Вы находитесь на странице: 1из 8

PEMBAHASAN THEORETICAL TEST IESO 2013

GEOSPHERE (PART 1)

Questions 1 to 10 correspond to Figure 1 below

1. What is the correct order (older to younger) of the formation of the rocks?
a. C,D,B,A,E+(H,G,F)
b. C,B,E,H,A,F,E,D
c. C,F,B,A,E+(H,G,D)
d. H,G,F,E,C,D,B,A

Terjemahan:
Bagaimanakah urutan pembentukan batuan dari yang umurnya paling tua hingga yang
paling muda?
a. C,D,B,A,E+(H,G,F)
b. C,B,E,H,A,F,E,D
c. C,F,B,A,E+(H,G,D)
d. H,G,F,E,C,D,B,A

Jawaban: A
Pembahasan:
Sebelum kita mengaplikasikan hukum-hukum stratigrafi untuk menjawab soal no.1,
perhatikan dulu ilustrasi penampang vertikal geologi di atas. Tampak ada depresi di tengah-
tengah penampang yang kita kenal dengan nama graben, sehingga batuan A di bagian
tengah terlihat lebih rendah posisinya daripada batuan A di sebelah barat maupun timur.
Dengan menggunakan hukum cross-cutting relationship, dapat dipastikan bahwa umur
graben lebih muda daripada batuan A.
Pada sisi sebelah barat dan timur, terlihat bahwa batuan B, C, dan D berada di bawah
batuan A. Batuan B merupakan batuan sedimen, sedangkan batuan C dan D merupakan
batuan beku. Pada ilustrasi di atas, terlihat bahwa batuan D merupakan batuan beku yang
mengintrusi batuan C. Dengan menggunakan hukum cross-cutting relationship, dapat
disimpulkan bahwa batuan D berumur lebih muda daripada batuan C. Perhatikan juga,
batuan B berada di atas batuan C, sedangkan batuan B berada di bawah batuan A. Dengan
menggunakan hukum superposisi, dapat disimpulkan bahwa batuan B berumur lebih muda
daripada batuan C, namun batuan B berumur lebih tua daripada batuan A.
Selanjutnya, perhatikan batuan-batuan yang terletak di bagian tengah. Terdapat batuan A,
E, F, G, dan H. Batuan E terlihat berada di atas batuan A, namun posisinya tidak mendatar.
Hal ini terjadi karena batuan E ambles dan longsor saat terbentuk graben di bagian tengah.
Karena batuan E telah ada sebelum graben terbentuk, dapat dipastikan bahwa umur batuan
E lebih tua daripada umur graben.
Selain batuan E, di atas batuan A juga terdapat batuan F, G, dan H. Posisi batuan F, G, dan H
relatif mendatar. Berdasarkan hukum horisontalitas, batuan sedimen yang posisinya masih
relatif mendatar seperti batuan F, G, dan H berarti belum terkena struktur geologi. Dapat
disimpulkan bahwa graben berumur lebih tua daripada batuan F, G, dan H. Perhatikan juga
bahwa posisi batuan H di bawah batuan G, sedangkan batuan G berada di bawah batuan F.
Dengan menggunakan hukum superposisi, dapat dipastikan bahwa batuan H berumur lebih
tua daripada batuan G, sedangkan batuan G berumur lebih tua daripada batuan F.

Wah, panjang juga ya penjelasannya . Jika disimpulkan, sejarah geologi yang telah
membentuk penampang vertikal geologi di atas adalah:
(1) Pembentukan batuan C (kemungkinan besar batuan C merupakan batuan beku
intrusif yang berbentuk batholith)
(2) Intrusi batuan D pada batuan C (kemungkinan besar batuan D merupakan batuan
beku intrusif yang berbentuk dike)
(3) Erosi pada bagian atas batuan C, sehingga sebagian dari batuan D ikut tererosi
(4) Pengendapan dan lithifikasi batuan B
(5) Pengendapan dan lithifikasi batuan A
(6) Pengendapan dan lithifikasi batuan E
(7) Pembentukan graben
(8) Erosi pada bagian atas batuan A dan E
(9) Pengendapan dan lithifikasi batuan H
(10) Erosi pada bagian atas batuan H
(11) Pengendapan dan lithifikasi batuan G
(12) Erosi pada bagian atas batuan G
(13) Pengendapan dan lithifikasi batuan F
(14) Erosi pada bagian atas batuan F
Sejarah geologi di atas bila dirangkum akan menjadi: C,D,B,A,E+(H,G,F)
Catatan: Tanda “+” (plus) menunjukkan bahwa telah terjadi pembentukan struktur geologi
berupa graben setelah pembentukan batuan E dan sebelum pembentukan batuan H.
2. Which types of faults are presented in the figure 1?
a. Reverse faults
b. Extension faults
c. Transform faults
d. Strike slip faults

Terjemahan:
Apakah jenis sesar yang ditampilkan pada gambar 1?
a. Sesar naik
b. Sesar ekstensi
c. Sesar transform
d. Sesar geser

Jawaban: B
Pembahasan:
Dari pembahasan soal no.1, diketahui bahwa terdapat struktur geologi berupa graben.
Graben adalah sepasang sesar normal/sesar turun berhadapan yang menyebabkan suatu
blok hanging wall berada di antara dua blok foot wall. Pada ilustrasi di atas, blok hanging
wall terletak di bagian tengah, sedangkan blok foot wall terletak di sebelah barat dan
sebelah timur. Graben merupakan salah satu jenis sesar ekstensi.

3. Which type of tectonic setting is presented in the figure 1?


a. Subduction
b. Collision
c. Rifting
d. Transform

Terjemahan:
Apakah jenis setting tektonik yang ditampilkan pada gambar 1?
a. Subduksi
b. Kolisi
c. Rifting
d. Transform

Jawaban: C
Pembahasan:
Keberadaan sesar ekstensi pada gambar 1 menunjukkan bahwa setting tektonik yang
ditampilkan pada gambar 1 adalah rifting.
4. Which type of fossil should NOT be expected in unit A?
a. Stromatolite
b. Fossil wood
c. Ammonite
d. Echinoderms

Terjemahan:
Apakah jenis fosil yang tidak seharusnya ada pada unit A?
a. Stromatolit
b. Fosil kayu
c. Ammonit
d. Echinodermata

Jawaban: B
Pembahasan:
Seperti yang terlihat pada gambar 1, unit A merupakan batugamping (limestone).
Batugamping terbentuk di lingkungan laut dangkal. Jenis fosil yang tidak seharusnya ada
pada batugamping adalah fosil kayu karena fosil kayu berasal dari pohon yang telah mati.
Pohon pada umumnya hidup di daratan, bukan di laut dangkal. Fosil yang dapat ditemukan
pada batugamping merupakan sisa-sisa organisme yang dulunya hidup di laut dangkal
seperti stromatolit, ammonit, dan echinodermata.

5. Which mineral is expected to be found in layer G?


a. Halite
b. Calcite
c. Quartz
d. Clay

Terjemahan:
Mineral manakah yang dapat ditemukan pada lapisan G?
a. Halit
b. Kalsit
c. Kuarsa
d. Mineral lempung

Jawaban: A
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada gambar 1, lapisan G merupakan lapisan garam (salt). Garam
dominan tersusun oleh mineral halit (NaCl).
6. The red sandstone in layer B is cemented by . . . .
a. Copper
b. Quartz
c. Calcite
d. Iron

Terjemahan:
Batupasir merah pada lapisan B tersementasi oleh . . . .
a. Tembaga
b. Kuarsa
c. Kalsit
d. Besi

Jawaban: D
Pembahasan:
Besi yang menjadi semen pada batupasir B menyebabkan batupasir B tampak berwarna
merah. Warna merah terutama berasal dari besi yang teroksidasi, sehingga menimbulkan
karat yang umumnya berwarna merah.
7. Cross bedding is most likely to be expected in layers . . . .
a. A
b. B
c. C
d. D

Terjemahan:
Struktur cross bedding/silang siur paling mungkin ditemukan pada lapisan . . . .
a. A
b. B
c. C
d. D

Jawaban: B
Pembahasan:
Lapisan B merupakan lapisan batupasir (sandstone). Di antara keempat batuan (A, B, C, D),
batupasir merupakan batuan yang paling umum memiliki struktur cross bedding.
Batugamping (batuan A) pada umumnya tidak berstruktur cross bedding. Batuan C dan
batuan D merupakan batuan beku yang tidak mungkin memiliki struktur cross bedding
karena struktur cross bedding merupakan struktur sedimen.

Catatan: Batugamping klastik bisa juga berstruktur cross bedding meski kadang tidak sejelas
di batuan sedimen silisiklastik. Salah satu contoh batugamping klastik ada di Formasi
Wonosari di daerah Semanu, Gunung Kidul, DIY.

Struktur cross bedding pada batugamping


bisa terbentuk karena pengaruh arus
yang bekerja.
8. Which of the following rock is a result of interaction between the hydrosphere and the
biosphere?
a. Sandstone
b. Salt
c. Limestone
d. Granite

Terjemahan:
Manakah di antara batuan berikut ini yang dihasilkan oleh interaksi antara hidrosfer dengan
biosfer?
a. Batupasir
b. Garam
c. Batugamping
d. Granit

Jawaban: C
Pembahasan:
Batugamping merupakan batuan sedimen yang umumnya berasal dari sisa-sisa organisme
yang mengandung karbonat. Organisme-organisme yang mengandung karbonat biasanya
hidup di laut dangkal. Sisa-sisa organisme yang mengandung karbonat tersebut (biosfer)
akan tertransportasi dan terendapkan di dasar laut dangkal dengan bantuan air laut
(hidrosfer). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembentukan batugamping
merupakan hasil interaksi antara hidrosfer dengan biosfer.
9. The hydrosphere processes that affect various rocks in the section is seen in . . . .
a. All the rocks
b. All the rocks except granite and rhyolite
c. Limestone, marl, and salt
d. Sandstone, conglomerate, and limestone

Terjemahan:
Proses hidrosfer yang mempengaruhi berbagai macam batuan pada penampang di atas
terlihat pada . . . .
a. Semua batuan
b. Semua batuan kecuali granit dan riolit
c. Batugamping, batunapal, dan garam
d. Batupasir, konglomerat, dan batugamping

Jawaban: A
Pembahasan:
Proses hidrosfer bekerja pada semua batuan yang terlihat pada penampang vertikal geologi
di atas. Proses hidrosfer tersebut bisa berbagai macam, antara lain erosi, transportasi, dan
pengendapan. Batuan beku (batuan C dan D) dan batuan sedimen (batuan A, B, E, F, G, dan
H) terkena proses erosi yang salah satunya dapat disebabkan oleh pergerakan air. Selama
pembentukan batuan sedimen (batuan A, B, E, F, G, dan H), proses transportasi dan
pengendapan sedimen terjadi melalui media air.

10. Which of the earth systems (spheres) is active in producing salt deposits?
a. Hydrosphere and biosphere
b. Geosphere, hydrosphere, and atmosphere
c. Geosphere, hydrosphere, and biosphere
d. Atmosphere, biosphere, and geosphere

Terjemahan:
Manakah sistem bumi yang aktif dalam produksi endapan garam?
a. Hidrosfer dan biosfer
b. Geosfer, hidrosfer, dan atmosfer
c. Geosfer, hidrosfer, dan biosfer
d. Atmosfer, biosfer, dan geosfer

Jawaban: B
Pembahasan:
Garam berasal dari hasil pelapukan batuan yang terdapat di daratan (geosfer). Pelapukan
batuan tersebut disebabkan oleh pengaruh atmosfer. Sedimen hasil pelapukan tadi tererosi
dan terbawa oleh aliran sungai hingga ke laut (hidrosfer). Saat sampai di laut, sedimen tadi
terurai menjadi ion-ion pembentuk garam. Ion-ion tadi akan larut di dalam air laut
(hidrosfer) dan suatu saat akan terendapkan di dasar laut membentuk endapan garam.

Вам также может понравиться