Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Hasil
Dari hasil praktikum identifikasi plankton di Pantai Bama, Taman Nasional
Baluran maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Indeks keanekaragaman, indeks keragaman dan indeks dominansi plankton
pada pengamatan pagi, siang dan malam hari
Area dan
Indeks
wilayah Indeks
Indeks
No. Jumlah Keanekaragaman Dominansi
pengamatan Keseragaman
(%)
H
plankton
1. Pagi dalam 875 3,257 0,303 0,114
2. Siang dalam 1133 3,192 0,297 0,088
3. Siang tengah 985 3,109 0,294 0,102
4. Siang tepi 997 3,165 0,300 0,100
5. Sore dalam 595 2,842 0,324 0,168
6. Sore tengah 447 2,934 0,319 0,224
7. Sore tepi 410 3,049 0,297 0,244
8. Malam tepi 439 2,871 0,311 0,228
Tabel 2 Perhitungan indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (pagi dalam)
Tabel 3. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 4. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 5. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 6. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 7. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 8. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 9. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)
Tabel 10. Faktor Fisik Kimia Laut di Perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran
Waktu
No Parameter Rata-rata
Penelitian
1 DO (ppm) Pagi 1,04
Siang 1,86
Sore 1,61
Malam 1,59
Pagi 35,33
Siang 15,58
2 CO2 (mg/l)
Sore 19,06
Malam 21,60
Pagi 4,00
Siang 4,00
3 Salinitas (%)
Sore 3,76
Malam 3,55
Pagi 6,82
Siang 7,53
4 pH
Sore 7,53
Malam 7,16
Pagi 28,50
34,17
Siang 31,12
Suhu (oC)
31,12
Sore 33,33
Malam 31,20
B. Analisis
Berdasarkan tabel dan grafik hasil pengamatan dan perhitungan di atas dapat
diketahui bahwa keanekaragaman dan populasi plankton dari setiap wilayah dan waktu
pengamatan hasilnya berbeda-beda. Populasi fitoplankton lebih mendominasi
dibandingkan populasi zooplankton. Pada pengamatan pagi hari, diambil di bagian
dalam diperoleh total populasi plankton sebanyak 875 yang terdiri dari 746 fitoplankton
dan 129 zooplankton. Pada daerah ini genus yang mendominasi adalah Closterium
selaceum dengan jumlah 63 dengan indeks keanekaragaman 0,189 sedangkan yang
paling sedikit adalah Uronema elongatum dengan jumlah populasi 12 dan indeks
keanekaragaman 0,059. Indeks keanekaragaman plankton pada pengambilan di
wilayah ini adalah 3,257, sedangkan indeks keseragaman dan dominansinya 0,303 dan
0,114 %.
Selanjutnya dilakukan pengamatan pada siang hari,dengan daerah pengambilan
yaitu tepi, tengah, dan dalam. Pada bagian tepi didapatkan sebanyak 997 yang terdiri
dari 784 fitoplankton dan 213 zooplankton. Pada daerah ini ditemukan total 28 genus
yang didominasi oleh jenis Cyclotella ocellata dengan jumlah 75 dengan indeks
keanekaragaman 0,195. Genus yang paling sedikit adalah Euglena ocus yang
jumlahnya hanya 10 individu dengan indeks keanekaragaman 0,046. Total indeks
keanekaragaman pada wilayah ini adalah 3,165 dengan indeks keseragaman 0,3001 dan
indeks dominansi 0,100%. Pada bagian tengah tidak jauh berbeda karena ditemukan
total 985 individu dengan 893 fitoplankton dan 92 zooplankton. Dibandingkan pada
daerah tepi zooplankton pada daerah ini jauh lebih sedikit, hal ini kurang sesuai dengan
teori karena seharusnya zooplankton lebih beraktivitas pada daerah dengan intensitas
cahaya yang lebih rendah sedangkan pada daerah tepi intensitas terkena cahaya
matahari lebih besar. Genus yang mendominasi pada daerah ini adalah Astramoeba sp.
yang digolongkan ke dalam fitoplankton, jumlahnya 97 individu dengan indeks
keanekaragaman 0,228. Genus yang jumlahnya paling sedikit adalah Oophilla
amblistomatis yang jumlahnya hanya 5 individu dengan indeks keanekaragaman
sebesar 0,027. Dari daerah ini didapatkan total indeks keanekaragaman 3,109; indeks
keseragaman 0,294; dan indeks dominansi 0,102%.
Selanjutnya adalah wilayah bagian dalam, ditemukan sebanyak 29 genus dengan
total individu sebanyak 1133 yang terdiri dari 1035 fitoplankton dan 98 zooplankton.
Terdapat perbedaan yang mencolok dari perbandingan jumlah fitoplankton dan
zooplankton pada daerah ini dikarenakan pada siang hari fitoplankton akan ke
permukaan untuk melakukan fotosintesis. Genus yang mendominasi wilayah ini adalah
Rhodomonas lacustris, Pythiopsis cymosa, dan Trichoptera malomna yang masing-
masing 90 individu, ketiga genus tersebut digolongkan dalam fitoplankton. Sedangkan
genus yang paling sedikit adalah Polytoma yang jumlahnya hanya 6 inividu. Total
indeks keanekaragaman pada wilayah ini adalah 3,192; indeks keseragaman 0,297; dan
indeks dominansi 0,088%.
Selanjutnya, pengambilan sore hari juga dilakukan ditiga wilayah tepi, tengah,
dan dalam. Pada wilayah tepi ditemukan sebanyak 29 genus dengan jumlah total 410
individu yang terdiri dari 331 fitoplankton dan 79 zooplankton. Genus yang jumlahnya
paling banyak adalah Chlorochtyum lemnae dengan jumlah 39 dan indeks
keanekaragamannya 0,062, sedangkan yang paling sedikit jumlahnya adalah
Pleurotenium sp., Rhodophyta sp., Ophiogomphus sp., Hildenbrandia sp., Gleocapsa,
Spirogyra, dan Kentrospuera bristolae yang jumlahnya masing-masing adalah 3
individu. Total indeks keanekaragaman plankton daerah ini adalah 3,049; indeks
keseragaman 0,297, dan indeks dominasi 0,244%.
Pada bagian tengah hanya diperoleh 23 genus dengan jumlah totalnya adalah 447
yang terdiri dari 353 fitoplankton dan 94 zooplankton. Genus yang jumlahnya paling
banyak adalah Rhodomonas lacustris dengan 44 individu sedangkan yang paling sedikit
adalah Hildenbrandia sp. dengan jumlah hanya 3 individu. Indeks keanekaragaman
plankton pada wilayah ini adalah 2,934, indeks keseragamannya 0,319, dan indeks
dominasinya adalah 0,224%. Pada bagian dalam ditemukan lebih banyak plankton
dengan jumlah 595 individu dari 22 genus, jumlah fitoplankton sebanyak 571
sedangkan zooplanktonnya sebanyak 24. Genus yang mendominasi wilayah ini adalah
Diaptomus sp. dengan jumlah 80 individu sedangkan yang paling sedikit adalah
Dactylococcus infusionium dengan jumlah 5. Indeks keanekaragaman di daerah ini
adalah 2,842; indeks keseragamannya 0,324; dan indeks dominasinya adalah 0,168%.
Waktu pengambilan terakhir adalah pada malam hari dibagian tepi yang diperoleh
plankton sebanyak 25 genus. Jumlah keseluruhan plankton di daerah ini adalah 439
yang terdiri dari 265 fitoplankton dan 174 zooplankton. Pada bagian ini jumlah
zooplankton cukup banyak dibandingkan lainnya, dikarenakan waktu pengambilan
yang mendekati malam hari dimana intensitas cahaya rendah dan zooplankton mulai
beraktivitas. Pada wilayah ini, genus yang mendominasi adalah Uronema elongatum
yang digolongkan ke dalam fitoplankton dengan 62 individu dan indeks
keanekaragaman 0,276 sedangkan jumlahnya yang paling sedikit adalah Cladophora sp.
dengan hanya 3 individu. Indeks keanekaragaman pada daerah ini adalah 2,871; indeks
keseragaman 0,311; dan indeks dominasinya 0,228%.
Nilai indeks keanekaragaman plankton tertinggi adalah pada pagi hari bagian
dalam dengan 3,267. Sedangkan yang terendah adalah pada sore hari bagian dalam
dengan 2,842. Dengan demikian keanekaragaman plankton secara keseluruhan dalam
kondisi sedang atau kestabilannya sedang. Nilai indeks keseragaman yang paling kecil
atau mendekati 0 adalah pada siang hari bagian tengah 0,294 sedangkan yang paling
tertinggi adalah 0,311 yaitu pada malam hari bagian tepi. Secara keseluruhan nilai
keseragaman lebih mendekati 0 daripada 1 sehingga disimpulkan sebaran individu
antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan. Nilai indeks dominasi
plankton yang terkecil menunjukkan 0,088% pada siang hari bagian dalam sedangkan
yang terbesar adalah sore hari bagian tepi dengan 0,244%. Dari keseluruhan nilai
indeks dominasi plankton menunjukkan angka yang lebih mendekati 0 dibandingkan 1
hal tersebut berarti tidak ada jenis yang mendominasi (Odum, 1971).
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data di atas maka indeks keanekaragaman plankton di Pantai
Bama, Taman Nasional Baluran berkisar antara 2,842 sampai 3,257. Hal ini
menunjukkan bahwa keanekaragaman plankton dalam keadaan sedang atau kestabilan
komunitas dalam kondisi yang sedang. Semakin tinggi nilai indeks keanekaragaman
plankton menunjukkan bahwa lingkungan lebih stabil, dikarenakan keanekaragaman
yang lebih tinggi jaring-jaring makanannya lebih kompleks. Sementara itu, jika jaring-
jaring makanan pada suatu ekosistem semakin kompleks menjadi pertanda makin
stabilnya kondisi lingkungan ataupun ekosistem tersebut.
Indeks keseragaman plankton berkisar antara 0,294 sampai 0,324. Hal ini
menunjukkan bahwa keseragaman dalam kondisi rendah. Kondisi tersebut berarti
mengindikasikan bahwa dalam ekosistem Pantai Bama ada kecendrungan dominasi
jenis yang disebabkan karena ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan dan populasi.
Semakin tinggi nilai keseragaman maka dapat disimpulkan bahwa ekosistem dalam
kondisi baik, dimana penyebaran individu tiap jenis relatif seragam (Krebs, 1989).
Indeks dominasi plankton berkisar antara 0,088 sampai 0,244 yang menunjukkan
bahwa tidak ada jenis yang mendominasi karena nilainya semakin mendekati 0 (Odum,
1971). Dari hasil kisaran nilai indeks dominasi dapat disimpulkan bahwa perairan
Pantai Bama, Taman Nasional Baluran tingkat dominasi dalam kondisi yang rendah.
Dominasi rendah tersebut mengindikasikan bahwa tidak terdapat jenis yang secara
ekstrim mendominasi jenis lainnya serta di dukung oleh kondisi ekosistem yang
cukup stabil sehingga tidak terjadi tekanan ekologis terhadap biota di lingkungan
tersebut.
Populasi fitoplankton lebih banyak bila dibandingkan dengan zooplankton. Hal
ini karena peran fitoplankton di ekosistem perairan sebagai produsen tingkat pertama
dalam rantai makanan yang mampu mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan matahari dan senyawa kimia.
Fitoplankton adalah organisme tingkat pertama atau produsen dalam rantai makanan.
Organisme ini menjadi makanan konsumen tingkat berikutnya seperti Zooplankton dan
ikan. Selain itu perbedaan jumlah fitoplankton dan zooplankton juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah keberadaan cahaya dan nutrien.
Populasi fitoplankton paling banyak adalah pada siang hari. Hal ini dikarenakan
fitoplankton akan berada lebih ke permukaan karena intensitas cahaya yang tinggi
untuk melangsungkan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Fitoplankton yang
memiliki klorofil berkedudukan sebagai produsen primer. Dengan bantuan klorofil dan
pigmen lainnya, fitoplankton dapat menyerap energi yang dipancarkan matahari untuk
melakukan fotosintesis. Karena untuk melakukan fotosintesis sangat diperlukan cahaya,
maka fitoplankton hanya dijumpai pada bagian perairan yang ditembus sinar matahari
dengan panjang gelombang 0,4 – 0,8 mikron (Sachlan, 1982).
Zooplankton mengalami penurunan papulasi pada saat siang hari karena saat
siang hari zooplankton berada jauh di bawah permukaan laut seiring dengan
meningkatnya intensitas cahaya matahari. Zooplankton bermigrasi ke dasar laut.
Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang hari, zooplankton bergerak lebih
kedalam menjauhi permukaan laut kemudian mempertahankan posisinya pada
kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Sehingga jumlah jenis dan kepadatan dari
zooplankton umumnya lebih rendah daripada fitoplankton. Pada saat malam hari
populasi zooplankton meningkat, hal ini disebabkan karena intensitas matahari yang
mulai menurun dan naiknya zooplankton menuju ke permukaan air laut seiring dengan
tenggelamnya matahari. zooplankton beraktivitas pada malam hari, kemudian
menjelang datangnya cahaya, zooplankton bergerak ke dalam. Dengan meningkatnya
intensitas cahaya sepanjang hari, zooplankton bergerak lebih kedalam menjauhi
permukaan laut dan biasanya kemudian mempertahankan posisinya pada kedalaman
dengan intensitas cahaya tertentu.
Suhu air memiliki peranan penting dalam menentukan kecepatan laju
metabolisme dan respirasi biota air serta proses metabolisme ekosistem perairan. Suhu
air akan berubah-ubah sesuai dengan iklim dan musim, hal tersebut berpengaruh pada
proses pertukaran zat atau metabolisme mahkluk hidup, juga mempengaruhi kadar O2
yang terlarut dalam air. Suhu di perairan bama berkisar antara 28,50o sampai 34,17o C.
Suhu terendah ada pada pagi hari sedangkan suhu tertinggi ada pada siang hari.
Menurut Kep.MNLH No. 51 Tahun 2004 baku mutu suhu air laut sebesar 28o sampai
30o C yang mampu mendukung kelangsungan hidup biota, hal itulah yang
mengindikasikan keanekaragaman plankton di pantai Bama dalam kondisi sedang.
Di perairan samudera, salinitas biasanya 30‰ - 36‰. Rentangan salinitas yang
cocok untuk organisme-organisme seperti fitoplankton tidak boleh terlalu keras, yaitu
sekitar 25‰ – 34 ‰. Dalam artian perubahannya tidak terlalu drastis, karena bila
terjadi penurunan salinitas yang melewati batas toleransi maka organisme yang berada
pada daerah itu akan mati (Nybaken, 1988). Salinitas di perairan pantai Bama berkisar
antara 3,55 sampai 4% yang berarti setara dengan 35,5‰ sampai 40‰. Rentang
salinitas tersebut kurang cocok untuk kelangsungan hidup organisme seperti
fitoplankton, hal itu menjadi faktor yang mengindikasikan keanekaragaman plankton
dalam kondisi sedang. Menurut Nybaken (1988) perubahan salinias air laut dipengaruhi
oleh curah hujan saat air surut dan evaporasi saat air surut.
Kadar pH perairan Pantai Bama adalah 6,82 sampai 7,53. Menurut Sastrawijaya
(1991) air yang mempunyai pH 6,7 – 8,6 mendukung populasi organisme dalam air.
Hal tersebut sesuai dengan rentang yang mendukung organisme dapat hidup. Namun,
pH yang ideal pada perairan untuk fitoplankton yaitu antara 7,5 – 8,5 karena kondisi air
yang sedikit basa lebih cepat mendorong proses pembongkaran bahan organik menjadi
mineral seperti nitrat dan fosfat yang merupakan makanan bagi fitoplankton.
Berdasarkan perhitungan nilai DO di perairan Pantai Bama berkisar antara 1,04
sampai 1,86 ppm. Nilai DO terendah adalah di pagi hari sedangkan tertinggi berada
pada siang hari. Nilai ini kurang memenuhi standar baku mutu air laut untuk DO yang
nilainya di atas 5 ppm. Namun selebihnya bergantung pada ketahanan organisme
tersebut karena kelangsungan hidup organisme di laut tidak hanya bergantung pada
nilai DO saja. Untuk nilai CO2 berkisar antara 15,58 sampai 35,33 mg/l. Perairan yang
diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung CO 2 bebas < 5 mg/l.
Kadar CO2 bebas sebesar 10 mg/l, masih dapat ditorerir oleh organisme akuatik asal
disertai dengan kadar O2 yang cukup. Sebagian besar organisme akuatik masih dapat
bertahan hidup hingga karbondioksida bebas mencapai 60 mg/l. Sesuai dengan
pernyataan Boyd (1979) bahwa populasi dan komunitas plankton dalam komunitas
perairan dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia, dan biologi, diantaranya suhu, salinitas,
dan ketersediaan bahan organik.
Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No. 51
Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut.
Krebs, C. J. 1989. Ecologycal Methodology. Harper Collins Publisher, Inc. New York.
Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Auburn University. Alabama
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Correspondence Course Centre. Direktorat Jenderal
Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
B. Saran