Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar. Kematian
saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda dan masa
produktifitasnya (Prawirohardjo, 2001).
World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap
hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman.Sekitar satu
perempuan meninggal setiap menit. (WHO,2004)
Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya,diperkirakan 20.000 ibu
meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini,
pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila
dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya.
Data menunjukkan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat miskin dan mereka
yang tinggal jauh dari Rumah Sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan,
eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian
ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %, aborsi yang tidak
aman 11%, serta sepsis 10 %.Salah satu penyebab kematian tersebut adalah Preeklampsia
dan eklampsia yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75 – 80 % dari
keseluruhan kematian maternal. Kejadian preeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai
masalah kesehatan masyarakatapabila CFR PE-E mencapai 1,4%-1,8%.(Zuspan F.P, 1978
dan Arulkumaran ,1995).
Angka kejadian eklampsia bervariasi di berbagai negara. Makin maju suatu negara,
tambah tinggi kesaran masyarakatnya terhadap pentingnya arti antenatal care, tambah rendah
angka kejadian eklamsinya.
1. Frekuensi di negara-negara maju : 0,05 – 0,1%
2. Frekuensi di negara-negara berkembang : 0,3 – 0,7%
Eklampsia selalu menjadi masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu keadaan
paling berbahaya dalam kehamilan. Statistik menunjukkan di Amerika Serikat kematian
akibat eklampsia mempunyai kecenderungan menurun dalam 40 tahun terakhir, dengan
persentase 10 % - 15 %. Antara tahun 1991 – 1997 kira – kira 6% dari seluruh kematian ibu
di Amerika Serikat adalah akibat eklampsia, jumlahnya mencapai 207 kematian. Kenyataan
ini mengindikasikan bahwa eklampsia dan pre eklamsia berat harus selalu dianggap sebagai
keadaan yang mengancam jiwa ibu hamil.

1
Akhirnya yang harus diingat dari informasi diatas adalah sesungguhnya masalah kematian
ibu bukanlah masalah ibu sendiri akan tetapi merupakan masalah internasional dimana
setiap negara seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menanggulangi dan mencegah
kematian ibu.
Sesuai dengan data diatas, untuk itu kami dari kelompok III Kelas B.5 dalam makalah
ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Eklampsia, penanganan
eklampsia, dan rujukannya baik secara umum, medis, dan didalam kebidanan komunitas.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut diatas maka perumusan masalah pada makalah ini
diantaranya :
1. Apa itu eklampsia ?
2. Apa sajakah etiologi eklamsia ?
3. Apa saja gejala eklamsia ?
4. Apa saja komplikasi eklamsia ?
5. Apakah pencegahan eklamsia ?
6. Bagaimanakah seorang bidan memberikan asuhan pada kasus eklamsia ?
7. Bagaimanakah penanganan dari kasus kegawatdaruratan eklamsia?
8. Bagaimana sistem rujukan dari eklampsia ?

C. TUJUAN

Tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan gambaran eklampsia.
2. Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang
eklampsia.
3. Mengetahui asuhan yang diberikan pada kasus eklamsia
4. Untuk mengetahui bagaimanakah penanganan kegawatdaruratan yang dapat
dilakukan oleh seorang bidan

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKLAMPSIA

2
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.
Eklampsia adalah gangguan yang ditandai dengan terjadinya kejang sebanyak
satu kali atau lebih saat preeklamsi. Telah dilaporkan bahwa angka fatalitas kasusnya
adalah 1,8% dan sampai dengan 35 % ibu mengalami komplikasi mayor. (buku patologi
pada kehamilan : manajemen dan asuhan kebidanan, 2013:36)

B. ETIOLOGI EKLAMPSIA

Penyebab eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat
menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mola hidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan

3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus

4. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan– kehamilan berikutnya

5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma

C. GEJALA EKLAMPSIA
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya Preeklampsia dan
terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual
keras, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak
segera diobati, akan timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya ini besar.

D. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini
biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
3
a. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih
sering terjadi pada Preeklampsia.
b. Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat
c. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darahmerah. Nekrosis
periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan
ikterus tersebut.
d. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematianmaternal penderita
eklampsia.
e. Kelainan mata, Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai
seminggu.
f. Edema paru-paru.
g. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat
vasopasmus arteriol umum.
h. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
i. Kelainan ginjal
j. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang
pneumonia aspirasi.
k. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra – uterin.

E. PENCEGAHAN
1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda
sedini mungkin (Preeklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya
penyakit tidak menjadi lebih berat.
2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya Preeklampsia kalau ada
faktor-faktor predeposisi.
3. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna
dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring ditempat tidur, namun
pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan
berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan
penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
4. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda Preeklampsia dan mengobatinya segera
apabila di temukan.
5. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila
setelah dirawat tanda – tanda Preeklampsia tidak juga dapat di hilangkan.

F. PENANGANAN DAN ASUHAN KEBIDANAN PADA EKLAMPSIA


1) Penanganan Umum

4
Segera rawat penderita dan lakukan pemeriksaan klinis terhadap keadaan umum,
sambil mencari tahu riwayat kesehatan sekarang dan terdahulu pasien atau keluarganya.
Jika pasien tidak bernafas, bebaskan jalan nafas, berikan O2 dengan sungkup dan
lakukan intubasi jika perlu. Jika pasien kehilangan kesadaran/koma, bebaskan jalan
nafas, baringkan pada satu sisi, ukur suhu dan periksa apakah ada kaku kuduk.
2) Masalah Kehamilan Dan Persalinan
a. Pengontrolan tekanan darah
b. Penatalaksanaan cairan
c. Pencegagahan kejang
3) Penatalaksanaan Dan Asuhan Medis
 Hipertensi mungkin dapat diatasi saat klien baru datang dengan menggunakan
agens oral (labetalol atau nifedipin); penggunaan nifedifin.
 Pemberian parenteral labetalol atau hidralazin lazim dilakukan diunit yang ada
diseluruh inggris. Biasanya diberika pertamakali dalam bentuk bolus dan
kemudian dalam bentuk infus meskipun protokolnya pasti beragam. Laporan
tertentu CEMACH menjelaskan bahwa pengontrolan hipertensi yang tidak
adekuat bertanggung jawab atas sebagian besar kematian dalam kehamilan.
Tekanan darah >170/110 mmHg memerlukan intervensi segera.
 Tidak jarang unit tersebut memberikan bolus cairan (biasanya 250 ml larutan
koloid) pada ibu yang mengalami preeklampsia berat sebelum mereka diterapi
untuk mengurangi insidens abnormalitas CTG. Abnormalitas CTG dapat terlihat
ketika agens antihipertensi menurunkan tekanan darah.
 Pembatasan cairan disarankan untuk mengurangi risiko kelebihan beban cairan di
masa intrapartum atau pascapartum.
 Regimen yang bisa diberikan adalah 1 ml/kg/jam atau 80-85ml/jam
 Regimen tersebut memperlihatkan penurunan yang signifikan pada edema paru
dan kematian akibat komplikas dari preeklampsia; pembatasan ciran biasanya
terus diterapkan sampai terdapat bukti terjadinya dieresis pascapartum.
 Situasi ini diperumit jika terjadi perdarahan sehingga penggantian cairan lebih
baik dikontrol melalui pemantauan tekanan vena sentral.
4) Penatalaksanaan Dan Asuhan Kebidanan
 Observasi sering, pemantauan HDU/ITU dan dokumentasi, serta tinjauan
pemeriksaan darah setiap enam jam
 Penatalaksanaan keseimbangan cairan dan pompa cairan per IV
 Pemberian obat per IV dalam bentuk bolus dan infuse
5) Masalah persalinan
Asuhan kebidanan umum, observasi, dan dukungan harus diingat sebagai hal
yang penting. Penatalaksanaan Dan Asuhan Medis
1. Tekanan darah: terapi IV mungkin saja dibutuhkan
5
2. Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan ketat yang diterapkan seringkali
membutuhkan pemantauan tekanan vena sentral secara invasive
3. Profilaksis eklampsia: mangnesium sulfat mungkin digunakan dalam
peripartum
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan

1. Lanjutkan dengan asuhan dependensi yang tinggi dalam persalinan seperti diatas
2. Persiapkan untuk kemungkinan kelahiran prematur dan atau bayi yang kondisi
kurang baik
3. Asuhan pra dan pascaoperasi-bergantung pada cara pelahiran
6) Masalah pascapartum
Dapat terjadi eklampsia pasca partum. Penatalaksanaan Asuhan Medis :
o obat tekanan darah dilanjutkan sampai hipertensi teratasi
o direkomendasikan untuk melakukan tinjauan post natal dan perencanaan
prakonsepsi

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II PATOLOGIS Ny.


G1P0A0Ah0 UMUR 24 TAHUN UK 27 MINGGU DI BPM Ny. Y LUBUK LINGGAU

No. Register : 150313


Masuk BPM tanggal / jam : 25 agustus 2017/09.30 WIB
Dirawat diruang :–

PENGKAJIAN
Tgl : 25-08-2017, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan Y

1. BIODATA

Ibu Suami
Nama : Ny. G Tn. S
Umur : 24 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU S1
Pekerjaan : Swasta PNS
Alamat : Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo
No. Telp : 085333123456 082145456789

2. DATA SUBYEKTIF

Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

a. Keluhan utama:
6
Ibu mengatakan sudah dua hari ini kaki dan tangannya bengkak, ibu merasa sering
pusing, sakit kepala bagian depan, terkadang pandangannya kabur, serta perut ibu
terasa sakit.

b. Riwayat menstruasi

Menarche : 15 tahun Siklus : 28 hari


Lama : 5 hari Teratur : Ya
Sifat darah : Encer Keluhan : Tidak ada

c. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : Kawin (Sah) Menikah ke : Pertama


Lama : 3 tahun Usia menikah pertama : 21 Tahun

d. Riwayat obstetrik : G1 P0 A0 Ah0

Hamil Persalinan Nifas


ke- Tgl Umur Jns prsalinan Penolong komplikasi JK BB Laktasi Komplikasi
khamiln Lahir
Hamil ini

e. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No. Jenis Pasang Lepas


Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl. Oleh Tempat Alasan
Kontrasepsi
– – – – – – – – – –

f. Riwayat kehamilan sekarang

7
HPHT: 30 januari 2017 TP : 6 November 2017
ANC pertama umur kehamilan : 8 minggu Kunjungan ANC

 Trimester I

Frekuensi : 2 x, Tempat : BPM Oleh : Bidan


Keluhan : mual-mual
Terapi : B6 (2×1)

 Trimester II

Frekuensi : 2 x, Tempat : BPM Oleh : Bidan


Keluhan : sering pusing dan terkadang pandangannya kabur.
Terapi : tablet Fe (1×1) dan asam folat (1×1).

 Trimester III

Frekuensi : – x, Tempat : – Oleh : –


Keluhan : –
Terapi :–

 Imunisasi TT : TT I Caten (12-10-2009).


 Pergerakan janin selama 12 jam(dalam sehari) : Ibu mengatakan merasakan
gerakan janinnya lebih dari 10x dalam sehari

g. Riwayat kesehatan

 Penyakit yang pernah /sedang diderita (menular, menurun dan menahun)Ibu


mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, PMS. Ibu mengatakan sedang menderita penyakit menurun yaitu
hipertensi. Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menahun
seperti asma dan jantung.

 Penyakit yang pernah /sedang diderita keluarga (menular, menurun dan


menahun)Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis, PMS. Ibu mengatakan dalam keluarga ada riwayat

8
penyakit menurun yaitu hipertensi (ayah). Ibu mengatakan keluarga tidak
pernah/sedang menderita penyakit menahun seperti asma dan jantung.

a) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada riwayat
keturunan kembar

b) Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak pernah operasi SC, atau usus buntu.

c) Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak ada alergi obat antibiotic (amoxicicilin)

d) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Pola nutrisi
Makan sebelum hamil saat hamil
Frekuensi : 3x/hari 4x/hari
Porsi : 1 piring 1-2 piring
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk, buah
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 7x/hari, 8x/hari
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Jenis : air putih air putih dan susu
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada

e) Pola eliminasi

BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Konsistesi : lunak lunak
Warna : kuning kuning
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 5x/hari 6-7x/hari
Konsistesi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning keruh
9
Keluhan : tidak ada tidak ada
Pola istirahat
Tidur siang
Lama :– -
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam/hari 8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Personal hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari
Keramas : 4 x/minggu 4 x/minggu

f) Pola seksualitas

Frekuensi : 3 x/minggu 3x/minggu


Keluhan : tidak ada

h. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)

Ibu mengatakan sebelun dan selama hamil ia tetap melakukan pekerjaan rumah angga
dan bekerja di luar rumah sebagai karyawan salon kecantikan.

i. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok,minum jamu,minuman beralkohol)

Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan minuman beralkohol.

j. Psikososiospiritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan ,dukungan


sosial,perencanaan persalinan,pemberian ASI, perawatan bayi,kegiatan
ibadah,kegiatan sosial,dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)

 Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilan ini karena merupakan


kehamilan yang pertama.

 Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima dan mendukung kehamilan
ini karena kehamilan ini sangat diharapkan dan didamba-dambakan.

 Ibu mengatakan masyarakat menerima kehamilan ini karena dari perkawinan yang
sah.

 Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja.


10
 Ibu mengatakan taat beribadah (sholat 5 waktu)

 Ibu mengatakan selalu mengikuti arisan ibu-ibu setiap bulan

 Ibu mengatakan pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi kebituhan sehari-


hari.

k. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi)

Ibu mengatakan cukup paham dengan kehamilan yang ia peroleh dari orang tuanya
maupun bidan tetapi persalinan dan laktasi kurang begitu paham karena ia hanya
membaca dari beberapa artikel dan majalah pregnancy.

l. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)

 Ibu mengatakan ia tinggal serumah dengan suami dan mertunya

 Ibu mengatakan lingkungnnya cukup bersih

 Ibu mengatakan tidak ada hewan peliharaan dirumah.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : sedang


Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign :
Tekanan darah : 170/110mmHg Nadi : 89 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 37,1 0c
BB sebelum hamil: 60 kg
BB 3 hari yang lalu : 68 kg
BB saat ini : 74 kg
Tinggi badan : 158 cm

2. Pemeriksaan fisik

a) Kepala : mecocepal, kulit kepala bersih, tidak ada massa atau benjolan dan tidak
nyeri tekan.
11
b) Rambut : hitam pendek, tidak rontok

c) Muka : bulat, wajah pucat, terdapat cloasama gravidarum, tidak ada bekas luka
dan terdapat oedema.

d) Mata: simetris, sklera tidak ikterik , konjungtiva tidak anemis maupun tanda-tanda
infeksi

e) Hidung: mancung, ada secret, tidak ada polip maupun tanda-tanda infeksi.

f) Mulut: bibir lembab, gigi bersih, gusi merah muda, tidak caries, lidah bersih, tidak
ada stomatitis dan tidak ada pembesaran tonsil.

g) Telinga: simetris, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran.

h) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan jugularis tidak ada
nyeri tekan maupun nyeri telan

i) Dada: tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing dan bunyi jantung
normal.

j) Payudara: simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, tidak ada


massa/benjolan dan tidak nyeri tekan.

k) Abdomen : sudah ada pembesaran, ada striae alba dan linea nigra, tidak ada bekas
luka atau operasi.

 Palpasi Leopold

 Leopold I : teraba bokong janin

 Leopold II : bagian sebelah kanan perut ibu teraba punggung janin dan bagian
sebelah kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin.

 Leopild III : bagian bawah perut ibu teraba kepala janin dan belum masuk PAP

 Leopold IV : belum dapat dilakukan

 TFU menurut Mc. Donald : 2 jari di atas pusat TBJ :–

 Auskultasi DJJ : 121 x/mnt

12
 Ekstremitas atas : simetris, jari lengkap, aktif, ada oedema dan LILA : 28 cm

 Ekstremitas bawah : simetris, jari lengkap, aktif, ada oedema, tidak ada varises.

 Genetalia luar : tidak ada secret, varises (-), pebesaran kelenjar bartolini (-), darah
(-).

 Anus : tidak haemorroid

 Pemeriksaan panggul (bila perlu) : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal : 25-08-2017, Jam : 09.30 WIB

1. Protein urine : +2

2. HB : 11,6 gr%

INTERPRETASI DATA

1. Diagnosa Kebidanan

Ny. G, G1P0A0Ah0 umur 24 tahun, UK 27 minggu dengan pre-eklamsia berat.

2. Masalah

Ibu khawatir akan kesehatannya apalagi keadaan bayinya.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa potensial yang mungkin akan terjadi adalah eklamsia.

ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


Pasang infuse dengan cairan Dextrose 5% dengan kecepatan 15-20 tetes / menit kemudian
beri MgSO4 2 gr dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta
suplemen Ca dan Mg, lebih banyak beristirahat, jangan terlalu banyak bekerja selanjutnya
berkolaborasi dengan dokter obsgyn.
 Perencanaan tgl : 25-08-2017, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan Y
1. Beri tahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan

2. Beri tahu ibu bahwa keadaannya harus segera dirujuk

3. Berikan dukungan sepenuhnya pada ibu dan keluarga

13
4. Terapkan BAKSO KUDA

5. Berikan pertolongan segera

6. Dokumentasi

 Pelaksanaan tgl: 25-08-2014, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan Y

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya harus segera di tangani secara
intensif menggigat terdapat tanda dan gejala pre-eklamsia berat sedangkan bayinya
masih dalam keadaan normal. Ditandai dengan :

 Tekanan darah : 170/110mmHg

 BB sebelum hamil : 60 kg

 BB 3 hari yang lalu : 68 kg

 BB : 74 kg

 DJJ : 121 x/mnt

 Pemeriksaan fisik : kaki, tangan dan wajah ibu bengkak, wajah ibu pucat.

 Protein urine : +2

 HB : 11,6 gr%

2. Memberitahu ibu bahwa keadaanya harus segera dirujuk untuk memperoleh


perawatan yang intensif dan optimal dari tenaga medis yang lebih yaitu di Rumah
sakit yang memiliki fasilitas yang memadai.

3. Memberikan dukungan sepenuhnya pada ibu dan keluarga denagan cara meyakinkan
ibu dan keluarga bahwa perawatan medis yang ditanggani oleh dokter ahli akan lebih
baik karena peralatan dan sarana praserana yang tersedia juga komlit dan memadai
sehingga komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu dan janinnya dapat

14
ditangani, selain itu menyarankan keluarga untuk tetap tenang dan selalu mendukung
ibu dengan cara berdoa.

4. Menerapkan BAKSO KUDA dalam tindakan merujuk yaitu menyertakan bidan untuk
menemani ibu jika terjadi kegawatdaruratan, dipersiapkan pula peralatan yang
memadai untuk proses perujukan, mempersiapkan kendaraan untuk perujukan serta
surat rujukan beserta obat-obatan yang mungkin akan diperlukan. Selain itu juga
disertakan keluarga untuk menemani ibu dan memberikan semangat pada ibu, tidak
lupa uang atau biaya serta doa yang tulus demi kesembuhan sang ibu dan tidak lupa
juga donor darah (persediaan darah).

5. Memberikan pertolongan pertama yaitu memasang infuse dengan cairan Dextrose 5%


dengan kecepatan 15-20 tetes / menit kemudian beri MgSO4 2 gr.

6. Melakukan dokumentasi di buku KIA ibu, buku register dan rekam medik.

EVALUASI
tgl: 25-08-2017, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan Y

1. Ibu paham dengan keadaanya ditandai dengan mau menerima penjelasan dari bidan.
2. Ibu dan keluarga bersedia dan mau menandatangani surat bukti rujukan yang akan
dilaksanakan.

3. Ibu terlihat masih khawatir dengan keadaanya meskipun sudah diberikan dukungan
mental.

4. Pertolongan pertama untuk ibu telah dilakukan.

5. Data telah ditulis di buku KIA, register dan rekam medik.

15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia
adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat
kelainan neurologi. Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga
gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuri.
Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeklampsia disertai
kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia berat dusertai salah satu
atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut
menderita impending preeklampsia. Impending preeklampsia ditangani dengan kasus
eklampsia.
Beberapa yang harus diperhatikan dalam pengawasan preeklamsia:

1. a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya


2. b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri

3. c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema

4. d) Pemeriksaan protein dalam urin

5. e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah
umum dan pemeriksaan retina mata.

1. SARAN

16
Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa kebidanan mampu menerapkan
asuhan kebidanan terhadap kasus kegawatdaruratan khususnya pada preeklamsi dan
eklamsia.

DAFTAR PUSTAKA
Lisnawati, lilis. 2012. Asuhan kebidanan terkini kegawatdaruratan maternal & neonatal. Tasik
malaya. TIM
Lisnawati, lilis. 2011. Buku pintar aplikasi penatalaksanaan gawatdarurat kebidanan di rumah
sakit. Jakarta : TIM penerbit
Manuaba, kapita selekta penatalaksanaan rutin obsetri gynekologi dan kb. EGC. Jakarta.
2001
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Rukiyah, ai yeyeh, dkk. 2010. Asuhan kebidanan 4 (patologi). Jakarta : TIM

17

Вам также может понравиться