Вы находитесь на странице: 1из 8

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol.

2 Nomor 2 Tahun 2014

PENGARUH VARIASI JENIS BUSI DAN CAMPURAN BENSIN METHANOL


TERHADAP KINERJA MOTOR 4 TAK

Didik Sugiyanto
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Agung Podomoro Jakarta Utara, 14350
email: didiksgy@gmail.com

ABSTRAK
Methanol salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui, sehingga menarik
untuk diteliti dalam rangka memanfaatkannya sebagai bahan bakar alternative. Selain
penggunaan bahan bakar alternatif pada motor bensin, modifikasi beberapa bagian atau
sistem yang dipakai pada motor sangat diperlukan untuk meningkatkan unjuk kerja mesin
misalnya dengan penggunaan jenis busi, karena proses pembakaran didalam ruang
bakar sangat berpengaruh terhadap kinerja dari suatu motor bakar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan 10 % dan 20 % methanol
yang dicampur bensin terhadap kinerja motor bensin dengan menggunakan busi standar
dan busi racing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu
mengadakan pengujian secara langsung tentang pengukuran torsi, konsumsi bahan bakar
dan temperatur gas buang dengan menggunakan bahan bakar bensin yang dicampur
methanol dengan menggunakan busi racing dan busi standar. Pengujian ini
menggunakan motor bensin 4 tak 100 cc yang dihubungkan dengan dynamometer.
Dari pengujian didapat kesimpulan penambahan 10 % methanol baik menggunakan
busi Split Fire maupun busi NGK menghasilkan torsi, daya yang lebih besar dan
konsumsi bahan bakar spesifik yang lebih hemat serta temperatur gas buang yang lebih
tinggi dibanding dengan penambahan 20 % methanol.

Kata kunci : methanol, busi, motor 4 tak

PENDAHULUAN mudah terbakar (flammable), selain


Dewasa ini pemakaian bahan bakar penggunaan bahan bakar alternativ pada
minyak cenderung meningkat, sedangkan motor bensin, modifikasi beberapa bagian
cadangan minyak bumi makin menipis, atau sistem yang dipakai pada motor
untuk itu perlu adanya sumber energi sangat diperlukan untuk meningkatkan
lainnya untuk mensubtitusi sebagian unjuk kerja misalnya dengan penggunaan
bahan bakar ataupun keseluruhan pada jenis busi. Busi merupakan sumber
mesin bensin. Methanol (methyl alcohol) penyalaan yang harus bekerja
yang merupakan keluarga alkohol adalah sebagaimana mestinya sehingga
salah satu sumber energi yang dapat pembakaran yang sempurna akan
diperbaharui karena dapat diproduksi atau berpengaruh terhadap besarnya daya yang
dibuat kembali dengan cara sintesis gas dihasilkan oleh motor bakar dan kecil
hidrogen dan karbon dioksida sehingga kemungkinan adanya campuran bahan
menarik untuk diteliti dalam rangka bakar dan udara yang tidak terbakar
memanfaatkannya sebagai bahan bakar sehingga akan lebih hemat bahan bakar.
alternativ. Methanol (CH3OH) Dalam hal ini penulis akan melakukan
merupakan cairan yang bersih, tidak penelitian pengaruh variasi jenis busi dan
berwarna, sangat mudah dipindahkan dan
campuran bensin methanol terhadap Proses pembakaran berlangsung di dalam
kinerja motor 4 tak. motor bakar itu sendiri, sehingga gas
Adapun tujuan dari penelitian ini pembakaran yang terjadi sekaligus
adalah untuk mengetahui pengaruh berfungsi sebagai fluida kerja.
penggunaan busi racing dan busi standar
terhadap besarnya torsi, daya, KBBS dan
temperatur gas buang yang dihasilkan
motor bakar 4 langkah 100 cc dengan Busi (Spark Plug)
penambahan 10 % dan 20 % methanol Busi adalah komponen yang
kedalam bensin. berfungsi untuk memercikkan bunga api
didalam ruang bakar. Percikan bunga api
TINJAUAN PUSTAKA ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar
Susetyo (2000) dalam penelitiannya elektroda yang dibangkitkan oleh ignition
yang berjudul “ Pengaruh Perbedaan coil dengan tegangan sebesar 15000-2000
Bentuk Elektroda Busi Terhadap Prestasi volt. Temperatur didalam ruang bakar
Mesin Pada Motor Bensin Empat dapat mencapai 2500 ºC. Tekanan serta
Langkah Honda E-2500 ” menyimpulkan temperatur yang sangat tinggi tersebut
bahwa dengan pemakaian busi XR harus mampu ditahan oleh busi. Pada
(elektroda melingkar) torsi, daya yang intinya, konstruksi busi terdiri dari
dihasilkan lebih besar dibandingkan insulator dan elektroda. Elektroda
dengan busi Champion P-L92YC biasanya menggunakan logam yang
(elektroda L) serta konsumsi bahan bakar dilapis dengan nickel, chrome, mangan,
spesifik lebih hemat mulai pada putaran silikon dll agar mampu menahan kondisi
rendah maupun pada putaran tinggi. ekstrim sedangkan insulatornya berbahan
Mumtazi (1997) dalam dasar aluminia.
penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Bentuk Elektroda Busi Terhadap Unjuk Methanol
Kerja Motor Bensin 2 Langkah” dapat Methanol juga dikenal sebagai
diambil kesimpulan bahwa pada setiap metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
jenis busi daya motor mempunyai adalah senyawa kimia dengan rumus
kecenderungan meningkat seiring dengan kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk
naiknya putaran mesin sedangkan alkohol paling sederhana. Pada "keadaan
SFCnya akan turun seiring dengan atmosfer" ia berbentuk cairan yang
naiknya putaran mesin. Busi dengan ringan, mudah menguap, tidak berwarna,
elektroda melingkar mempunyai mudah terbakar, dan beracun dengan bau
karakteristik yang paling baik , semakin yang khas (berbau lebih ringan daripada
luas atau banyak elektroda massa dari etanol), memiliki nilai oktan yang tinggi
busi maka akan semakin besar (91) dengan nilai kalor sebesar 24400
kemampuannya untuk dapat kJ/kg. Ia digunakan sebagai bahan
meningkatkan unjuk kerja motor bensin 2 pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar
langkah. dan sebagai bahan additif bagi etanol
industri. Methanol (methyl alcohol) yang
Pengertian Motor Bakar merupakan keluarga alkohol adalah salah
Motor bakar atau lebih dikenal satu sumber energi yang dapat diproduksi
dengan nama mesin pembakaran dalam selain dari gas alam dapat juga dibuat
(Internal Combustion Engine) adalah secara alami oleh metabolisme anaerobik
suatu jenis pesawat yang prinsip kerjanya oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah
mengubah energi kimia bahan bakar uap metanol (dalam jumlah kecil) di
menjadi energi kalor, kemudian diubah udara. Setelah beberapa hari, uap metanol
lagi menjadi energi mekanik atau gerak. tersebut akan teroksidasi oleh oksigen
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 2 Tahun 2014

dengan bantuan sinar matahari menjadi b. Daya


karbon dioksida dan air. Selain bahan Daya adalah kerja yang dihasilkan
bakunya mudah dan banyak terdapat di sebuah mesin tiap satu satuan waktu
Indonesia juga emisi gas buang yang dalam suatu percobaan yang dapat
dihasilkan relatif kecil. dirumuskan sebagai berikut : (BPM.
Arrends & Berenschot, 1992, Motor
Bensin, hal 22)
Grafik Prestasi Mesin Motor Bakar 2. .T .n
Ne  ………………..(2)
Bensin Empat Langkah dan Diagram 60 x 746
Motor Otto Dimana :
Grafik prestasi mesin pada motor Ne = Daya (Hp)
bakar bensin berguna untuk n = Putaran mesin (rpm)
mempertimbangkan penggunaan motor T = Momen Torsi (N.m)
bakar bensin ditinjau dari torsi, daya yang c. Konsumsi Bahan Bakar
dihasilkan, dan konsumsi bahan bakar Konsumsi bahan bakar yang
sehingga efisiensi mesin dapat diketahui dibutuhkan tiap jam, digunakan
secara pasti. rumus : (Nakoela Soenarto & Dr.
Shoichi Furuhama, 1995, Motor
Bakar Serbaguna, hal 19)
  .v.10 3 
B    x3600 ………….(3)
 t 
Dimana :
B = Konsumsi bahan bakar yang
dibutuhkan (kg/jam)
v = Volume buret (cm3)
 = Massa jenis bahan bakar pada
temperatur kerja (kg/m3), dalam
hal ini adalah bensin 0,74 g/cm3
dan methanol 0,79 g/cm3
t = Waktu untuk pemakaian bahan
bakar (s)
Gambar 1. Grafik Prestasi Mesin Motor d. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Bensin (Sumber : Nakoela & Konsumsi bahan bakar spesifik
Furuhama, hal 34.) adalah jumlah bahan bakar yang
dibutuhkan untuk melakukan
Menentukan Torsi, Daya, KBB dan pembakaran tiap jam untuk
KBBS menghasilkan satuan daya (horse
a. Torsi power), dapat dihitung dengan rumus:
Torsi adalah perbandingan antara (Nakoela Soenarto & Dr. Shoichi
beban dan putaran poros mesin, yang Furuhama, 1995, Motor Bakar
dapat dirumuskan seperti : (BPM. Serbaguna, hal 19)
Arrends & H. Berenschot, 1992, B
Motor Bensin, hal 21) be  ………………………..(4)
Ne
Px 60
T ……………………(1) Dimana :
2. .n be = Konsumsi bahan bakar
Dimana : spesifik (kg/Hp.jam)
T = Momen Torsi (N.m) Ne = Daya motor (Hp)
P = Beban (Watt) B = Konsumsi bahan bakar
n = Putaran mesin (rpm) yang dibutuhkan (kg/jam)
METODE PENELITIAN Diagram Alir Jalannya Penelitian
Bahan Penelitian Alur eksperimen dalam
1. Motor Bakar penelitian ini sebagai berikut :
Adapun motor bakar yang dipakai
Tahap
dalam pengujian, yaitu : persiapan
Type : 4 Tak
Merk : Honda Astrea
Supra Mulai
Jumlah silinder : 1
Jumlah katup : 2 (1 katup buang
dan 1 katup masuk) Pengujian mesin
Kapasitas mesin : 100 cc
Diameter langkah : 50 x 49,5 mm
Volume langkah : 97,1 cm3
2. Dynamometer berfungsi untuk Busi Standar Busi racing Split
mengukur torsi mesin sepeda motor. NGK C7HSA Fire SF 419 D
3. Busi Standar NGK C7HSA
4. Busi Racing Split Fire SF 419 D
5. Methanol, dalam penelitian ini
methanol hanya akan digunakan
sebagai campuran dari bensin dengan Perbandingan bensin methanol 90 : 10
Perbandingan bensin methanol 80 : 20
beberapa variasi perbandingan antara
bensin dengan methanol yaitu 80 : 20
dan 90 : 10. Pengambilan data
6. Bensin, dalam pengujian ini bensin Torsi, Kbb, Temperatur
digunakan sebagai bahan bakar utama gas buang
yang akan dicampur dengan methanol
dengan variasi perbandingan yang
Kesimpulan
telah ditentukan.

Alat Penelitian Selesai


Alat ukur yang digunakan, yaitu :
1. Digital tachometer untuk mengukur Gambar 2. Diagram Alir Jalannya
putaran mesin. Penelitian
2. Buret/gelas ukur untuk mengukur
banyaknya bahan bakar yang Cara Pengujian
digunakan. Pengujian yang direncanakan adalah :
3. Stopwatch untuk mengukur waktu 1. Memasang mesin sepeda motor
konsumsi bahan bakar. Honda Supra sehingga poros roda
4. Thermocouple untuk mengukur belakang mesin dapat dihubungkan
temperature gas buang. dengan dynamometer.
2. Memasang busi standar NGK
C7HSA.
3. Bahan bakar bensin dan methanol
dengan perbandingan 90 : 10
dimasukan kedalam buret dengan
posisi tegak lurus untuk pengukuran
konsumsi bahan bakar, lalu
dihubungkan melalui selang ke
karburator.
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 2 Tahun 2014

4. Menghidupkan mesin kemudian perbandingan bensin methanol 80 :


mengatur putaran mesin dengan 20.
menarik kabel gas pada karburator. 15. Dan dimulai lagi pengujian dengan
5. Stopwatch diset sehingga menunjukan menggunakan busi standar NGK
angka 00:00:00 C7HSA setelah selesai, diganti
6. Memasang Tachometer digital dengan busi racing Split Fire SF 419
dengan cara menghubungkan kabel D dengan langkah-langkah yang sama
sensor dikaitkan dengan kabel busi pula.
dan langsung dilihat putaran 16. Dari data hasil percobaan yang
mesinnya. dicatat, kemudian dilakukan
7. Memasang kabel sensor thermocouple perhitungan daya, penggunaan bahan
pada saluran gas buang yang bakar spesifik, kemudian dianalisa
dihubungkan dengan alat ukur seberapa besar pengaruh terhadap
thermocouple. prestasi mesin motor bakar yang diuji.
8. Menyetel putaran mesin 2000 rpm
kemudian dlakukan pengukuran HASIL DAN PEMBAHASAN
konsumsi bahan bakar dengan cara Hasil Penelitian
stopwatch dihidupkan ketika bahan Dari hasil analisa diperoleh
bakar pada buret menunjukan angka 0 berbagai hubungan yang menunjukkan
cc dan dimatikan ketika bahan bakar perbedaan unjuk kerja motor bensin
sampai diposisi 2 cc. Hasil empat langkah dengan penggunaan
pengamatan dicatat pada tabel campuran methanol dan jenis busi yang
konsumsi bahan bakar. dipakai. Untuk memperjelas analisa
9. Bersamaan dengan pengukuran pengaruh penggunaan busi dan
konsumsi bahan bakar, dicatat pula perbandingan bahan bakar terhadap torsi,
torsi yang dihasilkan mesin dengan daya, temperatur gas buang dan konsumsi
melihat posisi jarum pada bahan bakar spesifik akan dijelaskan
dynamometer. Hasil pengamatan dengan grafik sebagai berikut:
dicatat pada tabel torsi. 10
9
10. Mencatat pula temperatur gas buang 8
yang dihasilkan dengan melihat pada 7
Torsi (Nm)

6
layar thermocouple. 5
4
11. Kemudian menyetel kembali putaran 3
mesin sesuai dengan putaran yang 2
1
direncanakan yaitu: 0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
2500,3500,4500,5500,6000,7000,800 Putaran (Rpm)
0,9000,10000,11000,12000 rpm. Split Fire NGk Split Fire NGK
12. Untuk setiap percobaan dilakukan 10 % 10 % 20 % 20 %

empat kali pengulangan. Gambar 3. Grafik hubungan antara torsi


13. Setelah pengujian dengan busi dengan putaran mesin pada
standar NGK C7HSA selesai mesin busi Split Fire dan busi NGK
dimatikan ±15 menit untuk dengan 10 % dan 20 %
pendinginan busi diganti dengan busi methanol.
racing Split Fire SF 419 D dengan Dari gambar grafik dapat
langkah-langkah yang sama. dijelaskan torsi tertinggi dicapai pada
14. Setelah perbandingan 90:10 selesai putaran 8000 rpm baik pada busi Split
mesin dimatikan, buret kembali Fire dengan penambahan 10 % methanol.
dikosongkan dan diganti dengan Torsi maksimum yang dihasilkan pada
menggunakan bahan bakar dengan penambahan 10 % methanol oleh busi
Split Fire sebesar 8.95 Nm dan pada busi
NGK sebesar 8.525 Nm. Sedangkan torsi sebesar 9.658 HP. Dan daya minimum
maksimum yang dihasilkan pada terjadi pada putaran 2000 rpm sebesar
penambahan 20 % methanol oleh busi 0.056 HP pada busi Split Fire dan 0.035
Split Fire sebesar 8.4 Nm dan pada busi HP pada busi NGK. Pada penambahan 20
NGK sebesar 7.75 Nm. Torsi minimum % methanol daya maksimum yang
yang dihasilkan pada penambahan 10 % dihasilkan busi Split Fire sebesar 9.428
methanol dihasilkan pada putaran 2000 HP dan pada busi NGK sebesar 8.698
rpm yaitu sebesar 0.2 Nm pada busi Split HP, untuk daya minimum 0.049 HP pada
Fire dan 0.125 Nm pada busi NGK. Dan busi Split Fire dan 0.035 HP pada busi
pada penambahan 20 % methanol torsi NGK.
minimum sebesar 0.175 Nm pada busi Besarnya daya didapatkan dari
Split Fire dan 0.125 pada busi NGK. rumus :
Torsi akan meningkat seiring 2 .T .n
dengan bertambahnya putaran mesin dan Ne = (HP)
60  746
torsi akan menurun setelah mencapai titik Dimana T adalah torsi, dan karena
maksimum. Busi Split Fire menghasilkan torsi yang dihasilkan pada busi NGK
torsi yang lebih besar dibanding dengan lebih kecil maka juga akan berpengaruh
busi NGK, baik pada penambahan 10 % terhadap besarnya daya yang dihasilkan
maupun pada penambahan 20 % oleh busi NGK. Semakin tinggi putaran
methanol. Hal ini dikarenakan, busi Split mesin akan berpengaruh terhadap
Fire mempunyai bentuk elektroda lamanya putar katup terbuka sehingga
bercabang sehingga mampu meloncatkan pengisian silinder menjadi tidak
api yang lebih besar serta terbuat dari sempurna dan menyebabkan daya
bahan platina yang memiliki daya hantar menjadi turun.
yang lebih baik dibanding dengan busi 7
NGK yang terdiri dari satu elektroda dan 6

terbuat dari paduan nikel. 5


SFC (Kg/HP.Jam)

4
12 3

10 2

8 1
Daya (HP)

0
6
-1 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
4 Putaran (Rpm)
2
Split Fire NGK Split Fire NGK
0 20 % 20 % 10 % 10 %
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Putaran (Rpm) Gambar 5. Grafik hubungan antara SFC
Split Fire NGK Split Fire NGK
dengan putaran mesin pada
10 % 10 % 20 % 20 %
busi Split Fire dan busi NGK
Gambar 4. Grafik hubungan antara daya dengan 10 % dan 20 %
dengan putaran mesin pada methanol.
busi Split Fire dan busi NGK Dari gambar grafik konsumsi bahan
dengan 10 % dan 20 % bakar spesifik paling hemat terjadi pada
methanol. penggunaan busi Split Fire dengan
Dari gambar grafik dapat dijelaskan penambahan 10 % methanol. Konsumsi
bahwa daya maksimum dihasilkan oleh bahan bakar spewsifik pada penambahan
busi Split Fire dengan penambahan 10 % 10 % methanol sebesar 0.066 Kg/HP.Jam
methanol. Daya maksimum pada busi pada penggunaan busi Split Fire dan pada
Split Fire dan busi NGK terjadi pada busi NGK sebesar 0.088 Kg/HP.Jam
putaran yang sama yaitu pada putaran terjadi pada putaran yang sama yaitu
8000 rpm. Pada penambahan 10 % 8000 rpm. Pada campuran 20 % methanol
methanol daya maksimum busi Split Fire konsumsi bahan bakar spesifik paling
yaitu 10.045 HP dan pada busi NGK hemat 0.089 Kg/HP.Jam pada busi Split
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 2 Tahun 2014

Fire dan pada busi NGK sebesar 0.093 menghasilkan torsi, daya yang lebih
Kg/HP.Jam. Semakin kecil nilaio SFC besar dan konsumsi bahan bakar
maka semakin hemat bahan bakarnya. spesifik yang lebih hemat dibanding
600 menggunakan busi NGK karena
bentuk elektroda yang bercabang dan
Temperatur Gas Buang (C)

500

400 material elektroda yang berbeda pada


300 busi Split Fire mampu menghasilkan
200 api yang lebih besar.
100 2. Busi Split Fire dan NGK lebih bagus
0 digunakan pada penambahan 10 %
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Putaran (Rpm) methanol dibandingkan dengan
Split Fire
10 %
NGK
10 %
Split Fire
20 %
NGK
20 %
penambahan 20 % methanol.
3. Unjuk kerja dari mesin dengan
Gambar 6. Grafik hubungan antara
menggunakan 20 % campuran
temperatur gas buang dengan
methanol menghasilkan daya, torsi
putaran mesin pada busi Split
yang lebih kecil dan konsumsi bahan
Fire dan busi NGK dengan 10
bakar spesifik yang lebih boros, hal
% dan 20 % methanol.
ini dikarenakan pengaruh dari nilai
Dari gambar grafik dapat dijelaskan
kalor, dimana nilai kalor bensin lebih
bahwa temperatur gas buang maksimum
tinggi daripada nilai kalor methanol
yang dihasilkan pada penambahan 10 %
sehingga semakin banyak campuran
methanol terjadi pada putaran 8000 rpm.
methanol maka akan menurunkan
Besarnya temperatur gas buang pada busi
panas pembakarannya yang
Split Fire yaitu 530 C dan pada busi NGK
dibuktikan dengan lebih kecilnya
sebesar 524.75 C. Pada penambahan 20
temperatur gas buang pada 20 %
% methanol temperatur gas buang
methanol dibanding campuran 10 %
tertinggi pada busi Split Fire sebesar
methanol.
517.25 C dan pada busi NGK sebesar
4. Semakin besar nilai kalor dari bahan
507.5 C. Temperatur gas buang akan
bakar maka makin besar pula kalor
semakin tinggi seiring dengan
yang masuk keruang bakar sehingga
bertambahnya putaran dan daya mesin
akan makin besar pula tekanan
dan akan mengalami penurunan setelah
pendorong piston dalam ruang bakar
mencapai titik maksimum. Temperatur
sehingga dapat berpengaruh terhadap
gas buang pada penambahan 10 %
besarnya daya yang dihasilkan.
methanol menghasilkan temperatur gas
5. Dari penelitian ini tidak terdapat
buang yang lebih tinggi daripada
perbedaan yang signifikan dari
penambahan 20 % methanol, semakin
penggunaan busi standar dan busi
banyak campuran methanol dapat
racing pada torsi, daya dan konsumsi
menyebabkan menurunnya nilai kalor,
bahan bakar spesifik terhadap prestasi
karena methanol memiliki nilai kalor
mesin dengan menggunakan uji t-Tes
yang lebih rendah dibandingkan dengan
dengan taraf signifikansi 5%.
bensin sehingga dapat berpengaruh
terhadap besarnya temperatur gas buang.
Saran
1. Pada penelitian dengan menggunakan
KESIMPULAN DAN SARAN
motor bensin sebaiknya menggunakan
Kesimpulan
mesin motor dengan kondisi yang
Dari hasil dan pembahasan pada bab
benar-benar baik, karena umur
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
komponen-komponen mesin yang
sebagai berikut :
telah lama akan mempengaruhi
1. Pada campuran 10 % methanol
dengan menggunakan busi Split Fire
kinerja dari motor bakar dan dapat Harold Hart. 1987, Kimia Organik,
berpengaruh pada hasil penelitian. Erlangga, Jakarta.
2. Methanol masih menarik untuk
diteliti agar didapatkan nilai kalor Sarjito. 2005. Buku Pegangan Kuliah
yang lebih besar dari bensin sehingga Motor Bakar,UMS. Surakarta.
dapat meningkatkan unjuk kerja
mesin dan dapat digunakan sebagai Soenarto. N. 2002, Motor Serba Guna,
bahan bakar alternativ yang PT Pradnya Paramita, Jakarta.
menjanjikan karena dapat
diperbaharui. Suratman. 2002, Servis dan Teknik
Reparasi Sepeda Motor, Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Grafika. Bandung.

Berenschot. H. 1996, Motor Bensin, Totok Prasetyo (2003) ”Karakteristik


Erlangga, Jakarta. Pembakaran Methanol”. Institut
Pertanian Bogor.
Boentarto. 1997, Cara Pemeriksaan,
Penyetelan dan Perawatan Tzan Faiq Mumtazi (1997) “Pengaruh
Sepeda Motor, Andi Offset, Bentuk Elektroda Busi Terhadap
Yogyakarta. Unjuk Kerja Motor Bensin Dua
Langkah“. Universitas
De Freitas. 2006, Effects of Compression Muhammadiyah Surakarta.
on Thermal Efficiency and
Power Using Alternative Fuel,
Kingstone. University.

Вам также может понравиться