Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Aufar Isytahar
04011281419086
BETA 2014
Klarifikasi Istilah
1. Motled warna kulit tubuh terlihat berbercak.
2. Wheezing suara pernapasan frek tinggi nyaring yg terdengar di akhir ekspirasi.
3. Retraksi supra sternal penarikan sternum pada saat bernapas.
4. Stridor suara yang terdengar kontinyu, bernada tinggi yang terjadi baik saat inspirasi
maupun saat ekspirasi.
5. CRT tes yang dilakukan pada bagian ekstremitas (bagian kuku) untuk mengetahui
aliran darah atau perfusi ke ekstremitas.
6. Ronki suara nafas tambahan bernada rendah, bersifat sonor, terdengar tidak
mengenakan terjadi pada saluran nafas besar seperti trakea bagian bawah dan bronkus
utama.
7. Suara nafas vesikuler suara nafas normal bernada rendah terdengar lebih panjang
pada fase inspirasi dari pada ekspirasi dan kedua fase bersambung atau tidak ada silent
gaps.
8. SpO2 Saturation Peripheral Oxygen adalah fraksi Hb yang tersaturasi oksigen relatif
terhadap total Hb.
9. Suara parau suatu istilah umum untuk setiap gangguan yg menyebabkan perubahan
suara.
10. Sunkup rebreathing alat bantu yang digunakan untuk mengalirkan oksigen dengan
konsentrasi oksigen 60-80%
11. Batuk seperti anjing menyalak salah sati ciri khas pada sindroma croup.
12. Nafas cuping hidung pelebaran nostril ketika bernafas dan merupakan salah satu
tanda adanya kesulitan nafas.
b. Memberikan oksigen
- Tatalaksana pemberian oksigen dapat menggunakan nasal prongs (kanul
hidung), kateter nasal, atau masker. Mulai alirkan oksigen 1-2 L/menit
- Apabila setelah tatalaksana jalan napas dan pernapasan, napas anak masih
tidak adekuat, maka dapat dilakukan pemberian napas bantuan
menggunakan balon dan sungkup
- Pemberian oksigen dengan nasal prongs merupakan metode terbaik dalam
pemberian oksigen pada bayi muda dan anak dengan croup yang berat atau
pertusis.
- Pada pemberian oksigen perlu diperhatikan saturasi oksigen dapat melalui
pulse oksimetri. Nilai saturasi yang normal 95%-100%
- Lama pemberian oksigen sampai nilai SaO2> 90% dapat dipertahankan
anak pada suhu ruangan, namun periksa kembali setengah jam kemudian
dam 3 jam berikutnya pada hari pertama penghentian oksigen
c. Menjaga suhu badan anak tetap hangat
c. Bagaimana mekanisme dari batuk seperti anjing menyalak pada kasus? 4,5,6
Jika tidak melihat pergerakan dinding dada atau abdomen dan tidak dapat
mendengar dan merasakan pernafasan kemungkinan telah terjadi obstruksi
komplit dari airway. Jika anak dapat berbicara, menangis, batuk maka jalan
nafas tidak ada hambatan (paten) walaupun bisa juga obstruksi parsial
b) Breathing
- Lihat Kerja pernafasan dan suara nafas
- Lihat Laju pernafasan, pola pernafasan
- Lihat Sianosis sentral di bibir dan lidah
- Auskultasi suara nafas dengan stetoskop (bandingkan paru kiri dan kanan)
- Lihat Tanda trauma dada
c) Circulation
- Raba denyut nadi perifer (a. Radialis atau a. Brakhialis atau a.carotis)
- Lihat warna kulit dan suhu, akral
- capillary refill time
d) Disability
Skala AVPU, GCS, reaksi pupil
Oksigen
5. Aspek Klinis
a. DK 4,6,8
b. Faktor risiko 3,4,5
1. Berat badan lahir rendah (BBLR)
2. Faktor usia: anak berumur kurang dari 2 tahun lebih mudah terserang croup
dikarenakan imunisasi yang belum sempurna dan saluran pernafasan yang
relative sempit.
3. Anak dengan defisiensi vitamin A yang dapat menghambat pertumbuhan
balita dan mengakibatkan pengeringan jaringan epitel saluran pernafasan.
4. Faktor gizi: malnutrisi
5. Faktor pendidikan ibu rendah
6. Polusi udara
c. Tatalaksana 4,6,10
1. Aspek Keperawatan
Pengawasan keadaan umum penderita, tanda vital ( HR, RR, Suhu), tanda-tanda
distress respirasi yaitu nafas cuping hidung dan retraksi otot-otot suprasternal dan
epigastrial saat inspirasi. Pemberian O2 jika terdapat sesak, dan jika ada lendir
jalan nafas harus dibersihkan dangan penghisapan. Selain itu diberikan infus
2A½N sebagai masukan kalori dan sebagai jalan masuk obat.
2. Aspek Medikamentosa
3. Aspek Dietetik
Pada penderita dengan croup perlu diperhatikan pemberian diet melalui enteral
jika terdapat sesak dan usaha nafas karena ditakutkan terjadi aspirasi. Pemberian
enteral juga memperhatikan akseptabilitas makanan. Perlahan, diet enteral diganti
per oral
Pasien dapat dipulangkan jika keadaan umum membaik, tidak terdapat tanda-
tanda distress respirasi, tidak terdengar stridor saat istirahat. Orang tua harus tetap
diberi edukasi agar memperhatikan adanya gejala croup yang berulang dan untuk
mencari pertolongan dokter secepatnya jika terjadi.
d. Prognosis Semua
Croup biasanya bersifat self-limited disease dengan prognosis yang baik.
Ad vitam : bonam
Ad fungtionam : bonam
e. SKDI Semua
3B: Acute Respiratory Disstress
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Hipoteris
Yudi, anak laki-laki 2 tahun, mengalami respiratory distress et causa croup.
Learning Issue
a. Initial assessment pada anak 3,4,9
DAFTAR PUSTAKA
Postma GN, Koufman JA. Laryngitis. Dalam : Bailey BJ. Ed. Head and Neck Surgery Otolaringology.
2nd ed. Volume 1. Philadelphia: JB Lippincot, 2006: 731-739