Вы находитесь на странице: 1из 7

72

BAB IX
PENGUJIAN SHEAR BOND STRENGTH

9.1. Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara mencari Shear Bond Strength
2. Mengetahui penambahan zat additif pada Shear Bond Strength
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Shear Bond Strength

9.2. Teori Dasar


Shear bond strength didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam
menahan tekanan yang berasal dari berat casing atau menahan tekanan
dalam arah yang vertikal. Sedangkan pada compressive strength adalah
kekuatan semen dalam menahan tekanan yang berasal dari arah horizontal.
Pada lubang pemboran, semen sangat dipengaruhi oleh pembebanan
trixial yang kompleks dan failure stress merupakan pembebanan utama dari
penelitian untuk standar compressive strength, dari ikatan antara semen
dengan casing atau semen dengan formasi batuan. Untuk itulah dilakukan
pengukuran shear bond strength pada semen.
Penilaian penyemenan umumnya berdasarkan compressive strength
atau tensile strength dari batuan semen, dengan asumsi bahwa materialnya
memenuhi syarat untuk pembentukan strength yang baik serta menghasilkan
suatu ikatan yang kuat. Pada kenyataan di lapangan bahwa asumsi di atas
tidak selalu benar, maka diperlukan suatu pengujian di laboratorium
terhadap kualitas semen.
Untuk mencapai hasil penyemenan yang diinginkan maka strength
semen harus mampu untuk melindungi dan menyokong casing, menahan
tekanan hidrolik tinggi tanpa terjadi perekahan, menahan goncangan selama
operasi pemboran dan perforasi, menyekat lubang dari fluida formasi yang
korosif, dan menyekat antar lapisan yang permeabel. Shear bond strength
terukur antara semen dengan dinding formasi dan semen dengan dinding
73

casing. Kekuatan ikat semen terhadap dinding casing sangat dipengaruhi


oleh dinding casing seperti saat pengukuran shear bond strength yang
dilakukan karena pada saat pengukuran compressive strength tidak
menunjukkan harga shear strength dari ikatan antara semen dengan casing
atau semen dengan formasi batuan.
Pengukuran shear bond strength di laboratorium dilakukan dengan
menggunakan Hydraulic Press. Pengukuran shear bond strength dapat
diketahui dengan melihat harga tekanan pada saat terjadi peretakan (pecah)
menyilang dari sampel yang diuji, dimana harga pembebanan diatur
tergantung pada antisipasi harga strength dari sampel semen
Untuk mencapai hasil penyemenan yang diinginkan maka strength
semen harus mampu untuk :
 Melindungi dan menyokong casing.
 Menahan tekanan hidrolik tinggi tanpa terjadi perekahan.
 Menahan goncangan selama operasi pemboran dan perforasi .
 Menyekat lubang dari fluida formasi yang korosif.
 Menyekat antar lapisan yang permeabel.
.

9.3. Peralatan dan Bahan


9.3.1.Peralatan
1. Hydraulic Pump
2. Motor
3. Bearing Block Hydraulic Mortar
4. Manometer
5. Mold Silinder
6. Batang Pendorong
74

Gambar 9.1. Hydraulic Pump

9.3.2.Bahan
1. Semen
2. Bentonite
3. NaCl
4. Air

9.4. Prosedur Percobaan


1. Membersihkan permukaan sampel dan permukaan mold dari tetesan
air dan pasir atau gerusan butiran semen agar tidak menempel pada
bering block mesin penguji.
2. Meletakkan mold silinder yang berisi sampel semen pada holder
silinder penyangga yang yang didudukkan pada bearing block
hydraulic bagian bawah. Posisi sampel harus berdiri vertikal.
3. Mendudukan pendorong pada permukaan sampel semen dan turunkan
posisi bearing block hydraulic bagian atas dengan memutar tangki
pengontrol spiral.
4. Memperkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari
20 detik dan tidak lebih dari 80 detik. Jangan lakukan pengaturan
(pembetulan) pada kontrol testing motor selama pembebanan sampai
jadi pergeseran sampal semen dari casing sampel.
5. Mencatat harga pembebanan geser maksimum, kemudian shear bond
strength dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
75

SBS = k x p [A1 / (π D h)]

Dimana :
SBS = Shear bond strength, psi
A1 = Luas Bearing Block Hydraulic Mortar, in2
D = Diameter dalam casing sampel (semen), in
h = Tinggi sampel semen,in
p = Pembebanan maksimum, psi
k = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (t)
terhadap diameter (d)

Penentuan nilai Konstanta koreksi dapat menggunakan tabel 9.2.


Perbandingan t/d terhadap Koefisien faktor.
76

9.5. Analisa dan Perhitungan


9.5.1.Analisa
Tabel 9.1. Hasil Pengujian Shear Bond Stremgth
Additive P (Pembebanan Diameter Shear Bond
Semen Air D Koefisien
Bentonite NaCl Maksimum), Bearing r1 (in) A1 (in) h (in) t (in) t/D Strength
(gr) (ml) (in) faktor (K)
(gram) (gram) Psi (in) (psi)
600 276 0 261 6,5 0,96 3.25 33.166 2.04 1,614 1,681 0,974 1370,828
600 276 0,5 254 6,5 1,01 3.25 33.166 2.55 1,614 1,598 0,968 1007,125
600 276 1 253 6,5 1,06 3.25 33.166 3.05 1,614 1,523 0,962 794,1876
600 276 1,5 246 6,5 1,11 3.25 33.166 3.52 1,614 1,454 0,954 635,6415
600 276 2 239 6,5 1,16 3.25 33.166 4.03 1,614 1,392 0,947 510,7529
600 276 2,5 235 6,5 1,21 3.25 33.166 4.37 1,614 1.384 0,94 466,5222
600 276 3 233 6,5 1,26 3.25 33.166 5.04 1,614 1,282 0,934 363,0608
600 276 3,5 230 6,5 1,31 3.25 33.166 5.57 1,614 1,232 0,926 307,9129
600 276 1,5 141 6,5 0,96 3.25 33.166 1.72 1,614 1,681 0,974 878,3412
600 276 2 150 6,5 1,01 3.25 33.166 2.26 1,614 1,598 0,968 671,0777
600 276 2,5 151 6,5 1,06 3.25 33.166 2.74 1,614 1,523 0,962 527,6291
600 276 3 171 6,5 1,11 3.25 33.166 3.29 1,614 1,454 0,954 472,7374
600 276 3,5 183 6,5 1,16 3.25 33.166 3.74 1,614 1,391 0,947 421,4029
600 276 4 203 6,5 1,21 3.25 33.166 4.25 1,614 1,334 0,94 414,3745
600 276 4,5 221 6,5 1,26 3.25 33.166 4.74 1,614 1,281 0,934 366,1574
600 276 6 225 6,5 1,31 3.25 33.166 5.25 1,614 1,232 0,926 319,5292
77

Tabel 9.2. Perbandingan t/d Terhadap Koefisien Faktor


t/d Koefisien Faktor
1.75 0,98
1.5 0,96
1.25 0,93
1 0,87

9.5.2.Perhitungan
Diameter bearing = 6.5 in
Jari-jari bearing = 3.25 in
Semen + 0.5 gr bentonite
Tinggi = 4.1 cm = 1,614 in
d = 0,96 in
P = 261 psi
t/d = (1.614 in/0,96 in) = 1,681

1.75

1.681

1.5

0.98 x 0.96


0.00138 = 0.245 – 0.25x
1.5 x = 0.974
k = 0.974

A1 = . r2 = 3.14.(3,25)2 = 33.166 in2


SBS  k P  At / ( D h )
= 0.974 x 261 psi x {33,166 in2 / (3.14 x 0.96 in x 2.04 in)}
= 1370,828 psi

9.6. Pembahasan
Pengukuran shear bond strength dari suspensi semen dilakukan agar
mengetahui kekuatan ikat dari semen terhadap dinding casing atau semen
dengan dinding formasi. Pada percobaan ini ada dua jenis additif yang
digunakan yaitu bentonite dan NaCl.
78

Grafik 9.1. Penambahan Additif Vs Shear Bond Strength

Shear bond strength merupakan kemampuan semen menahan tekanan


secara vertikal yang digunakan untuk menahan tekanan karena berat casing
dalam pengujiannya semen bubur semen yang digunakan ditambah dengan
additif bentonite dan NaCl. Strength pada semen terbagi dua yaitu
compressive strength dan shear bond strength. Compressive strength adalah
kekuatan semen dalam menahan tekanan yang berasal dari arah horizontal.
Sedangkan shear bond strength adalah kekuatan semen dalam menahan
tekanan – tekanan dari arah vertikal.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa additif menurunkan harga shear
bond strength. Dan dapat dilihat bahwa bentonite menurunkan shear bond
strength lebih cepat dibandingkan NaCl. Hal ini dibuktikan saat penambahan 2
gr bentonite didapatkan harga shear bond strength lebih kecil (510,7529 psi)
dibandingkan NaCl (671,0777 psi).

9.7. Kesimpulan
1. Penentuan harga Shear Bond Strength bisa dengan persamaan SBS = k
x p x (A1/π x D x h)
2. Penambahan additif dapat mengurangi nilai Shear Bond Strength
3. Faktor yang mempengaruhi Shear Bond Strength adalah ketinggian ,
luas penampang , pembebanan , dan diameter

Вам также может понравиться