Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB III

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Pada bab ini diuraikan rencana pemantauan yang akan dilakukan terus menerus,
sistematis, dan terencana terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk
digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penataan (compliance),
kecenderungan (trendline), dan tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan
lingkungan. Komponen atau indikator atau parameter lingkungan hidup yang
mengalami perubahan mendasar atau terkena dampak penting dan komponen atau
indikator atau parameter lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup
lainnya. Pemantauan dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap
komponen atau indikator atau parameter lingkungan hidup yang terkena dampak.
Dengan memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektifitas
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan. Elemen-elemen RPL
meliputi :
1. Dampak yang dipantau, yang terdiri atas jenis dampak yang terjadi,
komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang
dipantau, dan sumber dampak.
2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metoda
pengumpulan data, analisis data, lokasi pemantauan, waktu, dan frekuensi
pemantauan.
3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana
pemantauan, pengawas, dan penerima laporan pemantauan.

31
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Dampak Lingkungan Yang di Pantau
I Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan Sosialisasi
1 Keresahan 1. Semakin menurunnya Kegiatan Metode pengumpulan Berada di lokasi : 1. Observasi Instansi Instansi Instansi
Masyarakat intensitas keluhan Sosialisasi. data : 1. Desa Jangkaran partisipatif Pelaksana Pengawas Penerima
tentang rencana, 1. Observasi partisipatif 2. Desa Sindutan dilakukan pada yaitu yaitu Laporan
pembangunan bandara dengan melibatkan 3. Desa Palihan saat kegiatan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
internasional kulon wakil masyarakat 4. Desa Glagah dilaksanakan. Pura Lingkungan Kabupaten
progo. 2. Studi dokumentas 5. Desa Kebonrejo 2. Dokumentasi Indonesia Hidup Kulon
2. Semakin banyak 3. Survei pada aktifitas forum selaku Kulon Progo Progo,
pemilik lahan yang masyarakat terkena dilakukan Pemrakarsa dan Badan
menerima proses dampak menggunakan setiap bulan. Badan Lingkungan
pengadaan lahan, mulai kuesioner dan 3. Sosialisasi Lingkungan Hidup
dari proses penentuan wawancara dilakukan 3 Hidup Kabupaten
harga, pengukuran luas mendalam. bulan sekali. Provinsi Kulon
bersama pemilik, dan 4. Analisis data Yogyakarta progo,
pembayaran yang menggunakan metode Badan
dilakukan secara deskriptif kualitatif. Lingkungan
langsung. Hidup
Provinsi
Yogyakarta
2 Konflik sosial 1. Frekuensi penjelasan Kegiatan 1. Observasi partisipatif Berada di lokasi : 1. Observasi Instansi Instansi Instansi
dan tokoh masyarakat Sosialisasi. dengan melibatkan 1.Desa Jangkaran partisipatif Pelaksana Pengawas Penerima
yang dilibatkan. wakil masyarakat 2.Desa Sindutan dilakukan yaitu yaitu Laporan
2. Terbentuknya forum 2. Studi dokumentasi 3.Desa Palihan pada saat PT Angkasa Badan yaitu Bupati
komunikasi dan 3. Survei pada 4.Desa Glagah kegiatan Pura Lingkungan Kab. Kulon
intensitas masyarakat terkena 5.Desa Kebonrejo dilaksanakan. Indonesia Hidup Progo, B
pelaksamaannya. dampak menggunakan 2. Dokumentasi selaku Kulon Progo BLH
kuesioner dan aktifitas forum Pemrakarsa dan Kabupaten
wawancara dilakukan Badan Kulon progo
mendalam. setiap bulan. Lingkungan dan DIY
4. Analisis data 3. Sosialisasi Hidup
menggunakan metode dilakukan 3 Provinsi
deskriptif kualitatif. bulan sekali. Yogyakarta
32
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Kegiatan Pembebasan Lahan
1 Keresahan 1. Semakin banyak Kegiatan 1. Observasi partisipatif Berada di lokasi : Pemantauan Instansi Instansi Instansi
Masyarakat pemilik lahan Pembebasan dengan melibatkan 1.Desa Jangkaran dilaksanakan Pelaksana Pengawas Penerima
terdampak yang Lahan wakil masyarakat 2.Desa Sindutan selama tahap yaitu yaitu Laporan
memahami informasi 2. Studi dokumentasi 3.Desa Palihan prakonstruksi dan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
pelaksanaan pengadaan 3. Survei pada 4.Desa Glagah kemungkinan Pura Lingkungan Kabupaten
lahan. masyarakat terkena 5.Desa Kebonrejo masih Indonesia Hidup Kulon
2. Kesepakatan harga, dampak menggunakan berlangsung selaku Kulon Progo Progo,
pengukuran luas, dan kuesioner dan selama konstruksi Pemrakarsa dan Badan
pembayaran lahan. wawancara mendalam. proyek, Badan Lingkungan
4. Analisis data pemantauan Lingkungan Hidup
menggunakan metode dilakukan 3 Hidup Kabupaten
deskriptif kualitatif (tiga) bulan sekali Provinsi Kulon
sejak Yogyakarta progo,
masa sosialisasi Badan
dan prosedur Lingkungan
pembebasan Hidup
lahan dimulai. Provinsi
Yogyakarta
2 Konflik Sosial 1. Semakin menurunya Kegiatan 1. Observasi partisipatif Berada di lokasi : Instansi Instansi Instansi
intensitas keluhan Pembebasan dengan melibatkan 1.Desa Jangkaran Pelaksana Pengawas Penerima
tentang proses Lahan wakil masyarakat yaitu yaitu Laporan
pembebasan lahan 2. Studi dokumentasi PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Pura Lingkungan Kabupaten
Indonesia Hidup Kulon
selaku Kulon Progo Progo,
Pemrakarsa

33
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
3. Semakin banyaknya 3. Survei pada 2. Desa Sindutan Pemantauan dan Badan
pemilik lahan yang masyarakat terkena 3.Desa Palihan dilaksanakan Badan Lingkungan
menerima proses dampak menggunakan 4.Desa Glagah selama tahap Lingkungan Hidup
pembebasan lahan kuesioner dan 5.Desa Kebonrejo prakonstruksi dan Hidup Kabupaten
wawancara mendalam. kemungkinan Provinsi Kulon
Analisis data masih Yogyakarta progo,
menggunakan metode berlangsung Badan
deskriptif kualitatif selama konstruksi Lingkungan
proyek Hidup
pemantauan Provinsi
dilakukan 3 Yogyakarta
(tiga) bulan sekali
sejak sosialisai
dan prosedur
pembebasan
lahan dimulai.
Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja
1 Keresahan 1. Meningkatnya Mobilisasi 1. Observasi partisipatif 15 desa di wilayah Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
Masyarakat partisipasi masyarakat tenaga kerja dengan melibatkan studi : bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
lokal pada kegiatan untuk wakil masyarakat Desa jangkaran, selama tahap pra yaitu yaitu Laporan
sosialisasi konstruksi 2. Studi dokumentasi sindutan, palihan, konstruksi PT Angkasa Badan yaitu Bupati
2. Tersedianya media bandara 3. Survei pada glagah, kalidengen, Pura Lingkungan Kabupaten
pengumuman di balai masyarakat terkena plumbon, kedundang, Indonesia Hidup Kulon
desa dampak menggunakan demen, kulur, selaku Kulon Progo Progo,
3. Tidak adanya keluhan kuesioner dan kaligintung, temon Pemrakarsa dan Badan
wetan, temon kulon,
atau protes terhadap wawancara mendalam. Badan Lingkungan
kebon rejo, janten
proses penerimaan Analisis data Lingkungan Hidup
dan desa karang
tenaga kerja menggunakan metode Hidup Kabupaten
wuluh
4. Sosialisasi kemajuan deskriptif kualitatif Provinsi Kulon
dan rencana kegiatan Yogyakarta progo,
Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta

34
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2 Konflik sosial 1. Tidak adanya keluhan Mobilisasi 1. Observasi partisipatif 15 desa di wilayah Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
atau protes terhadap tenaga kerja dengan melibatkan studi : bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
proses penerimaan untuk wakil masyarakat Desa jangkaran, selama tahap pra yaitu yaitu Laporan
tenaga kerja konstruksi 2. Studi dokumentasi sindutan, palihan, konstruksi PT Angkasa Badan yaitu Bupati
2. Kesediaan masyarakat bandara 3. Survei pada glagah, kalidengen, Pura Lingkungan Kabupaten
untuk mengikuti masyarakat terkena plumbon, kedundang, Indonesia Hidup Kulon
kegiatan peningkatan dampak menggunakan demen, kulur, selaku Kulon Progo Progo,
ketrampilan. kuesioner dan kaligintung, temon Pemrakarsa dan Badan
wetan, temon kulon,
3. Sosialisasi kemajuan wawancara mendalam. Badan Lingkungan
kebon rejo, janten
dan rencana kegiatan Analisis data Lingkungan Hidup
dan desa karang
4. Tingkat pembekalan menggunakan metode Hidup Kabupaten
wuluh
terhadap pekerja deskriptif kualitatif Provinsi Kulon
pendatang Yogyakarta progo,
Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta
II Tahap Konstruksi
Aktivitas Basecamp
1 Kesempatan 1. Tidak ada keluhan dari Aktivitas 1. Observasi partisipatif Berada di lokasi : Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
kerja dan masyarakat lokal Basecamp dengan melibatkan 1. Desa Jangkaran bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
berusaha tentang kesempatan wakil masyarakat 2. Desa Sindutan selama tahap yaitu yaitu Laporan
kerja dan berusaha. 2. Studi dokumentasi 3. Desa Palihan konstruksi dan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
2. Kesediaan masyarakat 3. Survei pada 4. Desa Glagah bisa Pura Lingkungan Kabupaten
untuk berbaur dengan masyarakat terkena 5. Desa Kebonrejo dilanjutkan pada Indonesia Hidup Kulon
tenaga kerja pendatang dampak menggunakan tahap operasi. selaku Kulon Progo Progo, BLH
kuesioner dan Pemrakarsa dan Kabupaten
wawancara mendalam. Badan Kulon progo
Analisis data Lingkungan dan Provinsi
menggunakan metode Hidup Yogyakarta
deskriptif kualitatif Provinsi
Yogyakarta

35
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2. Keresahan 1. Tidak adanya keluhan Aktivitas 1. Observasi partisipatif Berada di lokasi : Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
masyarakat atau protes terhadap basecamp dengan melibatkan 1. Desa Jangkaran bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
kepadatan yang timbul wakil masyarakat 2. Desa Sindutan selama tahap yaitu yaitu Laporan
2. Kesediaan masyarakat 2. Studi dokumentasi 3. Desa Palihan konstruksi PT Angkasa Badan yaitu Bupati
untuk berbaur dengan 3. Survei pada 4. Desa Glagah Pura Lingkungan Kabupaten
tenaga kerja yang ada di masyarakat terkena 5. Desa Kebonrejo Indonesia Hidup Kulon
proyek dampak menggunakan selaku Kulon Progo Progo,
3. Tidak adanya konflik kuesioner dan Pemrakarsa dan Badan
yang muncul antara wawancara mendalam. Badan Lingkungan
masyarakat lokal dan Analisis data Lingkungan Hidup
tenaga kerja yang ada di menggunakan metode Hidup Kabupaten
basecamp deskriptif kualitatif Provinsi Kulon
4. Intensitas pelaksanaan Yogyakarta progo,
forum komunikasi Badan
dalam melakukan Lingkungan
koordinasi tentang Hidup
aktifitas basecamp. Provinsi
Yogyakarta
3 Konflik Sosial 1. Intensitas pelaksanaan Aktivitas 1. Observasi partisipatif Berada di lokasi : Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
forum komunikasi basecamp dengan melibatkan 1. Desa Jangkaran bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
dalam melakukan wakil masyarakat 2. Desa Sindutan selama tahap yaitu yaitu Laporan
koordinasi tentang 2. Studi dokumentasi 3. Desa Palihan konstruksi PT Angkasa Badan yaitu Bupati
aktifitas basecamp. 3. Survei pada 4. Desa Glagah Pura Lingkungan Kabupaten
2. Kesepakatan para masyarakat terkena 5. Desa Kebonrejo Indonesia Hidup Kulon
pemangku kepentingan dampak menggunakan selaku Kulon Progo Progo,
dalam pengaturan kuesioner dan Pemrakarsa dan Badan
kegiatan basecamp wawancara mendalam. Badan Lingkungan
Analisis data Lingkungan Hidup
menggunakan metode Hidup Kabupaten
deskriptif kualitatif Provinsi Kulon
Yogyakarta progo,
Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta.
36
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Kegiatan Mobilisasi Material dan Alat Berat
1. Keresahan 1. Intensitas pelaksanaan Kegiatan Metode pengumpulan Di rute jalan yang Periode Instansi Instansi Instansi
masyarakat forum komunikasi mobilisisasi data : akan di lewati pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
dalam melakukan material dan 1. Observasi partisipatif menuju tapak Keresahan yaitu yaitu Laporan
koordinasi tentang alat berat dengan melibatkan proyek yaitu : masyarakat PT Angkasa Badan yaitu Bupati
aktifitas mobilisasi wakil masyarakat 1. Desa kedundang dilakukan 3 bulan Pura Lingkungan Kabupaten
material. 2. Studi dokumentasi 2. Desa demen sekali sejak Indonesia Hidup Kulon
2. Kesepakatan para 3. Survei pada 3. Kalidengen dimulainya selaku Kulon Progo Progo,
pemangku kepentingan masyarakat terkena 4. Temon kulon mobilisasi Pemrakarsa dan Badan
peralatan selama
dalam pengaturan dampak menggunakan 5. Kebon rejo Badan Lingkungan
kegiatan
kegiatan mobilisasi kuesioner dan 6. Palihan Lingkungan Hidup
pembangunan
peralatan dan material. wawancara mendalam. 7. Desa glagah Hidup Kabupaten
Bandara
3. Intensitas pengelolaan 4. Analisis data Provinsi Kulon
dampak tenis yang menggunakan metode Yogyakarta progo,
muncul dari kegiatan deskriptif kualitatif Badan
mobilisasi peralatan Lingkungan
dan material. Hidup
Provinsi
Yogyakarta.

37
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2. Konflik sosial 1. Intensitas pelaksanaan Kegiatan Metode pengumpulan Di rute jalan yang Periode Instansi Instansi Instansi
forum komunikasi mobilisisasi data : akan di lewati pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
dalam melakukan material dan 1. Observasi partisipatif menuju tapak Konflik sosial yaitu yaitu Laporan
koordinasi tentang alat berat dengan melibatkan proyek yaitu : dilakukan 3 bulan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
aktifitas mobilisasi wakil masyarakat 1. Desa kedundang sekali sejak Pura Lingkungan Kabupaten
material. 2. Studi dokumentasi 2. Desa demen dimulainya Indonesia Hidup Kulon
2. Kesepakatan para 3. Survei pada 3. Kalidengen mobilisasi selaku Kulon Progo Progo,
pemangku kepentingan masyarakat terkena 4. Temon kulon peralatan selama Pemrakarsa dan Badan
dalam pengaturan dampak menggunakan 5. Kebon rejo kegiatan Badan Lingkungan
kegiatan mobilisasi kuesioner dan 6. Palihan pembangunan Lingkungan Hidup
peralatan dan material. wawancara mendalam. 7. Desa glagah Bandara Hidup Kabupaten
3. Intensitas pengelolaan Analisis data Provinsi Kulon
dampak tenis yang menggunakan metode Yogyakarta progo,
muncul dari kegiatan deskriptif kualitatif Badan
mobilisasi peralatan Lingkungan
dan material. Hidup
4. Pemahaman Provinsi
masyarakat terhadap Yogyakarta
kompensasi jika jika
terjadi kerugian yang
ditimbulkan oleh
kegiatan mobilisasi
peralatan dan material.
5. Intensitas pengelolaan
yang baik

3 Vektor penyakit Peningkatan kasus Kegiatan 1. Melakukan evaluasi Di rute jalan yang Periode Instansi Instansi Instansi
(debu sebagai penyakit mobilisisasi hasil penyuluhan yang akan di lewati pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
media saluran nafas (ISPA, material dan telah dilakukan dengan menuju tapak Vektor penyakit yaitu yaitu Laporan
penyebab bronkitis, pneumonia, alat berat cara melakukan proyek yaitu : dilakukan 3 bulan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
ISPA) asma bronkhiale) dan wawancara 1. Desa kedundang sekali sejak Pura Lingkungan Kabupaten
2. Desa demen dimulainya Indonesia Hidup Kulon
3. Kalidengen mobilisasi selaku Kulon Progo Progo,
peralatan Pemrakarsa dan Badan
Badan Lingkungan
Lingkungan Hidup
38
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Penyakit psikosomatis dengan panduan 4. Temon kulon Hidup Kabupaten
(hipertensi, gastritis, kuesioner dan atau 5. Kebon rejo Provinsi Kulon
penyakit jantung koroner), wawancara mendalam. 6. Palihan Yogyakarta progo,
dll pada masyarakat yang Apabila masih terjadi 7. Desa glagah Badan
tinggal di sekitar jalur kesenjangan, maka Lingkungan
transportasi untuk dilakukan penyuluhan Hidup
kegiatan mobilisasi tiap rumah sesuai Provinsi
peralatan dan material. dengan kondisi yang Yogyakarta
ada.
2. Peninjauan langsung
ke lapangan kemudian
dilanjutkan wawancara
terstruktur dan apabila
diperlukan dilanjutkan
dengan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan
penunjang dengan
masyarakat yang
terkena dampak untuk
mencari penyakit ISPA
( mulai dari rhinitis –
pneumonia) dan
penyakit jantung dan
gastritis atau penyakit
lain dengan stress
psikososial oleh karena
adanya kegiatan
mobilisasi peralatan
dan material bandara.

39
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Pembersihan Lahan/Land Clearing
1 Perubahan Tidak munculnya gejala Perubahan Observasi visual di Di dalam tapak Periode Instansi Instansi Instansi
struktur tanah longsoran seperti tanah stabilitas lokasi pembersihan proyek yang pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
retak dan alur-alur erosi lahan akibat lahan apakah terjadi dibersihkan dilakukan 3 bulan yaitu yaitu Laporan
dari kegiatan erosi sekali sejak PT Angkasa Badan yaitu Bupati
pembersihan dimulainya Pura Lingkungan Kabupaten
lahan kegiatan Indonesia Hidup Kulon
pembersihan selaku Kulon Progo Progo,
lahan pada tahap Pemrakarsa dan Badan
konstruksi Badan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Kabupaten
Provinsi Kulon
Yogyakarta progo,
Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta
2 Flora darat Parameter yang dipantau Kegiatan Pengamatan lapangan, Di dalam tapak Periode Instansi Instansi Instansi
adalah struktur komunitas Pembersihan wawancara, dan analisis proyek yang pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
flora darat liar setara Lahan data dibersihkan dilakukan 3 bulan yaitu yaitu Laporan
dengan kondisi awal atau sekali sejak PT Angkasa Badan yaitu Bupati
lebih baik. dimulainya Pura Lingkungan Kabupaten
kegiatan Indonesia Hidup Kulon
pembersihan selaku Kulon Progo Progo, BLH
lahan pada tahap Pemrakarsa dan Kabupaten
konstruksi Badan Kulon
Lingkungan progo,
Hidup Badan
Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta

40
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
3. Keresahan 1. Berkurangnya Kegiatan Metode pengumpulan Berada di lokasi : Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
Masyarakat Intensitas keluhan dari Pembersihan data : 1. Desa Jangkaran bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
masyarakat akibat Lahan 1. Observasi partisipatif 2. Sindutan selama tahap yaitu yaitu Laporan
dampak yang dengan melibatkan 3. Desa Palihan konstruksi dan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
ditimbulkan dari wakil masyarakat 4. Desa Glagah bisa dilanjutkan Pura Lingkungan Kabupaten
pembersihan lahan 2. Studi dokumentasi. 5. Kebon pada tahap Indonesia Hidup Kulon
2. Intensitas pengelolaan 3. Survei pada Rejo operasi. selaku Kulon Progo Progo,
yang baik masyarakat terkena Pemrakarsa dan Badan
dampak menggunakan Badan Lingkungan
kuesioner dan Lingkungan Hidup
wawancara mendalam. Hidup Kabupaten
4. Analisis data Provinsi Kulon
menggunakan Yogyakarta progo,
5. metode deskriptif Badan
kualitatif Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta

41
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
4 Konflik Sosial 1. Intensitas koordinasi Kegiatan Metode pengumpulan Berada di lokasi : Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
dan penjelasan Pembersihan data : 1. Desa Jangkaran bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
2. Intensitas pengelolaan Lahan 1. Observasi partisipatif Sindutan selama tahap yaitu yaitu Laporan
yang baik dengan melibatkan 6. Desa Palihan konstruksi dan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
wakil masyarakat 7. Desa Glagah bisa dilanjutkan Pura Lingkungan Kabupaten
2. Studi dokumentasi 8. Kebon pada tahap Indonesia Hidup Kulon
3. Survei pada rejo operasi. selaku Kulon Progo Progo,
masyarakat terkena Pemrakarsa dan Badan
dampak menggunakan Badan Lingkungan
kuesioner dan Lingkungan Hidup
wawancara mendalam. Hidup Kabupaten
Analisis data Provinsi Kulon
menggunakan metode Yogyakarta progo,
deskriptif kualitatif Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta

42
Kegiatan Pembangunan Bandara
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
1 Keresahan 1. Berkurangnya Kegiatan Metode pengumpulan Di lokasi tapak Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
Masyarakat Intensitas keluhan dari pembangunan data : proyek yaitu : bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
masyarakat akibat bandara 1. Observasi partisipatif 1. Desa kedundang selama tahap yaitu yaitu Laporan
dampak yang dengan melibatkan 2. Desa demen konstruksi dan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
ditimbulkan dari wakil masyarakat 3. Kalidengen bisa dilanjutkan Pura Lingkungan Kabupaten
pembangunan bandara 2. Studi dokumentasi 4. Temon kulon pada tahap Indonesia Hidup Kulon
2. Intensitas pengelolaan 3. Survei pada 5. Kebon rejo operasi. selaku Kulon Progo Progo,
yang baik masyarakat terkena 6. Palihan Pemrakarsa dan Badan
dampak menggunakan 7. Desa glagah Badan Lingkungan
kuesioner dan Lingkungan Hidup
wawancara mendalam. Hidup Kabupaten
Analisis data Provinsi Kulon
menggunakan metode Yogyakarta progo,
deskriptif kualitatif Badan
Lingkungan
Hidup
Provinsi
Yogyakarta
2 Konflik Sosial 1. Intensitas koordinasi Kegiatan Metode pengumpulan Di lokasi tapak Dilaksanakan 3 Instansi Instansi Instansi
dan penjelasan pembangunan data : proyek yaitu : bulan sekali Pelaksana Pengawas Penerima
2. Intensitas pengelolaan bandara 1. Observasi partisipatif 1. Desa kedundang selama tahap yaitu yaitu Laporan
yang baik dengan melibatkan 2. Desa demen konstruksi dan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
wakil masyarakat 1. Kalidengen bisa dilanjutkan Pura Lingkungan Kabupaten
2. Studi dokumentasi 2. Temon kulon pada tahap Indonesia Hidup Kulon
3. Survei pada 3. Kebon rejo operasi. selaku Kulon Progo Progo, BLH
masyarakat terkena 4. Palihan Pemrakarsa dan Kabupaten
dampak menggunakan 5. Desa glagah Badan Kulon progo
kuesioner dan Lingkungan dan DIY.
wawancara mendalam Hidup
Provinsi
Yogyakarta

43
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Kegiatan Cut and Fill
1 Vektor Peningkatan kasus Kegiatan 1. Melakukan evaluasi Desa di sekitar Pemantauan dan Instansi Instansi Instansi
Penyakit penyakit saluran nafas Operasional hasil penyuluhan kawasan bandara pendataan akan Pelaksana Pengawas Penerima
(ISPA, bronkitis, Bandara yang telah dilakukan 1.Desa kedundang dilakukan 3 yaitu yaitu Laporan
pneumonia, asma khususnya dengan cara 2.Desa demen bulan sekali sejak PT Angkasa Badan yaitu Bupati
bronkhiale) dan Penyakit proses melakukan 3.Kalidengen kegiatan Pura Lingkungan Kabupaten
psikosomatis (hipertensi, keluarnya gas wawancara dengan 4.Temon kulon operasional Indonesia Hidup Kulon Progo,
gastritis, penyakit jantung buang dari panduan kuesioner 5.Kebon rejo bandara selaku Kulon Progo Badan
koroner), dll pada pesawat dan dan atau wawancara 6.Palihan berlangsung Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
masyarakat yang tinggal lalu lintas yang mendalam. Apabila Desa glagah Badan
Kabupaten
di sekitar tapak proyek ada di sekitar masih terjadi Lingkungan
Kulon progo,
bandara. bandara kesenjangan, maka Hidup
Badan
dilakukan Provinsi Lingkungan
penyuluhan tiap Yogyakarta Hidup
rumah sesuai dengan Provinsi
kondisi yang ada. Yogyakarta
2. Peninjauan langsung
ke lapangan
kemudian dilanjutkan
wawancara
terstruktur dan
apabila diperlukan
dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan
penunjang dengan
masyarakat yang
terkena dampak untuk
mencari penyakit
ISPA (mulai dari
rhinitis – pneumonia)
dan penyakit jantung
dan gastritis atau
penyakit lain dengan
stress psikososial.

44
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
III Tahap Operasi
Kegiatan Pengoperasian Bandara
1 Penurunan Parameter kualitas air Kegiatan Metode yang digunakan Sungai-sungai yang Kualitas air Instansi Instansi Instansi
Kualitas air permukaan : TSS, BOD, operasional adalah dengan cara lokasinya permukaan Pelaksana Pengawas Penerima
permukaan COD, TDS, e.coli dan bandara pengukuran secara berdekatan dengan dipantau secara yaitu yaitu Laporan
lainnya langsung di lapangan lokasi proyek seperti periodik 3 bulan PT Angkasa Badan yaitu Bupati
dan analisis sungai bongowonto sekali Pura Lingkungan Kabupaten
laboratorium. Metode dan sungai serang Indonesia Hidup Kulon Progo,
akan menggunakan selaku Kulon Progo BLH
acuan SNI yang sesuai. Pemrakarsa dan Kab. Kulon
progo, BLH
BLH DIY
DIY.

45
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2 Penurunan Parameter udara ambien Pengoperasian 1. Metode pengumpulan Di desa-desa yang Periode Instansi Instansi Instansi
kualitas udara Sulfur dioksida (SO2), bandara data dilakukan dekat dengan lokasi pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
Nitrogen dioksida dilapangan dengan alat bandara : dilakukan 3 bulan yaitu yaitu Laporan
(NO2),dan TSP. high volume sampler 1.Desa kedundang sekali selama PT Angkasa Badan yaitu Bupati
untuk TSP, 2.Desa demen kegiatan Pura Lingkungan Kabupaten
Pararosanilin untuk 3.Kalidengen pengoperasian Indonesia Hidup Kulon Progo,
SO2 dan Saltzman 4.Temon kulon bandara selaku Kulon Progo Badan
untuk NO2. Hasilnya 5.Kebon rejo Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
dianalisis di 6.Palihan Badan
Kabupaten
laboratorium. 7.Desa glagah Lingkungan
Kulon progo,
2. Pengamatan langsung Hidup
Badan
terhadap : Provinsi Lingkungan
a. Penanaman pohon Yogyakarta Hidup
disekitar kawasan Provinsi
bandara Yogyakarta
b. Perawatan rutin
terhadap mesin
pesawat

3 Peningkatan Parameter tingkat Kegiatan 1. Data kebisingan Di desa-desa yang Periode Instansi Instansi Instansi
kebisingan kebisingan peruntukan operasional diukur dengan dekat dengan lokasi pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima
kawasan bandara Bandara : menggunakan sound bandara dilakukan 3 bulan yaitu yaitu Laporan
Kegiatan take level meter dan 1.Desa kedundang sekali selama PT Angkasa Badan yaitu Bupati
off dan landing dihitung Ls, Lm dan 2.Desa demen kegiatan Pura Lingkungan Kabupaten
pesawat serta Lsm. Kemudian 3.Kalidengen pengoperasian Indonesia Hidup Kulon Progo,
kendaraan membandingkan 4.Temon kulon bandara selaku Kulon Progo Badan
yang berlalu dengan Keputusan 5.Kebon rejo Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
lalang Menteri Negara 6.Palihan Badan
Kabupaten
Lingkungan Hidup 7.Desa glagah Lingkungan
Kulon progo,
No. Hidup
Badan
48/MENLH/11/1996 Provinsi Lingkungan
tentang Baku Tingkat Yogyakarta Hidup
Kebisingan Provinsi
peruntukkan Yogyakarta

46
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
peruntukkan kawasan
bandara (70 dB(A).
2. Pengamatan langsung
terhadap :
a. Penanaman pohon
disekitar lokasi
bandara
b. Pemakaian penutup
telinga (earplug) bagi
operator
pengoperasian
pesawat
4 Gangguan Volume lalulintas yang Kegiatan Metode yang digunakan Jalanan menuju ke Pemantauan akan Instansi Instansi Instansi
transportasi terkendali. operasional adalah dengan cara bandara dilakukan sejak Pelaksana Pengawas Penerima
bandara : lalu observasi lapangan dan Dimulainya yaitu yaitu Laporan
lintas wawancara. pengoperasian PT Angkasa Badan yaitu Bupati
kendaraan bandara, periode Pura Lingkungan Kabupaten
yang pemantauan 3 Indonesia Hidup Kulon Progo,
mengantar bulan sekali. selaku Kulon Progo Badan
penumpang ke Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
bandara Badan
Kabupaten
Lingkungan
Kulon progo,
Hidup
Badan
Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta
5 Keresahan 1. Intensitas sosialisasi Kegiatan Metode pengumpulan 15 desa yanga ada di Pemantauan akan PT. Angkasa BLH Kab. Buapti dan
masyarakat rencana kegiatan operasional data : kecamatan temon dilakukan sejak Pura Kulon Progo BLH Kab.
operasional bandara yang berpotensi 1. Observasi partisipatif Dimulainya Indonesia dan BLH Kulon
2. Intensitas penanganan mengakibatkan dengan melibatkan pengoperasian selaku DIY. Progo, BLH
limbah padat, cair serta penurunan wakil masyarakat bandara, periode Pemrakarsa DIY.
kebisingan, kualitas pemantauan 3

47
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
udara, dan kualitas air kualitas udara, 2. Studi dokumentas bulan sekali.
permukaan penurunan 3. Survei pada
kualitas air, masyarakat terkena
peningkatan dampak
kebisingan menggunakan
dan gangguan kuesioner dan
kesehatan., wawancara
Terbatasnya mendalam.
peluang tenaga 4. Analisis data
kerja lokal menggunakan
untuk kegiatan metode deskriptif
operasional kualitatif
pesawat

6 Konflik sosial 1. Intensitas sosialisasi Kegiatan Metode pengumpulan 15 desa yanga ada di Pemantauan akan Instansi Instansi Instansi
rencana kegiatan operasional yang data : kecamatan temon dilakukan sejak Pelaksana Pengawas Penerima
operasional bandara berpotensi 1. Observasi partisipatif Dimulainya yaitu yaitu Laporan
2. Intensitas penanganan mengakibatkan dengan melibatkan pengoperasian PT Angkasa Badan yaitu Bupati
dampak yang Penurunan wakil masyarakat bandara, periode Pura Lingkungan Kabupaten
ditimbulkan dari kualitas udara, 2. Studi dokumentas pemantauan 3 Indonesia Hidup Kulon Progo,
pengoperasian bandara penurunan 3. Survei pada bulan sekali. selaku Kulon Progo Badan
kualitas air, masyarakat terkena Pemrakarsa dan Lingkungan
peningkatan Hidup
dampak Badan
kebisingan dan Kabupaten
menggunakan Lingkungan
gangguan Kulon progo,
kuesioner dan Hidup
kesehatan., Badan
Terbatasnya wawancara Provinsi Lingkungan
peluang tenaga mendalam. Yogyakarta Hidup
kerja lokal untuk Analisis data Provinsi
kegiatan menggunakan metode Yogyakarta
operasional deskriptif kualitatif
pesawat

48
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
7 Vektor Peningkatan kasus Kegiatan 1. Melakukan evaluasi Desa di sekitar Pemantauan dan Instansi Instansi Instansi
penyakit penyakit saluran nafas Operasional hasil penyuluhan yang kawasan bandara : pendataan akan Pelaksana Pengawas Penerima
(ISPA, bronkitis, Bandara telah dilakukan dengan 1. Desa kedundang dilakukan 3 bulan yaitu yaitu Laporan
pneumonia, asma khususnya cara melakukan 2. Desa demen sekali sejak PT Angkasa Badan yaitu Bupati
bronkhiale) dan Penyakit proses wawancara dengan 3. Kalidengen kegiatan Pura Lingkungan Kabupaten
psikosomatis (hipertensi, keluarnya gas panduan kuesioner dan 4. Temon kulon operasional Indonesia Hidup Kulon Progo,
gastritis, penyakit jantung buang dari atau wawancara 5. Kebon rejo bandara selaku Kulon Progo Badan
koroner), dll pada pesawat dan mendalam. Apabila 6. Palihan berlangsung Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
masyarakat yang tinggal lalu lintas yang masih terjadi 7. Desa glagah Badan
Kabupaten
di sekitar tapak proyek ada di sekitar kesenjangan, maka Lingkungan
Kulon progo,
bandara. bandara dilakukan penyuluhan Hidup
Badan
tiap rumah sesuai Provinsi Lingkungan
dengan kondisi yang Yogyakarta Hidup
ada. Provinsi
2. Peninjauan langsung Yogyakarta
ke lapangan kemudian
dilanjutkan wawancara
terstruktur dan apabila
diperlukan dilanjutkan
dengan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan
penunjang dengan
masyarakat yang
terkena dampak untuk
mencari penyakit ISPA
( mulai dari rhinitis –
pneumonia) dan
penyakit jantung dan
gastritis atau penyakit
lain dengan stress
psikososial oleh karena
adanya kegiatan
pengoperasian.

49
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Kegiatan pengolahan utilitas bandara
1 Peningkatan Tidak ada tumpukan sampah- Metode yang dilakukan Tapak bandara Pemantauan dan Instansi Instansi Instansi
volume sampah di sekitar lokasi sampah yaitu pemantau pendataan akan Pelaksana Pengawas Penerima
sampah bandara peralatan- langsung di lapangan, dilakukan 1 bulan yaitu yaitu Laporan
peralatan dan perhitungan sekali sejak PT Angkasa Badan yaitu Bupati
seperti kabel, timbulan sampah yang kegiatan Pura Lingkungan Kabupaten
pipa, kran, dihasilkan dari kegiatan operasional Indonesia Hidup Kulon Progo,
serta peralatan operasional bandara bandara selaku Kulon Progo Badan
lainnya yang berlangsung Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
sudah rusak Badan
Kabupaten
dan akan di Lingkungan
Kulon progo,
ganti Hidup
Badan
Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta
Kegiatan pengelolaan limbah padat dan cair
1 Penurunan Menurunnya kualitas air Kegiatan Metode pengumpulan Desa di sekitar Pemantauan dan Instansi Instansi Instansi
Kualitas Air permukaan disekitar Utilitas data : kawasan bandara pendataan akan Pelaksana Pengawas Penerima
Permukaan. lokasi proyek. Bandara 1. Observasi partisipatif 1.Desa kedundang dilakukan 1 bulan yaitu yaitu Laporan
seperti air dengan melibatkan 2.Desa demen sekali sejak PT Angkasa Badan yaitu Bupati
buangan dari wakil masyarakat 3.Kalidengen kegiatan Pura Lingkungan Kabupaten
toilet dll 2. Studi dokumentas 4.Temon kulon operasional Indonesia Hidup Kulon Progo,
3. Melakukan sampling 5.Kebon rejo bandara selaku Kulon Progo Badan
air permukaan di 6.Palihan berlangsung Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
sekitar lokasi 7.Desa glagah Badan
Kabupaten
bandara, kemudian Lingkungan
Kulon progo,
dianalisis. Hidup
Badan
4. Analisis data Provinsi Lingkungan
menggunakan metode Yogyakarta Hidup
deskriptif kualitatif Provinsi
Yogyakarta

50
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
DAMPAK LINGKUNGAN LAINNYA YANG DIPANTAU
I Tahap Pra Konstruksi
1 Munculnya Spekulan tanah Kegiatan Observasi lapangan dan Berada di lokasi : Pemantauan Instansi Instansi Instansi
Spekulan survei dan survei wawancara 1. Desa Jangkaran dilaksanakan 3 Pelaksana Pengawas Penerima
Tanah pengadaan kepada warga di 2. Desa Sindutan bulan sekali yaitu yaitu Laporan
lahan untuk sekitar rencana bandara 3. Desa Palihan selama tahap pra PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Blok bandara 4. Desa Glagah konstruksi blok Pura Lingkungan Kabupaten
5. Desa Kebonrejo bandara Indonesia Hidup Kulon Progo,
selaku Kulon Progo Badan
Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
Badan
Kabupaten
Lingkungan
Kulon progo,
Hidup
Badan
Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta
II Tahap Konstruksi
Penanganan Limbah Domestik
1 Limbah Padat Mengacu pada : Limbah padat Survei lapangan dan Area perkantoran Selama tahap Instansi Instansi Instansi
Domestik 1. Peraturan Pemerintah hasil aktivitas wawancara konstruksi Pelaksana Pengawas Penerima
No.81 tahun 2012 pekerja pada dilakukan yaitu yaitu Laporan
tentang Pengelolaan Tahap setiap hari PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Sampah Rumah Tangga konstruksi Pura Lingkungan Kabupaten
dan Sampah Sejenis bandara Indonesia Hidup Kulon
Sampah Rumah Tangga selaku Kulon Progo Progo, BLH
2. Peraturan Menteri Pemrakarsa dan Kabupaten
Dalam Negeri No. 33 Badan Kulon
Tahun 2010 tentang Lingkungan progo,
Pedoman Pengelolaan Hidup BLH
Sampah Provinsi Provinsi
3. Mengacu kepada SOP Yogyakarta Yogyakarta
dan Work Sheet tentang
Pengelolaan Limbah
Pada Domestik.

51
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2 Limbah cair Mengacu pada : 1. Limbah cair 1. Metode pengumpulan 1.Diarea Dilakukan tiap 3 Instansi Instansi Instansi
domestik 1. Kepmen LH No.112 hasil data berasal dari hasil pembangunan bulan selama Pelaksana Pengawas Penerima
Tahun 2003 tentang aktivitas uji laboratorium basecamp masa konstruksi yaitu yaitu Laporan
Baku Mutu Air Limbah pekerja pada lingkungan yang ter- 2.Masyarakat yang bandara PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Domestik tahap akreditasi tinggal di 5 desa berlangsung Pura Lingkungan Kabupaten
2. KepmenLH No.111 konstruksi 2. Melakukan evaluasi yang berada dalam Indonesia Hidup Kulon Progo,
Tahun 2003 tentang bandara di hasil penyuluhan tapak proyek selaku Kulon Progo Badan
Pedoman Mengenai dalam dan di yang telah dilakukan. Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
Syarat dan Tata Cara luar tapak Apabila masih terjadi Badan
Kabupaten
Perijinan serta proyek. kesenjangan, maka Lingkungan
Kulon progo,
Pedoman Kajian 2. Pertambahan dilakukan Hidup
Badan
Pembuangan Air kepadatan penyuluhan tiap Provinsi Lingkungan
Limbah ke Air atau penduduk rumah sesuai dengan Yogyakarta Hidup
Sumber Air dan kondisi yang ada. Provinsi
3. Penyediaan Sistem lingkungan 3. Melakukan Yogyakarta
Pengolahan Limbah yang tidak pemeriksaan
Cair Domestik Baku sehat akibat bakteriologis E. coli
mutu air tanah kegiatan pada beberapa sumur.
berdasarkan Menkes RI konstruksi
No 416 /1990 dan
operasional
bandara
Kebakaran
Kebakaran Mengacu pada : Kegiatan Pengamatan/ inspeksi Area kerja pada Selama tahap Instansi Instansi Instansi
Kegiatan 1. Keputusan Menteri konstruksi lapangan pada bangunan konstruksi Pelaksana Pengawas Penerima
Konstruksi Tenaga Kerja RI No. bandara utama bandara dilakukan yaitu yaitu Laporan
Bandara : Kep.186/MEN/1999 minimal 1 (satu) PT Angkasa Badan yaitu Bupati
1. Kebakaran tentang Unit bulan sekali Pura Lingkungan Kabupaten
secara Penanggulangan Indonesia Hidup Kulon Progo,
umum. Kebakaran di Tempat selaku Kulon Progo BLH
2. Adanya Kerja Pemrakarsa dan Kabupaten
Kulon progo,
ledakan BLH
BLH
3. Adanya Provinsi
Provinsi
hubungan Yogyakarta
Yogyakarta
arus pendek
52
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2. Instruksi Menteri
Tenaga Kerja No.
Ins.11/M/BW/1997
tentang Pengawasan
Khusus K3
Penanggulangan
Kebakaran
3. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No.
Per.04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 Penanganan Mengacu pada : Kegiatan Pengamatan/ inspeksi Seluruh Area kerja Selama tahap Instansi Instansi Instansi
Keselamatan 1. Peraturan Menteri konstruksi lapangan konstruksi konstruksi Pelaksana Pengawas Penerima
dan Tenaga Kerja dan bandara dilakukan yaitu yaitu Laporan
Kesehatan Transmigrasi R.I. No. minimal 1 (satu) PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Kerja (K3) Per.01/MEN/1980 bulan Pura Lingkungan Kabupaten
tentang Keselamatan dan sekali Indonesia Hidup Kulon
Kesehatan Kerja pada selaku Kulon Progo Progo, BLH
Konstruksi Bangunan. Pemrakarsa dan Kabupaten
2. Peraturan Menteri Badan Kulon
Tenaga Kerja Dan Lingkungan progo,
Transmigrasi No.: Hidup Badan
Per.03/MEN/1982 Provinsi Lingkungan
Tentang Pelayanan Yogyakarta Hidup
Kesehatan Tenaga Kerja Provinsi
Yogyakarta

53
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
3. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja R.I. No.
Per.05/MEN/1996
tentang
SistemManajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
4. Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja
Dan Menteri Pekerjaan
Umum No.: Kep.
174/MEN/1986.
No.104/KPTS/1986
tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
5. Standar Prosedur
Penanggulangan
Keadaan Darurat PT BPI
6. Standar Prosedur
tentangPelaksanaan
Galian, BPI.
7. Standar Prosedur
Perawatan dan Kalibrasi
Alat Pemantauan K3L
PT BPI
8. Standar Prosedur
Penyelidikan Insiden,
Ketidaksesuaian
Tindakan Perbaikan dan
pencegahan PT BPI

54
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
9. Standar Prosedur
Identifikasi dan Evaluasi
Terhadap Persyaratan
Perundangan PT BPI.
10. Standar Prosedur
tentang Sistim
Informasi Manajemen,
K3, BPI.

Pengelolaan B3 dan Limbah B3


1 Pengelolaan Mengacu pada PP No 74 Kegiatan Inspeksi/ pengamatan Area gudang, Selama tahap Instansi Instansi Instansi
B3 Tahun 2001 tentang konstruksi lapangan bengkel, dan Konstruksi Pelaksana Pengawas Penerima
Pengelolaan B3. bandara tempat dilakukan yaitu yaitu Laporan
penyimpanan minimal 1 (satu) PT Angkasa Badan yaitu Bupati
sementara B3 bulan sekali Pura Lingkungan Kabupaten
Indonesia Hidup Kulon Progo,
selaku Kulon Progo Badan
Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
Badan
Kabupaten
Lingkungan
Kulon progo,
Hidup
Badan
Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta

55
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
2 Pengelolaan Mengacu pada : Kegiatan Inspeksi/ pengamatan Area gudang, Selama tahap Instansi Instansi Instansi
limbah B3 1. PP No 18 Tahun 1999 konstruksi lapangan bengkel, dan Konstruksi Pelaksana Pengawas Penerima
juncto PP 85 Tahun bandara tempat dilakukan yaitu yaitu Laporan
1999 tentang penyimpanan minimal 1 (satu) PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Pengelolaan Limbah sementara B3 bulan sekali Pura Lingkungan Kabupaten
B3. Indonesia Hidup Kulon Progo,
2. KEPKA BAPEDAL selaku Kulon Progo Badan
No.01 tahun 1995 Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
tentang Limbah B3 Badan
Kabupaten
3. KEPKA BAPEDAL Lingkungan
Kulon progo,
No. 02 tahun 1995 Hidup
Badan
tentang Dokumen Provinsi Lingkungan
Limbah B3. Yogyakarta Hidup
4. KEPKA BAPEDAL Provinsi
No.03 tahun 1995 Yogyakarta
tentang Teknik
Pengolahan Limbah B3
5. KEPKA BAPEDAL
No.04 tahun 1995
tentang tata cara
persyaratan
Penimbunan Limbah
B3
6. KEPKA BAPEDAL
No. 05 tahun 1995
tentang simbol dan
label limbah B3.
7. Menerapkanprosedur
pengelolaan limbah B3
PT BPI
III Tahap Operasi
Pengelolaan Limbah Domestik
1 Limbah padat Mengacu pada : Inspeksi/ pemantauan Seluruh area kerja
domes 1. Peraturan Pemerintah lapangan operasional bandara
No.81 tahun 2012
tentang Pengelolaan
56
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Sampah Rumah Tangga Limbah padat Pada bangunan Selama tahap Instansi Instansi Instansi
dan Sampah Sejenis hasil aktivitas utama operasi dilakukan Pelaksana Pengawas Penerima
Sampah Rumah Tangga domestik pada minimal 1 (satu) yaitu yaitu Laporan
2. Peraturan Menteri tahap bulan sekali PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Dalam Negeri No.33 operasional Pura Lingkungan Kabupaten
Tahun 2010 tentang Bandara Indonesia Hidup Kulon Progo,
Pedoman Pengelolaan seperti selaku Kulon Progo Badan
Sampah perkantoran Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
3. Mengacu kepada SOP Badan
Kabupaten
dan Work Sheet tentang Lingkungan
Kulon progo,
Pengelolaan Limbah Hidup
Badan
Pada Domestik. Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta
2 Limbah cair Mengacu pada : Limbah cair Inspeksi/ pemantauan Seluruh area kerja Selama tahap Instansi Instansi Instansi
domestik 1. Kepmen LH No.112 hasil aktivitas lapangan operasional bandara operasi dilakukan Pelaksana Pengawas Penerima
Tahun 2003 tentang domestik pada Pada bangunan minimal 1 (satu) yaitu yaitu Laporan
Baku Mutu Air Limbah tahap utama bulan sekali PT Angkasa Badan yaitu Bupati
Domestik operasional Pura Lingkungan Kabupaten
2. KepmenLH No.111 Bandara Indonesia Hidup Kulon Progo,
Tahun 2003 tentang seperti selaku Kulon Progo Badan
Pedoman Mengenai perkantoran Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
Syarat dan Tata Cara Badan
Kabupaten
Perijinan serta Lingkungan
Kulon progo,
Pedoman Kajian Hidup Badan
Pembuangan Air Provinsi Lingkungan
Limbah ke Air atau Yogyakarta Hidup
Sumber Air Provinsi
Yogyakarta

Kebakaran
1 Penanganan
kebakaran

57
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
akibat kegiatan Mengacu pada : Kegiatan Inspeksi/ pemantauan Seluruh area kerja Selama tahap Instansi Instansi Instansi
operasi 1. Keputusan Menteri operasional lapangan operasional bandara operasi dilakukan Pelaksana Pengawas Penerima
bandara dan Tenaga Kerja RI No. bandara pada bangunan minimal 1 (satu) yaitu yaitu Laporan
kegiatan Kep.186/MEN/1999 utama bulan sekali PT Angkasa Badan yaitu Bupati
penunjang tentang Unit Pura Lingkungan Kabupaten
Penanggulangan Indonesia Hidup Kulon Progo,
Kebakaran di Tempat selaku Kulon Progo Badan
Kerja Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
2. Instruksi Menteri Badan
Kabupaten
Tenaga Kerja No. Lingkungan
Kulon progo,
Ins.11/M/BW/1997 Hidup
Badan
tentang Pengawasan Provinsi Lingkungan
Khusus K3 Yogyakarta Hidup
Penanggulangan Provinsi
Kebakaran Yogyakarta
3. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No.
per.04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 Penanganan Mengacu pada : Kegiatan Inspeksi/ pemantauan Seluruh area kerja Selama tahap Instansi Instansi
Keselamatan 1. Peraturan Menteri operasional lapangan operasional operasi dilakukan Pelaksana Pengawas
dan Tenaga Kerja Dan bandara Pada bangunan minimal 1 (satu) yaitu yaitu
Kesehatan Transmigrasi No.: utama dan pesawat bulan sekali, PT Angkasa Badan
Kerja (K3) Per.03/MEN/1982 khusus untuk Pura Lingkungan
Tentang Pelayanan pesawat di Indonesia Hidup
Kesehatan Tenaga Kerja lakukan setiap selaku Kulon Progo
2. Peraturan Menteri landing atau akan Pemrakarsa dan
Tenaga Kerja R.I.. No. take off Badan
Per.05/MEN/1996 Lingkungan
tentang

58
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
SistemManajemen Hidup Instansi
Keselamatan dan Provinsi Penerima
Kesehatan kerja Yogyakarta Laporan
3. Keputusan Bersama yaitu Bupati
Menteri Tenaga Kerja Kabupaten
Dan Menteri Pekerjaan Kulon Progo,
Umum No.: Kep. Badan
174/MEN/1986. Lingkungan
Hidup
No.104/KPTS/1986
Kabupaten
tentang Keselamatan
Kulon progo,
Dan Kesehatan Kerja
Badan
pada Tempat Kegiatan Lingkungan
Konstruksi Hidup
4. Standar Prosedur Provinsi
Penanggulangan Yogyakarta
Keadaan Darurat PT BPI
5. Standar Prosedur
Perawatan dan Kalibrasi
Alat Pemantauan K3L
PT BPI
6. Standar Prosedur
Penyelidikan Insiden,
Ketidak sesuaian
Tindakan Perbaikan
dan Pencegahan PT
BPI
7. Standar Prosedur
tentang Sistim
Informasi Manajemen,
K3, BPI
8. mempunyai sertifikasi
sesuai dengan
Keputusan Menteri
Perhubungan Nomer :
KM 47 Tahun 2002

59
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
tentang Sertifikasi
Operasi Bandar Udara.
9. Peraturan direktur
jenderal perhubungan
udara No : KP. 436
tahun 2011 tentang
petunjuk dan tata cara
keselamatan
penerbangan sipil
bagian 139-14
(advisory circular casr
part 139-14), standar
kompetensi personel
bandar udara
Pengelolaan B3 dan Limbah B3
1 Pengelolaan Mengacu pada PP No 74 Kegiatan Inspeksi/ pengamatan Area gudang, Selama tahap Instansi Instansi Instansi
B3 Tahun 2001 tentang operasional lapangan bengkel, dan operasional Pelaksana Pengawas Penerima
Pengelolaan B3. bandara Tempat dilakukan yaitu yaitu Laporan
penyimpanan minimal 1 (satu) PT Angkasa Badan yaitu Bupati
sementara B3 bulan sekali Pura Lingkungan Kabupaten
Indonesia Hidup Kulon Progo,
selaku Kulon Progo Badan
Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
Badan
Kabupaten
Lingkungan
Kulon progo,
Hidup
Badan
Provinsi Lingkungan
Yogyakarta Hidup
Provinsi
Yogyakarta
2 Pengelolaan Mengacu pada : Kegiatan Inspeksi/ pengamatan Tempat
limbah B3 1. PP No 18 Tahun 1999 operasional lapangan penyimpanan
juncto PP 85 Tahun bandara sementara B3
1999 tentang

60
No Dampak Lingkungan Yang di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Jenis Indikator/parameter Sumber Metode Lokasi pantau Waktu dan Pelaksana Pengawas Penerima
Dampak yg Dampak pengumpulan dan frekuensi laporan
timbul analisa data
Pengelolaan Limbah Selama tahap Instansi Instansi Instansi
B3. operasional Pelaksana Pengawas Penerima
2. KEPKA BAPEDAL dilakukan yaitu yaitu Laporan
No.01 tahun 1995 minimal 1 (satu) PT Angkasa Badan yaitu Bupati
tentang Limbah B3 bulan sekali Pura Lingkungan Kabupaten
3. KEPKA BAPEDAL Indonesia Hidup Kulon Progo,
No. 02 tahun 1995 selaku Kulon Progo Badan
tentang Dokumen Pemrakarsa dan Lingkungan
Hidup
Limbah B3. Badan
Kabupaten
4. KEPKA BAPEDAL Lingkungan
Kulon progo,
No.03 tahun 1995 Hidup
Badan
tentang Teknik Provinsi Lingkungan
Pengolahan Limbah B3 Yogyakarta Hidup
5. KEPKA BAPEDAL Provinsi
No.04 tahun 1995 Yogyakarta
tentang tata cara
persyaratan
Penimbunan Limbah
B3
6. KEPKA BAPEDAL
No. 05 tahun 1995
tentang simbol dan
label limbah B3.
7. Menerapkanprosedur
pengelolaan limbah B3
PT BPI

61

Вам также может понравиться