Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional (Nursalam, 2015).

4.2 Kerangka Kerja


Populasi
Seluruh lansia yang mengalami insomnia di posyandu lansia kelurahan tlogomas kota
Malang sebanyak 40 orang

Sampel
Sebagian lansia yang mengalami insomnia di posyandu lansia kota Malang sebanyak 36
responden

Teknik Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling

Desain Penelitian
Desain Penelitian analitik observasional dengan menggunakan cross
sectional

Pengumpulan Data
kuesioner

Pengolahan Data
Editing,Coding, Scoring,Tabulating

Analisis Data
Dianalisis dengan uji Kolerasi Spearman

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1 Kerangka kerja Hubungan Terapi Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxation)
terhadap Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan
Tlogomas Kota Malang
4.3 Sampling Desain
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2015). Populasi dalam
penelitian ini adalah Seluruh lansia yang mengalami insomnia di posyandu lansia
kelurahan tlogomas Kota Malang
4.3.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,
2015). Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sebagian lansia
yang mengalami insomnia di Posyandu Lansia Kelurahan Tlogomas Kota Malang,
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
a. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani inform consent.
b. Tidak sedang mengkonsumsi obat untuk mengurangi insomnia selama
penelitian.
c. Riwayat insomnia.
d. Tidak memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung koroner, penyakit
ginjal dan penyakit kronik lainnya.
e. Mampu dan dapat di ajak berkomunikasi

2. Kriteria eksklusi
a. Mengalami gangguan kesehatan yang bermakna yang dapat mengakibatkan
responden kesulitan untuk tidur dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sebelum
pengambilan data.
b. Tidak bersedia menjadi responden/menolak
Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
N
1  N d 2 
n =

40 40
= =
1  40 0,0025 1,1
= 36 Orang

Keterangan :
n = Besar sample
N = Jumlah populasi = 40 Lansia
d = Tingkat kesalahan yang dipilih = 5% = 0,05
(Nursalam, 2015)
Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang dari jumlah
populasi 40 Lansia.

4.3.3 Teknik Sampling


Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2015).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah “simple
random sampling” dengan membuat undian sebanyak total sample yang
dibutuhkan yaitu 36 orang sesuai dengan rumus simple random sampling. Seluruh
populasi sebanyak 40 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi, lalu diambil
sebanyak 36 dengan menggunakan nomor undian yang telah disiapkan
sebelumnya, dimana 36 nomor yang telah diambil dari undian maka populasi
dengan nomor tersebut yang diambil sebagai responden.

4.4 Variabel Penelitian


4.4.1 Variabel Independen (bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah relaksasi otot progresif

4.4.2 Variabel Dependen (terikat)


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah insomnia

4.5 Definisi Operasional


Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Terapi Otot Progresif terhadap Perubahan Tingkat Insomnia
pada Lansia di posyandu lansia kelurahan tlogomas Kota Malang
No Variabel Definisi Parameter/ Indikator Alat ukur Skala Data Kategori
Operasional
1 Independen Penegangan dan - SOP Ordinal -
Terapi relaksasi pada setiap
Relaksasi Otot otot secara berurutan
Progresif sesuai dilakukan tiap
hari 2 jam sebelum
tidur selama ±15
menit.

2 Dependen Ketidakmampuan 1. Kesulitan untuk Kuesioner Ordinal 1. Tidak


Insomnia untuk tidur dengan memulai tidur insomnia : 11-
pada Lansia jumlah atau kualitas 2. Tiba-tiba terbangun 19
di posyandu yang cukup. pada malam hari 2. Insomnia
lansia 3. Bisa terbangun Ringan : 20-
kelurahan lebih awal/dini hari 27
tlogomas 4. Merasa mengantuk 3. Insomnia
kota malang di siang hari Sedang : 28-
5. Sakit kepala pada 36
siang hari 4. Insomnia
6. Merasa kurang Berat : 37-44
puas denga tidur (Iwan, 2009)
anda
7. Merasa kurang
nyaman/gelisah
saat tidur
8. Mendapat mimpi
buruk
9. Badan terasa
lemah, letih,
kurang tenaga
setelah tidur
10. Jadwal jam tidur
sampai bangun
tidak beraturan
11. Tidur selama 6 jam
semalam
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 April 2018 di posyandu lansia Kelurahan
Tlogomas Kota Malang

4.7 Pengumpulan Data


4.7.1 Sumber Data
1. Data primer dari penelitian diambil langsung dari sumbernya menggunakan
kuesioner dimana teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab yang akan menghasilkan
data kuantitatif.
2. Data sekunder dari penelitian ini adalah bahan pustaka, literatur, jurnal,
penelitian terdahulu, dan buku yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.

4.7.2 Tahap Perijinan


1. Peneliti terlebih dahulu mengajukan judul pada instusi pendidikan (STIKes
Kendedes).
2. Institusi pendidikan (STIKes Kendedes) mengajukan permohonan surat izin
penelitian yang ditujukan kepada Bakesbangpol Kota Malang.
3. Setelah mendapat izin dari Bakesbangpol, kemudian membawa surat tembusan
ke Dinas Kesehatan Kota Malang
4. Setelah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Malang, peneliti membawa
surat tembusan tersebut ke lahan penelitian untuk memberitahukan bahwa
peneliti akan mengadakan penelitian di daerah tersebut.
5. Setelah mendapatkan izin dari Kepala puskesmas dinoyo kota Malang, peneliti
menjelaskan bahwa ingin melaksanakan penelitian di Posyandu Lansia Permadi
Kelurahan Tlogomas Kota Malang tentang hubungan terapi relaksasi otot
progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia di posyandu lansia
tersebut.
6. Peneliti menyusun proposal dengan bimbingan dari institusi pendidikan dan
telah diujikan terlebih dahulu kemudian dilakukan penelitian.

4.7.3 Proses Pengumpulan Data


1. Lansia sebagai responden diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan
dari penelitian, menjelaskan manfaat dan kerugian dari penelitian, dan ketentuan
– ketentuan dalam penelitian.
2. Lansia sebagai responden diberikan waktu dalam mengisi lembar persetujuan
(Informed Consent). Lansia yang bersedia menjadi responden diberikan
lembaran kuesioner dan bagi Lansia yang menolak menjadi responden diberikan
kebebasan meninggalkan ruangan atau tetap ditempat diruangan.
3. Lansia sebagai responden diberi kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan
yang harus diisi. Pertanyaan-pertanyaaan tersebut diajukan untuk menilai
insomnia pada responden. Kuesioner diberikan kepada seluruh populasi.
4. Lansia sebelum mengisi kuesioner dijelaskan terlebih dahulu maksud dari setiap
pertanyaan kuesioner
5. Seluruh kuesioner yang telah terisi, dipilah lagi responden sesuai nomor undian
yang telah dipilih sebagai responden dalam penelitian sebanyak 36 responden
6. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kemudian diberikan skor yang sesuai.
7. Berdasarkan skor yang didapat, kemudian dikaji jumlah lansia dengan insomnia.
4.7.4 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(cermat, lengkap dan sitematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2013).
Instrumen harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar dokumentasi dan lembar observasi
yang berisikan data responden dan hasil pengamatan selama penelitian. Sebelum
mengisi instrumen, responden diminta kesediannya dan diberi inform consent.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelompok Studi Psikiatri
Biologik Jakarta - Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS). KSPBJIRS digunakan
untuk mengukur tingkat insomnia lansia. Kuesioner KSPBJ-IRS berupa daftar
pertanyaan mengenai kesulitan untuk memulai tidur, terbangun pada malam hari,
terbangun lebih awal atau dini hari, merasa mengantuk pada siang hari, sakit
kepala pada siang hari, merasa kurang puas terhadap tidur, merasa kurang nyaman
atau gelisah saat tidut, mendapati mimpi buruk, badan terasa lemah, letih, kurang
tenaga setelah tidur, jadwal jam tidur sampai bangun tidak beraturan, tidur selama
enam jam dalam semalam. Peneliti memilih KSPBJ-IRS sebagai instrumen
penelitian dengan alasan bahwa instrumen KSPBJ-IRS memiliki pertanyaan yang
lebih aplikatif bila digunakan pada lansia. KSPBJ-IRS memiliki 11 pertanyaan
yang dirasa tidak memberatkan lansia dalam menjawab dibanding kuesioner 45
insomnia lainnya yang ditemukan peneliti seperti Pittsburg Sleep Quality Index
(PSQI) yang terdapat banyak pertanyaan sehingga dirasa akan menyulitkan lansia
dalam menjawab pertanyaan kuesioner.

4.7.5 Uji Validitas dan Reliabilitas


4.7.5.1 Uji Validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Nursalam, 2011).
Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment :
𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋). (∑𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√𝑛. {∑𝑋 2 − (∑𝑋)²} . {𝑛. ∑𝑌 2 − (∑𝑌 2 )}

Keterangan : r hitung = Koefisien korelasi


∑Xi = Koefisien Skor item
∑Yi = Koefisien total (item)
n = Jumlah responden
Hasil uji validitas untuk variabel tentang kuesioner pengukuran insomnia
pada lansiadidapatkan r hitung > dari r tabel (0,632), sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian.
4.7.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010).

Penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Chonbach :


 k    b2 
r  1   2 
 k  1  t 

Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas instrument (cronbach alpha)
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
 b2 = Total Varians butir
 t2 = Total varians
Hasil uji reliabilitas pada semua variabel(insomnia pada lansia) memiliki
nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari nilar r tabel (0,632). sehingga dapat
disimpulkan bahwa kuisioner tersebut reliabel.

4.8 Pengelolaan Data


4.8.1 Editing
Kuesioner yang sudah diisi oleh responden terlebih dahulu dilakukan
editing untuk mengecek kebenaran data berdasarkan pengisian lembar kuesioner.
Pada tahap editing ini peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data yang ada.
Apabila masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner dikeluarkan (drop out).

4.8.2 Coding
Coding merupakan mengklasifikasikan jawaban – jawaban dari para
responden ke dalam bentuk angka atau bilangan. Tujuannya untuk mempermudah
pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data (Setiadi, 2013).
Pemberian Kode dalam penelitian ini, yaitu :
1. Responden
Responden 1 : Kode 1
Responden 2 : Kode 2, dan seterusnya.
2. Jenis Kelamin
Laki – laki : Kode 1
Perempuan : Kode 2
3. Usia
60-74 Ahun : Kode 1
60-75 74-90 tahun : Kode 2
60-76 >90 tahun : Kode 3
4. Tingkat Insomnia
Tidak Insomnia : Kode 1
Insomnia Ringan : Kode 2
Insomnia Sedang : Kode 3
Insomnia Berat : Kode 4
4.8.3 Scoring
Scoring adalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
(Arikunto, 2010). Lembar kuiesioner tentang Pengaruh Terapi Relaksasi Otot
Progresif terhadap Perubahan Tingkat Insomnia pada Lansia di Posyandu Lansia
Kelurahan Tlogomas KotaMalang yaitu untuk mengetahui kategori insomnia
responden terdiri dari 11 item pertanyaandan pemberian skoring 1= tidak pernah,
2=kadang-kadang, 3=sering dan 4=selalu kemudian dijumlahkan. Nilai
maksimal=44, nilai minimal=11.
𝑠𝑝
Nilai akhir :𝑠𝑚 x 100%
Keterangan:
SP : Skor yang didapat
SM : Skor maksimal
Dari hasil penilaian yang didapat, maka tingkat insomnia lansiadapat
dikategorikan sebagai berikut (Iwan, 2009):
1. Tidak insomnia : 11-19
2. Insomnia Ringan : 20-27
3. Insomnia Sedang : 28-36
4. Insomnia Berat : 37-44

4.8.4 Data entry atau Tabulating


Sebelum data diklasifikasi, data dikelompokkan terlebih dahulu untuk
kepentingan penelitian ini. Selanjutnya data ditabulasikan sehingga diperoleh
frekuensi dari masing-masing kelompok pertanyaan.

4.9 Analisa Data


Analisis data dalam proposal menggunakan analisa data pearson product moment
dengan syarat data harus berdistribusi normal. Bila data tidak berdistribusi normal, maka
diupayakan untuk melakukan transformasi data agar data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan didapatkan data tidak berdistribusi
normal, maka peneliti memilih uji alternatif dengan menggunakan uji kolerasi spearman
rank (Sopiyudin, 2014).
Langkah-langkah melakukan uji korelasi spearman adalah sebagai berikut:
1. Membuat hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan kecemasan dengan kualitas
tidur pada mahasiswa program studi diploma III semester VI di STIKes Kendedes
Malang
2. Menentukan skala interval
3. Data tidak berdistribusi normal
4. Jumlahkan skor item-item di tiap variabel untuk mendapatkan skor total variabel
(misalnya cari skor total variabel X dengan menotalkan item-item variabel X).
5. Lakukan rangking skor total x (rx) dan rangking skor total y (ry)
6. Cari nilai d2 yaitu kuadrat d (selisih – ry):
6Σd²
rs = 1-
n(n² - 1)
Keterangan :
rs : Koefisien korelasi spearman
Σd² : Total kuadrat selisih antar ranking
n : jumlah sampel penelitian
Nilai korelasi Spearman hitung (rs) lalu diperbandingkan dengan Spearman
Tabel (rs tabel). Keputusan diambil dari perbandingan tersebut, jika rs hitung > rs tabel,
H0 ditolak dan H1 diterima, jika rs hitung < = rs tabel, H0 diterima, H1 ditolak.
Pengambilan keputusan dari contoh di atas adalah karena rs hitung > rs tabelmaka, H0
ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y
Ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila r = -1 artinya
korelasi negatif sempurna, r= 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya
sempurna positif (kuat) atau dengan kata lain, koefisien korelasi itu bergerak antara
0,000 sampai +1,000 atau diantara 0,000 sampai -1,000, tergantung kepada arah
korelasi, nihil, positif, atau negatif. Koefisien yang bertanda positif menunjukan arah
korelasi yang positif. Koefisien yang bertanda negatif menunjukan arah korelasi yang
negative, sedang kankoefisien yang bernilai 0,000 menunjukan tidak adanya korelasi
antara X dan Y, sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r
sebagai berikut (Nursalam, 2015):
Tabel 4.5 Penilaian hubungan antara valiabel x dengan y dengan diinterpretasi
kolerasi
Koefision Kekuatan Hubungan
0,00 Tidak ada hubungan
0,01 – 0,09 Hubungan kurang berarti
0,10 – 0,29 Hubungan lemah
0,30 – 0,49 Hubungan moderat
0,50 – 0,69 Hubungan kuat
0,70 – 0,89 Hubungan sangat kuat
>0,90 Hubungan mendekati sempurna

4.10 Etika Penelitian


4.10.1 Informed consent s (Lembar persetujuan )
Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, calon responden
diberi penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan.
Apabila calon responden bersedia untuk diteliti maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut, dan jika calon responden menolak
untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap
menghormatinya.

4.10.2 Confidentiality (Kerahasiaan)


Informasi yang telah diteliti dapat dikumpulkan dari objek dan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan saya
laporkan dari hasil penelitian.

4.10.3Anonimity (Tanpa nama)


Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti tidak
mencantumkan nama terang responden pada lembar kuisioner pengukuran
kecemasan dan kualitas tidur, cukup dengan memberi kode pada masing-masing
lembar kuisioner dan inisial tersebut.

Вам также может понравиться