Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Konon legenda tersebut bermula dari sebuah cerita adanya sebuah pesta perkawinan
dari salah satu keluarga. Pesta perkawinan tersebut diselenggarakan dengan sangat meriah,
serta dihibur dengan iringan music tanjidor sebagaimana lazimnya pesta perkawinan di desa-
desa lain. Dalam perkawinan itu dihadiri oleh keluarga-keluarga dekat dan jauh, serta seluruh
tetangga dalam desa tersebut. Kecuali itu juga diundang para tamu undangan desa lain yang
terdiri dari pemuka masyarakat desa tetangga.
Dengan rasa kecewa dan penuh tanda Tanya perempuan tua tersebut merasa heran
mengapa dirinya tak disapa sedikit pun oleh yang punya hajad. Perasaan kecewanya semakin
memuncak dengan setelah menyaksikan meriahnya acara, dan lezatnya hidangan yang disa-
jikan kepada para tamu, sementara perempuan tua tersebut tak disapa sedikit pun.
Dengan penuh rasa sedih dan kecewa ia pulang ke gubug reotnya yang tak seberapa
jauh dari lokasi hajatan tersebut. Kemudian dipanggilah kucing kesayangannya, lalu ditangkap
kemudian di bajuilah kucing tersebut dengan baju kecil berwarna merah. Kemudian kucing
tersebut dibawa ke tempat hajatan dan dilepasnyalah kucing tersebut diatas tarup pada saat
para undangan sedang menikmati hidangan makan siang.
Pada saat itulah langit berubah menjadi gelap, suasana yang hingar bingar keramaian
pesta menjadi sunyi senyap, tarup yang dihiasi berbagai lukisan dan bunga-bungaan berubah
menjadi batu. Hingga sekarang tempat tersebut masih terhampar seperti tarup memanjang
dari arah utara menuju tepian sungai yang menunju Desa Sasak Kecamatan Sajingan dengan
nama BATU BETARUP.