Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung ditandai dengan
tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu makan menurun
atau sakit kepala (Ratu & Adwan, 2013). Biasanya penyakit gastritis terjadi pada
orang-orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur dan memakan-makanan
yang merangsang asam lambung seperti cuka, cabai, kopi, alkohol dan rokok
sehingga mengakibatkan kekambuhan gastritis. Menghilangkan atau mengurangi
kemungkinan yang dapat terjadi kekambuhan gastritis maka diperlukan upaya
pencegahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan
sikap seseorang terhadap pola makan sehari-hari. pengetahuan mempunyai
hubungan yang bermakna untuk mencegah kekambuhan gastritis, dengan adanya
pengetahuan tentang terjadinya kekambuhan gastritis, faktor penyebab, rawatan
yang tepat, pola makan yang baik dihadapi oleh individu dapat diatasi. Serta sikap
atau gaya hidup yang baik tentang pola makan itu sendiri adalah salah satu hal
penting yang harus diketahui untuk mencegah kekambuhan gastritis. Saat Praktik
Klinik Keperawatan (PKK 2) semester VI (Enam) di UPT Puskesmas Menteng
Palangka Raya, banyak pasien yang datang ke puskesmas, dengan diagnosa
gastritis. Kebanyakan dari pasien tersebut berobat karena mengalami kekambuhan
gastritis. Pernyataan pasien, Kekambuhan gastritis tersebut dikarenakan oleh pola
makan yang dilakukan tidak teratur, sering tidak serapan pagi, dan makan
makanan yang pedas.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang
14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-
2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi
gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar
17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang

1
2

berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik (Gustin, 2011). Penderita gastritis di


Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk (Rahmi, Kurnia: 2011). Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
30.154 kasus (4,9%). Pasien gastritis di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun
2014 berjumlah 8.100 kasus dari 13 kabupaten. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya, gastritis menempati urutan ke-3 dari 10
penyakit/kasus di kota Palangka Raya tahun 2014 yaitu sebesar 7.022 kasus.
Berdasarkan data kunjungan pasien di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng
Palangka Raya pada tahun 2015 terdapat sebanyak 1015 kunjung, pada tahun
2016 sebanyak 895 kunjungan, dan pada bulan april sampai dengan mei 2017 ada
95 kunjungan pasien gastritis. Survei yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 16
dan 17 Juni 2017 di Puskesmas Menteng Palangka Raya, Setelah dilakukan
wawancara kepada 8 responden (100%) bahwa 4 responden (50%) sudah
mengetahui tentang penyakit maag yang merupakan penyakit lambung yang
disebabkan karena terlambat makan, suka makan makanan pedas dan asam.
Sedangkan 4 responden (50%) lagi belum mengetahui tentang penyakit maag dan
cara pencegahannya serta mereka mengatakan sering mengkonsumsi makanan
pedas, asam, tidak serapan pagi, dan sering makan tidak tepat waktu.
Gastritis yang dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami
kekambuhan dan memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan. Penelitian
yang dilakukan oleh Maulidiyah (2012). Salah satu faktor yang dapat
menimbulkan munculnya penyakit gastritis adalah kebiasaan mengonsumsi
makanan yang bisa meningkatkan asam lambung seperti makanan pedas, makanan
berlemak, minuman beralkhohol, kafein, coklat, serta gaya hidup atau pola makan
yang salah. Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada
perut, perut kembung, sakit kepala, mual, dan muntah (Maulidiyah, 2012).
Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun dapat menyebabkan
kekambuhan hingga kematian. Dampak dari gastritis yang dibiarkan bisa
3

mengalami komplikasi seperti pendarahan saluran cerna atas, hematemesis dan


malena (anemia), ulkus peptikum, perforasi (Riyanto, 2011).
Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari
penatalaksanaan dalam mencegah kekambuhan gastritis dan juga merupakan
tindakan preventif dalam mencegah penyakit gastritis. Menghindari kekambuhan
gastritis membutuhkan pengaturan makanan, pola makan yang teratur yang
mencakup, frekuensi makan yang baik, jenis dan jumlah makanan dianjurkan
dokter, dapat mencegah kekambuhan gastritis serta sebagai upaya untuk
memperbaiki kondisi pencernaan. Selain itu diperlukan juga pengetahuan dan
sikap seseorang untuk mencegah kekambuhan gastritis dengan mengatur pola
makan yang benar. Karena tingginya angka kejadian gastritis akibat pola makan
yang tidak teratur dan tidak sesuai, maka petugas kesehatan hendaknya
menjelaskan tentang bagaimana jumlah makan, frekuensi makan, dan jenis
makanan yang baik dan tepat bagi penderita gastritis agar pasien dapat merubah
perilaku pola makannya menjadi lebih baik sehingga tidak terjadi kekambuhan
pada penderita gastritis dan penyakit gastritisnya tidak semakin parah.

1.2 Rumusan Masalah


Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung ditandai dengan
tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu makan menurun
atau sakit kepala. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang
memiliki pola makan yang tidak teratur dan memakan-makanan yang merangsang
asam lambung. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan
dan sikap seseorang terhadap pola makan sehari-hari. pengetahuan mempunyai
hubungan yang bermakna untuk mencegah kekambuhan gastritis, serta sikap atau
gaya hidup yang baik tentang pola makan itu sendiri adalah salah satu hal penting
yang harus diketahui untuk mencegah kekambuhan gastritis. Gastritis yang
dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan
memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan. Berdasarkan fenomena di atas
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Bagaimana Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Pasien Tentang Pola Makan Dengan Pencegahan
4

Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka


Raya”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan
dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas
Menteng Palangka Raya.

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Mengidentifikasi pengetahuan pasien tentang pola makan di wilayah kerja
UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya
2) Mengidentifikasi sikap pasien tentang pola makan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Menteng Palangka Raya
3) Mengidentifikasi pelaksanaan pencegahan kekambuhan gastritis di
wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya
4) Menganalisis hubungan pengetahuan tentang pola makan dengan
pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas
Menteng Palangka Raya
5) Menganalisis hubungan sikap tentang pola makan dengan pencegahan
kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka
Raya

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data ilmiah yang dapat
mendukung data yang telah ada sehingga teori tentang hubungan pengetahuan dan
sikap pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di
wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya dapat dijadikan acuan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
5

1.4.2 Manfaat Praktis


1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
bidang keperawatan medikal bedah tentang hubungan pengetahuan dan sikap
pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Menteng Palangka Raya agar dapat lebih berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman.
2) Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu referensi atau bahan belajar dan menambah wawasan
mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya di bidang keperawatan medikal
bedah tentang hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan
dengan pencegahan kekambuahan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas
Menteng Palangka Raya.
3) Pelayanan Keperawatan
Menambah pengetahuan di bidang keperawatan medikal bedah dengan
adanya penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola
makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas
Menteng Palangka Raya sehingga bermanfaat bagi pelayanan keperawatan.
4) Penelitian Selajutnya
Bagi peneliti lain dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan
referensi untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar dalam
melakukan penelitian lebih lanjut.

Вам также может понравиться