anak juga dapat dilihat
melalui kondisi fisik secara lebih spesifik lagi. Contohnya adalah terdapat
lipatan di beberapa bagian tubuh seperti di bagian dagu dan perut, pipi terlihat
tembem, dan leher terlihat pendek.

6. Alat Kelamin Kecil

Pada anak laki-laki yang obesitas, akan terlihat bagian dada yang lebih besar,
serta alat kelamin yang akan terlihat lebih kecil jika dibandingkan dengan anak
laki-laki dengan berat badan normal. Hal ini disebabkan karena penumpukan
lemak di area alat kelamin yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan alat
kelamin.

C. Faktor Penyebab Obesitas Anak


Obesitas dapat terjadi bila terdapat kelebihan energi yang menetap, atau
akibat pemakaian energi yang berkurang secara menetap, atau kombinasi
keduanya.
1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh.
a. Pada bayi
 Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya,
bahwa setiap kali minum harus habis.
 Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap kali anak
menangis.
 Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
 Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu
manis, kalorinya tinggi), sehingga bayi selalu haus/minta minum.

Obesitas pada bayi umur satu tahun pertama. sebagian berhubungan


dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian
besar obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebabnya.
Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi teriadinya bayi berat badan lahir yang
lebih tinggi dari biasanya, yaitu Faktor keturunan , ibu yang obesitas,
pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan, Ibu
diabetes/pradiabetes.
b. Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya makanan
merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih
sayang.
c. Gaya hidup masakini
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan fast food yang berkalori
tinggi seperti hamburger. pizza, ayam goreng dengan kentang goreng, es krim.
aneka macam mie, dll.
2. Penggunaan kalori yang kurang
Berkurangnya pemakaian energi dapatleriadi pada anak yang kurang aktifitas
fisiknya, seharian nonton TV dll Lebih-lebih kalau nonton sambil tidak
berhenti makan. maka kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.

D. Dampak Obesitas pada Anak


Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang

terjadi pada masa bayi maupun pada masa dewasa, antara lain:

1. Terhadap kesehatan.
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-

anak. Tetapi bila obesitas masih teriadi setelah masa dewasa, maka morbiditas

maupun mortalitasnya akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat

obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan

mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respons

imunologik sel T dan aktifitas sel polimorfonuklear.

2. Saluran pernafasan.
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran

pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya


hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian

atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, yang

disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksikronis saluran pernafasan dengan

hipertrofi tonsil dan adenoid. dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-

gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya

adalah nafas yang pendek.


3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah/panas, sering

disertai miliaria, maupun jamur pada lipalan-lipatan kulit.


4. Ortopedi.
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan

ortopedi seperti Legg-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital

epiphyses, tibia vara dll.

E. Mengatasi Obesitas Anak

Prinsip tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah menerapkan
pola makan yang benar, aktivitas fisis yang benar, dan modifikasi perilaku
dengan orangtua sebagai panutan.
Tujuan tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak harus disesuaikan
dengan usia dan perkembangan anak, penurunan berat badan mencapai 20% di
atas berat badan ideal, serta pola makan dan aktivitas fisis yang sehat dapat
diterapkan jangka panjang untuk mempertahankan berat badan tetapi tidak
menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
1. Pola makan yang benar
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA)

merupakan prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih

bertumbuh dan berkembang dengan metode food rules, yaitu


a. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang

terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan

air putih di antara jadwal makan utama dan camilan, serta lama makan

30 menit/kali.

b. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk

mengonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh

anak.

c. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan

kebutuhan kalori yang diperoleh dari hasil perkalian antara kebutuhan

kalori berdasarkan RDA menurut height age dengan berat badan ideal

menurut tinggi badan

Langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan motivasi anak untuk

ingin menurunkan berat badan setelah anak mengetahui berat badan ideal yang

disesuaikan dengan tinggi badannya, diikuti dengan membuat kesepakatan

bersama berapa target penurunan berat badan yang dikehendaki.

2. Pola aktivitas fisis yang benar


Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja obes dilakukan dengan
melakukan latihan dan meningkatkan aktivitas harian karena aktivitas fisis
berpengaruh terhadap penggunaan energi. Peningkatan aktivitas pada anak
gemuk dapat menurunkan napsu makan dan meningkatkan laju metabolisme.
Latihan aerobik teratur yang dikombinasikan dengan pengurangan energi akan
menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya
dengan diet saja.
Ilyas EI menyatakan bahwa latihan fisis yang diberikan pada anak
disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisis, dan
umurnya. Pada anak berusia 6-12 tahun atau usia sekolah lebih tepat untuk
memulai latihan fisis dengan keterampilan otot seperti bersepeda, berenang,
menari, karate, senam, sepak bola, dan basket, sedangkan anak di atas usia 10
tahun lebih menyukai olahraga dalam bentuk kelompok. Aktivitas sehari-hari
dioptimalkan seperti berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, menempati kamar
tingkat agar naik dan turun tangga, mengurangi lama menonton televisi atau
bermain games komputer, dan menganjurkan bermain di luar rumah.
a. Aktivitas aerobik
Aktivitas aerobik merupakan latihan fisis yang dapat dilakukan setiap
hari selama 60 menit atau lebih. Aktivitas aerobik terdiri dari aktivitas aerobik
dengan intensitas sedang (misalnya jalan cepat) atau aktivitas aerobik dengan
intensitas bugar (misalnya berlari). Aktivitas aerobik dengan intensitas bugar
dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu.
b. Penguatan otot (muscle strengthening)
Aktivitas penguatan otot, seperti senam atau push-up, dilakukan paling
sedikit tiga kali dalam satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama
60 menit atau lebih.

c. Penguatan tulang (bone strengthening)


Aktivitas penguatan tulang, seperti lompat tali atau berlari, dilakukan
paling sedikit tiga kali dalam satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis
selama 60 menit atau lebih.
3. Modifikasi perilaku
Tata laksana diet dan latihan fisis merupakan komponen yang efektif
untuk pengobatan, serta menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk
memperoleh perubahan makan dan aktivitas perilakunya.Oleh karena prioritas
utama adalah perubahan perilaku, maka perlu menghadirkan peran orangtua
sebagai komponen intervensi.
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya
adalah:
a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan
aktivitas fisis, serta mencatat perkembangannya.
b. Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton
televisi diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat
menjadi pencetus makan. Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua
stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang keinginan untuk makan.
c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis
makanan yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan.
d. Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan,
pujian terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan
anaknya, misalnya makan makanan menu baru yang sesuai dengan
program gizi yang diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan
olahraga.
e. Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi
rencana bepergian atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk
makan terlalu banyak, yaitu dengan memilih makanan yang berkalori
rendah atau mengimbanginya dengan melakukan latihan tambahan untuk
membakar energi.

Вам также может понравиться