Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BANDUNG
PROPOSAL PENELITIAN
NPM. 220110130134
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2016
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
yang merupakan salah satu rangkaian dalam menyelesaikan tugas akhir untuk
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
penelitian ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
BAB I 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II 12
iv
2.4 Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Teori HBM..................................... 21
BAB III 30
v
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 50
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 : Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Paru di RS Paru Dr. H. A.
Rotinsulu Bandung ................................................................................................ 11
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
terus meningkat dengan cepat setiap tahunnya. Persentase kasus baru kanker
payudara di dunia sebesar 43,3% dan kematian akibat kanker payudara sebesar
kanker terbanyak pada wanita dibandingkan dengan jenis kanker yang lain
kasus baru kanker payudara mencapai 1,67 juta atau 25% dari semua jenis kanker.
pada tahun 2008 di Indonesia jumlah kasus kanker payudara sebesar 36,2% atau
sebanyak 39.831 kasus, dengan jumlah kematian 18,6 per 100.000 penduduk
kematian kanker payudara di dunia menjadi salah satu masalah kesehatan yang
tersebut adalah faktor reproduksi seperti usia menarche kurang dari 12 tahun,
1
2
menopause lebih dari 50 tahun, melahirkan anak di usia lebih dari 35 tahun, faktor
endokrin seperti pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama,
faktor gaya hidup seperti makan makanan yang tinggi lemak, mengkonsumsi
keluarga yang menderita kanker payudara dan mutasi gen dalam tubuh (American
Cancer Society, 2016). Etiologi tersebut menjadi salah satu pemicu yang harus
Gejala awal kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan
baik oleh penderita. Banyak dari penderita kanker payudara yang berobat saat
memasuki stadium lanjut. Hal inilah salah satu yang menyebabkan tingginya
angka kematian kanker payudara. Padahal, pada stadium dini kematian akibat
kanker masih dapat dicegah. Gejala yang bisa dirasakan atau dilihat penderita
2010). Semakin awal kanker payudara ditemukan maka akan semakin bagus
prognosis dari penyakit tersebut (Özdemir, 2014). Jika kanker payudara terdeteksi
secara dini, maka proses pengobatan akan segera dilakukan sehingga dapat
meningkatkan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih baik bagi
penderita kanker payudara (Tryfonidis et al., 2016). Hal yang perlu diperhatikan
organ tubuhnya sehingga kanker payudara dapat diidentifikasi sejak dini sebelum
perhatian khusus bagi masyarakat indonesia. Banyak dari wanita di dunia tidak
dilakukan oleh wanita diatas 20 tahun (Abolfotouh et al., 2015). Pencegahan yang
dapat dilakukan pada kanker payudara adalah pencegahan primer, sekunder, dan
tersier. Pencegahan primer adalah salah satu bentuk promosi kesehatan dan
edukasi pola hidup sehat yang dilakukan kepada orang yang sehat melalui upaya
menghindari diri dari faktor risiko terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.
kanker payudara dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi (Jemal, Bray, &
Ferlay, 2011). Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini menjadi hal yang
sangat penting dan harus dilakukan dengan rutin. Salah satu metode pencegahan
sekunder deteksi dini yang mudah dan dapat dilakukan sendiri tanpa perlu ke
untuk mencari benjolan atau kelainan yang ada di sekitar payudara (Purwoastuti,
tingkat kematian akibat kanker payudara sebesar 25-30%, akan tetapi wanita yang
melakukan SADARI secara rutin masih sangat rendah yaitu 25% sampai 30%
yang tidak dapat dikontrol pada kejadiaan kanker payudara. Jika seorang wanita
memilki riwayat keluarga dengan kanker payudara, maka risiko terkena kanker
payudara pada wanita tersebut akan berlipat ganda (Cuzick, 2008). Memiliki salah
satu kerabat saudara seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan yang
dua kali lipat. Tetapi, jika memiliki dua kerabat saudara seperti ibu, saudara
perempuan, dan anak perempuan akan meningkat risiko terjadi kanker tiga kali
lipat dari wanita yang tidak memiliki risiko kanker payudara (American Cancer
adanya hubungan antara riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara dengan
untuk melakukan deteksi dini kanker payudara yaitu SADARI dan mammografi.
kesehatan (Health Belief Model). Teori ini menekankan pada persepsi individu
yang memiliki ibu, anak pr, atau saudara perempuan yang memilki kanker
payudara mengungkapkan bahwa lima dari enam wanita tersebut belum pernah
5
media elektronik dan petugas kesehatan. Mereka mengatakan bahwa mereka sadar
memiliki risiko yang besar terkena kanker payudara tetapi pada tingkat
pelaksanaan pencegahan dan deteksi dini masih rendah untuk melakukan. Hal ini
didukung oleh hasil data program deteksi dini kanker payudara dan kanker rahim
indonesia yang mengatakan cakupan deteksi dini kanker payudara masih rendah
yaitu hanya 2,45%. Maka dari itu diperlukan monitoring dan sosialisasi terkait
deteksi dini kanker payudara sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
Sadikin Bandung “.
Sadikin.
Sadikin.
Sadikin.
Sadikin.
kematian. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar dalam
7
kematian pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalankan hemodialisa atau
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan penelitian bagi RSUP Dr.
kanker payudara.
2. Profesi Keperawatan
masyarakat.
secara berkala. Selain kejadian kanker baru kanker payudara, kematian akibat
kanker payudara di Indonesia juga tinggi, salah satu penyebab kematian tinggi di
Indonesia adalah banyak dari pasien yang tidak menyadari dirinya terkena kanker
telah memberikan penekanan yang lebih besar terhadap pencegahan kanker secara
primer dan sekunder. Pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah berkaitan
kematian akibat kanker payudara sedang dilakukan. Semakin dini diagnosa kanker
disembuhkan. Deteksi dini yang dianjurkan oleh pemerintah adalah brest self-
SADARI atau brest self-examination adalah salah satu cara deteksi dini yang
dianjurkan karena mudah dilakukan dirumah dan dapat dilakukan siapa saja.
mendeteksi adanya kanker atau tumor pada payudara sedini mungkin. faktor-
Penelitian ini akan melihat pesepsi keluarga pasien kanker payudara di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung berdasarkan model keyakinan kesehatan teori Health
Belief Model (HBM). Teori HBM dikembangkan pertama kali pada tahun 1950
skrining kesehatan teori ini bertujuan untuk memperkirakan individu mana yang
serta manfaat dan hambatan yang dirasakan individu. Selain keempat construct
mengenai adanya tanda atau sinyal yang menyebabkan seseorang untuk bergerak
ke arah suatu pencegahan. Self-efficacy juga menjadi salah satu penambahan baru
teori HBM agar sesuai dengan tantangan perilaku yang tidak sehat (Turner, 2015).
bawah ini:
11
Bagan 1.1 : Gambaran Persepsi Keluarga Pasien Kanker Payudara Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Ba
Pasien kanker Masuk melalui IGD, Masuk ruang dilakukan perawatan
Administrasion
payudara RSHS Umum atau spesialis perawatan guna meningkatkan
Center
kualitas hidup pasien
Sumber : Teori Health Belief Model (Rosenstock,1988), RSHS, (Abuadas et al., 2016)
(Bott, 2014) (American Cancer Society, 2016) (Wahyuningtiyas, 2012)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak terkendali pada kelenjar penghasil susu (lobular), saluran kelenjar dari
mengelilingi lobular, duktus, pembuluh darah dan pembuluh limfe, tetapi tidak
RI], 2015) kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobusnya. Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang
jaringan payudara. Jaringan tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar,
dan jaringan penunjang kelenjar. Jaringan tersebut dapat menyebar dan merusak
area sekitarnya.
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.
terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai
11
13
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nani pada tahun 2009 mendapatkan
bahwa kanker payudara mulai berkembang pesat saat umur 40-49 tahun sebelum
wanita memasuki usia 50 tahun keatas, sedangkan risiko kanker payudara sendiri
wanita (Nani, 2009). Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko paling
kuat untuk kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita
muda secara umum merupakan penyakit yang terjadi saat penambahan usia
keluarga berlipat ganda sekiranya mempunyai salah seorang diantara ibu atau
bilangan ahli keluarga yang menderita kanker payudara. Usia mendapat kanker
pada ibu atau saudara perempuan juga mempengaruhi resiko terutamanya jika
didiagnosa menderita pada usia muda. Resiko adalah tiga kali ganda pada wanita
dengan onset umur kurang dari 40 tahun. (Cuzick, 2008). Gen yang dicurigai
berperan dalam proses kanker payudara yaitu BRCA1 dan BRCA2. Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa mutasi gen BRCA 1 dan BRCA2 dicurigai sebagai
faktor risiko terjadinya kanker payudara (Field & Phillips, 2007). Sehingga perlu
perhatian khusus bagi keluarga yang penderita kanker payudara agar terhindar
Wanita yang memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai menstruasi
pada usia dini (sebelum usia 12) dan / atau melalui menopause pada usia
kemudian (setelah umur 55) mempunyai resiko sedikit lebih tinggi mendapat
kanker payudara. Hal ini mungkin terkait dengan eksposur seumur hidup yang
14
lebih tinggi kepada hormon estrogen dan progesteron (American Cancer Society,
dengan insiden kanker payudara. Wanita Nulliparous memiliki risiko yang sama
dengan yang ada pada wanita yang lahir anak pertama ketika mereka berusia 30
yang lebih tinggi (khususnya dalam waktu 5 tahun setelah melahirkan) dan
perempuan melahirkan ketika mereka masih muda memiliki risiko rendah. Risiko
relatif berkurang sekitar 3% untuk setiap tahun usia ibu melahirkan berkurang ,
sehingga seorang wanita yang lahir anak pertama ketika ia berusia 20 tahun
risikonya sekitar 30% relatif lebih rendah dibandingkan wanita yang anak pertama
menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun atau lebih memiliki resiko yang
sama dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil (American Cancer
menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara, dengan risiko yang lebih tinggi
yang diresepkan untuk wanita tanpa rahim tidak terkait dengan peningkatan risiko
Over weight dan obesitas, yang diukur dengan indeks massa tubuh tinggi
salah satu dari beberapa faktor risiko untuk kanker payudara yang mampu
terjadinya kanker payudara (Liu, Nguyen, & Colditz, 2015). Faktor-faktor risiko
bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.
Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa,
payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat
primer merupakan bentuk promosi kesehatan karena dilakukan oleh orang yang
sehat melalui upaya untuk menghidari diri dari paparan risiko kanker payudara.
Pencegahan primer salah satunya adalah melaksanakan pola hidup sehat untuk
adalah menurunkan insiden kanker payudara yang dapat dilakukan dengan cara
16
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat banyak serat, serat tersebut akan
individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pada setiap wanita
normal serta memiliki siklus haid yang normal dan mereka yang memiliki
deteksi dini kanker payudara berupa skrining dan mammografi yang di klaim
dapat memiliki akurasi 90% kebenarannya. Tetapi, jika terus menerus terpapar
oleh mammografi pada wanita yang sehat itu tidak baik sehingga deteksi dini
bulan secara rutin. Kebiasaan melakukan ini memudahkan kita untuk menemukan
dilakukan untuk SADARI adalah 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena
pada masa itu retensi cairan dalam keadaan minimal dan payudara sedang dalam
keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga bila terjadi pembengkakan maka
akan terdeteksi lebih mudah. Wanita yang normal mendapat rujukan melakukan
mammografi setiap dua tahun sekali sampai mencapai 50 tahun. Deteksi kanker
payudara secara dini dapat menurunkan kematian karena berdampak pada tingkat
yang telah positif terkena kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita
kanker payudara sesuai dengan stadium kanker yang diderita bertujuan untuk
tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup pencerita kanker dan
payudara dilakukan dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan
pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan
melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling dari petugas
dan apabila terkena maka akan terdeteksi secara dini dan segera dilakukan
screening yang banyak digunakan dalam upaya deteksi dini kanker payudara.
Metode ini melibatkan wanita itu sendiri dalam meliat dan merasakan masing-
masing bagian dari payudaranya sendiri untuk melihat adanya normal atau
cermin dan dilakukan oleh wanita di atas 20 tahun. Indikasi utama dilakukan
18
payudara dari depan, sisi kiri, dan sisi kanan apakah ada benjolan, perubahan
warna kulit, putting yang bersisik, dan pengeluaran cairan dari putting (Olfah et
sekali sampai usia 40 tahun. Setelah itu pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat
ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu,
SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang
dapat mendeteksi secara dini kanker payudara. Hal yang perlu di perhatikan
adalah SADARI hanya bertujuan untuk mendeteksi secara dini kanker payudara.
deteksi dini makan kanker payudara akan cepat terdeteksi, sehingga pengobatan
dini dapat dilakukan dan memperpanjang usia harapan hidup penderita kanker
setiap satu minggu setelah haid. Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri
payudaranya dan dapat merasakan adanya gejala yang tidak wajar pada payudara
1) Buka baju dan bra anda kemudian berdiri tegak di depan cermin
jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan
juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah tanpa
sakit.
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
atau puting
mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan
derajat.
tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan
kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih
7) Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa
jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan.
Dimulai dari posisi jan 12.00 pada bagian puting susu. Menggunakan
didasari oleh beberapa tahapan yaitu stimulus, registrasi, interpretasi, dan umpan
(perceived barriers). Dorongan bertindak (cues to action), dan self efficacy. Health
belief model pertama kali di perkenalkan oleh Resenstock pada tahun 1966.
kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980. Sejak tahun 1974,
teori Health belief model telah menjadi perhatian para peneliti. Model teori ini
mereka menerima atau tidak tentang kesehatan mereka. Variabel yang dinilai
bahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut (Abuadas et al., 2016).
Health Belief Model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan
kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat mereka (Glanz & Barbara,
salah satu perilaku hidup sehat adalah dapat berupa pencegahan maupun
penggunaan fasilitas kesehatan. Health Belief Model juga sering digunakan untuk
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model (HBM) pada awalnya
Oleh karena itu, lebih dari tiga dekade, model ini telah menjadi salah satu model
pengertian mengenai health belief model yang sudah dijelaskan diatas dapat
untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu penyakit. Health belief model ini
didasari oleh keyakinan atau kepercayaan individu tentang perilaku sehat maupun
pengobatan tertentu yang bisa membuat diri individu tersebut sehat ataupun
seseorang yang memiliki ibu, saudara, atau anak perempuan akan lebih tinggi
merasa bahwa dirinya atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut (Anies,
2006). Hasil dari penelitian di Saudi arabia menyebutkan bahwa semakin tinggi
tingkat kerentanan seseorang akan terkena kanker payudara maka akan semakin
bahwa mereka sadar kanker payudara adalah penyakit yang berbahaya sehingga
komplikasi yang terjadi akbiat terdiagnosa dapat stadium lanjut (Abolfotouh et al.,
2015).
dan pencegahan akibat penyakit didorong oleh ancaman penyakit tersebut (Anies,
seorang individu melihat keseriusan dan geja yang dirasakan dari suatu penyakit
(Glanz & Barbara, 2008). Hasil penelitian di Iran menyebutkan, keseriusan yang
tindakan individu tersebut untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Kanker
payudara merupakan masalah serius yang terjadi di seluruh dunia maka untuk
dini kanker payudara untuk pencegahan awal. Semakin serius masalah kesehatan
25
deteksi dini kanker payudara (Rezaeian, Sharifirad, Mostafavi, Moodi, & Abbasi,
2014). Penggabungan antara kerentanan dan keseriusan dari kanker payudara akan
rentan terhadap suatu penyakit, dan juga sudah mengetahui bahaya penyakit
tersebut, ia tidak akan begitu saja menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan
Persepsi hambatan atau rintangan adalah aspek negatif dari suatu tindakan
mencegah penyakitnya lebih ditentukan oleh manfaat yang dirasakannya dari pada
2006).
adanya tanda atau sinyal yang menyebabkan seseorang untuk bergerak ke arah
dari media massa, nasihat atau anjuran teman, tenaga kesehatan atau anggota
keluarga pada klien untuk melakukan tindakan sesuai keadaannya (Glanz &
Barbara, 2008).
perilaku kesehatan.
dipengaruhi oleh structural variable (Conner & Norman, 2005). Faktor demografis
yang mempengaruhi health belief model individu adalah kelas sosial ekonomi.
Individu yang berasal dari kelas sosial ekonomi menengah kebawah memiliki
pengetahuan yang kurang tentang faktor yang menjadi penyebab suatu penyakit
(Sarafino & Smith, 2011). Pendidikan merupakan faktor yang penting sehingga
menyebabkan individu merasa tidak rentan terhadap gangguan, yang dalam suatu
penelitian yang dilakukan oleh Edmonds dan kawan –kawan adalah osteoporosis
27
Beberapa factor Health belief model berbasis kognitif (seperti keyakinan dan
sikap) dan berkaitan dengan proses berfikir yang terlibat dalam pengambilan
sehat dikaji dalam teori Health belief model (HBM). HBM adalah model
Menurut (Taylor,2006) menyatakan bahwa salah satu teori sikap yang paling
perilaku sehat adalah health belief model. Individu tersebut melakukan perilaku
sehat tergentung pada dua faktor yaitu individu merasakan ancaman pada
kesehatannya dan individu meyakini bahwa perilaku tertentu secara efektif dapat
mengurasi ancaman yang dirasakan. Teori HBM akan berhasil merubah perilaku
kesehatan jika individu merasa terancam dengan perilakunya saat ini melalui
kerentanan dan keseriusan akan penyakit yang dirasakan, dan kepercayaan bahwa
perubahan perilaku tertentu akan menghasilkan hasil yang baik. Selain individu
juga harus memiliki kemampuan untuk mengatasi hambatan yang dirasakan dalam
a. Care Giver
28
sosial (Potter & Perry, 2005). Peran perawat tidak hanya kepada pasien
b. Educator
kepada pasien dan keluarga saat pasien dan keluarga tidak memahami
terapiya apa saja serta dampak yang ditimbulkan dari regimen terapi
jangka panjang dan pendek harus menjadi informasi wajib yang diberikan
kepada pasien karena pasien memiliki hak untuk diberitahu tentang hal itu
(Pompili, 2015).
c. Pemberi Kenyamanan
29
sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik (Potter
Sadikin Bandung. Variabel Persepsi terdiri dari beberapa aspek yang menjadi
27
31
pendapat, dan sikap seseorang akan suatu hal yang dihadapinya (Potter dan Perry,
beberapa hal melalui pikiran, pendapat dan sikap yang dihadapinya. Persepsi
menurut teori Health Belief Model adalah pikiran, pendapat dan sikap seseorang
benar tentang kerentanan, kegawatan, dan keuntungan tindakan (Glanz & Barbara,
2008). Self efficacy adalah apabila individu dapat menilai dirinya sendiri
Persepsi Proses keluarga pasien kanker Memberika kuesioner yang berisi Ordinal Semakin tinggi skor
keluarga payudara yang memiliki ibu, saudara, 44 pernyataan dengan alternatif semakin tinggi
pasien atau anak dari penderita kanker pilihan dalam bentuk skala likert persepsi keluarga
eficacy
secara dini
SADARI
Kualitas Hidup Kualitas hidup pada pasien kanker paru Kuesioner QLQ C-30 Ordinal Kualitas hidup pasien
dilihat dari status kesehatan secara (Quality of Life C30) dan
dikatakan baik jika >50
umum pasien kanker paru, status LC13 (Lung Cancer13)
dan dikatakan kualitas
fungsional pasien kanker paru, dan version 3.0 dengan 43 item
gejala yang pasien kanker paru rasakan. pertanyaan. hidup pasien buruk jika
≤50.
36
Subvariabel
Status Penilaian subjektif pasien kanker paru Kuesioner QLQ C-30 Ordinal Status kesehatan secara
Kesehatan mengenai status kesehatannya yang (Quality of Life C30) umum dikatakan baik
Secara Umum dirasakan selama seminggu yang lalu version 3.0 pertanyaan jika >50 dan dikatakan
jawaban: 1 7 dimana 1
Memuaskan).
Status Penilaian subjektif pasien kanker paru Kuesioner QLQ C-30 Ordinal Status fungsional
Fungsional mengenai status fungsional pasien (Quality of Life C30) dikatakan baik jika >50
kanker paru yang dilihat dari:dimensi version 3.0 pertanyaan dan dikatakan buruk jika
emosional, dimensi kognitif, dan 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan
1= tidak pernah
2= kadang-kadang
3= sering
4= sering sekali
Gejala yang Penilaian subjektif pasien kanker paru Kuesioner QLQ C-30 Ordinal Gejala yang dirasakan
Dirasakan mengenai gejala yang di alami pasien (Quality of Life C30) dan dikatakan baik jika ≤50
Pasien kanker paru baik dari penyakitnya LC13 (Lung Cancer13) dan dikatakan buruk jika
pilihan jawaban:
1= tidak pernah
2= kadang-kadang
3= sering
4= sering sekali
39
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga pasien kanker payudara yang di
rawat di RSUP Hasan Sadikin Bandung keluarga pasien kanker payudara yang
menjadi populasi adalah ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan yang sedang
3.4.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu, saudara perempuan, dan anak
perempuan dari pasien yang telah terdiagnosa kanker payudara. Pengambilan sampel
ini akan dilakukan dalam kurun waktu 2 minggu. Semakin besar sampel dari besar
populasi akan semakin baik tetapi, jumlah batas minimal yang harus diambil oleh
peneliti adalah 30 sampel (Cohen, Manion, & Morrison, 2007). Pemilihan sampel
pada penelitian ini adalah dengan non probability sampling dengan teknik accidental
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
sesuai dengan konteks penelitian. Sehingga dalam teknik sampling di sini peneliti
mengambil responden pada saat itu juga di RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung
pada penelitian ini terdiri dari komponen persepsi keluarga pasien kanker payudara
40
tentang pemeriksaan payudara sendiri (sadari) menurut teori health belief model yang
menggunakan instrumen kuesioner dari penelitian yang berjudul Using The Helath
Belief Model To Predict Breast Self Examination Among Saudi Women . Kuesioner
kanker
Uji reliabilitas instrumen kuesioner dari penelitian yang berjudul Using The
Helath Belief Model To Predict Breast Self Examination Among Saudi Women
Suatu pertanyaan dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya > 0,7 dan
dinyatakan tidak reliabel apabila koefisien reliabilitasnya < 0,7. Instrumen penelitian
41
ini telah dilakukan uji reliabilitas dan hasil nilai reliabelnya adalah 0,774 – 0,939
setiap pada setiap subscale sehingga instrumen ini dapat dikatakan reliabel.
Instrumen penelitian ini telah dilakukan uji validitas dalam versi bahasa
inggris. Uji validitas dilakukan dengan face validity oleh Mikhail dan Petro Nutsas.
Peneliti perlu melakukan uji validitas kembali untuk melihat nilai validitas apabila di
lakukan di Indonesia, validitas tersebut dilakukan dengan content validity dan face
validity dilakukan pada 5 orang dengan kriteria yang sama seperti sampel penelitian
dengan hasil responden memahami 44 pernyataan yang ada pada instrumen tersebut.
Content validity merupakan suatu proses untuk menguji validitas alat ukur
yang digunakan agar memperoleh pernyataan pada alat ukur dapat sesuai dengan
kriteria yang diharapkan peneliti. Proses tersebut dilakukan dengan konsultasi pada
sendiri (SADARI). Responden yang memiliki keterbatasan fisik dan atau yang tidak
mampu mengisi kuesioner sendiri akan dibantu dalam proses pengisian kuesioner
oleh keluarga responden atau peneliti dengan membacakan isi kuesionernya dan
kepada responden untuk ikut serta dalam penelitian ini dengan menandatangani
42
a. Editing
kembali oleh responden. Data tersebut terdiri dari identitas, lembar kuesioner,
b. Coding
menjadi data angka atau bilangan untuk mempermudah pada saat analisa data
dan juga mempercepat entry data. Data yang di koding adalah data responden.
c. Entry Data
Entry data yaitu proses memasukkan data yang diperoleh kedalam master
d. Pembersihan Data
43
e. Tabulasi Data
sehingga bisa dilihat subvariabel yang memiliki nilai mean terbesar dan
terkecil
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Hasil penelitian berupa distribusi frekuensi pada setiap variabel yang diteliti. Teknik
yang digunakan dalam pengolahan data untuk variabel persepsi adalah dengan
subscale.
X ≥ 62,5% = Positif
X ≤ 62,5% = Negatif
Keterangan:
P = persentase
seminar usulan penelitian, mengurus surat ethical clereance,dan mengurus surat izin
Instalasi onkologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu instalasi. Peneliti
Maret 2017 sampai 29 April 2017. Setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis
ini berlangsung akan sesuai dengan prinsip-prinsip eika penelitian yang ada, karena
subyek penelitian ini merupakan manusia. Prinsip etika tersebut adalah autonomy,
2) Non-maleficience
atas segala yang terjadi pada responden selama prosedur penelitian. Peneliti
46
tidak akan melakukan penelitian ketika kondisi responden tidak stabil dan
bagi peneliti. Selain itu peneliti juga akan membeikan booklet yang berisi
(SADARI).
3) Confidentiality
nama responden pada lembar kuisioner dan hanya menuliskan inisial pada
dengan dosen pembimbing dan peneliti menjamin bahwa data akan digunakan
Hasan Sadikin Bandung dalam rentang waktu mulai tanggal 18 April 2017 hingga 1
Mei 2017.
47
DAFTAR PUSTAKA
Nisman, W. A. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda : Kenali Payudara Anda,
Terhindar Dari Kanker Payudara. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Nurcahyo, J. (2010). Awas Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara.
Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
Olfah, Y., Mendri, N. ketut, & Badi’ah, A. (2013). Kanker Payudara dan SADARI
(1st ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
Özdemir, A. (2014). Determination of Breast Self-Examination Knowledge and
Breast Self-Examination Practices among Women and Effects of Education on
their Knowledge, 7(3).
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice (9th Editio). Philadelphia : Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, & Perry., &. (2009). Fundamentals of Nursing Fundamental Keperawatan
(Edisi 7). Jakarta: Salemba Medika.
Purwoastuti, E. T. (2009). Kanker Payudara Pencegahan & Deteksi Dini. (Kanisius,
Ed.) (5th ed.). KANISIUS.
Rezaeian, M., Sharifirad, G., Mostafavi, F., Moodi, M., & Abbasi, M. H. (2014). The
effects of breast cancer educational intervention on knowledge and health beliefs
of women 40 years and older, Isfahan, Iran. Journal of Education and Health
Promotion, 3(April), 43. https://doi.org/10.4103/2277-9531.131929
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health Psychology : Biopsychosocial
Interaction (7th Ed). United States Of America: John Willey & Sons Inc.
Sukardja, D. G. (2010). Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press.
Surbakti, E. (2013). Hubungan Riwayat Keturunan Dengan Terjadinya Kanker Payu-
dara Pada Ibu Di RSUP H . Adam Malik Medan. Jurnal Precure, 1(April), 15–
21.
Tryfonidis, K., Basaran, G., Bogaerts, J., Debled, M., Dirix, L., Thery, J.-C., …
Cameron, D. (2016). A European Organisation for Research and Treatment of
Cancer randomized, double-blind, placebo-controlled, multicentre phase II trial
of anastrozole in combination with gefitinib or placebo in hormone receptor-
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Tempat
51
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini,
Nama : Siti Sarah Fadhilah
NPM : 220110130134
Status : Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Persepsi
Keluarga Pasien Kanker Payudara Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung” sebagai tugas untuk memenuhi
syarat mencapai gelar sarjana keperawatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Keluarga Pasien
Kanker Payudara Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung. Hasil penelitian ini memberikan
manfaat bagi Rumah Sakit sebagai identifikasi awal persepsi keluarga dan bagi
responden untuk memprediksi perilaku SADARI
Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan dan hanya
akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh karena itu, kerjasama ibu untuk
mengisi kuesioner ini akan sangat membantu keberhasilan penelitian ini.
Atas perhatian, kesediaan, dan kerjasama yang baik, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
No. KTP/lainnya:
Bandung, 2016
Mengetahui, Yang menyatakan
Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,
Saksi-saksi:
1. …………………………… ( )
2. …………………………… ( )
3. …………………………… ( )
53
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk pengisian :
Isilah titik-titik dibawah ini dan berilah tanda checklist (√ ) pada pilihan yang
tersedia.
1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Usia : 18-40 thn 41-65Thn
>65Thn
SMA Perguruan
Tinggi
Anak
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pda kolom jawaban yang tersedia, sesuai dengan
perasaan dan kondisi yang dirasakan berhubungan dengan penyakit yang diderita.