Вы находитесь на странице: 1из 44

PEMBAHASAN

A. Menelusuri Kas dan Modal Kerja Bersih


Pada bagian ini, kita akan menggali unsur-unsur kas dan modal kerja bersih saat
keduanya berubah dari satu tahun ke tahun berikutnya. Tujuannya adalah untuk menjelaskan
kegiatan-kegiatan operasi jangka pendek yang ada di dalam perusahaan dan pengaruhnya pada
kas dan modal kerja. Aset lancar (current assets) adalah kas dan aset aset lainnya yang
diharapkan akan diubah menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun. Aset lancar disajikan
pada laporan posisi keuangan sesuai dengan urutan likuiditasnya yaitu kemudahan aset lancar
untuk dirubah menjadi kas dan waktu yang diperlukan untuk mengubahnya. Empat item yang
paling penting yang ditemukan pada bagian aset lancar dalam laporan posisi keuangan adalah
kas dan setara kas, efek diperdagangkan, piutang usaha dan persediaan.
Sama halnya dengan investasi perusahaan dalam aset lancar, perusahaan menggunakan
beberapa jenis utang jangka pendek, yang disebut dengan liabilitas lancar (current liabilities).
Liabilitas lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan memerlukan pembayaran tunai dalam
waktu kurang dari satu tahun atau dalam periode operasi jika periode operasi melebihi dari satu
tahun. Tiga item utama yang ada pada liabilitas lancar yaitu utang dagang, biaya yang masih
harus dibayar (termasuk utang gaji dan utang pajak) dan wesel bayar.
Perusahaan menekankan pada perubahan dalam kas, sehingga perusahaan memulainya
dengan mendefinisikan kas dalam komponen-komponen lain dari laporan posisi keuangan. Hal
ini memungkinkan perusahaan untuk mengisolasi akun kas dan mendalami dampak pas kas dari
keputusan pendanaan dan operasi perusahaan. Persamaan dasar dari laporan posisi keuangan
dapat dituliskan sebagai berikut :
Modal kerja bersih + Aset Tetap = Utang jangka panjang + Ekuitas
Modal kerja bersih adalah kas ditambah dengan aset-aset lancar lainnya, dikurangi liabilitas
lancar :
Modal kerja bersih =(Kas + Aset – aset lancar lainnya) – Liabilitas lancar
Jika kita mensubsitusi persamaan (18.2) kepersamaan dasar dari laporan posisi keuangan
kita akan memperoleh :
Kas = Utang jangka panjang + Ekuitas + Liabilitas lancar – Aset lancar selain kas
– Aset tetap
Persamaan diatas menjelaskan kepada kita tentang aktivitas-aktivitas yang secara umum
akan meningkatkan kas dan beberapa aktivitas yang akan mengurangi kas. Berikut ini, kita
mengurutkan beberapa aktivitas tersebut sekaligus dengan contoh dari setiap aktivitas.
AKTIVITAS YANG MENINGKATKAN KAS
Meningkatkan utang jangja panjang (meminjam dalam jangka panjang)
Meningkatkan ekuitas (menjual beberapa saham)
Meningkatkan liabilitas lancar (memperoleh pinjaman yang jatuh tempo 90 hari)
Menurunkan aset lancar selain kas (menjual persediaan secara tunai)
Mengurangi aset tetap (menjual beberapa aset tetap yang dimiliki)

AKTIVITAS YANG MENGURANGI KAS


Menurunkan utang jangka panjang (melunasi utang jangka panjang)
Menurunkan ekuitas (membeli kembali saham yang beredar)
Menurunkan liabilitas lancar (melunasi pinjaman yang jatuh temponya 90 hari)
Meningkatkan aset lancar selain kas (membeli persediaan secara tunai)
Meningkatkan aset tetap (membeli beberapa aset)
Dari daftar yang ada diatas dapat ketahui bahwa kedua daftar tersebut dibuat benar benar
saling berlawanan. Aktivitas-aktivitas yang meningkatkan kas disebut dengan sumber kas
sedangkan aktivitas aktivitas yang mengurangi kas disebut dengan penggunaan kas. Hal tersebut
berarti ketika kita meningkatkan liabilitas berarti kita sedang menghimpun dana dengan
meminjam atau menerbitkan kepemilikan di dalam perusahaan. Sedangkan mengurangi aset
berarti bahwa kita telah menjual atau melukuidasi aset yang biasanya akan diikuti dengan arus
kas masuk.
Penggunaan kas adalah kebalikan dari sumber kas. Dimana aktivitas penggunaan kas
melibatkan aktivitas-aktivitas yang menurunkan liabilitas dengan melakukan pelunasan atau
meningkatkan jumlah aset melalui pembelian. Kedua aktivitas tersebut mengharuskan
perusahaan untuk mengeluarkan kas.
B. Siklus Operasi dan Siklus Kas
Perhatian utama dalam pendanaan jangka pendek adalah aktivitas-aktivitas pendanaan
dan operasi perusahaan jangka pendek. Untuk perusahaan manufaktur, aktivitas aktivitas operasi
dan pendanaan jangka pendek mungkin terdiri atas peristiwa dan keputusan berikut ini :
Peristiwa Keputusan
Membeli bahan baku Berapakah jumlah bahan baku yang dipesan
Membayar bahan baku secara tunai Apakah harus meminjam atau menggunakan saldo kas
yang ada
Memproduksi produk Apakah pilihan teknologi produksi yang kita gunakan
Menjual produk Apakah fasilitas kredit harus diberikan kepada
pelanggan tertentu
Menagih kas Bagaimana cara menagihnya

Aktivitas – aktivitas tersebut menciptakan pola dari arus kas masuk dan arus kas keluar
yang tidak sinkron sekaligus tidak pasti. Aktivitas tersebut tidak sinkron karena misalnya,
pembayaran tunai atas pembelian bahan baku tidak terjadi bersamaan dengan penerimaan kas
dari penjualan produk. Aktivitas tersebut juga tidak pasti karena biaya dan penjualan yang terjadi
di masa depan tidak dapat diperkirakan secara tepat.
1. Mendefenisikan Siklus Operasi dan Kas
a. Siklus Operasi.
Siklus operasi adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh persediaan,
menjualnya dan menagihnya atau periode perolehan persediaan sampai dengan penagihan
piutang. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk memperoleh dan menjual persediaan disebut
dengan periode persediaan. Dan waktu yag dibutuhkan untuk menagih penjualan atau waktu
antara penjualan persediaan dan penagihan piutang usaha disebut dengan periode piutang usaha.
Berdasarkan definisinya, siklus operasi adalah penjumlahan dari periode persediaan dan
periode piutang usaha :
Siklus operasi = Periode persediaan + Periode piutang usaha
Siklus operasi menjelaskan kepada kita bagaimana sebuah produk berjalan melalui akun
aset lancar. Produk dimulai sebagai persediaan, yang kemudian diubah menjadi piutang ketika
terjual, dan kemudian pada akhirnya berubah menjadi kas saat kita menagih kepada pelanggan.
b. Siklus Kas.
Siklus kas adalah periode dari saat kas dibayarkan sampai dengan kas diterima atau
waktu antara pengeluaran kas dan penerimaan kas. Sedangkan waktu antara pembelian
persediaan dan pembayarannya disebut dengan periode utang dagang. Siklus kas merupakan
jumlah hari dari saat kita membayar pembelian persediaan sampai dengan saat kita benar benar
memperoleh kas dari penjualan. Berdasarkan definisi tersebut, siklus kas adalah selisih antara
siklus operasi dan periode utang dagang :
Siklus Kas = Siklus operasi – Periode utang dagang
2. Siklus Operasi dan Bagan Organisasi Perusahaan
Manajemen keuangan jangka pendek diperusahaan besar melibatkan sejumlah manajer
keuangan dan nonkeuangan yang berbeda. Kita melihat bahwa penjualan secara kredit
melibatkan setidaknya tiga entitas yang berbeda yaitu manajer kredit, manajer pemasaran dan
controller. Dari tiga entitas tersebut hanya dua entitas yang bertanggung jawab kepada wakil
bagian keuangan (fungsi pemasaran biasanya terkait dengan wakil presiden bagian pemasaran).
Hal ini kemudian dapat berpotensi menimbulkan konflik, terutama jika manajer manajer yang
berbeda hanya berkonsentrasi pada bagiannya saja. Misalnya, jika bagian pemasaran mencoba
untuk memperoleh pelanggan baru, bagian pemasaran mungkin menginginkan syarat syarat
penjualan kredit yang longgar untuk membujuk pelanggan baru tersebut. hal tersebut akan
meningkatkan investasi perusahaan pada piutang perusahaan dan perusahaan juga
berkemungkinan akan terpapar dengan resiko piutang tidak tertagih, sehingga dapat
meninmbulkan konflik.
Jabatan Manajer Tugas Terkait dengan Manajemen Aset / Liabilitas yang
Keuangan Jangka Pendek Dipengaruhi
Manajer kas Penagihan, pemusatan, pengeluaran : investasi Kas, efek yang
jangka pendek: pinjaman jangka pendek: diperdagangkan,
hubungan dengan perbankan pinjaman jangka
pendek
Manajer Kredit Mengawasi dan mengendalikan piutang usaha: Piutang usaha
keputusan kebijakan kredit
Manajer Pemasaran Keputusan kebijakan kredit Piutang usaha
Manajer Pembelian Keputusan tentang pembelian, pemasok : dapat Persediaan, utang
bernegosiasi tentang syarat syarat pembayaran dagang
Manajer Produksi Menetapkan jadual produksi dan kebutuhan Persediaan, utang
bahan baku dagang
Manajer utang Keputusan tentang kebijakan pembayaran dan Utang dagang
tentang pengambilan potongan harga
Controller Informasi akuntansi tentang arus kas: Piutang usaha dan
rekonsiliasi utang dagang: applikasi utang dagang
pembayaran piutang usaha

3. Menghitung Siklus Operasi dan Siklus Kas


Berikut ini terdapat beberapa informasi dari laporan posisi keuangan seperti berikut ini (dalam
ribuan):
Akun Saldo Awal Saldo Akhir Rata-Rata
Persediaan $ 2.000 $ 3.000 $ 2.500
Piutang Usaha $ 1.600 $ 2.000 $ 1.800
Utang Dagang $ 750 $ 1.000 $ 875

Kita juga memperoleh angka angka berikut ini dari laporan laba rugi terkini (dalam ribuan):
Penjualan Bersih $ 11.500
Beban Pokok Penjualan $ 8.200

Siklus Operasi. Pertama kali, kita memerlukan periode persediaan. Beban pokok penjualan
adalah $ 8,2 juta. Persediaan rata-rata adalah $ 2,5 juta, sehingga kita memutar persediaan kita
sebanyak $ 8,2/2,5 kali selama tahun tersebut:
Beban pokok penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata−rata persediaan
$ 8,2 𝑗𝑢𝑡𝑎
= = 3,28 𝑘𝑎𝑙𝑖
2,5 𝑗𝑢𝑡𝑎

Rasio perputaran persediaan tersebut menjelaskan bahwa kita membeli dan menjual persediaan
sebanyak 3,8 kali selama tahun tersebut. Hal tersebut berarti secara rata-rata, kita menyimpan
persediaan kita selama :
365 𝐻𝑎𝑟𝑖
Periode persediaan =
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
= = 111,3 ℎ𝑎𝑟𝑖
3,28

Periode persediaan sekitar 111 hari. Dengan kata lain, persediaan berada digudang selama sekitar
111 haru sebelum terjual.
Hal yang sama, rata rata piutang sebesar $ 1,8 juta dan penjualan sebesar $ 11,5 juta.
Dengan asumsi bahwa seluruh penjualan dilakukan secara kredit, perputaran piutang adalah :
Penjualan Kredit
Perputaran piutang =
Rata−rata piutang usaha
$ 11,5 𝐽𝑢𝑡𝑎
= = 6,4 𝑘𝑎𝑙𝑖
1,8 𝑗𝑢𝑡𝑎

Jika kita memutar piutang kita sebanyak 6,4 kali, periode piutangnya adalah
365 hari
Periode piutang =
Perputaran piutang
365
= = 57 ℎ𝑎𝑟𝑖
6,4

Periode piutang disebut juga dengan jumlah hari piutang atau periode penagihan rata rata.
Apapun sebutannya, rasio tersebut menjelaskan kepada kita bahwa secara rata rata pelanggan
kita membutuhkan 57 hari untuk melunasi hutangnya.
Siklus operasi adalah penjumlahan dari periode persediaan dan periode piutang usaha :
Siklus Operasi = Periode Persediaan + Periode Piutang Usaha
= 111 hari + 57 hari = 168 hari.
Angka siklus operasi tersebut menjelaskan kepada kita bahwa seara rata rata, 168 hari
adalah waktu yang dibutuhkan sejak kita memperoleh persediaan, mejualnya dan menagih
penjualan.
Siklus Kas. Kita sekarang membutuhkan periode utang dagang. Dari informasi yang diberikan
sebelumya, kita mengetahui bahwa utang dagang rata rata adalah $875.000 dan beban pokok
penjualan sebesar $ 8,2 juta. Perputaran utang dagang adalah sebagai berikut :
Beban pokok penjualan
Perputaran utang dagang =
Rata rata utang dagang
$ 8,2 juta
= = 9,4 kali
$ 0,875 juta

Periode utang dagang adalah :


365 hari
Periode utang dagang =
Perputaran utang dagang
365
= = 57 hari
6,4

Kita membutuhkan 39 hari secara rata rata untuk membayar pemasok kita. Terakhir, siklus kas
adalah selisih antara siklus operasi dan periode utang dagang :
Siklus Kas = Siklus Operasi – Periode utang dagang
= 168 hari – 39 hari = 129 hari
Secara rata rata, terdapat keterlambatan selama 129 hari antara saat kita membayar persediaan
dan saat kita menagih penjualan.

C. Beberapa Aspek dari Kebijakan Keuangan Jangka Panjang


Terdapat 2 elemen yang mempengaruhi, yakni ukuran investasi perusahaan dalam aset
lancar dan pendanaan aset lancar.
1. Ukuran Investasi Perusahaan dalam aset lancar
Ukuran investasi perusahaan dalam aset lancar dipengaruhi dengan tingkat pendapatan
total operasi perusahaan. Kebijakan pendanaan jangka pendek yang fleksibel dan akomodatif
dapat menjaga rasio tinggi aset lancar pada penjualan, sedangkan kebijakan yang dibatasi akan
memerlukan rasio rendah dari aset lancar pada penjualan.
Kebijakan pendanaan jangka pendek yang fleksibel meliputi
 menjaga keseimbangan kas dan sekuritas yang diperdagangkan,
 membuat investasi yang besar di persediaan,
 mengizinkan term kredit liberal yang akan menghasilkan tingginya piutang.
Sedangkan kebijakan yang dibatasi meliputi
 menjaga keseimbangan kas rendah dan tidak ada investasi dalam sekuritas yang
diperdagangkan,
 membuat investasi persediaan kecil, dan
 tidak ada penjualan kredit dan tidak ada piutang.
Penahanan aset lancar adalah kebijakann tertinggi untuk pendanaan jangka pendyek fleksibel dan
terendah dengan kebiijakan yang dibatasi. Mengelola aset lancar sebagai keterlibatan pertukaran
antara biaya meningkatnya tingkat investasi (carrying cost/ biaya penyimpanan) dan biaya atas
jatuhnya tingkat investasi (shortage cost/biaya kekurangan). secara umum ada 2 macam biaya
kekurangan yakni :
 Biaya memperdagangkan atau biaya pemesanan :
 Biaya yang terkait dengan sedikitnya jumlah cadangan pengaman ; biaya - biaya ini adalah
biaya yang muncul dari kehilangan penjualan, kepercayaan pelanggan, dan ketergantungnya
jadwal produksi
Jika carrying cost rendah atau shortage cost tinggi, maka kebijakan yang paling optimal adalah
yang fleksibel, namun jika sebaliknya maka kebijakan yang optimal adalah yang dibatasi.
2. Pendanaan Aset lancar
Pendanaan aset lancar ini diukur sebagai proporsi dari utang jangka pendek dan utang jangka
panjang yang digunakan unutk mendanai aset lancar. Kebijakan jangka uang yang terbatas
berarti proporsi penggunakan utang jangka pendek yang relatif tinggi sedangkan kebijakan
fleksibel berarti utang jangka pendek yang digunakan lebih sedikit dan lebih banyak
menggunakan utang jangka panjang.
Adapun hal yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan jumlah yang tepat untuk pinjaman
jangka pendek adalah :
 cadangan kas : kebijakan ini merupakan kebijakan pendanaan yang fleksibel yang
berarti perusahaan memiliki kelebihan kas dan pinjaman jangka pendek dalam jumlah
yang kecil. kebijakan ini mengurangi kemungkinan perusahaan akan mengalami
kesulitan keuangan.
 Lindung nilai waktu jatuh tempo (maturity hedging) : perusahaan mendanai
persediaannya dengan pinjaman bank jangka pendek dan aset tetap dengan pendanaan
jangka panjang. Perusahaan cenderung untuk menghindari pendanaat aset jangka
panjang dengan pinjaman jangka pendek.
 Suku bunga relatif : suku bunga kangka pendek biasanya lebih rendah dari suku bunga
jangka panjang. Secara rata2, lebih mahal jika bergantung pada pinjaman jangka
panjang apabila dibandingkan dengan pinjaman jangka pendek

D. Anggaran Kas
Anggaran kas jangka pendek umumnya disusun dengan cara menulusuri jejak berbagai
kegiatan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar.
Arus balik dari jejak arus fisik yang masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar.
Demikian pula sebaliknya arus balik dari jejak berbagai arus fisik keluar akan
mengakibatkan terjadinya arus kas masuk.
Skema berikut ini akan memberikan gambaran yang jelas adanya berbagai keluar dan
masuknya arus kas dan arus fisik.

Skema Arus Fisik dan Arus Kas

Dalam skema tersebut terlihat adanya empat pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana
dan penerima dana. Mereka itu adalah:
1. Perusahaan yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan
sistem itu
2. Para rekanan/pemilik faktor produksi; yang bergerak dalam pasaran faktor produksi dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan
sistem itu
3. Konsumen/pembeli produk perusahaan merupakan pihak yang membutuhkan produk
perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau dijual kembali
4. Pemilik dana/pemerintah adalah sebagai pihak yang mempercayakan modalnya untuk
digunakan oleh perusahaan
Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus fisik maupun arus
kas yang merupakan arus masuk maupun arus keluar di antara mereka satu sama lain. Arus
fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang dibutuhkannya,
dan sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan membayar faktor produksi
yang digunakannya dalam proses produksi. Arus fisik keluar terjadi pada saat perusahaan
berhasil menjual produknya pada pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk
pada saat pembeli membayar harga pokok yang dibelinya. Arus kas masuk dan arus kas keluar
yang terjadi diantara rekanan, perusahaan, dan konsumen membentuk transaksi rutin atau
transaksi operasional yang sifatnya kontinu.

Di antara perusahaan, Pemilik Modal dan Pemerintah hanya terjadi arus kas masuk dan arus
kas keluar. Arus kas masuk terjadi pada saat pemilik dan kreditur menyerahkan modalnya pada
perusahaan sebagai penyertaan atau sebagai kredit, sedangkan arus kas keluar terjadi pada saat
perusahaan membayar kewajiban dalam bentuk pajak,restitusi, bea meterai dan sebagainya pada
Pemerintah. Transaksi ini disebut transaksi keuangan yang sifatnya terputus-putus (internittent).

Dengan memahami berbagai kegiatan yang terjadi diantara empat pihak inilah perusahaan
akan mampu memperkirakan baik jumlah maupun waktu terjadinya arus kas masuk dan arus kas
keluar, baik yang bersifat operasional maupun yang berupa transaksi keuangan. Hasil perekaman
arus kas masuk dan arus kas keluar ini kita sebut anggaran kas.
Contoh Kasus Anggaran Kas Jangka Pendek
Berikut ini adalah data yang dimiliki PT LARA yang dikumpulkan untuk melakukan
penyusunan anggaran kas tahunan, pada semester 1 Tahun 20XX:
 Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX
 Sejak beroperasi, perusahaan selain menjual secara tunai, juga menjual secara kredit.
Adapun komposisi penjualannya adalah:
1. Sebesar 60% dari total penjualan adalah penjualan tunai dan sisanya adalah
penjualan kredit. Untuk penjualan tunai manajemen menetapkan akan memberikan
potongan harga sebesar 10%.
2. Untuk penjualan kredit; manajemen memberlakukan term of payment 5/10, n/60.
Dari penjualan kredit diperkirakan sebesar 60% akan memanfaatkan periode
potongan, sedangkan sisanya tidak memanfaatkan periode potongan. Dari pembeli
yang tidak memanfaatkan potongan, 50%-nya kaan membayar pada bulan transaksi
dan sisanya akan membayar pada bulan berikutnya.
3. Diperkirakan besarnya piutang tak tertagih (bad debt) adalah 5% dari penjualan
kredit.
 Besarnya Cash Opname awal Tahun 20XX adalah Rp 10.000.000,-
 Perusahaan melakukan pembelian bahan baku yang merencanakan akan dibayar 30%
secara tunai dan 70% dibayar bulan berikutnya. Adapun pembelian yang dilakukan
adalah:
 Hutang jatuh tempo yang harus dibayarkan adalah januari Rp 2.500.000,- , Maret Rp
1.000.000,- ,dan Juni Rp 3.000.000,-
Dari data tersebut, diminta:
1. Menyusun skedul pengumpulan piutang untuk triwulan 1 tahun 20XX. Sertakan
persiapan perhitungannya.
2. Menyusun skedul penerimaan kas untuk triwulan 1 Tahun 20XX.
3. Menyusun skedul pengeluaran kas untuk triwulan 1 Tahun 20XX.
4. Menyusun skedul kas sementara untuk triwulan 1 Tahun 20XX.
Penyelesaian Kasus : Anggaran Kas Tahunan (Jangka Pendek)

a) Penjualan Menurut Bentuk Pembayaran & Skedul Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
PT LARA
Skedul Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai :
1. Total penjualan : dari data Rencana Penjualan selama semester 1 Tahun 20XX
2. Penjualan Tunai (60%): Total Penjualan x 0,6 (penjualan tunai 60%). Misal, pada
bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.6= Rp 9.000.000).
3. Potongan Penjualan Tunai (10%): Hasil dari penjualan Tunai x 0.1 (Pot. Penj.
Tunai ). Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 x 0.1= Rp 900.000).
4. Penjualan Tunai Neto: Hasil dari penjualan tunai ˗ hasil dari pot.penjualan
tunai.Misal, pada bulan Januari (Rp 9.000.000 – Rp 9.00.000= Rp 8.100.000).
5. Penjualan Kredit (40%): Total penjualan x 0.4 (penjualan kredit 40%). Misal,
pada bulan Januari (Rp 15.000.000 x 0.4 = Rp 6.000.000).
6. Bad Debt (5%): Hasil dari penjualan kredit x 0.05 (bad debt 5%). Misal, pada
bulan Januari (Rp 6.000.000 x 0.05= Rp 300.000).
7. Piutang Neto: Hasil dari penjualan kredit – bad debt. Misal, pada bulan Januari
(Rp 6.000.000 – Rp 300.000= Rp 5.700.000) .

b) Skedul Pengumpulan Piutang / Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit


PT LARA
Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit:
1. Piutang Neto didapat dari data pada Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
2. Piutang yang mendapat hak discount (60%): Piutang Neto x 0,6 (hak discount).
Misal, Pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,6= Rp3.420.000).
3. Discount 5%: Piutang yang mendapat hak discount x 0.05 (discount). Misal, pada
bulan Januari (Rp 3.420.000 x 0.05 = Rp 171.000).
4. Piutang tidak mendapat discount (40%): Piutang neto x 0.4 (piutang tidak
mendapat discount). Misal, pada bulan Januari (Rp 5.700.000 x 0,4= Rp
2.280.000).
5. Piutang yang tidak mendapat discount dilunasi: Hasil dari piutang tidak mendapat
discount x 0,5 (pelunasan 50%).Misal, pada bulan Januari (Rp 2.280.000 x 0.5=
Rp 1.140.000).
6. Total Pengumpulan Piutang: Piutang neto + piutang tidak mendapat discount.
Misal, pada bulan Januari (Rp 3.249.000 + Rp 1.140.000= Rp 4.389.000).

c) Anggaran Penerimaan Kas


PT LARA
Anggaran Penerimaan Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX
Keterangan Anggaran Penerimaan Kas:
1. Penjualan Tunai Neto (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai)
2. Piutang (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit)
d) Anggaran Pengeluaran Kas
PT LARA
Anggaran Pengeluaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Anggaran Pengeluaran Kas:


1. Pembelian bahan baku tunai: Data pembelian bahan baku x 0,3 (dari perencanaan
pembelian bahan baku 30% secara tunai). Misal, pada bulan Januari (Rp
5.000.000 x 0,3 = Rp 1.500.000)
2. Pembelian bahan baku kredit: Data pembelian bahan baku x 0,7 (dari perencanaan
pembelian bahan baku 70% secara kredit dibayar bulan berikutnya). Misal, pada
bulan Februari (Rp 5.000.000 x 0,7 = Rp 3.500.000)
3. Pembayaran hutang: Data didapat dari soal bahwa Januari sebesar Rp 2.500.000 ,
Maret Rp 1.000.000 , dan Juni Rp 3.000.000.

e) Anggaran Kas
PT LARA
Anggaran Kas
Triwulan 1 Tahun 20XX

Keterangan Anggaran Kas :


1. Kas tersedia: Saldo kas awal + penerimaan kas. Misal, pada bulan Januari (Rp
10.000.000 + Rp 12.489.000 =Rp22.489.000)
2. Saldo kas akhir: Kas tersedia – pengeluaran kas. Misal, pada bulan Januari (Rp
22.489.000 – Rp 4.000.000 = Rp 18.489.000)

E. Pinjaman Jangka Pendek


Ada dua pilihan pinjaman jangka pendek :
1. Pinjaman tanpa jaminan
Cara yang paling umum untuk mendanai kondisi kekurangan kas yang temporer adalah
mengajukan pinjaman bank tanpa jaminan jangka pendek, Perusahaan-perusahaan yang
menggunakan pinjaman jangka pendek sering mengajukan sebuah lini kredit (line of credit). Lini
kredit adalah perjanjian yang memberikan kewenangan kepada perusahaan untuk meminjam
sampai jumlah tertentu. Untuk menjamin bahwa lini kredit digunakun untuk keperluan jangka
pendek, pihak pemberi pinjaman terkadang akan mengharuskan pihak peminjam untuk
membayarkan lini kredit sampai saldonya nol dan menjaganya untuk beberapa periode selama
tahun tersebut, biasanya 60 hari (disebut dengan periode cleanup).
Lini kredit jangka pendek dikelompokkan menjadi committed atau noncommitted. Jenis lini
kredit noncommitted adalah perjanjian informal yang memperkenankan perusahaan untuk
meminjam sampai batas yang telah ditentukan sebelumnya tanpa mengharuskan adanya
pengurusan dokumen tertentu (seperti pengurusan dokumen saat melakukun permohonan kartu
kredit). Lini kredit bergulir (revolving credit line) mirip dengan lini kredit ini, tetapi lini kredit
bergulir biasanya terbuka selama dua tahun atau lebih, sedangkan lini kredit biasanya dievaluasi
setiap tahun.
Lini kredit committed adalah perjanjian formal yang biasanya melibatkan biaya komitmen
yang dibayarkan oleh perusahaan ke bank (biaya yang dikenakan biasanya sebesar 0,25 persen
dari dana yang disiapkan setiap tahunnya). Tingkat suku bunga untuk lini kredit biasanya
ditetapkan sama dengan suku bunga pinjaman utama bank ditambah dengan persentase tertentu.
Tingkat suku bunga lini kredit biasanya mengambang. Perusahaan yang membayarkan biaya
komitmen untuk lini kredit yang berkomitmen pada dasarnya akan meembeli asuransi untuk
menjamin bahwa bank tidak dapat membatalkan perjanjian (tanpa adanya beberapa perubahan
material pada status peminjam).
 Saldo Kompensasi (Compensating Balance)
Sebagai bagian dari lini kredit atau pengaturan pinjaman lainnya, bank terkadang akun meminta
perusahaan untuk memelihara saldo kompensasi. Saldo kompensasi (Compensating Balance)
adalah uang perusahaan yang disimpan di bank pada rekening berbunga rendah atau tidak
berbunga. Dengan menyimpan uang dalam saldo kompensasi dan menerima bunga yang rendah
atau tanpa bunga, perusahaan menaikkan tingkat suku bunga efektif yang diperoleh bank atas lini
kredit yang diberikannya, sehingga "memberikan kompensasi" ke bank. Saldo kompensasi akan
berkisar 2 atau 5 persen dari jumlah yang dipinjam.
Perusahaan juga menggunakan saldo kompensasi untuk memabyar jasa bank selain kredit
seperti jasa manajemen kas. Permasalahan yang umum diperdebatkan adalah apakah perusahaan
seharusnya membayar jasa kredit dan selain kredit dengan rekening yang ada atau dengan saldo
kompensasi. Kebanyakan perusahaan-perusahaan utama saat ini telah bernegosiasi dengan bank
untuk menggunakan rekening tagihan perusahaan dalam kompensasi dan menggunakan rekening
yang lain untuk menutupi kekurangan. Pengaturan seperti ini dan beberapa pendekatan yang
hampir sama yang dibahas pada bab selanjutnya membuat permasalahan tentang saldo minimum
tidak lagi menjadi persoalan seperti dahulu.
 Biaya dari Saldo Kompensasi
Persyaratan tentang saldo kompensasi tentu saja memiliki biaya kesempatan karena uang harus
disimpan pada rekening berbunga rendah atau tanpa bunga. Sebagai contoh, anggap kita
memiliki lini kredit sebesar $100.000 dengan persyaratan saldo kompensasi sebesar 10 persen.
Hal ini berarti 10 persen dari jumlah yang sebenarnya dapat digunakan harus disisakan pada
rekening tanpa bunga.
Suku bunga yang ditetapkan untuk lini kredit adalah 16 persen. Anggap kita memerlukan
dana sebesar $54.000 untuk membeli persediaan. Berapakah jumlah yang harus kita pinjam.
Berapakah suku bunga yang secara efektif kita bayarkan?
Jika kita membutuhkan dana sebesar $54.000. kita harus meminjam dalam jumlah yang tepat,
sehingga uang sebesar $54.000 tersisa setelah kita mengambil 10 persen untuk saldo kompensasi :
$54.000 = (1 – 0,10) x Jumlah yang dipinjam
S60.000 = $54.000/0,90 = Jumlah yang dipinjam
Bunga sebesar 16 persen atas pinjaman sebesar $60.000 selama satu tahun adalah $60.000 X
0,16 = $9.600. Kita sebenarnya hanya memperoleh dana pinjaman sebesar $54.000, sehingga
tingkat bunga efektif adalah:
Tingkat bunga efektif = Jumlah bunga yang dibayarkan/jumlah yang tersedia
= $9.600/54.000
= 17,78%
Perhatikan bahwa yang terjadi secara efektif di sini adalah kita membayar 16 sen dalam
bentuk bunga untuk setiap 90 sen yang kita pinjam karena kita tidak menggunakan 10 sen yang
tersimpan dalam saldo kompensasi. Oleh karena itu, tingkat bunganya sebesar 0,16/0,90
=17,78% seperti yang telah kita peroleh sebelumnya.
Beberapa hal dapat disebutkan di sini. Pertama, saldo kompensasi biasanya dihitung sebagai
rata-rata bulanan dari saldo harian. Hal ini berarti suku bunga efektif kemungkinan lebih rendah
dari contoh yang kami berikan. Kedua, sudah menjadi hal yang umum bahwa saldo kompensasi
didasarkan pada jumlah lini kredit yang tidak digunakan. Persyaratan dari jumlah saldo tersebut
secara implisit adalah biaya komitmen. Ketiga, dan yang terpenting, rincian dari setiap
pengaturan pinjaman usaha jangka pendek biasanya dapat dinegosiasikan. Bank umumnya akan
bekerja sama dengan perusahaan untuk merancang paket bunga dan biaya.
 Letter of Credit
Letter of credit adalah pengaturan yang umum dalam keuangan internasional. Dengan letter of
credit, bank penerbit LC berjanji untuk memberikan pinjaman jika beberapa kondisi tertentu
dipenuhi. Umumnya, letter of credit menjamin pembayaran atas pengiriman barang dengan
syarat bahwa barang tersebut tiba seperti yang dijanjikan. Letter of credit dapat berbentuk
revocable (dapat dibatalkan) atau irrevocable ( tidak dapat dibatalkan jika kondisi tertentu
dipenuhi).
2. Pinjaman dengan jaminan
Bank dan perusahaan keuangan lainnya sering mensyaratkan adanya jaminan untuk pinjaman
jangka pendek seperti yang dipersyaratkan pada pinjaman jangka panjang. Jaminan untuk
pinjaman jangka pendek biasanya terdiri atas piutang usaha, atau persediaan, atau keduanya.
 Pendanaan Piutang Usaha
Pendanaan piutang usaha (accounts receivable financing) terdiri atas menjaminkan piutang usaha
atau melakukan anjak piutang (factoring). Jika piutang dijaminkan, pihak yang meminjamkan
memiliki piutang usaha sebagai jaminan, tetapi pihak peminjam tetap memiliki tanggung jawab
jika piutang tersebut tidak tertagih. Dengan anjak piutang yang biasa (conventional factoring),
piutang usaha didiskonto dan dijual kepada pihak yang meminjamkan (perusahaan anjak
piutang). Penagihan menjadi tanggung jawab perusahaan anjak piutang, dan perusahaan anjak
piutang menanggung seluruh risiko gagal bayar atas piutang yang tidak tertagih. Dengan anjak
piutang jatuh tempo (maturity factoring), perusahaan anjak piutang memajukan uang ke tanggal
di masa depan yang disetujui bersama.
Perusahaan anjak piutang memainkan peranan penting dalam industri ritel. Pengecer dalam
usaha busana, misalnya, harus membeli pakaian dalam jumlah yang besar pada awal musim.
Karena diperlukan waktu yang lama sebelum pengecer dapat menjual pakaian, pengecer
terkadang membutuh waktu antara 30 sampai 60 hari untuk membayar pemasok. Jika pemasok
(misalnya. produsen pakaian) tidak dapat menunggu terlalu lama, dia akan mendatangi
perusahaan anjak piutang, yang akan membeli piutang dan mengambil alih penagihan. Secara
historis, 80 persen pengguna jasa perusahaan anjak piutang di Amerika Serikat adalah industri
garmen.
Satu jenis terbaru dari anjak piutang adalah pendanaan piutang kartu kredit (credit card
receivable funding) atau uang muka usaha (business cash advance). Cara kerja dari uang muka
usaha adalah: perusahaan mendatangi perusahaan anjak piutang dan menerima uang tunai di
muka. Setelah itu, bagian dari setiap penjualan melalui kartu kredit (mungkin 6 sampai 8 persen)
diserahkan secara langsung ke perusahaan anjak piutang oleh perusahaan penerbit kartu kredit
sampai pinjaman tersebut dilunasi. Pengaturan tersebut mungkin menarik khususnya untuk
perusahaan kecil, tetapi mungkin mahal. Uang muka yang umum adalah sekitar 35 persen (yang
berarti bahwa pinjaman senilai $100.000 harus dilunasi sebesar $135.000 dalam periode yang
relatif singkat).
 Contoh Biaya Anjak Piutang
Untuk tahun yang baru saja berakhir, Lulu's Pies memiliki saldo piutang rata-rata sebesar
$50.000. Penjualan secara kredit sebesar $500.000. Lulu's melakukan transaksi anjak piutang
dengan mendiskonto piutang usahanya sebesar 3 persen, dengan kata lain memperoleh 97 sen
dari setiap 1 dolar piutang. Berapakah suku bunga efektif atas sumber pendanaan jangka pendek
tersebut?
Untuk menentukan suku bunga, pertama kali kita harus mengetahui periode penagihan piutang
usaha, atau periode penagihan piutang rata-rata. Selama satu tahun, Lulu's telah memutar
piutangnya sebanyak $500.000/$50.000 = 10 kali, sehingga periode penagihan rata-ratanya
selama 365/10 = 36,5 hari.
Bunga yang dibayarkan di sini dalam bentuk tingkat diskonto (dibahas pada Bab 6). Dalam kasus
ini, Lulu's membayar bunga sebesar 3 sen untuk setiap 97 sen dari pendanaan. Tingkat bunga per
36,5 hari adalah 0,03/0,97 = 3,09%. APR-nya adalah 10 x 3,09% = 30,95, tetapi suku bunga
efektif tahunannya adalah:
EAR= 1,030910 - 1 = 35,6%
Anjak piutang adalah sumber uang yang relatif mahal dalam kasus ini.
Kita harus memperhatikan bahwa, jika perusahaan anjak piutang mengambil alih risiko gagal
bayar, perusahaan anjak piutang tersebut menyediakan asuransi selain dana kas yang cepat.
Secara umum, perusahaan anjak piutang pada dasarnya mengambilalih kegiatan penagihan
piutang perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan penghematan yang signifikan untuk perusahaan.
Oleh karena itu, suku bunga yang kami hitung lebih tinggi, khususnya jika kondisi gagal bayar
menjadi kemungkinan yang signifikan.

 Pinjaman Persediaan
Pinjaman persediaan (inventory loan) adalah pinjaman jangka pendek untuk membeli persediaan
yang memiliki tiga bentuk: blanket inventory lien, trust receipt, dan field warehouse financing.
1. Blanket inventory lien: memberikan jaminan kepada pemberi pinjaman terhadap seluruh
persediaan yang dimiliki oleh peminjam (blanket "menutupi" seluruh hal). Peminjam bebas
untuk menjual persediaannya. Bentuk pinjaman yang aman ini digunakan saat persediaan
kemungkinan akan digantikan saat digunakan.
2. Trust receipt: sebuah dokumen yang menyatakan bahwa peminjam memiliki persediaan
tertentu dalam "trust'" untuk pemberi pinjaman. Sebagai contoh, pendanaan diler otomotif
dilakukan dengan menggunakan trust receipt. Tipe pendanaan dengan jaminan ini juga disebut
dengan floor planning. terkait dengan persediaan yang ada diruang pamer. Bentuk pendanaan
dengan jaminan ini digunakan saat persediaan mudah untuk dilakukan penelusuran, misalnya,
dengan nomor lisensi.
3. Field warehouse financing dalam field warehouse financing, perusahaan pergudangan publik
(perusahaan independen yang memiliki keahlian dalam manajemen persediaan bertindak sebagai
agen pengendali yang mengawasi persediaan untuk pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman akan
terus diberikan informasi tentang mutasi persediaan. Bentuk pinjaman yang aman ini digunakan
saat persediaan kecil kemungkinan akan diganti saat digunakan.

3. Sumber - sumber lainnya


Terdapat berbagai macam sumber pendanaan jangka pendek yang juga digunakan oleh
perusahaan. Dua sumber pendanaan jangka pendek yang terpenting adalah commercial paper
dan trade credit.
Commercial paper adalah surat utang jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan besar
dengan peringkat utang yang tinggi. Commercial paper biasanya memiliki waktu jatuh tempo
yang pendek, sampai dengan 270 hari. Karena perusahaan menerbitkan commercial paper secara
langsung dan perusahaan biasanya menjaminkan commercial paper yang diterbitkannya dengan
lini kredit yang khusus, suku bunga yang perusahaan peroleh sering jauh di bawah tingkat suku
bunga yang akan dikenakan oleh bank untuk pinjaman langsung.
Pilihan lainnya yang tersedia untuk perusahaan adalah meningkatkan periode utang
dagangnya; dengan kata lain, perusahaan akan lebih lama dalam membayar tagihannya. Jumlah
yang dipinjam dari pemasok dalam bentuk trade credit. Trade credit adalah. Seperti yang kami
bahas dalam bab 20, perusahaan yang menggunakan trade credit pada akhirnya dapat membayar
pada harga yang lebih tinggi untuk pembeliannya, sehingga trade credit terkadang dapat menjadi
sumber pendanaan yang sangat mahal.

F. Rencana Keuangan Jangka Pendek


Untuk mengilustrasikan sebuah rencana keuangan jangka pendek yang lengkap, kami akan
mengasumsikan bahwa Growing Tree akan meminjam setiap dana yang dibutuhkan dalam
jangka pendek. Suku bunga Annual Percentage Ratio (APR) adalah 20 persen, dan suku bunga
tersebut dihitung setiap kuartal. Kita mengetahui bahwa per kuartal, suku bunganya sebesar
20%/4 = 5%. Dari Tabel dibawah , kita mengetahui bahwa Growing Tree memiliki kondisi
kekurangan kas sebesar $15.500, sehingga perusahaan harus meminjam sebesar jumlah
kekurangan kasnya.
K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $10.000 $19.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9.000 -29.500
Saldo akhir kas $19.000 -
$10.500
Saldo kas minimum -5.000 -5.000
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 -$15.500

Kita akan mengasumsikan bahwa Growing Tree memulai tahun tanpa utang jangka pendek.
Pinjaman jangka pendek akhir adalah $15.500.
K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $10.000 $19.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9.000 -29.500
Pinjaman jangka pendek 15.500
Bunga atas pinjaman jangka pendek
Pembayaran pinjaman jangka pendek
Saldo akhir kas $19.000 $5.000
Saldo kas minimum -5.000 -5.000
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0
Pinjaman jangka pendek awal
Perubahan dalam pinjaman jangka $15.500
pendek
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500
Dari analisis kami sebelumnya atas total penerimaan dan pengeluaran kas, kita mengetahui
bahwa arus kas masuk bersih di kuartal ketiga adalah $1.750.
K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $10.000 $19.000 $5.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9.000 -29.500 1.750
Pinjaman jangka pendek 15.500
Bunga atas pinjaman jangka pendek
Pembayaran pinjaman jangka pendek
Saldo akhir kas $19.000 $5.000
Saldo kas minimum -5.000 -5.000
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0
Pinjaman jangka pendek awal
Perubahan dalam pinjaman jangka $15.500
pendek
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500
Pembayaran bunga sebesar $15.500 X 0,05 (5%) = $775, sehingga utang pokok jangka pendek
yang dibayarkan adalah $975.
K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $10.000 $19.000 $5.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9.000 -29.500 1.750
Pinjaman jangka pendek 15.500
Bunga atas pinjaman jangka pendek -775
Pembayaran pinjaman jangka pendek -975
Saldo akhir kas $19.000 $5.000 $5.000
Saldo kas minimum -5.000 -5.000 -5.000
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0 $0
Pinjaman jangka pendek awal 15.500
Perubahan dalam pinjaman jangka $15.500 -975
pendek
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500 $14.525

Growing Tree masih berutang sebesar $15.500 – 975 = $14.525 pada akhir kuartal ketiga.
Bunga pada kuartal terakhir menjadi $14.525 X 0,05 (5%) = $ 726,25. Arus kas masuk bersih
pada kuartal keempat sebesar $12.250, sehingga perusahaan membayar bunga sebesar$726,25,
menyisakan kas sebesar $11.523,75 yang digunakan untuk membayar pinjaman jangka pendek.
Saldo pinjaman jangka pendek di akhir kuartal keempat sebesar $3.001,25. Tabel 18.6
memperluas Tabel 18.5 dengan memasukkan perhitungan-perhitungan tersebut.
K1 K2 K3 K4
Saldo awal kas $10.000 $19.000 $5.000 $5.000
Arus kas bersih masuk (keluar) 9.000 -29.500 1.750 12.250
Pinjaman jangka pendek 15.500
Bunga atas pinjaman jangka pendek -775 -726,25
Pembayaran pinjaman jangka pendek -975 -11.523,75
Saldo akhir kas $19.000 $5.000 $5.000 $5.000
Saldo kas minimum -5.000 -5.000 -5.000 -5.000
Kelebihan (kekurangan) kumulatif $14.000 $0 $0 $0
Pinjaman jangka pendek awal 15.500 14.525
Perubahan dalam pinjaman jangka $15.500 -975 -11.523,75
pendek
Pinjaman jangka pendek akhir $15.500 $14.525 $3.001,25
Rencana kami sangat sederhana. Sebagai contoh, kami mengabaikan sebuah kenyataan
bahwa bunga yang dibayarkan atas utang jangka pendek sesungguhnya mengurangi pajak. Kami
juga mengabaikan fakta bahwa kelebihan kas sebesar $14.000 pada kuartal pertama akan
memperoleh bunga (yang akan dikenakan pajak). Kami dapat saja menambahkan angka- angka
untuk memperbaiki rencana tersebut. Namun, hal penting yang kami ingin perlihatkan adalah
terdapatnya suatu kenyataan bahwa dalam waktu 60 hari, yaitu di akhir kuartal kedua, Growing
Tree menjadi harus meminjam dana sebesar $15.500 dalam jangka pendek. Inilah waktunya
untuk menentukan sumber pendanaan.
Rencana kami juga mengilustrasikan bahwa pendanaan kebutuhan jangka pendek
perusahaan akan membebankan perusahaan sebesar $775 + $726,25 = $1.501,25 dalam bentuk
beban bunga (sebelum pajak) untuk pinjaman jangka pendek pada tahun tersebut. Ini merupakan
titik awal bagi Growing Tree untuk memulai evaluasi berbagai alternatif yang dapat mengurangi
beban bunga tersebut. Misalnya, dapatkah belanja modal sebesar $30.000 ditunda atau dibagi ke
beberapa kuartal? Pinjaman jangka pendek dengan tingkat bunga sebesar 5 persen per kuartal
tidaklah murah.
Selanjutnya, jika penjualan Growing Tree diharapkan terus bertumbuh, pinjaman jangka
pendek dapat dilunasi lebih cepat. Jika kebutuhan Growing Tree untuk tambahan pendanaan
bersifat permanen, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memperoleh pendanaan dalam
jangka panjang.

G. Kredit dan Piutang


Perusahaan yang menjual barang dan jasa dapat meminta pembayaran dilakukan pada
saat barang diserahkan atau sebelum barang diserahkan. Atau perusahaan dapat memberi kan
gambaran mengenai hal-haln yang menjadi pertimbangan ketika sebuah perusahaan memberikan
kredit bagi pelangganny. Memberikan kredit bagi pelanggan, sama dengan melakukan investasi
pada pelanggan- sebuah investasi yang terikat pada penjualan barang atau jasa.
Mengapa perusahaan memberikan kredit? Tidak semua perushaan memberikan kredit,
tetapi pemberian kredit merupakan praktik yang sangat umum dilakukan. Alsan yang paling
jelas dalam memberikan kredit adalah untuk mendorong penjualan, biaya yang timbul akibat
pemberian kredit bukanlah hal yang sepele.
Pertama, terdpat kemungkinan pelanggan gagal melakukan pembayaran. Kedua, perusahaan
menggung biaya akibat timbulnya piutang. Dengan demikian, kebijakan kredit melibat
pertimbangan untung-rugi antara keuntungan dari peningkatan penjualan dan biaya yang timbul
akibat memberikan kredit.
Dari sudut pandang akuntansi, perusahaan akan mencatat piutang ketika kredit itu
diberikan. Sekitar seperanam dari nilai aset perushaan-perusahaan Amerika merupakan piutang.
Dengan demikian, tanpak jelas bahwa piutang merupakan investasi yang besar abgi perusahaan-
perusahaan Amerika.
1. Komponen - Komponen Kebijakan Kredit
Jika perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit bagi pelanggannya, maka
perusahaan harus menetapkan prosedur-prosedur untuk memberikan kredit serta cara
penagihannya.
Secara khusus, perusahaan akan mempertimbangkan komponen-komponen berikut dalam
memberikan kredit:
1. Syarat penjualan (term of sale) : syarat penjualan menetapkan bagaimana perusahaan
menawarkan penjualan barang dan jasa. Perusahaan harus menetapkan apakah
perusahaan akan meminta pembayaran tunai atau kredit. Jika perusahaan akan
memberikan kredit, maka dalam syarat penjualan harus ditetpkan ( mungkin secara
implisit0 yaitu jangka waktu kredit, diskon tunai dan periode diskon, serta jenis
instrumen kredit.
2. Anlaisis kredit (credit analysis): dalam memberikan kredit, perusahaan akan mencoba
untuk membedakan pelanggan yang tifak mampu membayar dan yang mampu membayar.
Perusahan menggunakan berbagai perangkat serta prosedur untuk menentukan
probabilitas pelanggan tidak mampu membayar.
3. Kebijakan penagihan: setelah kredit diberika, perusahaan akan menghadapi masalah
terkait dengan penagihan dari pelanggan yang menunggak pembayaran. Untuk
menghadapi hal tersebut perusahaan harus menetapkan kebijakan penagihan.
2. Arus Kas Dalam Pemberian Kredit
1. Terjadinya penjualan kredit
2. Perusahaan mengirim cek ke perusahaan
3. Perusahaan menyetor cek ke bank
4. Akun pelanggan di kreditkan sebesar nilai cek yang diterima
3. Investasi Dalam Piutang
Bagi perusahaan, berinvestasi dalam piutang tergantung pada jumlah penjualan kredit dan rata-
rata periode penaggihan (ACP-Average collection period). Misalnya, jika rata-rata periode
penagihan (ACP) adalah 30 hari, maka terdapat 30 hari masa penjualan yang belum tuntas. Jika
penjualan kredit per hari $1.000, maka rata-rata nilai piutang perusahaan adalah 30 hari x $1.000
per hari= $30.000.
Umumnya bjumlah piutang perusahaan sama dengan rata-rata penjualan harian dikalikan dengan
rata-rata periode penagihan:
Piutang = Rata-rata penjualan haarian x ACP ( rata-rata periode penagihan)
Dengan demikian, nilai investasi dalam piutang tergantung pada faktor-faktor yang
memengaruhi penjualan kredit dan penagihannya.
Contoh.
Periode penjualan adalah 30 hari dan Rata-rata periode penagihan adalah 30 hari.
Misalkan Perusahaan X memiliki pitang awal sebesar 0. Kemudian perusahaan X melakukan
penjualan kredit sebesar $1.000 dan ditagih dalam jangka waktu 30 hari kemudian.
Pada hari ke 31, perusahaan X memiliki piutang sebesar $.30.000. dan perusahaan X kembali
melakukan penjualan kredit pada hari ke 31 sebesar $1.000 dan menerima pembayan sebesar
$1.000 yang berasal dari hasil penjualan kredit yang terjadi pada hari 1.
Pada hari ke-32, perusahaan X kembali melakukan penjualan kredit sebesar $1.000 dan
menerima hasil penjualan kerdit yang dilakukan pada hari ke-2. Maka nilai piutang akan tetap
sama sebesar $.30.000.
Hal yang sama akan terjadi setiap hari setelah hari ke-31. Dengan demikian , terdapat 30 hari
masa penjualan yang belum tuntas.

H. Syarat - syarat /Kebijakan Penjualan Kredit


1. Periode kredit
Periode kredit merupakan tenggang waktu yang diberikan perusahaan pada pelanggan
untuk membayar, misalnya 30, 60 atau 90 hari. Panjang atau pendeknya periode kredit bervariasi
tergantung dari karakteristik produk yang diperjualbelikan serta kebijakan pengumpulan piutang
perusahaan.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi periode kredit :
1. Periode pembelian
2. Siklus operasi
3. Barang barang mudah rusak dan nilai anggunan
4. Permintaan konsumen
5. Biaya, profitabilitas dan standardisasi
6. Risiko kredit
7. Ukuran (nilai)
8. Persaingan
9. Jenis pelanggan
2. Diskon tunai dalam periode diskon
Potongan tunai dimaksudkan untuk mendorong agar pembeli lebih cepat membayar.
Besarnya diskon ditentukan dengan menganalisis perimbangan biaya dan manfaat berbagai
persyaratan diskon. Misalnya mengubah syarat kredit dari “net 30” menjadi “2/10 net 30”.
Perubahan ini memberikan keuntungan (1) memikat pelanggan baru dengan anggapan diskon
sebagai penurunan harga, (2) jangka waktu penagihan akan diperpendek karena sebagian
pelanggan lama akan mambayar lebih cepat guna mendapat diskon.
3. Instrumen Kredit
Instrument Kredit adalah credit instrument yaitu warkat perjanjian penjaminan tertulis
yang dapat berisi kesanggupan bayar atau perintah bayar sebagai bukti pinjaman; instrumen
kredit yang merupakan kesanggupan bayar, antara lain, ialah promes dan surat aksep; alat kredit
yang merupakan perintah bayar, antara lain, ialah cek, wesel dan L/C
Promes adalah surat kesanggupan membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu
sebagaimana disebutkan dalam surat promes tersebut.
Wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur ditujukan kepada debitur untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut
4. Standar kredit
Standar kredit adalah kriteria minimum yang harus dipenuhi oleh pelanggan sebelum
dapat diberikan kredit. Dengan kata lain adalah layak tidaknya seorang pelanggan mendapat
kredit. Jika seorang pelanggan tidak mampu memenuhi syarat kredit yang diberlakukan secara
umum, ia tetap bisa berhutang pada perusahaan tetapi dengan syarat yang lebih ketat. Dengan
demikian, keputusan yang diambil terkait dengan standar kredit akan berhubungan dengan
“kepada siapa” dan “dalam jumlah berapa” kredit akan diberikan. Penetapan standar kredit
dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap credit quality seorang pelanggan. Kualitas kredit itu
sendiri ditentukan dengan metode:
1. Credit scoring, yaitu menetapkan skor yang menunjukkan probabilitas risiko penunggakan
pelanggan berdasarkan data pekerjaan, masa kerja, status kepemilikan rumah, pendapatan,
jumlah hutang saat ini, pengalaman kredit masa lalu, dsb.
2. Evaluasi kredit berdasarkan 5C, yaitu character (komitmen untuk menepati janji), capacity
(kemampuan untuk membayar), capital (mengukur rasio hutang terhadap aktiva, rasio lancar,
rasio membayar beban bunga), collateral (agunan yang ditawarkan pelanggan), condition
(kecenderungan umum perekonomian yang dapat mempengaruhi kemampuan pelanggan
membayar hutangnya
3. Manajemen berdasarkan penyimpangan (manajemen by exception) yaitu menggunakan
prosedur statistik untuk mengelompokkan pelanggan dalam beberapa kategori berdasarkan
tingkat risiko
Kelompok Persentasi penjualan yang tidak tertagih Persentase pelanggan di
kelompok yang bersangkutan
1 0 – 0,5% 60%
2 0,5 - 2 20
3 2-5 10
4 5-10 5
5 Diatas 10 5

Pelanggan yang masuk kelompok 1 bisa mendapat pembelian kredit secara otomatis, dan status
kredit mereka cukup ditinjau sekali dalam setahun saja. Pelanggan pada kelompok 2 bisa
mendapat kredit hingga jumlah tertentu, tetapi analisis rasio atas kondisi keuangannya harus
lebih sering dilakukan, dan dapat diturunkan ke kelompok 3 jika posisinya melemah. Untuk
kelompok 3 dan 4 diperlukan persetujuan khusus agar bisa membeli secara kredit. Sementara
untuk kelompok 5 pembelian hanya dimungkinkan secara tunai (Cash on Delivery/COD) saja.
5. Kebijakan mengenai penagihan
Kebijakan penagihan merujuk pada prosedur yang digunakan untuk menagih piutang.
Misalnya, surat tagihan bisa dikirimkan pada pelanggan yang menunggak 10 hari. Jika
pembayaran belum diterima dalam 30 hari, pelanggan dapat diberikan surat teguran dan
pembicaraan via telepon. Jika hingga 90 hari pelanggan belum membayar, piutang bisa dialihkan
pada perusahaan penagih (collection agency). Proses penagihan memang memakan biaya cukup
besar dan memperburuk hubungan usaha, namun perusahaan perlu mengambil sikap tegas untuk
mencegah terjadinya piutang tak tertagih. Oleh karenanya, perubahan kebijakan penagihan
mempengaruhi jumlah penjualan, periode penagihan, persentase piutang tak tertagih, serta
persentase pelanggan yang mengambil diskon.

I. Menganalisis Kebijakan Kredit


Dampak kebijakan kredit
1. Dampak terhadap pendapatan
2. Dampak terhadap beban
3. Beban utang
4. Kemungkinan tidak membayar
5. Diskon tunai
EVALUASI PENGAJUAN KREDIT
Untuk menggambarkan bagaimana kebijakan kredit dapat dianalisis, kita akan memulai
dengan sebuah kasus sederhana. Locust Software telah didirikan sejak dua tahun lalu, dan
merupakan salah satu perusahaan pengembang program computer yang sukses. Saat ini Locust
hanya melakukan penjualan tunai.
Locust sedang mengevaluasi permintaan pelanggan yang meminta perubahaan kebijakan
menjadi net satu bulan (30 hari). Untuk menganalisis permintaan tersebut. Kita defenisikan
sebagai berikut:
P = Harga per unit
V = biaya variabel per unit
Q = jumlah penjualan per bulan saat ini
Q1 = jumlah penjualan dengan kebijakan baru
R = Hasil bulanan yang diharapkan
NPV akibat perubahan kebijakan. Untuk menggambarkan NPV akibat perubahan kebijakan,
anggaplah kita memiki data locust sebagai berikut:
P = $49
V = $20
Q = 100
Q1 = 110
Saat ini, penjualan bulanan locust adalah PxQ = $4.900. beban variabel setiap bulan adalah V x
Q = $2.000, dengan demikian arus kas bulanan dari aktivitas ini adalah :
Arus kas kebijakan lama = (P-V) Q
= ($49-20) x 100
= $2.900
Jika locust mengubah kebijakan kredit menjadi net 30 hari. Maka jumlah penjualan akan
meningkat menjadi Q1 = 110.
Arus kas kebijakan baru = (P-V) Q1
= ($49-20) x 110
= $3.190
Jadi terjadi penambahan arus kas
= (P-v) (Q1-Q)
= ($49-20) x (110-100)
=$290

J. Kebijakan Kredit optimal


Pada dasarnya, nilai kredit optimal ditentukan pada saat penambahan arus kas karena
peningkatan penjulanan sama dengan penambahan beban yang ditanggung akibat meningkatnya
investasi dalam piutang.

Total
Costs in costs Carrying Costs
dollars
C* Level of credit extended

Jika sebuah perusahaan menjalankan kebijakan kredit dengan ketat, maka jumlah
penjualan kredit akan kecil dan semua biaya terkait kredit akan rendah tetapi akan muncul biaya
kesempatan (opportunity cost). biaya kesempatan ini adalah potensi laba ekstra dari penjualan
kredit yang hilang akibat kredit di tolak.
Jumlah dari biaya untuk menangani kredit dan biaya kesempatan bagi kebijakan kredit
tertentu disebut kurva biaya kredit (credit cost curve). Jika perusahaan memberikan kredit
melampaui titik - titik, maka tambahan arus kas bersih dari pelanggan baru tidak dapat menutup
biaya investasi dalam piutang. Jika jumlah piutang berada di bawah titik ini, maka perusahaan
melepaskan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Perusahaan - perusahaan yang memberikan kredit akan mengeluarkan biaya untuk
menjalankan departemen kredit. Biasanya perusahaan akan bekerja sama dengan perusahaan
asuransi, atau dikelola perusahaan jasa keuangan yang merupakan anak perusahaan ( perusahaan
jasa keuangan captive). mengapa sebuah perusahaan memilih untuk mendirikan perusahana
terpisah untuk menangani fungsi kredit ? alasannya yakni :
 Untuk meningkatkan manajemen
 Pembiayaan
 Pelaporan

K. Analisi Kredit
Analisis kredit mengacu pada proses untuk memutuskan apakah pelanggan tertentu akan
diberi atau tidak diberikan kredit. Keputusan kredit ini biasanya dalam 2 langkah yakni
pengumpulan informasi yang relevan dan menentukankelayakan kredit.
Kapan seharusnya diberikan kredit ??
1. Penjualan satu kali
Kita asumsikan ada seorang pelanggan baru ingin membeli satu unit dengan harga P per
unit secara kredit. Jika kredit ditolak, pelanggan akan membatalkan pembelian. Selain itu, kita
asumsikan juga jika kredit diberikan, maka dalam satu bulan pelanggan akan membayar atau
gagal membayar. Probabilitas gagal membayar adalah л. Dalam hal ini, probitabilitas (л) dapat
juga diartikan sebagai persentase pelanggan baru yang tidak akan membayar. Bisnis kita tidak
memiliki pelanggan tetap, sehingga penjualan ini merupakan penjualan satu kali. Hasil yang
diharapkan atas piutang adalah R per bulan, dan biaya variabel adalah v per unit.
Analisi yang dilakukan adalah analisi langsung. Jika perusahaan menolak kredit maka
tambahan arus kas adalah nol. Jika perusahaan memberikan kredit maka bulan ini akan
mengeluarkan biaya sebesar v dan memperkirakan penagihan (1-л)P bulan berikutnya. NPV
pemberian kredit adalah :
NPV = -v+(1-л)P/(1+R)
Contohnya :
NPV = -$20 + (1-л) x 49/1,02
Dengan 20% tingkat kegagalan, maka :
NPV = -$20 + 0,80 x 49/1,02=$18.43
Dengan demikian kredit harus di berikan.
Menghitung profitabilitas kegagalan :
NPV = 0 = -$20 + (1-л) x 49/1,02
1-л = $20/49x1.02
Л = 58.4%
Locust seharusnya memberikan kredit sepanjang terdapat 1- 0.584 = 41.6% kesempatan atau
penagihan yang lebih baik. Persentasi ini merupakan probabilitas kegagalan maksimum yang
dapat diterima untuk pelanggan baru. Jika pelanggan melakukan pembelian kembali dan beralih
dari pembeli tunai menjadi pembeli kredit, maka analisis yang dilakukan akan berbeda, dan
profabilitas maksimum yang dapat diterima akan jauh lebih rendah.
2. Bisnis Berulang
Jika perusahaan memberikan kredit, ia akan menegluarkan biaya bulan ini sebesar v, bulan depan,
perusahaan tidak mendapatkan apa - apa jika pelanggan gagal membayar atau ia akan
mendapatkan p jika pelanggan membayar. Jika pelanggan membayar maka pelanggan akan
memberi lagi secara kredit dan perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar v kembali. Arus kas
masuk bersih untuk bulan berikutnya p-v. setiap bulan berikutnya, arus kas bersih sebesar p-v
akan terus terjadi karenapelanggan membayar untuk pesanan bulan sebelumnya dan melakukan
pembelian baru.

Melanjutkan pembahasan sebelumnya, dengan profabilitas л. perusahaan akan menerima $0


dalam satu bulan. Namun dengan probabilitas (1-л) perusahaan akan memiliki pelanggan baru
yang permanen. Nilai pelanggan baru sama dengan nilai sekarang dari (p-v) setiap bulan
selamanya :

PV = (P-v)/R

Dengan demikian NPV

NPV = -v+(1-л)(P-v)/R
Untuk kasus locust :
NPV = -$20 + (1-л) x (49-20)/0,02
= -$20 + (1-л) x 1.450
Bahkan dengan probabilitas gagal bayar 90 persen, npv adalah :
NPV = -$20 + 0,10 x 1.450 = $125
Locust seharusnya memberikan kredit, kecuali gagal bayar sangat nyata. Alasannay, locust hanya
menegluarkan biaya $20 untuk mengetahui pelanggan yang baik dan tidak. Pelanggan yang baik
bernilai $1.450, sehingga locust mampu menutup beberapa yang gagal bayar.

Evaluasi dan penilaian kredit

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaian tetap sama. Biasanya kriteria
penilaian yang umum harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

1. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan
diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon
debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang
berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca
sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat
latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.

2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank
harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis
usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu
melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank
dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan
nama Capability.

3. Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon debitur.
Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Untuk melihat
penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi
laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan
solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.

4. Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan
dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.

5. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus
diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur
penilaian sebagai berikut:

1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun
kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku
dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan
tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.

3. Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan
nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh
apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak
dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi
juga nasabah.

5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur
maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh
usaha lainnya.

6. Profitabillity
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur
dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan
tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan
perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan
oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

L. Kebijakan Penagihan
1. Pemantauan Piutang

Pemantauan piutang adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang telah dijalankan,
khususnya pemantauan apabila terjadi perubahan pola pembayaran pada pelanggan. Misalnya,
pelanggan yang semula tergolong patuh dalam membayar kini mulai terlambat membayar
kewajibannya. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan pemantauan
piutang usaha:

a. DSO (Days Sales Outstanding)

DSO adalah nama lain dari average collection period (ACP) yang mengungkapkan
berapa lama piutang tertagih. DSO merupakan ukuran termudah untuk mengamati
arus penagihan piutang dari pelanggan. Meningkatnya DSO menunjukkan
pelanggan makin lambat membayar kewajibannya yang dapat dijadikan indikator
awal kemungkinan timbulnya piutang tak tertagih atau kredit macet.

Kendati DSO merupakan ukuran termudah untuk memantau kondisi piutang,


diperlukan sikap hati-hati dalam menafsirkan angka DSO. DSO atau ACP (yang
dinyatakan dalam hari) akan makin menurun apabila piutang menurun. Menurunnya
piutang belum tentu disebabkan oleh penerimaan yang lebih cepat, mungkin saja
disebabkan oleh turunnya penjualan akibat kondisi ekonomi yang melesu.

b. Skedul Umur Piutang (aging schedule)

Skedul umur piutang merupakan tabel yang memuat informasi tentang umur,
jumlah, proporsi, dan periode penagihan piutang. Berikut contoh tabel skedul umur
piutang:

Umur (hari) Jumlah Proporsi Periode penagihan (hari)

0-30 Rp 405.000.000 45 % 20

31-60 Rp 450.000.000 50 % 51

61-90 Rp 27.000.000 3% 80

Lebih dari 90 Rp 18.000.000 2% 96

Rp 900.000.000
Contoh analisis pemantauan piutang. Misalnya, suatu perusahaan menetapkan
batas waktu pembayaran piutang 30 hari. DSO rata-rata = 45% (20) + 50 % (51) +
3% (80) + 2% (96) = 52 Hari. Hal itu berarti bahwa secara rata-rata pelanggan
membayar kewajibannya pada bulan kedua dari batas waktu penagihan yang
ditentukan. Pelanggan yang membayarnya hingga batas akhir penagihan hanya
mencapai 45%. Sisanya (55%) justru tergolong pelanggan yang membayar melebihi
batas waktu penagihan. Analisis sederahana ini menunjukan bahwa pola
penerimaan penagihan piutang dari pelanggan perusahaan kurang baik karena lebih
dari separuhnya tergolong sebagai pelanggan yang tidak tepat waktu. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut, perusahaan perlu mengkaji ulang kebijakan
kreditnya secara menyeluruh.

Langkah-langkah Pencegahan Resiko Tidak Tertagihnya Piutang:

- Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan, hal ini


ditentukan atas dasar pengalaman-pengalaman tahun-tahun sebelumnya.Misalnya
resiko ditetapkan 10% dari piutang, jika perusahaan berencana meningkatkan
penjualan dengan Rp100.000 dan akan menyebabkan tambahan biaya Rp50.000,
maka tambahan keuntungannya adalah sebesar Rp 40.000 (100.000-50.000-
(10%x100.000))

- Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat diukur


dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”:

Soliditas komersiil, kejujuran debitur/direkturnya dalam memenuhi


kewajibannya tepat pada waktunya.

Soliditas finansiil, memiliki modal kerja yang cukup dalam memenuhi


kewajibannya tepat pada waktunya

Soliditas moril, sifat-sifat dan moril yang baik dari debitur/direkturnya.


Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan, hal ini dapat digunakan daftar
analisis umur piutang (aging schedule) sehingga diketahui sejarah kredit tiap-
tiap pelanggan.

Mengadakan seleksi calon pelanggan, berdasar sejarah kredit dapat


ditentukan pelanggan mana yang dapat ditambah plafon kredit, diturunkan,
atau tetap.

M. MANAJEMEN PERSEDIAAN

a. Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mengatur
persediaan barang yang dimiliki, mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya,
sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan. Persediaan adalah aset perusahaan
yang menganggur atau merupakan aset yang masih disimpan atau aset yang menunggu untuk
digunakan (dijual). Contoh persediaan pada perusahaan dagang adalah persediaan barang dagang,
sedangkan contoh persediaan pada perusahaan manufaktur seperti persediaan bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi.

Manajemen persediaan diperlukan dalam suatu perusahaan, karena manajemen


persediaan tersebut bukan merupakan hal yang gampang. Ketika persediaan yang di miliki oleh
perusahaan jumlahnya berlebihan, maka persediaan tersebut tentu akan menimbulkan
pengeluaran yang tinggi, salah satu contohnya adalah biaya penyimpanan atau gudang. Namun,
jika persediaan yang dimiliki oleh perusahaan jumlahnya terlalu sedikit atau kurang, maka tentu
akan menghambat kegiatan produksi, dan memiliki resiko kehilangan penjualan dan konsumen.

Selain itu juga terdapat ketidakpastian mengenai waktu pemesanan, pasokan dari supplier
dan ketidakpastian permintaan. Oleh sebab itulah diperlukan manajemen persediaan agar
perusahaan bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan mengeluarkan biaya yang
sangat rendah namun masih bisa memenuhi kebutuhan atau permintaan.

b. Jenis Jenis Persediaan


Pada perusahaan manufaktur, persediaan diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga
kategori. Kategori pertama adalah bahan baku. Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan
perusahaan pada awal proses produksinya. Contoh dari bahan baku seperti biji besi yang
digunakan oleh produsen baja atau sesuatu yang telah diolah seperti disk drive untuk produsen
komputer

Kedua adalah persediaan barang setengah jadi. Barang setelah jadi adalah produk yang
sedang dalam proses. Seberapa besar persediaan jenis ini tergantung pada panjangnya proses
produksi. Biasanya barang ini digunakan untuk didisribusikan ke pabrik lain untuk dilanjutkan
menjadi barang jadi. Manajemen persediaan akan menentukan seberapa banyak barang yang
diperlukan untuk di distribusi agar bisa memenuhi permintaan.

Jenis persediaan ketiga dan terakhir adalah barang jadi. Barang jadi adalah produk yang
sudah siap untuk di kirim atau di jual. Manajemen persediaan akan mengatur jumlah yang
tersedia, kemana akan didistribusikan, dan berapa jumlahnya. Tidak lain tidak bukan agar
mampu mendapatkan jumlah produk optimal agar keuntungan maksimal.

c. Biaya Persediaan

Terdapat dua jenis biaya yang terkait dengan aset lancar pada umumnya dan dengan
persediaan pada umumnya. Jenis biaya yang pertama adalah biaya pengelolaan persediaan. Biaya
ini mencakup semua biaya lansung dan biaya kesempatan untuk menjaga jumlah persediaan.
Biaya ini termasuk :

1. Biaya Penyimpanan dan penelusuran


2. Asuransi dan Pajak
3. Kerugian karena usang, rusak atau pencurian
4. Biaya kesempatan dari modal kerja yang diinvestasikan.

Jenis biaya lainnya terkait dengan persediaan adalah biaya kelangkaan. Biaya kelangkaan
adalah biaya yang terjadi akibat perusahaan tidak memiliki persediaan yang cukup. Dua
komponen biaya kelangkaan adalah biaya pengadaan kembali dan biaya yang terkait dengan
cadangan. Tergantung pada jenis bisnis perusahaan, biaya pengadaan kembali atau biaya
pemesanan bisa merupakan biaya memesan kepada pemasok atau biaya untuk menyiapkan
proses produksi.

Biaya yang berkaitan dengan cadangan adalah kerugian akibat hilangnya kesempatan
untuk menjual atau hilangnya pelanggan akibat perusahaan tidak memiliki persediaan yang
cukup. Tujuan dasar dari manajemen persediaan adalah untuk meminimalkan jumlah dari kedua
biaya ini.

d. Teknik Teknik Manajemen Persediaan

Pendekatan ABC

Pendekatan ABC adalah pendekatan sederhana dari manajemen persediaan, dimana ide
dasarnya adalah membagi persediaan menjadi tiga kelompok atau lebih. Alasan yang mendasari
adalah bahwa kuantitas persediaan yang sedikit mungkin mewakili sebagian besar persediaan
dalam hal nilai persediaan. Misalnya seperti pabrik furniture/mebel, persediaan bahan bakunya
bisa berupa kayu, cat (coating), paku dan mur. Persediaan kayu walaupun secara kuantitas tidak
sebanyak cat dan paku, namun memiliki nilai nominal yang paling besar sehingga perusahaan
bisa menggolongkannya dalam kelas A.

Dimana perawatan kayu berbeda dengan perawatan cat dan paku. Kayu yang berkualitas
tinggi tidak boleh ditempatkan ditempat yang lembab, tidak boleh terkena air serta tidak boleh
ditumpuk rapat sehingga memakan banyak tempat digudang. Selain itu kayu juga harus dijaga
agar tidak di makan rayap. Dapat di simpulkan bahwa terdapat biaya tambahan agar kualitas
kayu terjaga.

Cat atau jenis coating lainnya seperti thinner, melamine dan sejenisnya memiliki nilai
yang mungkin di bawah kayu namun lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan paku yang
kuantitas per unitnya sangat banyak, sehingga cat atau coating bisa dimasukkan ke kelas B.
walaupun terdapat teknik khusus agar kualitas cat masih tetap terjaga, namun secara umum
perlakukan penyimpanan cat digudang lebih mudah dari pada kayu.

Yang terakhir adalah paku dan mur. Paku secara kuantitas paling banyak jumlahnya,
namun secara nilai paling sedikit dibandingkan dengan kayu dan cat. Paku bisa di masukan ke
kelas C. Selain hanya membutuhkan sudut ruangan yang kecil, penyimpanan paku juga sangat
mudah. Bisa diletakkan dimana saja dan tidak memerlukan banyak perlakukan khusus.
Walaupun ada yang hilang maupun rusak, nilai nominalnya tidak terlalu material.

Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)

Model kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity) merupakan pendekatan


yang paling terkenal yang secara eksplisit menetapkan jumlah persediaan yang optimal. Metode
EOQ atau metode kuantitas pesanan ekonomi adalah metode pembelian persediaan berdasarkan
jumlah pesanan yang diterima. Ketika perusahaan mendapatkan pesanan produk dengan jumlah,
spesifikasi dan waktu yang telah ditentukan oleh customernya. Perusahaan memiliki kepastian
mengenai berapa kebutuhan, spesifikasi dan harga bahan baku yang akan dibeli untuk memenuhi
pesanan tersebut.

Contoh : Biaya Penanganan Persediaan

Setiap awal periode Merry Shoes memiliki persediaan 100 pasang sepatu hiking.
Persediaan sepatu ini habis setiap periode dan Merry Shoes akan melakukan pesanan kembali.
Jika biaya penanganan setiap pasang sepatu pertahun adalah $3, berapakah total biaya
penangangan untuk sepatu hiking tersebut ?

Persediaan awal selalu berjumlah 100 pasang dan persediaan akhir slalu nol, sehingga
rata rata persediaan adalah 50 pasang. Dengan biaya $3 per pasang pertahun, maka total biaya
penanganan persediaan adalah $150.

Contoh : Biaya Pembelian Kembali.

Dalam contoh di atas misalkan Merry menjual 600 pasang sepatu dalam setahun. Berapa
kali pertahun merry harus melakukan pembelian kembali ? Misalkan biaya pembelian kembali
adalah $20 perpesanan, berapakah total biaya pembelian kembali ?

Setiap kali melakukan pemesanan, merry memesan 100 pasang sepatu. Total penjualan
600 pasang per tahun, sehingga merry melakukan pembelian kembali sebanyak 6 kali pertahun,
atau setiap 2 bulan sekali. Biaya pembelian kembali adalah 6 kali pesanan x $20 per pesanan =
$120.

Contoh : EOQ
Berdasarkan dua contoh sebelumnya, berapa jumlah setiap kali melakukan pesanan untuk
meminimalkan biaya ? Berapa kali merry harus melakukan pembelian kembali ? Berapa total
penanganan persediaan dan biaya pembelian kembali ? Berapa total biaya ?

Jumlah sepatu yang di pesan selama setahun (T) adalah 600. Biaya pembelian kembali (F)
adalah $20 per pesanan, dan biaya pengelolaan persediaan (CC) adalah $3. EOQ dapat dihitung
sebagai berikut :

Oleh karena Merry menjual 600 pasang sepatu pertahun, ia akan melakukan pembelian
kembali sebanyak 600/89,44 = 6,71 kali. Total biaya pembelian kembali adalah $20 x 6,71 =
$134,16. Rata rata persediaan 89,44/2 = 44,72. Biaya penanganan persediaan $3 x 44,72 =
$134,16 sama dengan biaya pembelian kembali. Dengan demikian total biaya adalah $268,33.

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (Material Requirement Planning-MRP)

Perencanaan kebutuhan bahan baku atau MRP adalah seperangkat prosedur yang
digunakan untuk menentukan tingkat persediaan bagi persediaan yang permintaannya tergantung
pada persediaan lainnya, misalnya barang setengah jadi dan bahan baku. Dengan kata lain, MRP
adalah perencanaan dan pengendalian persediaan untuk menjamin material atau bahan baku
selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu MRP juga bertujuan untuk menjaga
persediaan dalam jumlah yang sedikit.

Perencanaan pada metode ini bisa meliputi rencana penjadwalan pembelian, jadual
produksi dan pengiriman material. Metode MRP akan menentukan jumlah kebutuhan material
yang dibutuhkan, jadual produksi dan bahkan berjaga-jaga terhadap hal hal buruk yang
kemungkinan terjadi. Berikut ini terdapat beberapa keunggulan dari metode MRP ini, yaitu
sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai kapasitas pabrik


2. Meminimalisir kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan dan sekaligus menjadi acuan
perencanaan jumlah produksi
3. Memperbaiki dan mengupdate jumlah pemesanan dan persediaan barang
4. Mengadakan persediaan dengan jumlah dan harga yang tepat
5. Dapat memenuhi permintaan material yang akan datang secara bergelombang

Persediaan Just In Time

Persediaan Just In Time adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan
kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus
seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu
menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen secara tepat
waktu. Dengan kata lain JIT merupakan metode yang mengusahakan perusahaan untuk tidak
menyetok atau memiliki persediaan, karena apabila perusahaan tidak memiliki persediaan maka
perusahaan tidak akan menanggung biaya persediaan salah satu contohnya seperti biaya gudang.

Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak
jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat
mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat
menimbun barang. Kelebihan dari metode JIT ini adalah metode ini berusaha mendatangkan
persediaan bahan baku hanya pada saat yang dibutuhkan, pada saat yang tepat dan dalam jumlah
yang tepat sehingga tidak ada sisa. Jadi perusahaan tidak perlu menyimpan persediaan karena
persediaan bahan baku hanya datang disaat dibutuhkan dan tidak menimbun/bersisa.

Вам также может понравиться

  • Ujian Kak Aya
    Ujian Kak Aya
    Документ2 страницы
    Ujian Kak Aya
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Uud 1945 Amandemen Republik Indonesia
    Uud 1945 Amandemen Republik Indonesia
    Документ54 страницы
    Uud 1945 Amandemen Republik Indonesia
    mariancehontong
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ27 страниц
    Jurnal
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Ujian Kak Aya
    Ujian Kak Aya
    Документ2 страницы
    Ujian Kak Aya
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Ujian Kak Aya
    Ujian Kak Aya
    Документ2 страницы
    Ujian Kak Aya
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Contoh PErusahaan
    Contoh PErusahaan
    Документ7 страниц
    Contoh PErusahaan
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan CG 2
    Bahan CG 2
    Документ7 страниц
    Bahan CG 2
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Tugas Rangkuman Psak 50,55,60xxx
    Tugas Rangkuman Psak 50,55,60xxx
    Документ12 страниц
    Tugas Rangkuman Psak 50,55,60xxx
    Faishal Addy Pradipta
    100% (1)
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ2 страницы
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ10 страниц
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • ALK Per. 7
    ALK Per. 7
    Документ8 страниц
    ALK Per. 7
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Analisis PT - Freeport
    Analisis PT - Freeport
    Документ19 страниц
    Analisis PT - Freeport
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • ALK Analisis Risiko Dan Manajemen Laba
    ALK Analisis Risiko Dan Manajemen Laba
    Документ28 страниц
    ALK Analisis Risiko Dan Manajemen Laba
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • 9 35 1 PB PDF
    9 35 1 PB PDF
    Документ19 страниц
    9 35 1 PB PDF
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Analisis PT - Freeport
    Analisis PT - Freeport
    Документ9 страниц
    Analisis PT - Freeport
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • PAK - BAB Terakhir Oke
    PAK - BAB Terakhir Oke
    Документ23 страницы
    PAK - BAB Terakhir Oke
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • PPH Pasal 4 Ayat 2
    PPH Pasal 4 Ayat 2
    Документ5 страниц
    PPH Pasal 4 Ayat 2
    Asep Septiyana
    Оценок пока нет
  • Bahan LBHK
    Bahan LBHK
    Документ47 страниц
    Bahan LBHK
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • PPH Pasal 4 Ayat 2
    PPH Pasal 4 Ayat 2
    Документ24 страницы
    PPH Pasal 4 Ayat 2
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • 01 Soal Latihan
    01 Soal Latihan
    Документ24 страницы
    01 Soal Latihan
    Riski Indra Irawati
    Оценок пока нет
  • 09 Akuntansi Pajak Revaluasi Aktiva Nurrohman
    09 Akuntansi Pajak Revaluasi Aktiva Nurrohman
    Документ28 страниц
    09 Akuntansi Pajak Revaluasi Aktiva Nurrohman
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan LBHK
    Bahan LBHK
    Документ59 страниц
    Bahan LBHK
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • ALK Bab 1
    ALK Bab 1
    Документ31 страница
    ALK Bab 1
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan Pajak Kel 1 Makalah
    Bahan Pajak Kel 1 Makalah
    Документ36 страниц
    Bahan Pajak Kel 1 Makalah
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan LBHK
    Bahan LBHK
    Документ59 страниц
    Bahan LBHK
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ3 страницы
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ3 страницы
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ3 страницы
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ67 страниц
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет
  • Bahan PAK - Akuntan Publik
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    Документ3 страницы
    Bahan PAK - Akuntan Publik
    hilfamoramarito
    Оценок пока нет