Вы находитесь на странице: 1из 182

[Type text]

ANAMNESE

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711
ARJASA 1 001
Pengertian Anamnesa adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara
baik langsung pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada orang tua atau
sumber lain ( Allo anamnese ).

Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk:


- Mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit
Tujuan
pasien
- Membantu menegakkan diagnosa sementara.
- Menetapkan diagnosa banding
- Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya
Kebijakan - Keputusan Kepala UPT PUSKESMAS ARJASA Nomor :
440/C/IX/016/414.20/2016 tentang Standart Prosedur Layanan Klinis
di UPT PUSKESMAS ARJASA
Referensi - Pedoman Pelayanan Klinis UPT PUSKESMAS ARJASA Tahun 2017
[Type text]

Persiapan :
1. Alat
- Alat tulis
- Lembar rekam medis
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala atau skeren untuk
menjaga privasi klien

Hal yang perlu diperhatikan :


Tunjukan sikap sopan dan ramah, menunjukkan niat membantu,
menghargai, tanggap, dan menjaga privasi.

ANAMNESE

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Pelaksanaan :
1. Ucapkan salam terapeutik pada pasien.
2. Tanyakan tentang :
- identitas pasien dengan lengkap (Nama, Umur , Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Agama dan Suku Bangsa, Status
Pernikahan, Alamat& No. telp, Nama Orang tua dan alamat)
- Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat
Prosedur
kemudian ditanya keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien
menunjukkan gejala pertama sampai saat dilkuakan anamnesis
- Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung
dengan penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
- Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
- Riwayat kelahiran
- Riwayat makanan
- Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
[Type text]

ANAMNESE

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Siapkan alat Ucapkan


tulis,rekam salam
medise

- Tanyakan tentang identitas pasien,


keluhan utama,Riwayat penyakit
sekarang ,dahulu, Riwayat
kelahiran,Riwayat
makanan,Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang dan
riwayat keluarga
Flow Chart

Akhiri salam
[Type text]

PEMERIKSAAN FISIK

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


ARJASA NIP. 19580525 198711 1
001
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik
Pengertian
dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk pemeriksaan
fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan klien.
2.Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam
Tujuan
riwayat kesehatan.
3.Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan
penatalaksanaan.
5.Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari terapi.
[Type text]

- Kozie Barbara. 2000. Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess


and Practice : Sixth edition. Menlo Park : California.
- Potter. 2000. Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III,
Referensi
Alih bahasa Ester Monica. Jakarta : EGC.
- Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta :
EGC
Dilakukan oleh Dokter/Perawat/Bidan pada waktu :
- Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
Kebijakan rawat.
- Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
- Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.

PEMERIKSAAN FISIK

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Persiapan :
1. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop, Tensimeter/
spighnomanometer, Thermometer, Arloji/stopwatch, Refleks
Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu), tissue, buku
catatan.
Prosedur
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk
menjaga privacy klien
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien
untuk rileks.
Pelaksanaan :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan
pasang handschoen bila di perlukan
4. Gunakan metode pemeriksaan fisik berupa: Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, dan Auskultasi.
[Type text]

PEMERIKSAAN FISIK

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
5. Pemeriksaan fisik head to toe meliputi :
- Penampilan umum
- Tanda-tanda vital
- Status mental
- Kulit, rambut dan kuku
- Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
- Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
- Dada : Jantung dan Paru
- Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
- Genetalia
- Kekuatan otot /musculosekletal
- Neurologi
6. Lepas handschoen, Cuci tangan& Dokumentasi
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
[Type text]

PEMERIKSAAN FISIK

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
ARJASA SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
B
[Type text]

Siapkan
alat,lingkungan&k Cuci tangan
lien

-jelaskan prosedur
-Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di
sebelah kanan klien dan pasang handschoen
bila di perlukan
-Gunakan metode pemeriksaan fisik:
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.
-Pemeriksaan fisik head to toe
Flow Chart

-Lepas
handschoen,
Cuci tangan&
Dokumentasi
[Type text]

PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Perawatan luka adalah Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada
pasien yang berada di puskesmas

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan


Tujuan perawatan
luka
1. Johnson dkk. 2005. Prosedur perawatan di rumah ;pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
Referensi
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG
[Type text]

PERSIAPAN ALAT STERIL


1. Bak instrumen berisi :
a. Spurt irigasi 50 cc
b. Soft koteker / tobe feeding
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
2. Korentang dengan tempatnya
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handschone / gloves steril
5. Neerbeken (bengkok)
6. Kom kecil/ sedang
7. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung

PERAWATAN LUKA

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

8. Topical terapi
a. Betadine sol
b. Sutratol
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Alkohol 70 %
PERSIAPAN ALAT NON STERIL
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Gunting verband
6. Neerbeken / bengkok
7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8. Tas plastik kotoran / tempat sampah
9. Alat tulis
10. Form inform consern
11. Form UGD
PERSIAPAN ALAT NON STERIL
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Gunting verband
6. Neerbeken / bengkok
7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8. Tas plastik kotoran / tempat sampah
9. Alat tulis
10. Form inform consern
11. Form UGD
[Type text]

PERAWATAN LUKA

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien


+inform concern
2. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan
irigasi luka
4. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat
mengalir dari ujung atas ke ujung bawah luka
5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area
kerja
6. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien
+inform concern
7. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
8. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan
irigasi luka
Prosedur 9. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat
mengalir dari ujung atas ke ujung bawah luka
10. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area
kerja
11. Mencuci tangan dengan sabun
12. Mengenakan schort / gown plastik
13. Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan
alkohol 70 % pada plester yang menempel dikulit klien untuk
melepaskannya.
14. Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi
luka (warna dasar luka, ukur dalamnya goa luka, jaringan
nekrotik, granulasi dan epitel, kontraksi luka, kulit sekitar luka
15. Mencuci tangan
16. Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart
tentang penggantian pembalut, penampilan luka dan gambaran
cairan luka
[Type text]

PERAWATAN LUKA

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
[Type text]

Menyiapkan Menjelaskan Meletakkan


alat steril & prosedur yg akan perlak+alas di
non steril dilaksanakan&inf bawah tubuh
orm concern klien
Cuci
tangan Membuka&me
Membantu Menempatka
nempatkan tas
mengatur n bengkok di
plastic kotoran
posisi klien bawah luka
di dekat area
kerja

Mengena
Mengenakan Melepaskan Melepaskan
kan
gloves non & gloves
schort
steril,menyem membuang
protkan pembalut
alcoho 70% kotor ke
pd plester dlm tas
plastik

Menghisap Mengenakan Mengkaji


solution handschon Menuangkn
solution jumlah,jenis,
irigasi hangat steril bau cairan
ke dlm spuit irigasi yg
Flow Chart hangat k dlm luka,&obs.ko
30cc ndisi luka
kom steril

Jika luka Menyemprotkan Melakukan irigasi


berongga solution irigasi beberapa kali
dalam,masukkan
soft kateter ke
dlm luka

Menutup luka dg Menutup luka dg Mengeringkan


kasa&rekatkan dg pembalut/topical sekitar luka dg
plester terapi betadine

Meletakan Melepaskan gloves, Membereskan


pinset& gunting buang kedalam tas peralatan
dalam bengkok plastik

Mengecek&
mencatat di Mencuci tangan
chart
[Type text]
[Type text]

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
Pengertian Pemberian injeksi intramuskuler adalah memberikan obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan muscular (otot)

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan obat sesuai


dengan program terapi melalui intra muscular untuk mendapatkan berbagai
efek terapi yang diinginkan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG
[Type text]

1. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol


2. Petugas membuka tutup jarum
3. Petugas menusukkan jarum ke daerah penusukan dengan sudut 90
derajat, kira – kira sampai jaringan otot
4. Petugas meLakukan aspirasi spuit,
5. Petugas mengobservasi ada tidak darah dalam spuit
6. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit,
7. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
8. Petugas mengganti penusukan ke tempat lain
9. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan – lahan hingga habis
10. Petugas mencabut jarum
11. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
12. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
13. Petugas membuang sampah medis pada tempatnya
14. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis,
15. Petugas merapikan alat dan bahan,
16. Petugas mencuci tangan.

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Persiapan Alat (Didalam baki/meja suntkan berada)


1. Semprit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
2. Obat – obatan yang dibutuhkan
3. Korentang steril dalam tempatnya
4. Kapas alkohol dalam tempatnya dan gergaji ampul
5. Cairan pelarut
6. Bak semprit steril steril yang tertutup, di dalamnya sudah diberi
alas untuk tempat semprit
7. Pembendung vena
8. Bengkok berisi desinfektan, untuk tempat semprit dan jarum yang
sudah dipakai
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
Prosedur
Persiapan Pasien dan Lingkungan
 Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
 Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan
 Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
Pelaksanaan
17. Petugas mencuci tangan,
18. Petugas menyiapkan alat – alat dan bahan dalam bak instrumen
steril,
19. Petugas Memberi tahu maksud tindakan kepada pasien
20. Petugas melakukan aspirasi obat sesuai dosis dengan spuit injeksi
21. Petugas Mengatur posisi pasien
22. Petugas memilih area penusukan yang bebas dari lesi dan
peradangan
[Type text]

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Menyiapkan alat & Memberi tahu


Cuci Tangan bahan dalam bak maksud kepada
instrumen steril pasien

Melakukan
Mengatur posisi
aspirasi obat
pasien
sesuai dosis

Memilih area Membersihakan


penusukan area penusukan

Membuka tutup
Menusukkan jarum
jarum

Melakukan
aspirasi spuit

Flow Chart
Menekan tempat
Ada darah Tarik kembali
Ya penusukan
dalam spuit? jarum
dengan alkohol

Tidak

Masukkan obat Menekan tempat


perlahan hingga Mencabut jarum penusukan
habis dengan alkohol

Membuang Memberitahu
sampah medis pasien

Mencatat dalam
rekam medis

Merapikan alat
dan bahan

Cuci tangan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
Pengertian Pemberian obat secara intravena adalah memberikan obat injeksi dengan
cara memasukkan obat langsung kedalam pembuluh darah vena

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan obat


sesuai dengan program terapi melalui intra vena untuk mendapatkan
berbagai efek terapi yang diinginkan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
Referensi
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat intra vena
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan didasarkan pada program
terapi
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Alat (Didalam baki/meja suntkan berada)


1. Semprit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
2. Obat – obatan yang dibutuhkan
3. Korentang steril dalam tempatnya
4. Kapas alkohol dalam tempatnya dan gergaji ampul
5. Cairan pelarut
6. Bak semprit steril steril yang tertutup, di dalamnya sudah diberi alas
untuk tempat semprit
7. Pembendung vena
8. Bengkok berisi desinfektan, untuk tempat semprit dan jarum yang
sudah dipakai
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
Pasien dan Lingkungan
 Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
 Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan
 Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Membebaskan alat-alat ke dekat pasien sesuai dengan kebutuan
2. Mencuci tangan
3. Membaca kembali daftar obat pasien
4. Mengambil semprit & jarum pada tempatnya
5. Melarutkan obat yang diperlukan
6. Membaca kembali daftar pemberiannya obat dan mencocokan
dengan papan nama pasien/Tanya pasien
7. Semprit dan kapas alcohol dimasukkan ke dalam bak semprit yang
tersedia dan langsung dibawa ke pasien
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

8. Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan dengan


papan nama pasien/Tanya pasien
9. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
10. Menentukan tempat/vena,pilih vena bagian ujung terlebih dahulu
11. Pasang torniket 3-5 inci dari vena yang dipilih
Prosedur 12. Menusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas dan
membuat sudut antara 30 derajat dengan permukaan kulit
13. Penghisap ditarik sedikit (bila ada darah,lepas torniket )
14. Obat disemprotkan perlahan – lahan
15. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat
16. Kulit ditahan dengan kapas alcohol sambil dilakukan massage

Evaluasi
1. Posisi suntikan tepat
2. Sterilitas alat tetap terjaga

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Membaca kembali Mengambil


Cuci tangan daftar obat pasien semprit&jarum

Membaca
Membebaskan kembali&mencocok
daerah yang akan kan dg papan nama Melarutkan obat
disuntik pasien

Menentukan Pasang torniket 3-5 Menusukkan jarum,


Flow Chart tempat/vena inci dg sudut 30 derajat

Penghisap ditarik sedikit (bila


ada darah,lepas torniket)
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
Pengertian Pemberian obat secara subcutan adalah memberikan/memasukkan obat
sesuai program terapi kepada pasien melalui jaringan subcutan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memasukkan obat


Tujuan
kedalam jaringan subcutan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat subcutan
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan didasarkan pada program
terapi
5. Lakukan aspirasi, bila muncul darah maka segera cabut spuit untuk
dibuang dan lakukan prosedur dari awal. Bila tidak ada darah maka
pelan-pelan dorong kedalam jaringan.
6. Cabut spuit lalu tekan area injeksi dengan kapas alcohol sampai
dengan perdarahan berhenti
7. Rapikan pasien dan alat yang sudah digunakan
8. Buka sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan respon pasien dan obat yang diberikan (nama obat,
dosis, rute, tanggal dan jam pemberian)
10. Observasi adanya perdarahan dan kemungkinan adanya alergi dan
efek samping.
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan :


 Nama obat, dosis, tujuan dan efek samping yang mungkin
timbul
 Rasa nyeri saat obat dimasukkan
2. Beri lembar informed Concent pada pasien atau keluarga untuk
ditandatangani
3. Atur posisi yang nyaman sesuai area yang akan diinjeksi (lengan
atas bagian luar, paha depan, perut, dorsogluteal, ventrogluteal
atau scapula)
4. Persiapkan alat – alat :

Prosedur  Obat dalam vial atau ampul


 Spuit 1 cc/3 cc dan jarum 25 gauge
 Kapas dalam kom
 Alcohol 70%
 Bak injeksi
 Sarung tangan
 Baki
 Bengkok
11. Dekatkan alat disamping pasien
12. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
13. Cek label obat dan sesuaikan dengan catatan pemberian obat
pasien serta dosis obat
14. Kaji ulang identitas pasien
15. Masukkan obat dari vial atau ampul kedalam tabung spuit dengan
cara yang benar sesuai dosis yang ditentukan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

16. Beritahu pasien dan atur posisi yang nyaman sesuai area yang
akan diinjeksi atau ditusuk
17. Usap area yang akan ditusuk dengan kapas antiseptik dari tengah
keluar melingkar 5 cm menggunakan tangan yang tidak untuk
menginjeksi
18. Siapkan spuit, lepaskan kap/penutup jarum secara tegak lurus
sambil menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
19. Gunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk mengangkat
atau merentangkan kulit, lalu secara hati – hati tangan yang lain
menusukkan jarum dengan posisi 450-900

Unit terkait 1. Rawat Jalan


2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRACUTAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
Pengertian Pemberian obat intracutan adalah memberikan obat sesuai program terapi
kepada pasien melalui jaringan intracutan

Sebagai acuanpenerapan langkah-langkah untuk


- Memasukkan obat dibawah kulit
Tujuan
- Untuk test diagnostic alergi atau adanya penyakit tertentu
- Memberikan vaksin imunisasi
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat intracutan
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan didasarkan pada program
terapi
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRACUTAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

1. Jelaskan pada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan


2. Jelaskan pada pasien/keluarga mengenai
- Nama obat
- Tujuan pemberian obat
- Hal-hal yang mungkin dialami pasien setelah injeksi
intracutan (nyeri, rasa terbakar dll)
3. Memberikan lembar informed consent untuk ditandatangani
pasien/keluarga
4. Siapkan peralatan dan dekatkan ke pasien:
- Obat untuk injeksi intra cutan
- Spuit 1 cc
- Kapas dalam kom kecil
- Alcohol 70%
- Aquabidest
prosedur - Bak injeksi/bengkok
- Sarung tangan
5. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
6. Cek label obat dan sesuaikan dengan catatan pemberian obat
pasien serta dosis obat
7. Beri tahu tentang lokasi penusukan yang akan dilakukan .
8. Lakukan disinfeksi pada area penusukan menggunakan kapas
alcohol dengan arah melingkar keluar sekitar 5 cm tunggu hingga
kering. Pastikan area injeksi tidak berbulu atau lecet
9. Pegang (dukung) lengan bawah pasien dan meregangkan kulit
dengan tangan non dominan perawat
10. Tangan dominan perawat memegang spuit dan tusukkan ke kulit
Dengan sudut 100 - 150 dengan ujung menghadap ke atas
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRACUTAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
11. Masukkan jarum hingga 0,3 cm dibawah kulit, jika ujung jarum
sudah tampak dibawah kulit masukkan obat secara perlahan hingga
muncul tonjolan/undulasi di bawah kulit, jika tonjolan/undulasi tidak
muncul ulangi prosedur
12. Tarik jarum dengan sudut yang sama saat memasukkan. Area
Prosedur injeksi jangan dipijat atau digosok
13. Lingkari dengan balpoint daerah undulasi dengan diameter 2,5 cm
dan tulis obat yang diberikan
14. Jelaskan pada pasien untuk tidak mencuci area injeksi
15. Buang spuit dalam bengkok
16. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
17. Pantau hasil injeksi dan respon pasien (skin test setelah 15-30
menit, untuk test tuberkulin setelah 48 – 72 jam)
18. Bersihkan alat dan rapikan pasien
19. Dokumentasikan hasil observasi dan tindakan yang telah dilakukan
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRACUTAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Jelaskan pd pasien
tindakan yg akan Atur posisi
dilakukan informed Concent pasien&persiap
kan alat

Memberi tahu Cek label,sesuaikan Cuci


tentang lokasi dg catatan&dosis tangan&pakai
penusukan obat pasien sarung tangan

Memegang lengan Menusukkan spuit


Melakukan bawah&meregangkan
desinfeksi dg sudut 10o-15o
kulit pasien

Flow Chart Menjelaskan Memasukkan jarum


pd Menarik
jarum&lingkari hingga 0,3cm d bawah
pasien&memb kulit hingga muncul
uang spuit dlm dg bolpoint
daerah undulasi tonjolan
bengkok

Membuka sarung Memantau hsl Bersihkan


tangan&cuci injeksi&respon alat&rapikan
tangan pasien pasien

Dokumentasikan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT ORAL

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
Pengertian Pemberian obat oral adalah memberikan obat sesuai program terapi
kepada pasien melalui mulut

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan efek


Tujuan
sistemik dan local terhadap pencernaan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat oral disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
[Type text]

1. Jelaskan pada pasien/keluarga tentang pemberian obat oral


- Nama obat, dosis dan waktu pemberian
- Tujuan pemberian obat oral
- Ketidaknyamanan dan efek samping yang muncul seperti mual,
pusing dan pahit.
2. Kaji riwayat medis pasien, riwayat alergi, riwayat medikasi, dan riwayat
diet
3. Tetapkan keinginan pasien dan toleransi terhadap cairan untuk
menyertai medikasi
4. Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap pesanan medikasi :
pastikan nama pasien, nama dan dosis obat, rute pemberian dan waktu
pemberian (ingat 5 T)
5. Atur nampan, cangkir, atau kartu obat.
6. Siapkan medikasi untuk satu pasien dalam satu waktu
7. Pilih medikasi yang tepat dari stok atau laci dosis unit dan bandingkan
dengan catatan pemberian obat. Pastikan medikasi

PEMBERIAN OBAT ORAL

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

8. benar dan membaca label


9. Cek label medikasi tiga kali sebelum pemberian obat yaitu cek ketika
mengambil obat dari tempat penyimpanan obat, saat menempatkan ke
mangkok obat dan saat mengembalikan obat ketempat pemyimpanan
obat
10. Hitung dosis dengan tepat dan cek penghitungannya
11. Untuk menyiapkan tablet/kapsul dari botol tuangkan jumlah yang
diinginkan ke dalam mangkok obat. Jangan menyentuh obat dengan
jari. Jika obat kelebihan, kembalikan ke botol obat
12. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dalam kemasan, maka jangan
melepaskan kemasan, langsung masukkan ke dalam mangkok obat.
13. Semua tablet atau kapsul untuk memberikan kepada pasien pada
waktu yang bersamaan ke dalam satu mangkok obat kecuali pasien
yang membutuhkan pengkajian sebelum pemberian obat seperti
frekuensi,nadi atau tekanan darah.
14. Untuk menyiapkan obat cair lepaskan penutup botol dalam posisi
terbalik. Pegang botol dengan label diatas ketika menuangkannya.
Pegang cangkir obat (takaran dosis) setinggi mata dan isi sampai tanda
yang diinginkan. Ukuran harus sejajar dengan cairan pada dasar
meniskus
15. Semua tablet atau kapsul untuk memberikan kepada pasien pada
waktu yang bersamaan ke dalam satu mangkok obat kecuali pasien
yang membutuhkan pengkajian sebelum pemberian obat seperti
frekuensi,nadi atau tekanan dara
[Type text]

PEMBERIAN OBAT ORAL

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
16. Jangan tinggalkan obat tanpa perhatian
17. Berikan obat pada pasien pada waktu yang tepat
18. Bantu pasien untuk mengambil posisi duduk atau berbaring miring
Prosedur untuk mencegah aspirasi
19. Bila pasien tidak dapat memegang obat tempatkan cangkir obat pada
bibir pasien dan tuangkan obat ke dalam mulut dengan perlahan
20. Dampingi pasien sampai setiap obat ditelan semua. Bila tidak yakin
apakah obat ditelan, minta pasien membuka mulut.
21. Catat semua pemberian obat pada catatan pemberian obat
22. Setelah prosedur selesai rapikan pasien dan bereskan obat dan alat

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

PEMBERIAN OBAT ORAL

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Menetapkan
Menjelaskan pd Mengkaji riwayat keinginan
pasien/keluarga medis,alergi,medika pasien&toleransi
si&diet pasien terhadap cairan

Menyiapkan
medikasi,memasti Mengatur Memeriksakeakuratan
kan medikasi nampan,cangkir/ &kelengkapan
benar&membaca kartu obat medikasi
label

Mengecek Menyiapkan
Flow Chart label,menghitung tablet/kapsul ke Jangan
dosis&mengecek dlm mangkok meninggalkan obat
penghitungannya obat&memberikan tanpa perhatian
pd pasien

Mendampingi pasien Memberikan obat tepat


sampai setiap obat waktu,&bantu pasien
ditelan semua&catat mengambil posisi
semua pemberian obat duduk/berbaring miring

Merapikan
pasien&memberes
kan obat&alat
[Type text]

ORIENTASI KEPADA PASIEN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
Pengertian Orientasi kepada pasien adalah memberikan informasi yang mudah
kepada klien dan keluarga tentang ruangan yang ditempati klien

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan


Tujuan kemudahkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan oleh ruangan yang bersangkutan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tindakan kebersihan tangan harus dilakukan oleh petugas kesehatan:
1. Sebelum:
- Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien.
- Sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum
pembedaaan atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin
Kebijakan (mengambil sampel darah, memeriksa tanda-tanda vital)
- Menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
2. Setelah:
- Memegang instrument yang kotor dan alat lainnya.
- Menyentuh selaput lender, darah atau cairan tubuh lainnya
- Kontak yang lama dan intensif dengan pasien
- Melepaskan sarung tangan
[Type text]

4. Rawat Jalan
Unit terkait
5. UGD
6. Rawat Inap

ORIENTASI KEPADA PASIEN

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Prosedur Perhatian: sebelum melakukan tindakan kebersihan tangan, perhiasan
(cincin) harus dilepas
1. Menggunakan sabun dan air bersih mengalir:
- Basahi kedua telapak tangan dengan air mengalir lalu tuangkan
sabun cair ke telapak tangan usap dan gosok dengan lembut pada
ke dua telapak tangan.
- Gosok masing-masing punggunng tangan secara bergantian
- Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
- Gosokkan ujung jari (buku-buku) dengan mengatupkan jari tangan
kanan terus gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
- Gosok dan putar ibu jari
-
[Type text]

KEBERSIHAN TANGAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001
[Type text]

Pengertian Kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan


dengan menggunakan:
1. Sabun/antiseptic di bawah air bersih yang mengalir 9bila
terkontaminasi darah atau cairan tubuh)
2. Handrub berbasis alcohol (bila tidak tampak kotor)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Menghalau mikroba kontaminasi yang diperoleh karena kontak dengan
Tujuan
pasienterinfeksi/kolonisasi, kontak dengan lingkungan
3.Menghilangkan bahan organic dari tangan.
1. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
Referensi
2. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tindakan kebersihan tangan harus dilakukan oleh petugas kesehatan:
1. Sebelum:
- Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien
- Sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DDT sebelum
pembedahan atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin
Kebijakan (mengambil sample darah, memeriksa tanda-tanda vital)
- Menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
2. Setelah:
- Memegang instrument yang kotor dan alat lainnya
- Menyentuh selaput lender, darah atau cairan tubuh lainnya.
- Kontak yang lama dan intensif dengan pasien
- Melepaskan sarung tangan
[Type text]

KEBERSIHAN TANGAN

UPT
PUSKESMAS No. Dokumen :
ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Prosedur Perhatian: sebelum tindakan kebersihan tangan, perhiasan (cincin) harus
dilepas
1. Menggunakan sabun dan air bersih mengalir
- Basahi kedua telapak tangan dengan air mengalir lalu tuangkan
sabun cair ke telapak tangan usap dan gosok dengan lembut pada
kedua telapak tangan
- Gosok masing-masing pungggung tangan secara bergantian
- Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
- Gosokkan ujung jari (buku-buku)dengan mengatubkan jari tangan
kanan terus gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
- Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
- Gosokkan ujung jari pada telapak tangan secara bergantian setelah
itu bilas dengan menggunakan air bersih mengalir, lalu keringkan
dengan tissue, sebelum tissue dibuang gunakan untuk menutup kran
air
2.Handrup berbasis alcohol
a.Tuangkan cairan handrup (alcohol gliserin) ke telapak tangan usap
dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan
b.Gosok masing-masing punggung tangan secara bergantian
a. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
b. Gosokkan ujung jari (buku-buku) dengan mengatupkan jari tangan
kanan terus gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
c. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
d. Gosokkan ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

KEBERSIHAN TANGAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Menggunakan sabun dan air bersih mengalir

Basahi ke-2 telapak Gosok Menggosokkan


tangan&tuang kan masing2punggung ujung jari(buku2)
sabun,usap&gosok tangan,kmdian jari ke telapak tangan
pd ke-2 telapak jemari saling bergantian
tangan masuk

Bilas dg air bersih Menggosokkan


mengalir,keringkan ujung jari ke
dg tissue&menutup telapak tangan Gosok&putar ibu
kran air bergantian jari scr bergantian

Handrup berbasis alkohol

Flow Chart Gosok


Tuangkan cairan masing2punggung
handrup k telapak tangan,kmdian jari
tangan,uasap&gosok jemari saling
masuk

Menggosokkan
Gosok&putar ibu ujung jari(buku2)
jari scr bergantian ke telapak tangan
bergantian

Menggosokkan
ujung jari pd
telapak tangan scr
bergantian
[Type text]

MENGUKUR SUHU TUBUH

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Mengukur suhu tubuh adalah mengukur derajad panas tubuh pasien
dengan menggunakan thermometer badan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Mengetahui abnormalitas suhu
Tujuan
2.Mengetahui suhu tubuh
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pengukuran suhu tubuh
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Persiapkan alat-alat


- Thermometer (jenis sesuai kebutuhan)
- Kassa/tissue lembut
- Pelumas (untuk thermometer kaca rectal)
- Alat tulis, lembar pencatatan
- Sarung tangan sekali pakai
- Pembungkus plastic atau pembungkus probe sekali pakai
2. Jelaskan bagaimana cara mengukur suhu tubuh tersebut dan
petingnya posisi yang tepat sampai pembacaan lengkap
3. Ketika mengukur suhu oral, tunggu 20 sampai 30 menit sebelum
mengukur suhu, jika pasien merokok atau makan atau minum yang
panas atau dingin
4. Suhu oral (thermometer elektronik)
a. Jelaskan pada pasien bahwa tindakan akan dilakukan, bantu
pasien dalam mengambil posisi nyaman untuk memudahkan
akses ke mulut
b. Gunakan sarung tangan sekali pakai
c. Keluarkan pak thermometer dari unit charging. Pastikan bahwa
probe oral (ujung biru) melekat pada unit thermometer.
Genggannm bagian atas probe, hati-hati jangan menekan tombol
ejeksi
d. Pasangkan pembungkus probe plastic sekali pakai pada probe
thermometer sampai terkunci pada tempatnya
e. Minta pasien untuk membuka mulut dan dengan lembut letakkan
probe di bawah lidah pada kantung sub lingual posterior lateral
terhadap bagian tengah rahang.
f. Minta pasien untuk menjepit thermometer dengan bibir tertutup
g. Biarkan probe ditempatnya sampai tanda bunyi terdengar. Suhu
akan terlihat pada layar digital
h. Ambil probe dari bawah lidah dan diberi tahu suhunya pada
pasien
i. Tekan segera tombol ejeksi untuk membuang pembungkus
plastic probe ke dalam wadah
j. Kembalikan probe pemeriksaan ke tempat penyimpanan dari unit
pencatatan
k. Kembalikan probe pemeriksaan ke tempat penyimpanan dari unit
pencatatan
[Type text]

l. Buka dan buang sarung tangan. Cuci tangan.


m. Kembalikan thermometer ke tempatnya
n. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
5. Suhu oral (thermometer kaca)
a. Bantu pasien untuk memperoleh posisi yang memudahkan akses
ke mulut
b. Gunakan sarung tangan sekalimpakai
c. Pegang bagian ujung thermometer kaca yang berkode warna
(blue tip) dengan ujung jari.
d. Buka thermometer disimpan pada tempat yang mengandung
larutan desinfektan, cuci dengan air dinngin sebelum digunakan
e. Ambil tissue lembut dan seka bagian pentolan thermometer
dengan gerakan rotasi. Buang tissue
f. Baca derajad air raksa ketika memegang thermometer secara
horizontal dan putar thermometer dengan lembut
g. Jika air raksa berada di atas derajat yang diinginkan, pegang
ujung thermometer dengan baik dengan berdiri agak jauh dari
benda-benda keras
h. Kemudian kibaskan tangan kearah bawah dengan kuat seprti
memukul dengan cambuk. Tetap dilakukan sampai derajat air
raksa di bawah 35,5 0C
i. Masukkan thermometer ke dalam bungkus plastik
j. Minta pasien untuk membuka mulut dengan lembut letakkan
thermometer di bawah lidah kantung sub lingual posterior
mendatar terhadap bagian tengah rahang bawah
k. Minta pasien menahan thermometer dengan bibir tertutup. Hati-
hati tertusuk
l. Biarkan thermometer di bawah lidah selama 3 menit sesuai
aturan
m. Ambil thermometer dengan hati-hati dan lepaskan serta buang
pembungkus plastic. Baca thermometer sejajar mata dengan
posisi horizontal
n. Beri tahu pasien hasil bacaan suhu tersebut
o. Seka sekresi dari thermometer dengan tissue lembut. Seka dalam
gerakan rotasi dari jari ke arah pentolan. Buang tissue. Simpan
thermometer dalam wadah di samping tempat tidur
p. Lepaskan dan buang sarung tangan, dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
[Type text]

g. Cuci thermometer dalam air hangat bersabun, cuci di air dingin,


keringkan dan taruh kembali di tempat penyimpanan
h. Bantu pasien memasang gaun atau baju kembali
i. Cuci tangan dan lepas sarung tabgan
j. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
8. Suhu rectal (thermometer elektronik)
a. Lakukan langkah persiapan 1-5
b. Pasang gorden di sekeliling tempat tidur dan atau tutup pintu.
Tutup bagian atas tubuh pasien dan ekstremitas bawahnya
dengan kain atau selimut
c. Bantu pasien dengan posisi sim. Dengan fleksi bagian atas. Tarik
linen tempat tidur untuk hanya memaparkan area anal
d. Ambil set thermometer dari tempatnya. Yakinkan bahwa probe
untuk rectal (ujung merah) bersambung dengan unit thermometer.
Genggam bagian atas probe, hati-hati jangan menekan tom bol
ejeksi
e. Pasang pembungkus plastic sekali pakai tepat ke probe
thermometer
f. Kenakan sarung tangan sekali pakai
g. Dengan tangan non dominan, renggangkan bokong untuk melihat
anus
h. Minta pasien untuk bernapas perlahan dan rileks
i. Masukkan probe ke dalam anus dengan lembut kea rah
umbilicus. Masukkan 1,2 cm untu7k anak-anak dan 3,5 cm untuk
dewasa. Jangan mendorong paksa thermometer. Jika tersa ada
tekanan saat mendorong, tarik kembali thermometer segera dan
jangan memaksa
j. Pegang probe sampai tanda bunyi terdengar. Baca suhu pada
tampilan digital
k. Ambil probe dari rectum dengan hati-hati dan ber tahu pasien
hasil bacaan suhunya
l. Tekan tombol ejeksi untuk melepaskan pembungkus plastic probe
tersebut ke dalam wadah
m. Kembalikan probe ke tempatnya
n. Seka area anal untuk membuang feses
o. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
p. Buka dan buang sarung tang dan cuci tangan
[Type text]

Thermometer pada pelumas, 2,5 sampai 3,5 cm untuk dewasa


atau 1,2 sampai 2,5 cm untuk anak-anak.
e. Pakai sarung tangan sekali pakai
f. Dengan tangan non dominan renggangkan bokong untuk
memaparkan anus
g. Minta pasien untuk tarik napas dan rileks
h. Masukkan thermometer dengan lembut ke dalam anus kea rah
umbilicus. Masukkan 1,2 cm untuk anak anak dan 3,5 cm untuk
dewasa. Jangan mendorong paksa thermometer. Jika terasa ada
tahanan saat memasukkan, tarik segera thermometer, jangan
paksakan
i. Biarkan thermometer selama kira-kira 3 menit sesuai ketentuan
j. Keluarkan thermometer dengan hati-hati dan seka sekresi dengan
tissue, seka dengan gerakan memutar dari jari ke arah pentolan.
Buang tissue
k. Baca thermometer sejajar mata
l. Ber tahu pasien hasil pembacaan suhunya
m. Seka area anal untuk membuang pelumas atas feses
n. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman
o. Basuh thermometer dengan menggunakan air hangat bersabun,
cuci dengan air dingin, kemudian keringkan dan taruh kembali
pada tempatnya
p. Buang darung tangan dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Suhu oral (thermometer elektronik)

Keluarkan pak
Menjelaskan Menggunakan thermometer dr
pd pasien sarung tangan unit charing

Minta pasien untuk Minta pasien untuk


menjepit thermometer buka mulut&letakkan
dg bibir tertutup probe bawah lidah

Buang probe
Biarkan probe Ambil probe&beri plastic&kembalikan
sampai tanda tahu suhunya pd k tempat
bunyi terdengar pasien penyimpanan

Buka&buang sarung
Dokumentasikan tangan.Cuci tangan

Suhu oral (thermometer kaca)

Bantu pasien
Menggunakan Pegang bagian ujung
memperoleh posisi
sarung tangan thermometer kaca
yg mudah

Pastikan derajat air raksa


sampai 35,5oC,masukkan Cuci thermometer dg
thermometer k dlm plastik air,seka bagian
pentolan dg tissu
[Type text]

MENGUKUR FREKUENSI NAFAS

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Mengukur frekuensi nafas adalah menghitung jumlah frekuensi dan


irama selama satu menit, serta kesimetrisan gerak dada yang
didasakan pada naik dan turunnya dada

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui abnormalitas pernapasan
Tujuan
2.Mengetahui frekuensi dan irama pernapasan
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pengukuran frekuensi napas
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan


2. Atur posisi pasien berbaring atau duduk
3. Kaji faktor yang secara normal mempengaruhi karakter pernapasan
4. Jika pasien sedang aktif, tunggu 5 sampai 10 menit
5. Pastikan bahwa pasien ada dalam posisi nyaman,lebih disukai
duduk atau berbaring dengan bagian kepala tempat tidur
ditinggikan 45 sampai 60 derajat
6. Siapkan peralatan
7. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
8. Pastikan dada pasien dapat dilihat, jika perlu buka baju atau gaun
dari dada
9. Letakkan tangan pasien pada posisi rileks yang tidak menghalangi
pandangan terhadap dada pasien, atau letakkan tangan perawat
langsung di atas abdomen pasien
10. Observasi siklus pernapasan komplet (satu inspirasi dan satu
ekspirasi)

11. Setelah mengobservasi siklus, lihat detik jam tangan atau tampilan
digital pada jam dan hitung frekuensi, mulai menghitung satu pada
satu siklus penuh pernapasan
12. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

MENGUKUR FREKUENSI NAFAS

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Menjelaskan Atur posisi Menyiapkan


pd pasien pasien peralatan

Meletakkan tangan Cuci


perawat d atas Memastikan dada tangan&memakai
abdomen pasien pasien dpt dilihat sarung tangan
Flow Chart

Mengobservasi Menghitung
siklus pernapasan satu siklus
Dokumentasikan
komplet pernafasan
[Type text]

MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Menghitung denyut nadi adalah mengukur jumlah pulsasi nadi perifer
atau denyut apeks jantung dalam satu menit

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui abnormalitas denyut nadi tubuh
Tujuan
2.Mengetahui denyut nadi tubuh
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan menghitung denyut nadi
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan


2. Atur posisi pasien berbaring atau duduk
3. Persiapkanalat-alat:
- Jam tangan
- Handschoen
- Alat tulis
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Letakkan ujung dua jari pertama di atas alur sekitar bagian radial
atau ibu jari bagian dalam pergelangan tangan klien
6. Tekan sedikit pada radius, abaikan nadi awalnya kemudian rilekskan
tekanan sehingga nadi dapat diraba dengan mudah
7. Setelah nadi dapat dirasakan secara teratur, lihat detik pada jam
tangan untuk menghitung frekuensi, jika jarum panjang sampai pada
angka tertentu mulai menghitung dengan nol, kemudian satu dan
seterusnya
8. Jika nadi teratur hitung frekuensi selama waktu minimal 15 – 20
detik. Jika nadi tyak teratur hitung frekuensi selama 60 detik
9. Kaji frekuensi dan pola serta ketidakteraturan
10. Tentukan kekuatan nadi
11. Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman
12. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
13. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

MENGHITUNG DENYUT NADI

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Menjelaskan pd Mengatur posisi Mempersiapkan


pasien pasien alat-alat

Meletakkan ujung Cuci


Nadi teraba dua jari pertama d tangan&memakai
bagian radial sarung tangan

Flow Chart
Nadi teratur hitung Nadi tdk teratur Mengkaji
minimal 15-20 dtk hitung slm 60 dtk frekuensi,pola&
kekuatan nadi

Melepas sarung
Dokumentasikan tangan&cuci
tangan
[Type text]

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pengukuran tekanan darah adalah pengukuran tekanan aliran darah


yang dikeluarkan oleh jantung melalui dinding arteri dengan
menggunakan alat tensimeter

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui tekanan darah pasien secara non invasif
Tujuan
2.Mengetahui tekanan rata-rata arteri
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pengukuran tekanan darah
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan


2. Atur posisi pasien berbaring atau duduk
3. Usahakan lengan kanan, tidak ada hambatan (tidak terpasang
infuse, VP shunt, daerah mastectomy, baju)
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Cek alat tensimeter (pilih ukuran manset yang sesuai)
6. Jika pasien posisi duduk maka letakkan lengan pada meja/standar
lain, posisi lengan atas sejajar dengan jantung, punggung bersandar
pada kursi kaki tidak boleh melipat
7. Pada anak posisi kaki tidak boleh menggantung (harus menapak di
lantai) dan rileks(tidak boleh bicara) pada lansia sebaiknya diukur
dalam posisi duduk
8. Jika pasien posisi berbaring maka posisi tangan lurus sejajar
dengan jantung
9. Letakkan tensimeter di tempat datar, mudah dilihat, sejajar dengan
mata observer
10. Cek kondisi air raksa, jumlah dan letaknya
11. Pompa cuff dengan sampai nadi arteri tak teraba tambahkan 30
mmhg setelah nadi tak teraba
12. Pasang stetoskop dan letakkan diatas pulsasi arteri
13. Lepaskan pompa(diflasi) dengan kecepatan 2-3 mmhg/detik
14. Perhatikan pada level berapa pulse menghilang sambil
mendengarkan bunyi korotkoff 1-V
15. Setelah bunyi korotkoff I-V menghilang, kecepatan deflasi secara
perlahan minimal 10 mmhg untuk meyakinkan tidak ada bunyi
tambahan
16. Tekanan sistolik (fase I) dan diatolik (fase V) harus segera dicatat
17. Pengukuran dapat dilakukan 2X dengan interval 30 detik, pastikan
kembali posisi air raksa dalam posisi 0
18. Lepas manset dan ra
pikan instrument
19. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
20. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
[Type text]

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Menjelaskan Cuci
Mengatur
pd pasien tangan&pakai
posisi paien
sarung tangan

Mengecek alat
tensimeter

Flow Chart
[Type text]

MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Memberikan kompres dingin adalah suatu tindakan pemberian


kompres dingin bagi pasien yang memerlukan, dengan menggunakan
kirbat es yang telah diisi potongan-potongan es atau waslap (handuk
kecil) yang dibasahi dengan air dingin

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Membantu menurunkan suhu tubuh
Tujuan
2.Mengurangi rasa sakit/.nyeri
3.Membantu mengurangi perdarahan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan memberikan kompres dingin
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya
dilakukan secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tentang prosedur dan manfaat tindakan


2. Persiapan alat-alat:
a. Kirbat es dan sarungnya
b. Perlak kecil san alasnya
c. Mangkok berisi potongan es secukupnya
d. Waslap/handuk kecil
e. Baskom berisi air dingin
3. Alat dibawa kedekat pasien
4. Cuci tangan
5. Kenakan sarung tangan
6. Pasang perlak dan alasnya
7. Bila menggunakan kirbat es:
a. Masukkan potongan es kedalam air (untuk menghilangkan
ujung es yang runcing)
b. Masukkan potongan es kedalam kirbat es kira-kira 2/3 bagian
c. Udara didalam kirbat dikeluarkan kemudian kirbat es ditutup
d. Periksa apakah ada yang bocor, jika tidak kirbat es bisa di beri
sarung
e. Kirbat es dipasang pada daerah yang membutuhkan
8. Bila menggunakan washlap/handuk kecil:
a. Celupkan handuk ke dalam baskom berisi air dingin
b. Peras jangan terlalu kering
c. Letakkan di daerah lipatan-lipatan (ketiak, pangkal paha,
belakang kepala) atau seka pasien dengan handuk basah
ke seluruh tubuh
d. Basahi lagi handuk bila sudah mulai mongering, lakukan
berulang-ulang
9. Lakukan observasi vital sign secara berkala
10. Bereskan alat
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasikan hasil tindakan: reaksi pasien,
penurunan/peningkatan skala nyeri, penurunan atau peningkatan
suhu pasien.
[Type text]

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemasangan infus adalah Penusukan dan memasukkan IV catheter ke


dalam pembuluh darah vena untuk memasukkan cairan parenteral ke
dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan cairan dan memasukkan obat.
Biasanya lokasi vena yang digunakan adalah : vena cephalica dan vena
basílica.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
2.Memenuhi kebutuhan nutrisi parenteral
3.Memberikan kebutuhan cairan yang diperlukan secara cepat (kondisi
Tujuan
darurat}
4.Memenuhi kebutuhan pengobatan yang memerlukan pengenceran
dan dalam waktu
yang lama
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan infuse disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif
dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan yang akan
dilakukan
2. Tanda tangan informed consent
3. Siapkan suasana lingkungan pasien yang nyaman
- Posisi pasien nyaman sesuai dengan tindakan dan area
pemasangan infuse
- Penerangan cukup
4. Persiapan alat-alat:
- Infuset steril
- Cairan infuse yang dibutuhkan
- Standart infus
- IV Cath (abocath,venflon,surflow,medicath,troge) dengan
berbagai ukuran atau sesuai kebutuhan
- Tourniquet.
- Kapas alkohol
- Bidai dan verband
- Perlak dan alasnya, Bengkok
- Korentang pada tempatnya
- Baki dan troli kecil
- Kassa steril dan tempatnya.
- Handscoend steril pada tempatnya.
- Hansaplast, betadin, gunting verband.
- Handuk / waslap.
- Alat cukur, jam tangan untuk menghitung tetesan
- Plester/Hipafik 5x7cm (diberi tanggal dan jam)
- Alat tulis / catatan
5. Perawat cuci tangan
6. Membawa alat – alat ke dekat pasien.
7. Membuka pakaian pada area yang akan dipasang infus
[Type text]

PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS Tanggal Terbit :
ARJASA Halaman :
[Type text]

8. Memasang pengalas di bawah anggota badan yang akan di


pasang infus, jika diperlukan cukur daerah yang akan dipasang
infus.
9. Memasang botol infus pada standart infus dan masukkan ujung
dari plasma slang pada botol infus dan kemudian alirkan cairan
untuk mengeluarkan udara dalam plasma slang
10. Mencari vena yang besar.Stuwing dengan menggunakan
tourniquet diatas lokasi yang di pasang infus.
11. Desinfektan area secara menyeluruh menggunakan kapas alcohol
70 % mulai dari titik yang akan ditusuk dan lanjutkan dengan
gerakan memutar menjauhi titik tersebut kemudian kapas alcohol
dibuang di bengkok.
12. Buka IV catheter dari bungkusnya. Gunakan ibu jari dan jari tengah
yang tidak dominan untuk menarik kulit menjauhi daerah
penusukan. Posisikan jarum sekitar 15 – 30 pada tusukan. Tusuk
kulit secara hati – hati pada area yang dipilih. Ketika jarum sudah
melalui kulit, turunkan sudut sampai mendekati sejajar dengan kulit
dan masukkan dalam vena. Ketika darah keluar ke dalam selang,
masukkan jarum hampir seluruhnya kemudian jarum dikeluarkan
sedangkan IV catheter tetap didalam lalu ujung plasma slang
disambungkan dengan abocath
13. Tahan selang dan lepaskan torniquet dengan tangan lainnya .
14. Tutup pada area tusukan dengan hansaplast, kemudian fiksasi
silang dengan plester dan tutup keseluruhan dengan hipafik yang
sudah diberi keterangan tanggal dan jam pemasangan.
15. Pasang bidai bila penderita non kooperatif (bayi dan anak – anak)
16. Hitung tetesan sesuai dengan program terapi dan catat pada status
penderita mengenai macam cairan yang digunakan, tetesan dan
reaksi penderita.
17. Observasi penderita
18. Mengembalikan alat ke tempat semula.
19. Mencuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan:
- Tanggal dan jam pemasangan
- Nama pemasang
- Jenis cairan dan tambahan obat (jika ada)
- Jumlah tetesan /menit
[Type text]

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 12 LEAD

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Melakukan perekaman EKG 12 LEAD adalah suatu tindakan merekam


aktivitas listrik melalui elektrode yang ditempatkan pada titik-titik tertentu
pada ekstremitas dan dada yang kemudian akan direkam oleh sebuah
mesin EKG
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui:
1. Kelainan-kelainan dan irama jantung (aritmia/disritmia)
2. Kelainan-kelainan miokardium seperti infark, hipertropi atrial dan
Tujuan ventrikel
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Adanyan gangguan-gangguan elektrolit
5. Adanya perikarditis
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan perekaman EKG 12 lead disesuaikan dengan
Kebijakan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan
efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan
2. Persiapkan alat-alat:
a. Baki beralas dan bertutup berisi:
- Jelly electrode
- Tissue
- Kapas alcohol/gaas
- Kertas grafik EKG
- Alat tulis arde
b. Mesin EKG yang dilengkapi:
- Kabel untuk sumber listrik
- Kabel untuk bumi (‘ground’)
- Kabel electrode: ekstremitas&dada
- Plat electrode ekstremitas/karet pengikat
- Balon penghisap electrode
3. Jaga privasi pasien, pasang sampiran
4. Cuci tangan
5. Instruksikan pada pasien untuk membuka bajunya, terutama di
bagian dada, pergelangan tangan dan mata kaki
6. Instruksikan pada pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak,
batuk, atau berbicara selama proses pencatatan EKG
7. Pastikan daerah tempat pemasangan elektroda (lead)
membersihkan daerah tempat pemasangan elektroda tersebut
menggunakan kapas alkohol kemudian oleskan jelly.
8. Pasang elektroda pada tubuh pasien sesuai dengan urutannya:
 Kabel RA (right arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan lengan kanan
 Kabel LA (left arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan lengan kiri
[Type text]

MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 12 LEAD

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

 Kabel LL (left leg, hijau) dihubungkan dengan elektroda di


pergelangan kaki kiri
 Kabel RL (right leg< hitam) dihubungakan dengan elektroda di
pergelangan kaki kanan
 Lead V1: di ruang interkosta (ICS) 4 kanan, ditepi kanan sternum
 Lead V2: di ruang interkosta (ICS) 4 kiri, ditepi kiri sternum
 Lead V3: di pertengahan V2 dan V4
 Lead V4: di perpotongan antara linea midklavikula kiri dengan ICS
5 kiri
 Lead V5: di perpotongan antara linea axilaris media kiri dengan
ICS 5 kiri
 Lead V6: di perpotongan antara linea axilaris anterior kiri dengan
ICS 5 kiri
9. Hidupkan mesin EKG (power on). Periksa kembali standarisasi dari
EKG antara lain: kalibrasi I mv, kecepatan 25 mm/detik setelah itu
dilakukan kalibrasi 3 kali berturut-turut
10. Lakukan oencatatan/perekaman
11. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan
EKG secara berturut-turut yaitu I,II,III, aVL,aVR, aVF dan VI s/d V6
12. Rekam setiap lead 3-4 beat
13. Selesai pencatatan pindahkan lagi ke lead selector kalibrasi dan
dilakukan kalibrasi 3 kali
14. Beritahu pasien bahwa perekaman telah selesai
15. Semua electrode dilepas , jelly dibersihkan
16. Matikan mesin EKG
17. Atur kembali posisi pasien
18. Rapikan peralatan (membersihkan jelly pada elektroda)
19. Evaluasi respon pasien setelah tindakan
20. Beritahu klien bahwa hasil pemeriksaan akan diberikan setelah
dilakukan interpretasi
21. Cuci tangan
22. Dokumentai : waktu perekaman, tanggal/jam dan tekanan darah
klien saat dilakukan perekaman EKG
23. Catat identitas pasien: nama, umur, No. RM di kertas EKG
24. Tulis nama setiap lead pada hasil rekaman
25. Tanda tangan dan nama perawat
[Type text]

1. Rawat jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Memberikan terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan


tekanan parsial oksigen pada inspirasi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
Tujuan 1.Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
2.Terapi terhadap hipoksia
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan pemberian oksigen disesuaikan dengan
Kebijakan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan
efisien
[Type text]

Prosedur Persiapan alat :


1. Nasal kanul (konsentrasi 24%-32%, aliran O2 2 – 4 LPM)
2. masker oksigen (konsentrasi 35%- 60%,aliran O2 6 – 8 LPM)
3. Humidifier dan air steril
4. Tabung oksigen atau oksigen sentral lengkap dengan
manometernya.
5. Oksigen flow meter

Persiapan Pasien:
1. Identifikasi kebenaran pasien
2. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Mengatur posisi pasien dengan nyaman.

Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan
2. Pilih peralatan untuk pemberian oksigen sesuai dengan perintah
dokter lalu isi tabung di periksa kemudian selang dihubungkan.
3. Periksa lingkungan sekitar, kemungkinan adanya sumber api.
4. Atur posisi pasien setengah duduk / sesuai kebutuhan untuk
kenyamanan pasien
5. Sambungkan nasal kanul atau masker dengan sumber oksigen
dan lakukan pengecekan aliran oksigen.
6. Cek ketersediaan air di humidifier sesuai batas/ level air
7. Atur aliran oksigen sesuai instruksi dokter, biasanya 1-6 ltr/mnt.
8. Pasang alat bantu dan atur elastis atau plastik pada kepala
pasien dan letakkan masker pada mulut dan hidung pasien atau
kanul pada lubang hidung pasien dengan tepat dan nyaman.
9. Observasi fungsi alat bantu panghantaran oksigen :
a. Nasal kanul, alat ini dipasang pada lubang hidung
b. Masker non rebreathing, kantong resevoir harus
mengembang saat ekshalasi dan mengempis saat inhalasi
c. Masker rebreathing, kantong resevoir harus mengembang
saat ekhalasi dan mengempis saat inhalasi
d. Periksa flow mater dan sumber oksigen untuk diatur sesuai
instruksi dokter
[Type text]

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

10. Monitor respon pasien dan tanyakan tentang kecukupan aliran


oksigen
11. Penderita dirapikan dan alat dibereskan.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi tindakan, catat volume O2 mulai dari dan sampai
dengan selesai serta:
a. Tanggal dan waktu pemberian oksigen
b. Frekuensi aliran oksigen
c. Alat yang digunakan
d. Reaksi pasien
e. Nama dan tanda tangan perawat

Pemeriksaan sebelum pemberian :


1. Periksa tanda dan gejala dari hipoksia
2. Periksa instruksi dokter, biasanya dokter menulis flow rate,
konsentrasi oksigen dan tanggal waktu pemberian serta jenis
alat yang dipakai
3. Jika tersedia, lihat hasil pemeriksaan gas darah dan nilai
oksimetri, bila hasilnya melebihi atau kurang dari normal
laporkan dokter, nilai normal : pH;7,35-7,45 nmol/l, pO2; 80-100
mmhg, pCO2 ; 35-45mmhg, HCO3; 22-26 mmol/l, Base excess; -
2 -- +2 mmol/l.
4. Identifikasi peralatan untuk pemberian oksigen dan sumber
oksigen yang ada dirumah sakit
[Type text]

1. Rawat jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMASANGAN INDWELLING KATETER


URINE
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemasangan indwelling kateter adalah tindakan keperawatan dengan


cara memasukkan folley kateter ke dalam kandung kemih melalui
urethra dan memasang balon fiksasi di dalam kandung kemih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Memenuhi kebutuhan eliminasi urine
Tujuan 2.Mengetahui residual urine setelah miksi
3.Mengukur/memonitor output urine secara akurat
4.Untuk irigasi kandung kemih
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan indwelling kateter
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


2. Mintakan tanda tangan pada lembar informed consent
3. Persiapkan alat-alat:
 Handschoen steril dan bersih
 Folley kateter seril sesuai kebutuhan dan urobag
 Doek lubang steril
 Jelly
 Larutan antiseptic+kassa steril
 Perlak dan pengalas
 Pinset anatomis dan bengkok
 Spuit 10 cc dan cairan steril
 Plester dan gunting
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin (dorsal recumbent)
5. Siapkan alat disamping tempat tidur pasien
6. Siapkan ruangan dan pasang penyekat
7. Cuci tangan
8. Pasang pengalas
9. Pasang selimut, daerah genitalia terbuka
10. Pasang handschoen bersih
11. Letakkan beengkok diantara dua paha
12. Lepas sarung tangan bersih dan ganti sarung tangan steril
13. Pasien pria :
a. Pasang doek lubang steril
b. Sambungkan urobag dengan folley kateter
c. Pegang penis dengan tangan yang tidak dominan lalu preputium
ditarik kepangkalnya dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic
d. Masukkan jelly pada lubang urethra (10 cc) dengan spuit tanpa
jarum
e. Ujung urethra ditekan dengan ibu jari ±3-5 menit
f. Masukkan kateter pelan-pelan, sambil anjurkan untuk menarik
napas dalam, batang penis diarahkan tegak lurus dengan bidang
horizontal teruskan pemasangan sampai percabangan kateter di
muara urethra
[Type text]

PEMASANGAN INDWELLING KATETER URINE

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Externa
g. Jika ada tahanan, hentikan pemasangan untuk beberapa detik,
lakukan motivasi kemudian lanjutkan pemasangan dengan
perlahan bila tetap tidak berhasil jangan dipaksa lepas kateter
dan konsul dokter
h. Setelah kateter masuk, biarkan urine keluar, kemudian isi balon
kateter dengan cairan steril
i. Fiksasi kateter dengan plester dip aha atas pasien (90 00 ke arah
yang sehat dengan agak mengendur
j. Gantungkan urobag disamping tempat tidur dengan posisi lebih
rendah dari pasien, pastikan tidak terdapat obstruktif atau lipatan
pada slang
14. Pasien perempuan:
a. Atur posisi dengan telentang dan paha agak abduksi
b. Perawat berdiri disebelah bed pasien
c. Pasang handschoen bersih
d. Pasang pengalas, pasang selimut, daerah genitalia dibuka
e. Letakkan bengkok diantara dua paha
f. Bersihkan vulva dengan kassa dan larutan antiseptic dari atas ke
bawah, buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri,
bersihkan bagian dalam
g. Lepas sarung tangan dan ganti sarung tangan steril
h. Pasang doek lubang steril
i. Sambungkan kateter dengan urobag
j. Oleskan jelly pada ujung kateter, lalu masukkan pela-pelan ujung
kateter pada meatus urethra 2,5 – 5 cm atau hingga urine keluar
sambil pasien dianjurkan menarik napas
k. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan steril
l. Tarik kateter sampai balon tertahan, pastikan slang lancer dan
tidak melipat
m. Fiksasi kateter disebelah paha bagian dalam pasien, biarkan agak
mengendur
n. Gantungkan urobag disamping tempat tidur dengan posisi lebih
rendah dari pasien dari pasien, pastikan tidak terdapat obstruktif
atau lipatan pada slang
15. Perhatikan respon pasien dan rapikan alat
16. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan (tanggal pemasangan, ukuran kateter, jumlah,
[Type text]

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PELEPASAN INDWELLING KATETER URINE

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pelepasan indwelling kateter urine adalah tindakan keperawatan


dengan cara melepaskan folley kateter dari kandung kemih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melepaskan folley
Tujuan
kateter dari kandung kemih
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan melepas indwelling kateter urine
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Beritahu dan jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan dan lihat respon pasien
2. Pasien sampiran, tutup jendela
3. Persiapan alat-alat:
- Handschoen bersih
- Kassa
- Spuit 10 cc
- Bengkok
- Sampiran
- aceton
4. Bawa alat ke dekat pasien
5. Cuci tangan dan pasang handschoen
6. Keluarkan isi balon dengan spuit sampai benar-benar habis
7. Basahi plester dengan aceton, lepaskan plester
8. Tarik kateter pelan-pelan sambil menganjurkan pasien napas dalam.
Amati respon psien, kemudian buang kateter pada bengkok
9. Rapikan pasien
10. Bereskan alat dan lepaskan handschoen
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMBERIAN NEBULIZER

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemberian nebulizer adalah proses pelembaban yang membentuk


aerosol, kabut butir-butir kecil air (diameter ± 5 – 10 mikron) pada
saluran nafas
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air
Tujuan melalui
jalan napas
2.Pemberian obat-obat aerosol
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Referensi
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian nebulizer disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif
dan efisien
[Type text]

1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas


2. Atur posisi sesuai dengan kondisi
3. Siapkan alat-alat:
- Nebulizer dan perlengkapan (jet nebulizer atau ultrasonic
nebulizer)
- Obat-obat untuk terapi aerosol
- Stetoskop
- Aquadest
- Selang oksigen
- Masker transparan
- Bengkok
- Tissue
- Sarung tangan bersih
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
6. Pakai sarunng tangan bersih
7. Masukkan obat-obat untuk terapi aerosol ke dalam alat nebulizer
bila diperlukan
8. Kaji suara nafas pasien
9. Hubungkan nebulizer, pasang di daerah hidung pasien
10. Hidupkan nebulizer
11. Waktu dari kelembapan disetel sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien
12. Instruksikan pada pasien untuk nafas panjang dan menghisap udara
dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut
13. Sepuluh kali pernapasan pasien disuruh batuk dan mengeluarkan
dahak
14. Nebulizer tanda stop, pasien dilakukan clapping untuk
mempermudah pengeluaran secret
15. Dengarkan suara napas lagi, apabila masih terdengar suara ronchi
dapat dilakukan clapping lagi.
[Type text]

Prosedur 16. Bersihkan mulut pasien dengan tissue


17. Rapikan pasien
18. Alat – alat dibereskan
19. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
20. Dokumentasi tindakan : tulis nama dan tanda tangan perawat, tulis
waktu jam berapa dilakukan tindakan, kaji respon pasien

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

SUCTIONING

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Suctioning adalah mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut dan atau
hidung pasien yang tidak dapat dikeluarkan secara spontan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mempertahankan jalan napas tetap bebas
2.Membersihkan secret pada pasien yang batuk tidak adekuat
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan suctioning disesuaikan dengan
Kebijakan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan
efisien
[Type text]

1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas


2. Siapkan alat-alat:
a. Alat suction
b. Tabung oksigen/oksigen sentral lengkap dengan regulator,
flowmeter dan humidifier
c. Trolly yang berisi :
 Kom berisi air bersih
 Kateter suction
 Kasa steril 2 – 3 lembar
 Stetoskop
 Bengkok
 Sarung tangan steril
3. Cuci tangan
4. Atur pasien sesuai kebutuhan
5. Set kekuatan suction diatur sesuai kebutuhan pasien:
Prosedur
a. Dewasa 80-120 mmhg
b. Anak 60-80 mmhg
c. Bayi 40-60 mmhg
6. Memeriksa fungsi vital dan auskultasi paru-paru
7. Pakai sarung tangan
8. Ambil kateter suction
9. Lakukan pre oksigenasi bila diperlukan
10. Kateter suction dimasukkan ke dalam mulut atau hidung dalam
keadaan tidak menghisap
11. Setelah kateter suction masuk, kateter suction ditarik pada posisi
menghisap
12. Kateter suction diusap dengan kassa alkohol lalu dibilas dengan air
bersih
13. Lakukan penghisapan sampai secret bersih (suara nafas bersih)
14. Setelah dilakukan penghisapan, lakukan oksigenasi kembali
15. Penghisapan dilakukan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
[Type text]

SUCTIONING

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

16. Dengarkan suara nafas dengan stetoskop


17. Kalau perlu cek :foto thorak dan blood gas
18. Bereskan alat-alat
19. Buka sarung tangan dan cuci tangan
20. Kaji respon pasien
21. Dokumentasi:
 Tulis nama dan tanda tangan perawat
 Tulis waktu (jam) saat dilakukan tindakan
 Kaji warna, jumlah, produksi sekret sebelum dan sesudah
melakukan tindakan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE [NGT]

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemasangan nasogastric tube [NGT] adalah tindakan pemasangan


selang lambung (NGT) pada saluran esofagus menuju gaster
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Memberikan nutrisi lewat jalur gastro intestinal
2.Memberikan obat-obatan yang harus diabsorbsi melalui saluran
pencernaan
3.Mengeluarkan cairan dan udara dari saluran pencernaan
4.Kumbah lambung
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan NGT disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif
dan efisien
[Type text]

1. Beritahu pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan


dan tujuan serta tindakan pemasangan NGT
2. Mintakan tanda tangan informed consent
3. Siapkan alat-alat:
 Selang NGT (ukuran sesuai kebutuhan pasien)
 Spuit ukuran 10 atau 50 cc
 Plester, guntinng perban
 Bengkok
 Stetoskop
 Kapas lembab, jeli, senter dan tali fiksasi
 Duk/kain pengalas
 Gelas dengan air minum
4. Dekatkan alat-alat kesamping pasien
5. Atur posisi pasien dengan semifowler atau telentang
Prosedur 6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
7. Letakkan bengkok didekat pasien
8. Kaji lubang hidung (patensi nasal)
9. Bersihkan hidung jika tampak kotor dengan menggunakan kapas
basah
10. Lakukan pengukuran panjang selang NGT: ukur jarak dari puncak
lubang hidung kedaun telinga bawah dan ke prosesus xiphoideus di
sternum (dada), beri tanda
11. Beri jelly pada ujung selang sepanjang 10 – 20 cm
12. Pasang spuit yang telah diisi udara 10 cc-20 cc pada selang
lambung
13. Masukkan selang melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
dianjurkan pada pasien untuk menelannya, dorong selang setiap kali
pasien menelan sampai selang masuk sesuai dengan hasil
pengukuran bila pasien sadar, bila ada hambatan diputar perlahan
sambil didorong.untuk pasien tidak sadar
[Type text]

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE [NGT]

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Lakukan fleksi kepala saat mendorong slang.


14. Segera cabut slang bila terjadi perubahan status pernapsan
15. Periksa letak selang dengan 2 cara:
a. Lakukan aspirasi dengan spuit 50 cc secara perlahan untuk
mendapatkan isi lambung, bila NGT masuk lambung akan keluar
cairan
b. Pasang stetoskop diatas perut bagian kiri atas lambung dibawah
kosta. Masukkan udara kira-kira 10 cc pada anak dan 20 cc pada
dewasa dari spuit, dengarkan adanya dorongan udara melalui
stetoskop
16. Jika bertujuan untuk pemberian obat atau makanan tutup ujung
NGT, jika NGT bertujuan untuk dekompresi hubungkan ujung NGT
dengan tempat penampung
17. lakukan fiksasi
18. jelaskan pada pasien bahwa perasat telah selesai dilakukan
19. bereskan alat-alat, kembalikan posisi pasien senyaman mungkin
20. Buka sarung tangan dan cuci tangan
21. Dokumentasi dan catat hasil dan respon pasien selama tindakan
dilakukan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara


memasukkan air/cairan tertentu ke dalam lambung dan
mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga
lambung (NGT)
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan
dan mengeluarkan racun/darah dari dalam lambung
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan kumbah lambung disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara
efektif dan efisien
[Type text]

1. Beritahu pasien atau keluarga tentang tujuan tindakan yang akan


dilakukan
2. Atur posisi dengan semi fowler, bila pasien shock posisi datar
3. Siapkan alat-alat:
 Selang NGT (ukuran sesuai kebutuhan pasien) dan corongnya
 Perlak dan alasnya
 Bengkok besar/ember penampung
 Air matang hangat/dingin 1-2 liter/NaCl 0,9% sesuai
kebutuhan, gelas ukur
 Stetoskop, tensimeter, pengukur waktu/jam, celemek karet
 Spuit ukuran besar, kassa / tissue
 Sarung tangan bersih
 Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
 Norit / susu bila diperlukan
 Lembar observasi dan alat tulis
 Alat-alat disiapkan diatas trolli tindakan
Prosedur
4. Pasang perlak dan alasnya di dada pasien
5. Letakkan bengkok dibawah dagu pasien
6. Letakkan ember yang diberi alas kain pel kedekat pasien
7. Pastikan selang penduga masuk lambung dengan cara :
memasukka ujung slang penduga sampai terendam dalam
mangkok berisi air dan tidak tampak gelembung udara dalam air,
atau dengan cara spool slang dengan udara memakai spuit
kosong dan dengarkan suara udara di daerah lambung memakai
stetoskop
8. Atur posisi pasien miring kiri tanpa bantal dan letak kepala lebih
rendah
9. Pasang corong pada pangkal slang dengan posisi lebih tinggi
dari lambung pasien, kemudian buka klem dan masukkan
air/cairan. Tunggu sampai air masuk semua
10. Kemudian posisikan pangkal selang lebih rendah dari lambung
pasien sampai air/cairan lambung keluar dari slang dan tampung
dalam ember
[Type text]

KUMBAH LAMBUNG

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

11. Lakukan bilas lambung seperti diatas berulang kali sampai air /
cairan yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak bau.
12. Observasi tekanan darah, nadi, pernapasan, pupil dan respon
pasien, k/p beri oksigen
Prosedur 13. Rapikan pasien
14. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
15. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
16. Dokumentasi dan catat hasil dan respon pasien selama tindakan
dilakukan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

LAVEMENT

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian  Lavement adalah memasukkan cairan melalui anus (rektum)


sampai kolon asenden
 Lavement adalah memasukkan cairan ke dalam rectum guna
membuang feses (gas) dari colon dan rectum

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1.Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi
fekal
2.Membantu defekasi normal sebagai bagian dari program latihan
defekasi
(bowel training program)
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan memberikan lavement
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya
dilakukan secara efektif dan efisien
[Type text]

Persiapan alat :
1. Selimut / kain penutup.
2. Alas bokong dan perlak.
3. Irrigator lengkap dengan kanule recti.
4. Cairan hangat sebanyak kurang lebih 100 cc bisa :
- air sabun 1 – 1,5%
- Nacl 0,9%
5. Bengkok berisi larutan desinfektan dengan klem
6. Pelumas / vaselin atau jelly.
7. Stekpan.
8. Sketsel

Persiapan pasien dan lingkungan :


1. Memberitahu pasien .
2. menjelaskan tujuan.
3. Memasang sketsel.
4. Mengatur posisi pasien miring ke kiri.

Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan dan pakai handscoen.
2. Alas bokong dan perlak dipasang.
3. Pasang selimut / kain penutup, pakaian bawah pasien di
keataskan atau di buka.
4. Irrigator diisi cairan hangat sesuai dengan kebutuhan.
5. Kanule recti dipasang pada ujung slang dan diberi pelumas,
udara dikeluarkan , slang dijepit dan klem.
6. Dengan perlahan regangkan bokong dan cari letak anus,
instruksikan pasien rileks dengan menghembuskan napas
perlahan melalui mulut
[Type text]

LAVEMENT

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

7. Masukkan ujung selang rectal secara perlahan dengan


mengarahkan kea rah umbilicus pasien panjang insersi 7,4 – 10 cm
(dewasa), 5 – 7,5 (anak-anak), 2,5 – 3,5 (bayi)
8. Tarik selang dengan segera jika ditemukan obstruksi
9. Naikkan irrigator secara perlahan sampai pada ketinggian diatas
anus (30-45 cm untuk huknah dan 30 cm untuk huknah rendah dan
7,5 cm untuk bayi),
10. buka klem dan alirkan secara perlahan, waktu pengaliran sesuai
dengan pemberian volume larutan (1 liter dalam 10 menit)
11. bila pasien mengeluh kram, rendahkan irrigator atau klem selama 30
detik, kemudian alirkan kembali secara lambat
12. klem sedang setelah larutan habis
13. beritahu pasien untuk menahan napas ketika selang di tarik
14. letakkan tissue pada sekitar anus dan tarik selang anus secara
perlahan

Prosedur 15. buang tissue pada bengkok


16. jelaskan pada pasien bahwa perasaan distensi adalah normal. Minta
pasien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring di
tempat tidur, untuk bayi dan anak-anak dengan perlahan pegang
kedua bokong selama beberapa menit.
17. Kembalikan irrigator set dan selang pada tempat yang sudah
disediakan
18. Atur posisi telentang
19. Bantu pasien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong
20. Observasi karakter feses dan larutan (beritahukan pasien jangan
menyiram toilet sebelum feses diobservasi oleh perawat)
21. Lepaskan perlak dari bawah bokong
22. Bantu/anjurkan pasien untuk membersihkan daerah anal dengan air
hangat dan sabun
23. Lepaskan sarung tangan (teknik melepas sarung tangan dengan
menarik bagian dalam keluar), cuci tangan dan lepas skort
24. Catat hasil enema pada lembar observasi

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MEMBANTU PASIEN BAK DAN BAB

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Membantu pasien BAK dan BAB adalah Suatu tindakan untuk
menberikan bantuan pada pasien yang tidak mampu BAB/BAK sendiri
diatas tempat tidur / sedang bedrest.
Tujuan Sebagi acuan penerapan langkah-langkah untuk
1.Mengurangi pergerakan pasien.
2.Membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan eliminasi
karena bedrest
total/ belum dapat berjalan sendiri ke WC.
3.Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine secara langsung.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan membantu BAB/BAK disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif
dan efisien
[Type text]

Persiapan alat :
a. Pispot atau stekpan bertutup dan urinal.
b. Alas pispot.
c. Botol berisi air cebok / membilas.
d. Kertas kloset.
e. Bengkok.
f. Sampiran / sketsel
g. Selimut atau kain penutup

Persiapan Pasien:
4. Memberi salam dan mengenalkan diri pada pasien / keluarga.
5. Memberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan.

Pelaksanaan :
1. Sampiran dipasang.
2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan ,dan bagian terbuka
Prosedur ditutup dengan selimut.
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong.
4. Pasang alas pispot dan diletakkan dibawah bokong pasien.
5. Bila telah selesai BAB / BAK anus dan bagian genetalia di
bersihkan dengan air dan kertas kloset lalu dibuang ke dalam
pispot di ulang beberapa kali sampai bersih .
6. Pispot diangkat dan feses diamati bila ada kelainan segera
dilaporkan dan dicatat.
7. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.
8. Pasien dirapikan, alat dibersihkan dan alat dikembalikan pada
tempatnya.
9. Perawat mencuci tangan.
10. Mencatat kegiata dalam dokumen keperawatan.
[Type text]

Prosedur Perhatian:
1. Bila urine akan ditampung untuk bahan pemeriksaan, lebih
dahulu tuangkan ke dalam bengkok, lalu pispot atau urinal
dipasang kembali.
2. Pispot atau urinal yang diberikan harus dalam keadaan bersih
dan kering.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

AMBULASI DINI

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Ambulasi dini adalah melatih secepat mungkin dapat melakukan


aktivitas / gerak bagi pasien dengan tidak ada kontraindikasi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Agar pasien dapat mandiri.
2.Untuk mempercepat proses pemulihan.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan ambulasi dini disesuaikan dengan
Kebijakan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan
efisien
[Type text]

Persiapan alat :
1. Kruk
2. Kursi roda

Persiapan Pasien :
1. Beritahu pada pasien dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien.

Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien pentingnya ambulasi dini.
2. Alat bantu didekatkan.
Prosedur
3. Perawat berdiri di sisi tempat tidur.
4. Membantu pasien menggeser kakinya ke samping tempat tidur.
5. Meminta pasien untuk menggerakkan kakinya / diayun.
6. Membantu pasien turun dari tempat tidur / berdiri.
7. Hitung nadi, perhatikan respon pasien.
8. Membantu pasien berjalan pelan – pelan.
9. Pasien diawasi saat menggunakan alat Bantu.
10. Amati respon pasien dan catat dalam catatan perawat.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PENERAPAN LUKA BERSIH

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Penerapan luka bersih adalah suatu penanganan yang terdiri atas
membersihkan dan menutup luka yang dianggap tidak mengandung
kuman/belum terkontaminasi
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menutup luka
untuk melindungi luka dengan drainase minimal terhadap
kontaminasi mikroorganisme
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara
efektif dan efisien
[Type text]

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar
persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi
luka
 Kassa steril
 Cucing
b. Sarung tangan bersih
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical sesuai dengan kondisi luka
f. Aceton/alcohol 70%

Prosedur g. Bengkok
h. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
i. Pengalas, plester hypoalergenik
j. Lidi kapas
5. Dekatkan peralatan ke pasien
6. Letakkan bengkok didekat pasien
7. Tutup ruangan/tirai disekitar tempat tidur pasien
8. Bantu pasien pada posisi nyaman
9. Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka/peralatan
steril
10. Petugas cuci tangan
11. Pasang perlak pengalas
12. Gunakan sarung tangan bersih
13. Lepaskan plester dengan aceton/alcohol 70%
14. Angkat balutan kassa secara hati-hati, jaga jangan sampai
menarik/melepas drain
[Type text]

PENERAPAN LUKA BERSIH

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

15. Dengan sarung tangan/pincet angkat balutan


16. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan NaCl 0,9%
17. Observasi kondisi luka dan jumlah drainase pada balutan
18. Lepas sarung tangan
19. Buka set balutan steril
20. Jika penutup/kemasan kasa steril menjadi basah akibat larutan
antiseptic, ulangi persiapan bahan steril
21. Kenakan sarung tangan steril
22. Inspeksi luka, kondisinya, letak drain, integritas jahitan/penutupan
kulit dan karakter drainase
23. Palpasi luka jika perlu (dengan bagian tangan non dominan yang
tidak akan menyentuh bahan steril), palpasi pada tepi luka secara
perlahan untuk mendeteksi adanya drainase local, tekan daerah
sepanjang tepi luka dengan ujung jari secara lembut
24. Bersihkan dengan larutan NaCl 0,9% pegang kassa yang dibasahi
larutan tersebut dengan pinset, gunakan 1 kassa untuk setiap kali
usapan, bersihkan dari area kurang kontaminasi ke area
terkontaminasi
25. Gunakan kassa untuk mengeringkan luka, usap dengan cara seperti
no.19
26. Lepaskan sarung tangan, rendam alat-alat dalam larutan clorin 0,5%
selama 10 menit
27. Buang semua bahan dan bantu pasien ke posisi nyaman
28. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
29. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon
pasien, kondisi luka, drainase dan balutan.
[Type text]

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PERAWATAN LUKA INFEKSI

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Perawatan luka infeksi adalah suatu luka yang sudah mengandung
kuman dan di dalam luka tersebut kuman yang sudah berkembang
biak, membuat toksin yang menyebar ke jaringan sekitarnya sehingga
menimbulkan radang
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
2.Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
3.Menjaga kelembaban luka
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara
efektif dan efisien
[Type text]

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
 Kassa steril
 Cucing
b. Sarung tangan bersih
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical : bubuk tablet metronidazole
f. Aceton/alcohol 70%
Prosedur
g. Bengkok
h. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
i. Pengalas, plester hypoalergenik
j. Spuit 10 cc
5. Dekatkan peralatan ke pasien
6. Petugas cuci tangan
7. Pasang perlak
8. Pakai sarung tangan bersih dan lepaskan plester
9. Angkat balutan dengan pinset secara berhati-hati
10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan NaCl 0,9% jangan sampai terjadi trauma perdarahan pada
luka, khusus untuk luka infeksi balutan yang melekat pada jaringan
di bawahnya jangan dibasahi, perlahan dibebaskan balutan
(observasi nyeri dan
[Type text]

PERAWATAN LUKA INFEKSI

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
[Type text]

Ketidaknyamanan pada pasien)


11. Observasi karakter dan jumlah eksudat pada balutan (warna, bau,
jumlah)
12. Buang balutan kotor pada bengkok. Lepaskan sarung tangan bersih
13. Kenakan sarung tangan steril
14. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, luka drain, integitras jaringan
atau penutupan kulit, dan karakter drainase (kalau perlu palpasi
luka)
15. Bersihkan luka dengan kassa yang dibasahi larutan NaCl 0,9%
dengan pinset (gunakan satu kassa untuk satu kali usapan)
bersihkan dari area kurang kontaminasi ke area terkontaminasi,
gerakan dengan tekanan progesif menjauh dari insisi/tepi luka
16. Untuk luka terkontaminasi beri salep antibiotika yang
diindikasi/dengan kompres kassa NaCl 0,9% lembab saja.
17. Untuk luka terkontaminasi tapi ada jaringan granulasi hindari
pemakaian betadin karena merusak vibroblast, tutup luka dengan
salep antibiotika/sufratulle/tutup dengan kassa NaCl 0,9% lembab
18. Untuk luka dengan eksudat, dibrace, benda asing dan luka sembuh
lakukan irigasi luka dengan larutan NaCl 0,9%/cairan bethadin 5%,
kalau perlu necrotomi jaringan yang necrosis, beri topical
terapi/tutup kassa NaCl 0,9% lembab
19. Setelah luka bersih dan diberi topical terapi tutup dengan kassa
NaCl 0,9% lembab. Pasang kassa steril kering diatasnya.Gunakan
plester diatas atau fiksasi dengan balutan kassa
20. Lepaskan sarung tangan, dekontaminasikan alat-alat dengan klorin
0,5% selama 5 – 10 menit
21. Buang semua bahan kotor dan bantu pasien pada posisi yang
nyaman
22. Cuci tangan
23. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon
pasien, kondisi luka, drainase dan balutan.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MELAKUKAN ANGKAT JAHITAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Melakukan angkat jahitan adalah suatu tindakan keperawatan untuk


melepaskan heating/jahitan pada kulit, yang biasanya dilakukan pada
hari ke 5 – 7 (disesuaikan dengan daerah luka : wajah,hari ke 4-5, leher
hari ke 4-5, kulit kepala hari ke 7, badan hari ke 6_10, anggota gerak
hari ke 6-10, dan daerah sendi/daerah sekitarnya hari ke 8-12)
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mempercepat proses penyembuhan luka
2.Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya korpus alienum
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan melakukan angkat jahitan
Kebijakan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
[Type text]

1. Jelaskan pada pasien dan keluarga prosedur tindakan yang akan


dilakukan
2. Siapkan alat-alat:
a. Satu set AJ steril (2 pinset chirurgis, 1 pinset anatomi, gunting AJ,
kassa dala baki steril, 2 cucing)
b. Korentang steril pada tempatnya
c. Gunting plester
d. Plester/hypavik
e. Kapas dan alcohol 70% (dalam spray)
f. Antiseptic (betadin 10%)
g. Kantong plastic,
h. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
i. Bengkok
3. Dekatkan alat ke dekat pasien
Prosedur 4. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
5. Bantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga lika mudah
dirawat
6. Cuci tangan dan kenakan handschoen steril
7. Buka set AJ secara aseptic
8. Basahi plester verban dengan alcohol agar mudah dibuka
9. Buka balutan dengan hati-hati menggunakan pinset anatomis dan
balutan kotor dimasukkan ke dalam kantong plastic
10. Letakkan pinset anatomis yang sudah digunakan dalam bengkok
yang berisi larutan klorin 0,5%
11. Bersihkan bekas plester dengan kapas alcohol
12. Desinfeksi sekitar luka dengan alcohol dan olesi luka dengan
larutan betadin 10%
[Type text]

MELAKUKAN ANGKAT JAHITAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

13. Lepaskan jahitan satu per satu selang seling dengan cara menjepit
simpul jahitan dengan pinset chirurgis dan ditarik sedikit ke atas
kemudian menggunting benang tepat di bawah simpul yang
berdekatan dengan kulit/pada sisi yang tidak ada simpul. Perhatikan
ekspresi pasien sambil menganjurkan nafas dalam
14. Olesi luka dan sekitarnya dengan betadin 10%
15. Tutup luka dengan kassa steril
16. Pasang plester/hypavik
17. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya
18. Lepaskan handschoen dan cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan dan kondisi luka

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MEMBERIKAN PENYULUHAN SECARA


INDIVIDUAL
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Memberikan penyuluhan secara individual adalah memberikan


pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga untuk meningkatkan
derajat kesehatannya
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga
2.Pasien dan keluarga akan merasa lebih merasa di perhatikan dan di
layani
sehingga lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
terhadap
pasien.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan memberikan penyuluhan dengan
Kebijakan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan
efisien
[Type text]

Persiapan alat :
a. Alat tulis , materi pernyuluhan.
b. Alat peraga jika di perlukan.

Persiapan Pasien:
Menyiapkan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.

Prosedur Pelaksanaan :
1. Komunikasi dengan pasien.
2. Menggunakan cara diskusi / demonstrasi.
3. Menggunakan alat bantu jika di perlukan.
4. Mengadakan evaluasi.
5. Memberikan feed back
6. Perencanaan lanjutan.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MERAWAT LUKA BAKAR

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Merawat luka bakar adalah kerusakan atau kematian dari kulit, mukosa
jaringan yang lebih dalam yang dapat disebabkan oleh panas baik,
panas api, matahari, arus listrik maupun bahan kimia
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Pembersihan luka
2.Pencegahan infeksi
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan
Kebijakan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara
efektif dan efisien
[Type text]

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
 Kassa steril
 Cucing
b. Verban gulung
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical sesuai dengan kondisi luka
f. Silver sulfadiazine

Prosedur g. Bubuk tab. Metronidazole


h. Povidone iodine 10%
i. bengkok
j. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
k. Pengalas, sampiran
l. Obat analgetika sesuai advis
5. 20 menit sebelum perawatan luka berikan analgetik sesuai resep
dokter
6. Dekatkan peralatan pada pasien
7. Tutup tirai sekitar pasien
8. Pasang perlak pengalas
9. Basahi kassa/balutan luka dengan Nacl 0,9% sampai basah
10. Cuci tangan
11. Gunakan sarung tangan steril untuk membuka balutan
[Type text]

MERAWAT LUKA BAKAR

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

12. Bila balutan masih lengket pada luka lepaskan dengan meneteskan
NaCl 0,9% hindari perdarahan pada jaringan yang sudah
bergranulasi
13. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% bila ada bulla lakukan
bulectomy/necrotomy sesuai indikasi
14. Keringkan luka dengan kassa secara hati-hati
15. Berikan salep silver sulfadiazine setebal 1-2mm, bila perlu
tambahkan bubuk tablet metronidazole secukupnya
16. Tutup luka dengan kassa lembab dengan NaCl 0,9%, kassa
Prosedur betadine 10% kassa kering
17. Ganti sarung tangan
18. Balut luka dengan kassa verban secara baik dan rapi
19. Balut dengan kassa tebal sesuai indikasi
20. Atur kembali posisi yang nyaman bagi pasien
21. Lepaskan sarung tangan, rendam alat-alat dalam larutan clorin
0,5% selama 10 menit
22. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon
pasien, kondisi luka, drainase dan balutan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PASIEN MENINGGAL

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pasien meninggal adalah pasien yang dikarenakan suatu alasan


medis meninggal di Instalasi Rawat Inap
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan administratif pasien meninggal di Instalasi Rawat Inap
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di Instalasi
Rawat Inap
1. Perawat/bidan memberitahu keluarga pasien yang telah dinyatakan
meninggal oleh dokter
2. Semua perlengkapan seperti infuse, sensor dan lain-lain dilepas
3. Dokter jaga/ perawat mengisi formulir kematian
4. Perawat jaga menghubungi dokter jaga
Prosedur 5. Ditunggu selama 2 jam sebelum peetugas menyerahkan kepada
keluarga
6. Perawat menyerahkan surat kematian yang sudah disahkan oleh
dokter.
[Type text]

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMULANGAN PASIEN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemulangan pasien adalah pemulangan pasien rawat inap yang


sudah diijinkan oleh dokter atau pulang paksa dari Instalasi Rawat
Inap ke rumah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memberikan
pelayanan administrasi pasien pulang dari Instalasi Rawat Inap
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di Instalasi
Rawat Ina
[Type text]

1. Perawat/ bidan jaga memberitahu keluarga pasien yang sudah


diijinkan pulang dan keluarga diminta ke bagian kasir
2. Untuk pasien/ keluarga pasien yang minta pulang paksa perawat/
bidan meminta keluarga ke Instalasi Rawat Inap
3. Perawat/bidan memberitahu tempat penbayaran bahwa pasien
diijinkan pulang/ pulang paksa
4. Petugas membuat perincian biaya. Perincian rawat inap dibuat
oleh petugas rawat inap
5. Perincian biaya diberikan kepada keluarga pasien dan diminta
untuk melunasi seluruh tagihan biaya perawatan
6. Keluarga pasien tidak mampu/ keluarga miskin mengikuti prosedur
Prosedur yang berlaku di Puskesmas
7. Keluarga pasien yang belum bisa melunasi tagihan biaya
membuat perjanjian pelunasan kekurangan biaya Puskesmas
berdasarkan prosedur yang ada di Puskesmas tersebut
8. Petugas memberikan formulir lunas/perjanjian/tidak mampu
kepada keluarga
9. Keluarga menyerahkan surat dari kassa kepada perawat/ bidan
jaga
10. Bidan/ perawat memulangkan pasien
11. Catatan medis diserahkan kepada dokter yang merawat untuk
dilengkapi dalam tempo 2 x 24 jam

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

INFORMED CONSENT

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Informed consent adalah permintaan persetujuan tindakan medis yang


dilakukan oleh dokter kepada pasien/ wali.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Meminta ijin kepada pasien atau keluarga pasien untuk
dilakukannya suatu
tindakan medis oleh dokter.
2.Aspek legalitas sebagai perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan
Referensi -
Kebijakan 1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992, tentang
kesehatan.
2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
3. Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1999, tentang
perlindungan Konsumen.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/
Men.Kes/ Per/ IX/ 1989, tentang Informed Consent.
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medis No. HK.
00.06.3.5.1866. Tanggal 21 April 1999, tentang Informed Consent.
7. Surat Edaran Dirjen Yan.Med DEPKES RI No : YN.02.04.3.5.2504.
Tanggal 10 Juni 1997, tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter
dan Rumah Sakit.
8. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
[Type text]

1. Panggil pasien/ wali, saksi, penterjemah (bila diperlukan) untuk


mendapakan penjelasan tentang informed consent.
2. Jelaskan informasi tentang tindakan medis yang akan dilakukan
kepada pasien.
3. Jelaskan manfaat dan resiko yang dapat ditimbulkan jika tindakan
tersebut dilakukan.
Prosedur
4. Berikan formulir informed consent untuk dibaca dan dimengerti
5. Tandatangani formulir informed consent oleh pasien/ wali, saksi,
penterjemah (jika diperlukan).
6. Tanda tangan dokter, sebagai bukti sudah menjelaskan kepada
pasien/ wali, saksi dan penterjemah (jika diperlukan)
Tulis nama, alamat dan tanda tangan saksi
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

ASUHAN GIZI RAWAT INAP

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Asuhan gizi ruang rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan
diet hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan kepada pasien rawat inap agar memperoleh gizi yang
sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat upaya
penyembuhan
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas
2. Pengkajian status gizi
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit
4. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakit dan
cara pemberian makan
5. Konseling gizi
6. Evaluasi tindak lanjut
[Type text]

a. Pengkajian status gizi


1. Ahli gizi mengambil data di rekam medis/mengukur data
antropometri berupa tinggi badan, berat badan, tinggi badan,
tinggi lutut, tebal lemak bawah kulit, linngkar kepala, lingkar
lengan atas sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
2. Ahli gizi mengambil data dari rekam medis/memeriksa data
pemeriksaan fisik meliputi kesan keadaan gizi (kurus, pucat,
bengkak, gemuk/obesitas), jaringan lemak subkutan, atrofi otot
dan defisiensi zat gizi lain, system kardiovaskuler, system
pernafasan, system gastrointestinal, system metabolic/endokrin,
system neorologik/psikiatrik
3. Ahli gizi mengambil data dari rekam medis/memeriksa data
pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kelainan biokimia
yang berhubungan dengan masalah gizi
4. Ahli gizi menganalisa dan menyimpulkan status gizi pasien
b. Pengkajian riwayat gizi
1. Ahli gizi mengambil data kebiasaan makan, asupan zat gizi,
bentuk dan frekuensi makan
2. Ahli gizi menghitung asupan zat gizi dengan menggunakan
Prosedur model makanan/food model, dengan menggunakan daftar bahan
makanan penukar atau dapat menggunakan perangkat lunak
(software) ‘nutri Clin’
3. Ahli gizi membandingkan asupan gizi dengan kebutuhan
c. Kebutuhan zat gizi
1. Kebutuhan zat gizi diberikan berdasarkan status gizi,
pemeriksaan klinis, data laboratorium, dengan
mempertimbangkan kebutuhan tambahan akibat loss dan untuk
penyembuhan
2. Ahli gizi menghitung kebutuhan gizi
d. Penentuan macam dan jenis diet
1. Penentuan macam dan jenis diet setelah dokter menentukan
diet
2. Dietesien mempelajari, menyusun rencana diet dan
menterjemahkan kedalam menu, porsi dan frekuensi makan
3. Dietesien menentukan jenis diet, bentuk makanan dan rute
pemberian makan
e. Konseling dan penyuluhan gizi
1. Ahli gizi menetapkan rencana konseling yang meliputi: tujuan,
[Type text]

ASUHAN GIZI RAWAT INAP

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

2. Ahli gizi melakukan konseling


3. Terutama diberikan kepada pasien yang memperoleh diet
khusus. Sedangkan pasien yang memperoleh diet biasa
diberikan motivasi gizi
f. Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
1. Pemantauan dan evaluasi pemberian makan dilakukan secara
berkesinambungan untuk menilai proses penyembuhan dan
status gizi pasien
2. Pemantauan meliputi perubahan berat badan, perubahan diet,
bentuk makanan, asupan makan, toleransi terhadap makanan
yang diberikan, keadaan klinis defekasi dan hasil laboratorium
3. Tindak lanjut yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan sesuai
dengan hasil evaluasi pelayanan gizi antara lain perubahan diet
dengan mengubah preskipsi diet sesuai kondisi pasien.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

ASUHAN GIZI RUANG RAWAT JALAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Asuhan gizi ruang rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet,
pelaksanaan konseling diet hingga evaluasi rencana diet pasien di
ruang rawat jalan
Tujuan Sebagai acuan penerapan lngkah-langkah untuk memberikan
pelayanan kepada pasien rawat jalan agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas tentang mekanisme
pelayanan asuhan gizi rawat jalan sebagai berikut: Ahli Gizi Ruang
Rawat Jalan mengkaji data subyektif, obyektif untuk memperoleh
data status gizi, merencanakan diet, merencanakan konseling dan
merencanakan monitoring evaluasi.
2. Pengkajian status gizi
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit
4. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakit dan cara
pemberian makan
5. Konseling gizi
6. Evaluasi tindak lanjut
[Type text]

Prosedur a. Pengkajian status gizi


1. Ahli gizi mengukur data antropometri berupa tinggi badan, berat
badan, tinggi badan, tinggi lutut, tebal lemak bawah kulit, linngkar
kepala, lingkar lengan atas sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
2. Ahli gizi memeriksa data pemeriksaan fisik untuk mendeteksi
adanya kelainan klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi
atau untuk menentukan hubungan sebab akibat antara status gizi
dengan kesehatan. Pemeriksaan fisik meliputi kesan keadaan
gizi (kurus, pucat, bengkak, gemuk/obesitas), jaringan lemak
subkutan, atrofi otot dan defisiensi zat gizi lain, system
kardiovaskuler, system pernafasan, system gastrointestinal,
system metabolic/endokrin, system neorologik/psikiatrik
3. Ahli gizi memeriksa data pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi kelainan biokimia dalam rangka mendukung
diagnose penyakit serta menegakkan masalah gizi.
b. Pengkajian riwayat gizi
1. Ahli gizi melakukan anamnesis riwayat gizi secara kualitatif dan
kuantitatif. Anamnesis riwayat gizi secara kualitatif dilakukan
untuk memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan
sehari berdasarkan frekuensi penggunaan bahan makanan.
Anamnesis riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran asupan zat gizi sehari, dengan cara recall
24 jam yang diukur menggunakan food model.
2. Ahli gizi menganalisis asupan gizi menggunakan Daftar penukar
Bahan Makanan atau menggunakan software untuk
mendapatkan informasi asupan zat gizi dalam sehari.
c. Kebutuhan zat gizi
Kebutuhan zat gizi diberikan berdasarkan status gizi, pemeriksaan
klinis, data laboratorium, dengan mempertimbangkan kebutuhan
tambahan akibat loss dan untuk penyembuhan.

1.
1.
[Type text]

ASUHAN GIZI RUANG RAWAT JALAN

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


ARJASA No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

d. Penentuan Jenis Diet


1. Dokter menentukan jenis diet apabila pasien dikirim oleh dokter.
Apabila pasien datang atas kemauan sendiri, jenis diet ditentukan
ahli gizi,
2. Ahli gizi mempelajari, menyusun rencaca diet dan
menterjemahkan kedalam menu, porsi dan frekuensi makan,
3. Ahli gizi menentukan bentuk makanan dan rute pemberian
makan.
e. Konseling Gizi
1. Ahli gizi menetapkan rencana konseling yang meliputi: tujuan,
strategi, materi, metode, penilaian dan tindak lanjut
2. Ahli gizi melakukan konseling.
f. Evaluasi dan tindak lanjut
2. Evaluasi diperoleh melalui kemajuan ulang. Evaluasi meliputi:
rencana diet dan kepatuhan menjalankan rencana diet,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, status gizi,
3. Tindak lanjut tergantung dari hasil evaluasi pelayanan gizi yang
diperoleh di rumah.
Unit terkait 2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

DISTRIBUSI MAKANAN KE PASIEN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Distribusi makanan ke pasien adalah serangkaian kegiatan


penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan
pasien yang dilayani
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempermudah
pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku
Referensi -
Kebijakan 1. Tersedianya standart pemberian makanan Puskesmas
2. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan ahli gizi Puskesmas
3. Adanya peraturan pengambilan makanan
4. Adanya catatan permintaan makanan dari ruang rawat inap
5. Adanya daftar makan pasien yang mencantumkan kelas
perawatan, nama kamar, nama pasien, jenis diet dan keterangan
yang berkenaan dengan dietnya
6. Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet
7. Tersedianya kelengkapan peralatan makanan
8. Tersedianya sarana untuk distribusi makanan
9. Adanya jadwal distribusi makanan
[Type text]

Prosedur A. Distribusi makanan pasien


1. Ahli gizo jasa boga menyalin daftar menu pasien (DMP) sesuai
daftar menu pasien yang telah ditentukan
2. Petugas pramusaji membagi/memorsi makanan sesuai standar
porsi dan jenis diet ke dalam plato pasien berdasarkan DMP
dari masing-masing ruang rawat inap
3. Petugas pramusaji menutup alat saji yang terisi makanan
dengan plastic kemas
4. Petugas pramusaji menuliskan label berisi nama pasien, jenis
diet, nomer kamar / tempat tidur dan ruangan
5. Ahli gizi jasa boga mengecek nama pasien, porsi dan jenis diet
pasien
6. Petugas pramusaji mengantar makanan ke pasien sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan
7. Petugas pramusaji menyerahkan diet/ makanan hingga sampai
ke pasien
8. Petugas pramusaji menyampaikan ke pasien tentang
kelengkapan alat makan ke pasien kelas I dan II
9. Petugas pramusaji meminta tanda tangan kepada kepala
ruangan pada DMP
B. Serah terima makan pasien
1. Pramusaji menyerahkan makanan dan form daftar Menu
Makanan Pasien (DMP) kepada Kepala Ruangan
2. Kepala Ruangan mengecek jumlah dan jenis diet sesuai DMP,
selanjutnya menandatangani DMP bila sudah sesuai
3. Apabila makanan tidak sesuai dengan DMP, kepala ruangan
langsung meminta kepada pramusaji untuk segera memperbaiki
sesuai DMP.masalah yang ditemui.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PENYIAPAN MAKANAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Penyiapan makanan adalah serangkaian kegiatan penyusunan


kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencapai usulan
anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk pasien dalam satu
tahun anggaran
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas
2. Adanya data peraturan pemberian makanan puskesmas
3. Semua pasien mendapatkan makan sesuai dengan kebutuhan gizi
dan jenis penyakitnya
4. Adanya standar makan untuk pasien
5. Adanya standar harga bahan makanan
6. Tersedianya siklus menu
7. Tersedia jumlah pasien
1. Menentukan jumlah pasien dengan mengacu pada Daftar Makan
Pasien
2. Menentukan standar porsi tiap bahan makanan dan menentukan
Prosedur
berat kotor
3. Menghitung berapa kali pemakaian bahan makanan setiap siklus
menu
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PENYIAPAN MAKANAN DAN BAHAN


MAKANAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Penyiapan makanan dan bahan makanan adalah serangkaian


kegiatan menyimpan bahan makanan bahan makanan sebelum diolah
dan dibagi ke pasien
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk mempermudah
pasien dapat memperoleh makanan yang berkualitas dengan
kandungan gizi yang terjamin
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas
2. Adanya data peraturan penyimpanan bahan makanan puskesmas
3. Semua pasien mendapatkan makan sesuai dengan kebutuhan gizi
dan jenis penyakitnya
4. Adanya standar makan untuk pasien
5. Adanya standar harga bahan makanan
6. Tersedianya Daftar Menu Pasien
[Type text]

1. Memantau tanggal kadaluwarsa bahan makanan, buang bahan


yang sudah kadaluwarsa
2. Jika menyimpan bahan makanan pada freezer, jaga suhu freezer
tetap rendah yaitu sekitar minus 0 0C
3. Cek keadaan freezer secara teratur. Jika terdapat banyak bunga
es pada freezer simpan makanan dan bahan makanan beku di
feezer yang lain
4. Jangan dibekukan kembali makanan atau bahan makanan yang
sudah dicairkan kecuali makanan dan bahan makanan tersebut
sudah dimasak
5. Jangan simpan makanan mentah dan daging mentah di atas
Prosedur makanan yang sudah melalui proses persiapan
6. Simpan makanan kaleng dan bahan-bahan makanan kering dalam
kondisi kering
7. Beri label dan tanggal untuk semua bahan makanan dan makanan
kering
8. Lakukan pencatatan dan pengukuran suhu ruangan secara teratur
9. Simpan semua bahan makanan dan makanan di dalam bungkus
dan tempat bersih
10. Jangan menyimpan makanan yang diambil dari tempat yang
berbahan/berlapis seng seperti wadah kaleng kecuali terbuat dari
stainless steel karena berpotensi menjadi racun.

Unit terkait
1. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN


RAWAT INAP
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemberian nutrisi pada pasien rawat inap adalah merupakan tindakan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
mandiri. Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki gangguan pada
mulutnya
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien
Referensi -
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian nutrisi disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara
efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur Persiapan Alat dan Bahan


1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk
sebentar
8. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makan
Cuci tangan
Unit terkait Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMBERIAN EDUKASI BILA KELUARGA


MENYEDIAKAN MAKANAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemberian edukasi bila keluarga menyediakan makanan adalah


merupakan kegiatan pemberian pendidikan kesehatan kepada
keluarga tentang diet pasien yang dianjurkan dengan benar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar keluarga dan pasien
mau bekerja sama dalam program diet yang ditetapkan
Referensi -
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian edukasi disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara
efektif dan efisien
[Type text]

Prosedur 1. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet yang dianjurkan
2. Tentukan persepsi pasien tentang diet dan harapan tentang tingkat
pemenuhan diet
3. Berikan penjelasan tentang diet yang ditentukan pada pasien dan
keluarga
4. Jelaskan tujuan diet makanan
5. Berikan penjelasan tentang berapa lama diet yang harus dilakukan
6. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang bagaimana
membuat agenda makan secara tepat
7. Instruksikan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dan
menghindari makanan yang merupakan pantangan
8. Bantu pasien dan keluarga untuk mengakomodasi pilihan makanan
dalam diet yang ditentukan
9. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga cara membaca
label makanan dan memilih makanan dengan tepat
10. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang waktu makan
pasien
Unit terkait Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMAKAIAN STERILISATOR KERING

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemakaian sterilisator kering adalah Cara penggunaan dan


pemakaian Memmert dengan benar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. memmert dapat digunakan dengan baik.
2.Mencegah terjadinya kerusakan dini.
3.Untuk memperoleh hasil steril yang benar.
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di
PUSKESMAS AJUNG.
Prosedur 1. Sambungkan kabel pada listrik 220 Volt.
2. Persiapkan instrument / alat ( dari logam ) sesuai kebutuhan.
3. Masukkan alat / instrument kedalam memmert.
4. Tekan tombol Power On / Off
5. Tekan tombel Set Time yang ditunjukkan dengan angka
(120 menit).
6. Tekan tombol Set Temperatur yang ditunjukkan dengan angka
(200 ºC).
7. Matikan tombol Power On / Off setelah selesai.
8. Jangan membuka memmert bila instrument / alat tidak digunakan.

Unit terkait 1. Rawat Inap


2. UGD
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

CARA PERAWATAN INSTRUMEN/ALAT

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Cara perawatan instrument /alat adalah Cara merawat instrumen / alat
dengan benar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Instrumen / alat dapat digunakan dengan baik.
2.Mencegah terjadinya kerusakan dini.
3.Untuk memperoleh hasil steril yang benar
4.Mencegah infeksi nosokomial
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di
PUSKESMAS AJUNG
Prosedur 1. Dekontaminasi : setelah dipakai, instrumen direndam dalam
larutan chlorine 2500 ppm selama 15 menit.
2. Pencucian ( pre cleaning ) : instrumen dicuci dan disikat dengan
menggunakan air hangat. Selanjutnya dikeringkan.
Sterilisasi ( DTT ) : Atur instrumen sesuai kebutuhan (Basic Set).
Kemudian masukkan dalam sterilisator kering ( memmert )  Lihat
SOP Penggunaan Memmert.

Unit terkait 1. Rawat Inap


2. UGD
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMELIHARAAN RUANGAN

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Pemeliharaan ruangan adalah cara pemeliharaan ruang bersalin dan


alat medis keperawatan didalamnya secara rutin dan berkala agar
siap pakai
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga atau
menjamin terpeliharanya ruangan beserta alat-alat didalamnya agar
siap pakai
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di
PUSKESMAS AJUNG
[Type text]

Prosedur Pemeliharaan harian


1. Sebelum dan sesudah tindakan semua peralatan dibersihkan
dengan disinfektan
2. Dilakukan pengepelan lantai sebelum dan sesudah tindakan
dengan disinfektan

Pemeliharaan mingguan
1. Lantai dipel dengan disinfektan dan dikeringkan
2. Dindingdan pintu di lap dengan disinfektan kemudian
dikeringkan

Pemeliharaan setelah dipakai pasien menular


1. Dilakukan ozonisasi oleh petugas sanitasi
2. Sebelum dilakukan fogging ruangan ditutup dan alat-alat tidak
perlu dikeluarkan Setelah fogging ruangan dibuka setelah batas
waktu yang ditentukan oleh petugas sanitasi
3. Alat-lat diruangan dibersihkan dan ditata kembali oleh petugas
Pemeriksaan angka kuman dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan ozonisasi dilakukan oleh petugas sanitasi rumah sakit
(waktu insidentil/tiap bulan
1. Rawat Inap

Unit terkait 2. UGD


3. Instalasi sanitasi
4. Poli rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN


KELUHAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Aris Tridjoko, MM


PUSKESMAS NIP. 19580525 198711 1
ARJASA 001

Pengertian Identifikasi dan penanganan keluhan adalah cara pemeliharaan ruang


bersalin dan alat medis keperawatan didalamnya secara rutin dan
berkala agar siap pakai
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga atau
menjamin terpeliharanya ruangan beserta alat-alat didalamnya agar
siap pakai
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di
PUSKESMAS AJUNG
[Type text]

Prosedur Pemeliharaan harian


3. Sebelum dan sesudah tindakan semua peralatan dibersihkan
dengan disinfektan
4. Dilakukan pengepelan lantai sebelum dan sesudah tindakan
dengan disinfektan

Pemeliharaan mingguan
3. Lantai dipel dengan disinfektan dan dikeringkan
4. Dindingdan pintu di lap dengan disinfektan kemudian
dikeringkan

Pemeliharaan setelah dipakai pasien menular


4. Dilakukan ozonisasi oleh petugas sanitasi
5. Sebelum dilakukan fogging ruangan ditutup dan alat-alat tidak
perlu dikeluarkan Setelah fogging ruangan dibuka setelah batas
waktu yang ditentukan oleh petugas sanitasi
6. Alat-lat diruangan dibersihkan dan ditata kembali oleh petugas
Pemeriksaan angka kuman dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan ozonisasi dilakukan oleh petugas sanitasi rumah sakit
(waktu insidentil/tiap bulan
5. Rawat Inap

Unit terkait 6. UGD


7. Instalasi sanitasi
8. Poli rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart

Вам также может понравиться