Вы находитесь на странице: 1из 9

PENGARUH SUPERVISI KLINIS TERHADAP KEMAMPUAN GURU

MELAKSANAKAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN


DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Made Artini, Nyoman Dantes, I Made Yudana
Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: (made.artini, nyoman dantes, I made yudana) @pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan supervisi klinis terhadap kemampuan
guru dalam menyusun RPP dan mengelola proses pembelajaran pada guru SD di Gugus VIII Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng. Pada pelaksanaan Kurikulum 2013 kemampuan guru melaksanakan
pengelolaan proses pembelajaran masih kurang. Hal ini disebabkan karena guru belum mendapatkan
bimbingan yang optimal. Subjek penelitian sebanyak 19 orang guru kelas IV, V, dan VI di Gugus VIII
Kecamatan Sawan. Pengumpulan data dilakukan dengan panduan observasi untuk mengumpulkan data
tentang kemampuan guru menyusun RPP dan mengelola proses pembelajaran. Data dianalisis dengan
menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif dan uji t. Hasil analisis data menunjukkan 1) terdapat
pengaruh penerapan supervisi klinis terhadap kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pada guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, dengan kategori
sebelum guru diberikan tindakan cukup baik, setelah tindakan sangat baik, 2) terdapat pengaruh
penerapan supervisi klinis terhadap kemampuan mengelola proses pembelajaran pada guru SD di
Gugus VIII Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, dengan kategori sebelum tindakan cukup baik,
setelah tindakan baik. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan setelah penerapan supervisi
klinis kemampuan guru melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran dalam rangka pelaksanaan
Kurikulum 2013 dapat meningkat.

Kata Kunci: supervisi klinis, pengelolaan proses pembelajaran

ABSTRACT

This thesis aimed at investigating the influence of clinical supervision implementation to the competence
of elementary school teachers in Gugus VIII Sawan Sub district Buleleng Regency in making lesson plan
and managing learning process. In conducting Curriculum 2013, teachers’ competency in managing
learning process is still insufficient. It is because teachers have not acquired optimum guidance/ The
subjects of the study were 19 teachers who are the teachers of class IV, V, and VI in Gugus VIII Sawan
Sub district. Data collection was done by implementing observation method to collect data about
teachers’ competence in making lesson plan and managing learning process. The data was analyzed by
using the formulas of descriptive statistics and T-test. The result shows that 1) there is an influence of
clinical supervision implementation to the competence of elementary school teachers in Gugus VIII
Sawan Sub district Buleleng Regency in making lesson plan, in which before being implemented it was
categorized as sufficient, after being implemented it becomes excellent, 2) there is an influence of clinical
supervision implementation to the competence of elementary school teachers in Gugus VIII Sawan Sub
district Buleleng Regency in managing learning process, in which before being implemented it was
categorized as sufficient, after being implemented it becomes good. From those results, it can be
concluded that after the implementation of clinical supervision, teachers’ competency in conducting
learning process management in accordance to Curriculum 2013 implementation is able to increase.

Keywords : clinical supervision, learning process management


PENDAHULUAN globalisasi dan berbagai isu yang terkait
Pola umum kegiatan pembelajaran dengan masalah lingkungan hidup,
adalah terjadinya interaksi antara guru kemajuan teknologi dan informasi,
dengan peserta didik, dengan bahan atau kebangkitan industri kreatif dan budaya,
materi pembelajaran sebagai perantaranya. dan perkembangan pendidikan di tingkat
Guru yang mengajar dan peserta didik yang internasional, c) Penyempurnaan pola pikir
belajar. Tugas guru ingin menciptakan yaitu pola pembelajaran yang berpusat
lingkungan belajar yang bermakna bagi pada guru menjadi pembelajaran berpusat
peserta didik. Setiap guru ingin berhasil pada peserta didik, pola pembelajaran satu
dalam mengajar. Dalam proses arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran terjadi proses transformasi pembelajaran interaktif (interaktif guru-
materi pelajaran dari guru kepada siswa. peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
Dalam proses transformasi ini guru harus sumber/media lainnya), pola pembelajaran
memiliki pedoman atau patokan materi apa terisolasi menjadi pembelajaran secara
yang harus disampaikan kepada siswa. jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu
Pedoman tersebut adalah kurikulum. dari siapa saja dan dari mana saja yang
Kurikulum merupakan rencana dan dapat dihubungi serta diperoleh melalui
pengaturan materi atau bahan belajar yang internet), pola pembelajaran pasif menjadi
akan diberikan kepada siswa serta cara- pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
cara yang dapat digunakan dalam proses siswa aktif mencari semakin diperkuat
pembelajaran. Guru harus mampu dengan model pembelajaran pendekatan
menerjemahkan dan menjabarkan isi sains), pola belajar sendiri menjadi belajar
kurikulum, kemudian menntransformasikan kelompok (berbasis tim), pola pembelajaran
kepada siswa melalui proses pembelajaran. alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
Kurikulum sebagai program belajar bagi alat multimedia, pola pembelajaran
siswa harus memiliki tujuan yang ingin berbasis massal menjadi kebutuhan
dicapai. Kurikulum dan guru merupakan pelanggan (users) dengan memperkuat
sebuah paket yang tidak dapat dipisahkan pengembangan potensi khusus yang
satu dengan yang lain. Guru yang tidak dimiliki setiap peserta didik, pola
berpedoman pada kurikulum bagaikan pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal
seorang buta yang berjalan tanpa (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu
menggunakan tongkat. Seorang guru harus pengetahuan jamak (multidisciplines), dan
memahami apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran pasif menjadi
kurikulum serta dapat menganalisis dan pembelajaran kritis, d) Penguatan Tata
melaksanakananya dalam proses Kelola Kurikulum, yaitu tata kerja guru yang
pembelajaran. bersifat individual diubah menjadi tata kerja
Pada tahun pelajaran 2014/2015 yang bersifat kolaboratif, penguatan
diberlakukan kurikulum 2013 bagi seluruh manajeman sekolah melalui penguatan
jenjang satuan pendidikan, sehingga kemampuan manajemen kepala sekolah
diperlukan kesiapan sekolah dan guru sebagai pimpinan kependidikan
untuk melaksanakannya. (educational leader), dan, penguatan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan sarana dan prasarana untuk kepentingan
dan Kebudayaan No. 67 tahun 2013 manajemen dan proses pembelajaran, e)
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Penguatan Materi yang dilakukan dengan
Kurikulum SD/MI, Kurikulum 2013 cara pendalaman dan perluasan materi
dikembangkan berdasarkan faktor-faktor, yang relevan bagi peserta didik.
yaitu a) Tantangan Internal antara lain Kurikulum 2013 bertujuan untuk
terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan mempersiapkan manusia Indonesia agar
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
kepada 8 (delapan) Standar Nasional dan warga negara yang beriman, produktif,
Pendidikan dan perkembangan penduduk kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
Indonesia dilihat dari pertumbuhan berkontribusi pada kehidupan
penduduk usia produktif, b) Tantangan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
Eksternal antara lain terkait dengan arus peradaban dunia” (Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 tahun Menurut Purwanto (2006:76) ”supervisi
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur adalah segala bantuan dari para pemimpin
Kurikulum SD/MI). Berdasarkan tujuan sekolah, yang tertuju kepada
tersebut, maka diperlukan kemampuan perkembangan kepemimpinan guru-guru
guru untuk melaksanakan kurikulum 2013 dan personel sekolah lainnya di dalam
dari aspek menyusun RPP, mengelola mencapai tujuan-tujuan pendidikan”.
proses pembelajaran, dan menyusun Bantuan itu dapat berupa dorongan,
penilaian. bimbingan,dan kesempatan bagi
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan keahlian, dan kecakapan
pada saat guru melaksanakan proses guru-guru, bimbingan dalam usaha dan
pembelajaran juga terlihat guru menjadi pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan
pusat informasi. Pada pelaksanaan didalam pendidikan dan pengajaran,
Kurikulum 2013, peran guru sebagai pusat pemilihan alat-alat pelajaran dan metode.
informasi sudah mulai ditinggalkan, dan metode mengajar yang lebih haik, cara-cara
mulai dengan meningkatkan aktivitas siswa penilaian yang sistematis terhadap fase
untuk menggali informasi. Guru hanya seluruh proses pengajaran, dan
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. sebagainya. Sedangkan supervisi klinis
Sesungguhnya semua guru adalah suatu proses bimbingan yang
mempunyai kemampuan yang lebih besar bertujuan untuk membantu
daripada yang mereka tunjukkan jika benar- mengembangkan profesional guru/calon
benar diberi kesempatan, bimbingan, dan guru khususnya dalam penampilan
jalan untuk mengembangkan kemampuan- mengajar berdasarkan observasi dan
kemampuannya tersebut. Selain dalam analisis data secara teliti dan obyektif
proses pembelajaran, peranan guru dalam sebagai pegangan untuk perubahan tingkah
kelas maupun dalam proses administrasi laku mengajar.
pendidikan tidak kalah penting, sehingga Menurut Yudana (2011:74) supervisi
guru perlu diberikan bantuan sesuai dengan klinis berlangsung dalam bentuk hubungan
kebutuhannya untuk mengatasi kelemahan tatap muka antara supervisor dan guru,
atau kekurangan dalam proses tujuan supervisi klinik itu adalah untuk
pembelajaran maupun administrasi pengembangan profesional guru. Kegiatan
pembelajaran, sehingga guru dapat supervisi klinis ditekankan pad aspek-aspek
meningkatkan keterampilan mengajar dan yang menjadi perhatian guru serta
sikap profesionalisme. observasi kegiatan pengajaran di kelas,
Fenomena di atas, menunjukkan observasi harus dilakukan secara cermat
adanya masalah yang dihadapi guru dalam dan mendetail, analisis terhadap hasil
melaksanakan proses dan administrasi observasi harus dilakukan bersama antara
pembelajaran. Ada beberapa aspek yang supervisor dan guru dan hubungan antara
harus untuk diperhatikan dalam memilih supervisor dan guru harus bersifat kolegial
dan menggunakan strategi membelajarkan bukan autoritarian.
pada peserta didik antara lain : (a) Sahertian (2000:38) mengemukakan
kompetensi atau indikator hasil belajar yang ciri-ciri supervisi klinis ditinjau dari segi
harus dikuasai peserta didik, (b) pelaksanaannya sebagai berikut.
karakteristik bahan ajar, (c) kelas size (1) Dalam supervisi klinis, tercipta
dalam arti jumlah peserta didik dalam satu hubungan manusiawi sehingga guru-
rombongan belajar, (d) media dan alat guru memiliki rasa aman. Dalam
bantu yang tersedia, (e) suasana dan iklim, hubungan ini bantuan yang diberikan
serta (f) interaksi guru dengan peserta tidak bersifat instruksi atau
didik. memerintah. Dengan terciptanya rasa
Untuk membantu guru dalam aman diharapkan adanya kesediaan
meningkatkan profesionalisme baik dalam untuk menerima perbaikan.
mengajar maupun dalam membuat (2) Apa yang akan disupervisi itu timbul
administrasi pembelajaran (RPP), dari harapan dan dorongan dari guru
pengawas sekolah dapat memberikan sendiri karena dia memang
supervisi klinis. membutuhkan bantuan itu.
(3) Satuan tingkah laku mengajar yang memecahkan masalah yang dihadapinya,
dimiliki guru merupakan satuan yang memiliki sikap terbuka dan tanggap
terintegrasi. Harus dianalisis sehingga terhadap setiap pendapat guru, mau dan
terlihat kemampuan apa, keterampilan mampu memperlakukan guru sebagai
apa yang spesifik yang harus kolega yang memerlukan bantuannya.
diperbaiki. Sedangkan dampak bagi guru yaitu
(4) Suasana dalam pemberian supervisi perubahan sikap dari guru sebagai
adalah suasana yang penuh seseorang yang mampu mengambil
kehangatan, kedekatan, dan prakarsa untuk menganalisis dan
keterbukaan. mengembangkan dirinya dan bersikap
(5) Supervisi yang diberikan tidak saja terbuka dan obyektif dalam menganalisis
pada keterampilan mengajar tapi juga dirinya.
mengenai aspek-aspek kepribadian Berdasarkan latar belakang di atas,
guru, misalnya motivasi terhadap maka diadakan penelitian dengan judul
gairah mengajar. Pengaruh Supervisi Klinis terhadap
(6) Instrumen yang digunakan untuk Kemampuan Guru Melaksanakan
observasi disusun atas dasar Pengelolaan Proses Pembelajaran dalam
kesepakatan antara supervisor dan Rangka Pelaksanaan Kurikulum 2013
guru. (Studi pada Para Guru SD Gugus VIII
(7) Balikan yang diberikan harus secepat Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng).
mungkin dan sifatnya objektif. Rumusan masalah yang diajukan
(8) Dalam percakapan balikan seharusnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
datang dari pihak guru lebih dulu, 1. Apakah terdapat pengaruh penerapan
bukan dari supervisor. supervisi klinis terhadap kemampuan
guru dalam menyusun Rencana
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di Pelaksanaan Pembelajaran pada guru
di Gugus VIII Kecamatan Sawan, supervisi SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
klinis diharapkan mampu meningkatkan Kabupaten Buleleng?
kesiapan guru SD di Gugus VIII 2. Apakah terdapat pengaruh penerapan
Kecamatan Sawan untuk melaksanakan supervisi klinis terhadap kemampuan
Kurikulum 2013. Supervisi klinis adalah guru dalam mengelola proses
suatu proses bimbingan yang bertujuan pembelajaran pada guru SD di Gugus
untuk membantu pengembangan VIII Kecamatan Sawan Kabupaten
profesional guru, khususnya dalam Buleleng?
pelaksanaan proses pembelajaran.
Sehubungan dengan kemampuan guru Adapun hipotesis yang diajukan dalam
melaksanakan kurikulum 2013, supervisi penelitian ini adalah sebagai berikut.
klinis dilakukan dengan tujuan 1. Terdapat pengaruh penerapan
meningkatkan kemampuan guru dalam supervisi klinis terhadap kemampuan
merencanakan pembelajaran yang sesuai guru dalam menyusun Rencana
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Pelaksanaan Pembelajaran pada guru
Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
Standar Proses. Peningkatan kemampuan Kabupaten Buleleng.
guru melalui supervisi klinis dilakukan 2. Terdapat pengaruh penerapan
dengan azas kolegalitas, demokratis dan supervisi klinis terhadap kemampuan
saling berbagi pengalaman dengan guru guru dalam mengelola proses
lain, dengan pembina dari Pengawas pembelajaran pada guru SD di Gugus
Sekolah sehingga masalah rendahnya VIII Kecamatan Sawan Kabupaten
kinerja guru dapat teratasi. Buleleng.
Supervisi klinis memberikan dampak
pada supervisor maupun kepada guru. METODE PENELITIAN
Dampak bagi supervisor antara lain Penelitian ini menggunakan metode
memiliki keyakinan akan kemampuan guru eksperimen. Menurut Sukardi (2007;179)
untuk mengembangkan dirinya serta metode eksperimen merupakan metode
sistematis guna membangun hubungan terlebih dahulu dicari rerata, nilai tengah,
yang mengandung sebab akibat (Causal- nilai yang paling sering muncul, simpangan
effect relationship). Salah satu ciri penting baku, rentangan, dan varians. Setelah
suatu eksperimen adalah pengelompokan didapatkan hasil analisis tersebut,
secara random, sehingga hubungan kausal selanjutnya rerata skor kemampuan guru
yang terjadi memang disebabkan oleh melaksanakan kurikulum 2013 melalui
adanya perlakukan, bukan oleh faktor lain penerapan supervisi klinis dikonversikan
(Dantes, 2012; 94). Rancangan penelitian pada PAIT dengan kriteria sebagai berikut.
ini adalah one group pretest - posttest 1. (Mi + 1,5 SDi) < = sangat baik
design. Pemilihan design ini karena pada 2.(Mi + 0,5 SDi) < < (Mi + 1,5 SDi) = baik
penelitian ini akan memilih kelompok
secara rendom dan akan diberikan pretest 3. (Mi - 0,5 SDi) < < (Mi + 0,5 SDi) =
untuk mengetahui keadaan awal dari cukup baik
kelompok eksperimen serta diberikan 4.(Mi – 1,5 SDi) < < (Mi – 0,5 SDi) =
postest untuk setelah diberikan perlakuan kurang baik
(supervisi klinis). 5 < (Mi – 1,5 SDi) = sangat kurang
Sugiyono (2008;117) menyatakan
baik
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang
Setelah dilakukan analisis deskriptif,
mempunyai kualitas dan karakteristik
selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Namun
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
sebelum dilakukan uji hipotesis dicari
dipelajari dan kemudian ditarik
terlebih dahulu gain skor ternormalisasi
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
dengan rumus sebagai berikut.
ini adalah para guru SD kelas lanjut se
Gugus VIII Kecamatan Sawan dengan
Posttest - Pretest
jumlah 19 orang. Dikarenakan jumlah
GSn = x 100
populasi dalam penelitian ini hanya 19
SMI - Posttest
orang, maka seluruh populasi digunakan
sebagai sampel penelitian.
Metode yang digunakan untuk (Bruning, 1977:8)
mengumpulkan data penelitian ini adalah Setelah didapatkan gain score
observasi. Metode observasi digunakan ternormalisasi dari masing-masing
untuk mengumpulkan data tentang kinerja kelompok data, dilanjutkan dengan uji
guru yang meliputi menyusun RPP dan hipotesis dengan analisis uji-t dengan
mengelola proses pembelajaran. rumus sebagai berikut.
Metode observasi ini dilengkapi
dengan instrumen yang berupa format
observasi APKG 1 dan APKG 2.
Setelah data dalam penelitian ini
terkumpul maka selanjutnya dilakukan (Bruning, 1977:8)
analisis data. Data kemampuan guru Keterangan:
mengelola proses pembelajaran dalam
rangka pelaksanaan kurikulum 2013 = Rata-rata dari subjek penelitian
dianalisis menggunakan analisis statistik = Rata-rata dari populasi
deskriptif dan uji t. ΣX = Jumlah nilai
Metode analisis statistik deskriptif Σ X2 = Jumlah kuadrat
adalah “cara pengolahan data yang N = Subyek penelitian
dilakukan dengan penghitungan persentase
permunculan suatu fenomena atau Kriteria pengujian, Jika t hitung > t
respons, dan pencatatan perkembangan tabel (α = 5%) dengan uji satu pihak (one
maupun dokumen” (Dantes, 2012:157). tailed) tes dk = N – 1, maka H0 ditolak atau
Data yang dikumpulkan yaitu data skor sebaliknya. Uji ini dilakukan dengan
kemampuan guru melaksanakan kurikulum menggunakan program Microsoft Excel.
2013 melalui penerapan supervisi klinis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis deskriptif yang
telah dilakukan, data Posttest Variabel
Data yang telah didapatkan dalam kemampuan guru dalam menyusun
kegiatan penelitian, terlebih dahulu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada
dilakukan analisis deskriptif. Adapun hasil guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
dari analisis deskriptif yang telah dilakukan, Kabupaten Buleleng menunjukan skor
didapatkan hasil sebagai berikut. minimum = 102, skor maksimum = 119,
Tabel 01. Rekapitulasi Deskriptif Statistik rentangan = 16, rata-rata = 109,74, standar
Masing-Masing Variabel deviasi = 4,49, modus = 113, dan median =
Pretest Posttest
Pretest Posttest
110. Rata-rata data posttest variabel
Perencan Perenca kemampuan guru dalam menyusun
Proses Proses
aan naan
rencana pelaksanaan pembelajaran pada
Rerata 83.21 109.74 83.89 101.74
Median 82 110 83 102
guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
Modus 79 113 80 101
Kabupaten Buleleng adalah 109,74.
Std. Deviasi 7.78 4.49 4.01 2.58
Berdasarkan kategori yang telah dibuat,
rata-rata tersebut berada pada interval 100
Besaran 60.51 20.21 16.10 6.65
Rentangan 28 17 14 9
< , sehingga berada pada kategori sangat
Skor Terendah 73 102 78 96 baik.
Skor Tertinggi 101 119 92 105
Total 1581 2085 1594 1933 3. Deskripsi Data Pretest Variabel
Kemampuan Guru dalam Mengelola
1. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Proses Pembelajaran pada Guru SD
Guru Dalam Menyusun Rencana di Gugus VIII Kecamatan Sawan
Pelaksanaan Pembelajaran pada Guru Kabupaten Buleleng
SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
Kabupaten Buleleng Berdasarkan analisis deskriptif yang
telah dilakukan, data Pretest Variabel
Berdasarkan analisis deskriptif yang kemampuan guru dalam mengelola proses
telah dilakukan, data Pretest Variabel pembelajaran pada guru SD di Gugus VIII
kemampuan guru dalam menyusun Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada menunjukan skor minimum = 78, skor
guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan maksimum = 92, rentangan = 14, rata-rata
Kabupaten Buleleng menunjukan skor = 83,89, standar deviasi = 4,01, modus =
minimum = 73, skor maksimum = 101, 80, dan median = 83. Rata-rata data pretest
rentangan = 28, rata-rata = 83,21, standar variabel kemampuan guru dalam mengelola
deviasi = 7,78, modus = 79, dan median = proses pembelajaran pada guru SD di
82. Rata-rata data pretest variabel Gugus VIII Kecamatan Sawan Kabupaten
kemampuan guru dalam menyusun Buleleng adalah 83,89. Berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran pada kategori yang telah dibuat, rata-rata
guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan tersebut berada pada interval 70 < X < 89,
Kabupaten Buleleng adalah 83,21. sehingga berada pada kategori cukup baik.
Berdasarkan kategori yang telah dibuat,
rata-rata tersebut berada pada interval
66,66 < < 83,33 sehingga berada pada 4. Deskripsi Data Posttest Variabel
Kemampuan Guru dalam Mengelola
kategori cukup baik.
Proses Pembelajaran pada Guru SD
di Gugus VIII Kecamatan Sawan
2. Deskripsi Data Posttest Variabel
Kabupaten Buleleng
Kemampuan Guru dalam Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan analisis deskriptif yang
pada Guru SD di Gugus VIII
telah dilakukan, data Posttest Variabel
Kecamatan Sawan Kabupaten
kemampuan guru dalam mengelola proses
Buleleng
pembelajaran pada guru SD di Gugus VIII
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng
menunjukan skor minimum = 96, skor
maksimum = 105, rentangan = 9, rata-rata
= 101,74, standar deviasi = 2,58, modus =
101, dan median = 102. Rata-rata data
posttest variabel kemampuan guru dalam
mengelola proses pembelajaran pada guru
SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
Kabupaten Buleleng adalah 101,74.
Kriteria pengujian, Jika t hitung > t tabel
Berdasarkan kategori yang telah dibuat,
(α = 5%) dengan uji satu pihak (one tailed)
rata-rata tersebut berada pada interval 89 <
tes dk = N – 1, maka H0 ditolak atau
< 108, sehingga berada pada kategori
sebaliknya. Berdasarkan perhitungan di
baik. atas, t hitung didapatkan sebesar 5,63
sedangkan t tabel dengan dk = 19 – 1 = 18
sebesar 1,743. Hasil tersebut menunjukkan
Uji Hipotesis bahwa t hitung > t tabel sehingga dapat
1. Pengujian Hipotesis Pertama disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan supervisi klinis terhadap
Hipotesis pertama menyatakan bahwa: kemampuan guru dalam menyusun
Ha : Terdapat pengaruh penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada
supervisi klinis terhadap kemampuan guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
guru dalam menyusun Rencana Kabupaten Buleleng.
Pelaksanaan Pembelajaran pada
guru SD di Gugus VIII Kecamatan 2. Pengujian Hipotesis Kedua
Sawan Kabupaten Buleleng.
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan Hipotesis kedua menyatakan bahwa:
supervisi klinis terhadap kemampuan Ha : Terdapat pengaruh penerapan
guru dalam menyusun Rencana supervisi klinis terhadap kemampuan
Pelaksanaan Pembelajaran pada guru dalam mengelola proses
guru SD di Gugus VIII Kecamatan pembelajaran pada guru SD di Gugus
Sawan Kabupaten Buleleng. VIII Kecamatan Sawan Kabupaten
Pengujian hipotesis pertama Buleleng.
dilakukan dengan analisis uji-t. Adapun H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan
perhitungannya adalah sebagai berikut. supervisi klinis terhadap kemampuan
guru dalam mengelola proses
Diketahui: pembelajaran pada guru SD di Gugus
= 83 VIII Kecamatan Sawan Kabupaten
Buleleng.
= 65
Pengujian hipotesis kedua dilakukan
ΣX = 1578
dengan analisis uji-t. Adapun
Σ X2 = 134558
perhitungannya adalah sebagai berikut.
N = 19
Diketahui:
Aplikasi rumus: = 84
= 65
ΣX = 1593,2
Σ X2 = 137390,1
N = 19

Aplikasi rumus:
Kompetensi Pedagogik dan Kualitas
Pengelolaan Pembelajaran Para Guru di
Gugus IV SD Kecamatan Denpasar
Selatan, menunjukkan hasil bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan implementasi
pendekatan supervisi klinis secara simultan
terhadap wawasan kompetensi pedagogik
dan kualitas pengelolaan pembelajaran.

PENUTUP
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dan pembahasan dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
Pertama, terdapat pengaruh
Kriteria pengujian, Jika t hitung > t tabel
penerapan supervisi klinis terhadap
(α = 5%) dengan uji satu pihak (one tailed)
kemampuan menyusun Rencana
tes dk = N – 1, maka H0 ditolak atau
Pelaksanaan Pembelajaran pada para guru
sebaliknya. Berdasarkan perhitungan di
SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan
atas, t hitung didapatkan sebesar 5,70
Kabupaten Buleleng. Skor kemampuan
sedangkan t tabel dengan dk = 19 – 1 = 18
menyusun Rencana Pelaksanaan
sebesar 1,743. Hasil tersebut menunjukkan
Pembelajaran setelah guru diberikan
bahwa t hitung > t tabel sehingga dapat
supervisi klinis lebih tinggi dari pada
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
sebelum guru diberikan supervisi klinis.
penerapan supervisi klinis terhadap
Kategori kemampuan menyusun Rencana
kemampuan guru dalam mengelola proses
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum guru
pembelajaran pada guru SD di Gugus VIII
diberikan mengikuti supervisi klinis berada
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng.
pada kategori cukup baik, sedangkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kemampuan menyusun Rencana
penelitian yang dilakukan oleh Wirawan
Pelaksanaan Pembelajaran setelah guru
(2010), yang berjudul ”Peningkatan Kinerja
diberiksn supervisi klinis berada pada
Guru Kelas I Sekolah Dasar Melalui
kategori sangat baik.
Supervisi Klinis Pada Gugus IV Kecamatan
Kedua, terdapat pengaruh
Kubutambahan”, dengan tujuan untuk
penerapan supervisi klinis terhadap
mengetahui efektivitas supervisi klinis yang
kemampuan mengelola proses
diterapkan pada guru-guru kelas I sekolah
pembelajaran pada para guru SD di Gugus
dasar pada gugus IV (Cempaka Putih)
VIII Kecamatan Sawan Kabupaten
Kecamatan Kubutambahan telah
Buleleng. Kemampuan mengelola proses
memberikan hasil yang signifikan. Hasil
pembelajaran setelah guru diberikan
penelitian menunjukkan bahwa dengan
supervisi klinis lebih tinggi dari sebelum
kegiatan supervisi klinis yang dilakukan
guru diberikan supervisi klinis. Kategori
pengawas sekolah dasar dapat
kemampuan mengelola proses
meningkatkan kinerja guru. Atau efektivitas
pembelajaran sebelum guru diberikan
berada pada Mean 71,43 dengan kategori
supervisi klinis berada pada kategori cukup
cukup efektif, sedangkan setelah dilakukan
baik, sedangkan kemampuan mengelola
bimbingan Mean mencapai 80,71 dengan
proses pembelajaran setelah guru diberikan
kategori efektif. Guru-guru termotivasi untuk
supervisi klinis berada pada kategori baik.
melakukan perbaikan dan inovasi
Berdasarkan simpulan penelitian
pembelajaran di kelasnya.
yang telah dipaparkan, maka dapat
Penelitian yang dilakukan oleh
diajukan beberapa saran guna
Korma (2012) yang diterbitkan di Jurnal
peningkatkan kualitas pembelajaran
Pascasarjana Unsdiksha berjudul
sebagai berikut.
Pengaruh Implementasi Pendekatan
1. Kepada guru, disarankan meningkatkan
Supervisi Klinis Terhadap Wawasan
kemampuan dan keterampilannya dalam
persiapan melaksanakan kuriklum 2013 Purwanto, Ngalim. 2006. Administrasi dan
dan layanan belajar. Supervisi Pendidikan. Bandung:
2. Kepada kepala sekolah, hendaknya Remaja Rosdakarya.
berbagai kebijakan sekolah diupayakan
dengan optimal dalam rangka
pengembangan manajemen berbasis Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar dan
sekolah, dan sekaligus sebagai media Teknik Supervisi Pendidikan
strategis dalam menjalin kemitraan yang dalam Rangka Pengembangan
mutualis antara sekolah dengan pihak Sumber Daya Manusia. Jakarta:
lain, dalam upaya melakukan berbagai Rineka Cipta.
inovasi dan perbaikan-perbaikan kualitas
guru, serta peningkatan profesionalisme Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
staf (guru) di sekolahnya. Pendidikan, Pendekatan
3. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten, Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
dalam pengambilan kebijakan Bandung; Alfabeta.
pendidikan dalam pemberdayaan guru,
hendaknya mengupayakan para guru Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian
agar nantinya dapat menjadi tenaga Pendidikan. Jakarta: Bumi
pendidik yang berkualitas dan Aksara.
profesional di bidangnya masing-masing.
4. Kepada peneliti lain, penelitian ini dapat Wirawan, Made Purba. 2010. Peningkatan
menjadi acuan dasar dalam penelitian Kinerja Guru Kelas I Sekolah
lebih lanjut tentang efektivitas model ini, Dasar Melalui Supervisi Klinis
terhadap kemampuan dan keterampilan Pada Gugus IV Kecamatan
guru, melalui penerapan rancangan Kubutambahan, Jurnal
penelitian dan penggunaan instrumen Pendidikan Kerta Mandala Dinas
yang lebih reliabel dan valid. Pendidikan Kabupaten Buleleng,
Volume 3, No. 003, Oktober
DAFTAR RUJUKAN 2010, hal 73.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yudana, Made. 2011. Supervisi Akademik
Yogyakarta; Andi. dalam Peningkatan
Profesionalisme Guru. Singaraja.
Korma, I Wayan. 2012. Pengaruh Undiksha.
Implementasi Pendekatan
Supervisi Klinis Terhadap
Wawasan Kompetensi Pedagogik
dan Kualitas Pengelolaan
Pembelajaran Para Guru di
Gugus IV SD Kecamatan
Denpasar Selatan. Jurnal
Pascasarjana Undiksha. Volume
2 Nomor 2.

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 65 tahun 2013
tentang Standar Proses.

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 67 tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SD/MI.

Вам также может понравиться