Вы находитесь на странице: 1из 33

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “L” DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER ACUTE
MYOCARDIAL INFARCTION DI RUANG TULIP RSUD SEHAT SENTOSA

Tanggal masuk RS : 5 Desember 2009


Jam : 03.00 WIB
Tanggal pengkajian : 5 Desember 2009
Jam ; 07.00 WIB

1. PENGKAJIAN
1. BIODATA
1. Identitas klien
Nama : Tn “L”
Tempat Tgl Lahir : Yogyakarta, 2 Desember 1959
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny “P”
Tempat Tgl Lahir : Klaten, 5 Juli 1960
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Istri Pasien

1. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama:
Pasien datang ke IGD rumah sakit “Harapan Sehat” tanggal 5 Desember dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu kiri dan punggung

1. Riwayat kesehatan sekarang:


Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu punggung sejak
3 hari yang lalu dan disertai akrar dingin, sesak nafas dan nyeri bertambah ketika beraktivitas ringan. Setelah minum
obat anti nyeri dan beristirahat kondisi pasien mulai membaik namun 2 jam yang lalu kondisi pasien kembali
memburuk lalu pasien dibawa ke ruang IGD rumah sakit Harapan Sehat dari pemeriksaan fisik didaptkan nadi
120x/menit, pernafasan 28x/menit, suhu 36ºC, tekanan darah 100/60 mmHg, BB 85 kg, TB 170cm. Di ruang IGD
klien mendapat terapi Morphin dan O2 dengan kecepatan 5 liter/menit dengan posisi tidur semi fowler dan. Setelah
kondisi pasien mulai stabil pasien lalu dipindah ke ruang kamboja.

1. Riwayat kesehatan dahulu:


Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit yang sama.

1. Riwayat kesehatan keluarga:


Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit jantung.

1. Riwayat kesehatan lingkungan:


Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggal cukup bersih.

1. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi terhadap kesehatan:
Pasien mengatakan, dia yakin bahwa dirinya akan cepet sembuh jika mengikuti saran dan terapi yang dianjurkan
oleh dokter.

1. Pola aktivitas latihan:


aktivitas 0 1 2 3 4
mandi √
Berpakaian √ ü
Eliminasi √ ü
Mobilisasi di tempat tidur √ ü
Ambulansi √ ü
Makan √ ü

Keterangan
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian oleh alat
2 = dibantu sebagian oleh orang
3 = dibantu alat dan orang lain
4 = ketergantungan penuh

1. Pola istirahat tidur


Pasien mengatakan kebiasaan tidur dengan frekuensi 6-7 jam/hari namun sejak sakit pasien mengatakan tidur
kurang dari 6 jam sehari. Pada waktu tertentu terbangun karena nyeri dan sesak nafas.

1. Pola nutrisi metabolik


Pasien mengatakan jika tidak sakit, dalam satu hari dapat makan 2-3 X/hari dan sering porsi normal dengan lauk dan
sayur serta buah kadang-kadang, namun sejak sakit pasien hanya mampu menghabiskan makanan yang disediakan
rumah sakit ± 1/4 porsi dan air putih 4 gelas.
Kajian A B C D E
A : Antropometri BB : 85 kg
TB : 170 cm
IMT : BB
(TB/100)²

= 85 = 29,41 (kriteria obesitas)


(170/100)2
Biomecanical : Range
RBC : 5,47 106/mm3 3,80 – 5,80
HGB : 12 g/dl 11,5 – 16,00
HCT : 36,5 % 37,0 – 47.0
MCV : 67 µm3 80 – 100
WBC : 12,5 h 103/mm3 4 – 10
NEU : 75 lt 40,0 – 74,0
PCT : 0,426 % 0.150 – 0,500
PDW : 9,81 % 11,0 – 18,0
MPV : 7 µm3 6,0 – 11,0
PLT : 605 103/mm3 150 – 500
RDW : 15,7 % 11,0 – 16,0
MCHC: 32,7 g/dl 32 – 36
Clinical : pasien tampak lemas, masih menahan nyeri, mukosa bibir kering
Diit : pasien diberikan diit bubur halus rendah garam dan air putih
Energi : pasien terlihat lemas, dan masih bed rest akibat nyeri

1. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB hanya 1x/hari, konsistensi lembek, BAK 5-7x/hari. Saat sakit BAB pasien 1 x
sehari dengan konsistensi lembek, BAK 2x/hari. ± 100 cc.

1. Pola kognitif perceptual


1. Status mental : composmentis GCS 13
2. Bicara : tidak dapat bicara jelas suara lemah
3. Pendengaran : pasien tidak mampu mendengar dengan baik
4. Penglihatan : pasien tidak mampu melihat dengan baik
5. Vertigo :–
6. Manajemen nyeri : pasien memanajemen nyeri dengan beristirahat, menarik nafas dalam.
1. Pola konsep diri
1. Harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang dideritanya saat ini, dia yakin akan cepat
sembuh.
2. Ideal diri : pasien mengatakan penyakitnya menyebabkan dia terganggu dalam perilakunya sehari-hari dan
keinginan untuk sembuh.
3. Identitas diri : pasien mampu menyebutkan identitas dirinya dengan benar (nama, umur, dll).
4. Gambaran diri : pasien mengatakan mengatakan cemas karena takut mati karena kondisi penyakitnya semakin
memburuk.
5. Peran diri : penyakitnya menyebabkan pasien kehilangan peran dirinya baik di keluarga/ masyarakat dan
lingkungan.
1. Pola koping
Pasien mengatakan dalam mengatasi masalah kesehatan pasien meminta dukungan keluarganya.

i. Pola seksual reproduksi


Pasien sudah menikah, dan memiliki 2 orang anak.

j. Pola peran hubungan

Pasien mengatakan selalu mendapat dukungan dari keluarganya, teman, maupun saudara. Hubungan terbina baik
dan pasien mengatakan mendapat motivasi untuk segera sembuh.

1. Pola nilai dan kepercayaan


Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien selalu melakukan aktivitas ibadahnya dengan melaksanakan sholat 5
waktu, namun karena sakit, pasien sulit untuk melakukan aktivitas ibadahnya seperti biasa dan hanya mampu berdoa
saja.

1. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)


a) Keadaan umum
KU: cukup, wajah menyeringai menahan nyeri
P : Pasien mengatakan nyeri menetap tanpa atau dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 8
T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama lebih dari 30 menit

1. Tanda-tanda vital
suhu : 36 0 C
nadi : 120 x/menit
TD : 100/60 mmHg
Pernafasan : 32 x/menit
BB : 85 kg
TB : 170 cm
a. Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala kotor, tak ada lesi, wajah menyeringai menahan nyeri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala

b. Kulit, Rambut, Kuku


Inspeksi : warna kulit sawo matang,
Rambut jarang, distribusi rata
Bentuk kuku normal
Palpasi : kulit teraba dingin
Kelembapan : kulit lembab
Tekxtur : kasar
Turgor kulit : tidak elastisitas
Cavilary refill : 4 detik
c. Mata
Inspeksi : mata simetris, menggunakan kaca mata, konjungtiva anemis
Pupil isokor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata

1. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, ada kotoran pada lubang telinga, tidak ada Lesi pada telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga

1. Hidung
Inspeksi : hidung tampak simetris, hidung agak kotor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada lubang, tidak ada massa pada hidung

1. Mulut
Inspeksi : Mulut tampak simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir tampak
Kering, gigi tidak lengkap
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut dan tidak ada massa pada mulut
1. leher
Inspeksi : leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
1. Dada
Inspeksi : terjadi retraksi dada, pengunaan otot bantu pernafasan,
Tidak ada lesi pada dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada, fokal
Premitus kanan dan kaki berbeda, pasien mengalami palpitasi
Perkusi : Paru-paru suaranya sonor
Auskultasi: Paru-paru vesikuler, jantung suaranya redup
Jantung terdengar suara jantung S2 galop
1. Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak simetris,
Auskultasi : bising usus normal 35 x/menit
Perkusi : Suara perkusi perut tympani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada perut

1. Ektremitas atas dan bawah


– Ekstremitas atas : tidak mampu bergerak bebas dan sangat lemah, tangan kiri terpasang infuse Dektrosa 5%, NaCl
0,9 15 tetes/menit, kulit pucat dan dingin.
– Ekstremitas bawah mampu bergerak bebas, tidak ada lesi tidak ada udema

1. Anus dan Rektum


Tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksterna

1. Genetalia
Normal, pasien tidak terpasang kateter urin

1. Kekuatan otot

4 4
4 4

Keterangan:
0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya kontraksi oto
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
3 = gerakan normal menentang gravitasi
4 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan pen

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
ST elevasi pada lead II, III, aVF
1. Pemeriksaan Laboratorium Range
RBC : 5,47 106/mm3 3,80 – 5,80
HGB : 6 g/dl 11,5 – 16,00??????????
HCT : 36,5 % 37,0 – 47.0
MCV : 67 µm3 80 – 100
WBC : 12,5 h 103/mm3 4 – 10
NEU : 75 lt 40,0 – 74,0
PCT : 0,426 % 0.150 – 0,500
PDW : 9,81 % 11,0 – 18,0
MPV : 7 µm3 6,0 – 11,0
PLT : 605 103/mm3 150 – 500
RDW : 15,7 % 11,0 – 16,0
MCHC: 32,7 g/dl 32 – 36
CKMB : 100
LDH : 4000
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Fokus:
Data objektif :
– pasien tampak lemah
– wajah menyeringai menahan nyeri
– pasien mengalami palpitasi
– TTV : suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 100/60 mmHg
RR : 32 x/menit
– Pasien bed rest
– Kulit pasien teraba dingin
– Konjungtiva anemis
– Hasil EKG menunjukkan
– Cavilary revill >2 detik
– Pasien mengalami oliguria

Data subjektif :
– P: Pasien mengatakan nyeri menetap tanpa atau dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 8
T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama lebih dari 30 menit
– Pasien mengatakan merasa cemas tentang kondisi dan penyakitnya
– Pasien mengatakan BAK 2 x/hari ±100cc
ANALISA DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGY PROBLEM


DO :
– Pasien tampak pucat
– Pasien terlihat lemah
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
1 DS: Agen Cidera Biologi Nyeri Akut

– P: Pasien mengatakan nyeri menetap


tanpa atau dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan

R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri


dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 8

T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama


lebih dari 30 menit

DO :
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
– Palpitasi

– Pemeriksaan EKG (ST elevasi di lead Penurunan kontraktivitas


2 Penurunan curah jantung
II,III , aVF) myokard

– Kulit teraba dingin dan pucat


DS:

– Pasien mengatakan BAK 2 x/hari (±100


cc)

– Pasien mengatakan cemas dan takut mati


karena kondisi penyakitnya yang semakin
memburuk

DO :
– retraksi dada (+)
– cavilary refill kembali dalam 4 detik
Perfusi jaringan (perifer
3 – kulit teraba dingin dan pucat Aliran arteri terhambat dan kardiopulmunal) tidak
efektif
– ektrimitas lemah
– AGD : ???????????????
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
DS:

– P: Pasien mengatakan nyeri menetap


tanpa atau dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri
dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 8

T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama


lebih dari 30 menit

– Pasien mengatakan cemas dan takut akan


kematian karena kondisi penyakit yang semakin
memburuk

DO :
– Pemeriksaan EKG (ST elevasi di lead
II,III , aVF)
– Pasien terlihat lemah
– Pasien bed rest
– Vital sign
suhu : 360 C
Kelemahan secara
4 Intoleransi aktivitas
Nadi : 120 x/menit menyeluruh
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
DS:

– Pasien mengatakan mengalami nyeri


dada sebelah kiri secara mendadak dan menjalar
ke bahu sebelah kiri dan punggung sebelah kiri

DO :
– Palpitasi
– Pasien tampak gelisah
– Pasien terlihat lemah
5 Perubahan status kesehatan Cemas
– Pasien berkeringat dingin
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit

DS:

– Pasien mengatakan mengalami nyeri


dada sebelah kiri secara mendadak dan menjalar
ke bahu sebelah kiri dan punggung sebelah kiri

– Pasien mengatakan mual dan


muntah disertai pusing

– Pasien mengatakan cemas dan takut akan


kematian karena kondisi penyakit yang semakin
memburuk

DO :
6 – retraksi dada (+)

– Posisi tubuh menunjukkan 3 point


position
– Nafas pendek Pola nafas tidak efektif
Hiperventilasi
– RR : 32 x/menit
DS

– Pasien mengatakan mengalami kesulitan


bernafas

DO :
– Bunyi jantung 2 galopp
– Pasien mengalami nafas pendek
– Pasien tampak gelisah
– Vital sign
TD : 130/80 mmHg Mekanisme pengaturan
7 Kelebihan volume cairan
lemah
RR : 32 x/menit
DS :

– Pasien mengatakan BAK 2 x/hari (±100


cc)
– Pasien mengatakan cemas

1. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktivitas myokard
4. Perfusi jaringan (perifer, kardiopulmonar) tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri terhambat
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secra menyeluruh
6. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
1. INTERVENSI

Waktu NO
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Tgl Jam DX

1. Perubahan dalam lokasi


1. Kaji nyeri secara atau intensitas tidak
komprehensif umum tetapi dapat
meliputi lokasi, menunjukkan adanya
karakteristik, durasi, komplikasi. Nyeri
frekuensi dan cenderung konstan, lebih
kualitas nyeri hebat, dan menyebar
keatas, nyeri lokal bisa
terjadi abses
2. Gunakan komunikasi
teraupetik untuk 2. Mengurangi cemas,
Setelah dilakukan meberikan informasi memusatkan perhatian
asuhan perawatan tentang pengalaman nyeri yang dapat
selama 3 x24 jam dan mengetahui respon menghilangkan nyeri
diharapkan pasien pasien terhadap nyeri.
mampu mengontrol
nyeri dengan kriteria 3. Ajarkan teknik
hasil : relaksasi untuk 3. meningkatkan istirahat,
 Pasien mengurangi nyeri seperti memusatkan pikiran
melaporkan menarik nafas dalam, pasien dan meningkatkan
nyeri berkurang mendengarkan musik koping terhadap nyeri
dengan skala 2 atau guided imageri.
durasi 2 menit 1. Kontrol faktor
 Ekspresi wajah lingkungan yang
dan oral tidak mempengaruhi
tampak menahan respon pasien
5/12/2009 11.50 1
nyeri berat terhadap
 Vital sign dalam ketidaknyamanan
rentang normal: seperti menjaga suhu
S: 36,5ºC-37,5ºC ruangan 25º C, jaga
agar ruangan tetap
TD: 110/70 mmHg- tengang dan batasi
139/89 mmHg pengunjung
Nadi: 60-100 x/ 1. Ruangan bising,
menit suhu kamar yang
panas dan
RR: 16-24 x/ mnt pengunjung yang
banyak akan
 Frekuensi nyeri meningkatkan
berkurang ( 3 respon
x/hari) ketidaknyamanan
pasien
1. Monitor vital sign
1. Peningkatan nadi
dan TD
menunjukkan
adanya nyeri dan
peningkatan
TTV
menunjukkan
adanya
komplikasi
6. Kolaborasi dengan
6. membantu mengurangi
dokter dalam pemberian
nyeri sehingga tingkat
analgetik : morphin
energi terjaga
3×250 mg.
1. pelepasan alat
1. kaji kemampuan
Setelah dilakukan oksigenasi saat makan
toleransi pasien dalam
asuhan perawatan menunjukkan perbaikan
2 pelepasan alat oksigenasi
selama …x24 jam dalam pemenuhan
saat makan
diharapkan pasien kebutuhan O2pasien
mampu 2. kelancaran aliran
meningkatkan O2 dapat membantu
ventilasi yang 2. monitor aliran O2 dan proses pemulihan kondisi
adekuat dengan kondisi alat pasien dengan
kriteria hasil: tercukupinya kebutuhan
 RR dalam O2.
rentang normal
(16-24 x/mnt) 3. atur perlengkapan dan
3.
 Penggunaan sistem humidifikasi
otot-otot bantu
1. ajarkan pasien
pernafasan tidak
pentingnya alat bantu
tampak ( 3 point
pernafasan selain O2
position)
2.
 Tidak ada

5.
retraksi dada

Kolaborasikan
Dengan Dokter
Terapi O2 Yang
5.

Tepat Dalam
Memenuhi
Kebutuhan
1. adanya nyei dada
Setelah dilakukan 1. kaji atau nyeri dada menunjukkan belum
asuhan perawatan (intensitas, lokasi, efektifnya pompa jantung
selama 3×24 jam penyebaran, durasi dan pasien, dan sejauh mana
diharapkan tingkat faktor predisposisi terapi yang telah
efektifitas pompa dilakukan berhasil
jantung pasien
2. terapi O2 yang adekuat
meningkat dengan 2. monitor efektivitas dapat membantu
kriteri hasil: terapi O2 terpenuhinya kebutuhan
 TD dbn (100/70- O2dalam jaringan dan
3 139/89 mmHg) tubuh
 Bunyi jantung
abnormal 1. Makanan bercafein,
3.Ajarkan pasien untuk
(gallop) tidak adalah perangsang
membatasi intake cafein,
ditemukan langsung pada
sodium, makanan
 Kelemahan berkolesterol dan lemak
jantung yang dapat
hebat tidak meningkatkan
tinggi
tampak frekuensi jantung
 Mual (-) 4. kolaborasi dengan 4. antikoagulan dapat
 JVP (-) dokter dalam pemberian meringankan kerja
antikoagulan jantung
1. pompa jantung yang gagal
dapat mencetuskan distres
1. evaluasi nyeri dada
pernafasan. Namun dipsnea
(intensitas, lokasi, durasi,
tiba-tiba/ berlanjut
dan faktor pencetus
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.
Setelah dilakukan 2. monitor ritme dan
2.
asuhan perawatan frekuensi jantung
selama 3×24 jam
diharapkan pasien dapat 3. perubahan dalam suara
mendemonstrasikan 3. auskultasi bunyi jantung
perfusi jarinngan jantung mengindikasikan perbaikan
kembali adekuat dengan dalam kondisi pasien
kriteria hasil:
4. lingkungan yang nyaman
4  Mual muntah tak 4. berikan pasien
membantu peningkatan
tampak lingkungan yang
istirahat dan penggunaan
 Vital sign dalam kondusif untuk istirahat
energi sehingga dapat
rentang normal dan proses penyembuhan
mempercepat penyembuhan
S: 36,5ºC-37,5ºC
1. Ajarkan pasien untuk
TD: 110/70 mmHg- meningkatkan
139/89 mmHg aktivitasnya (spt
eliminasi BAB)
Nadi: 60-100 x/ menit
2. Latihan aktivitas
RR: 16-24 x/ mnt dapat membantu
mengurangi
 ECG tidak penurunan fungsi
menunjukkan yang terjadi akibat
kelainan bed rest
 Tidak terdapat nyeri 1. Kolaborasi dengan
dada dokter dalam
pemberian analgetik
2. Pemberian obat
dengan dosis yang
benar dapat
membantu
meringankan gejala
yang dirasakan
pasien
1. Mengetahui suhu tubuh
1. monitor suhu sesering
secara pasti dan continue
mungkin
setiap saat
2. Mengetahui perubahan TD,
2. monitor TD,RR,nadi
RR, nadi secara continue
setelah di lakukan
3. monitor intake dan 3. Mengetahui secara pasti
tindakan perawatan
output
selama …X24 jam makanan yang masuk dan
diharapkan pasien keluar
5 dapat melakukan
aktivitas ringan
dengan kriteria hasil:

4. lakukan kompres 4. Memberikan efek pada
air hangat hypotalamus untuk
menurunkan suhu badan
Setelah dilakukan 1. kaji tingkat 1. reaksi fisik yang berlebihan
asuhan perawatan kecemasan dan reaksi menunjukkan tingkat cemas
selama 3×24 jam fisik pada yang tinggi sehingga harus
diharapkan tingkat kecemasan diatasi
kecemasan pasien
berkurang dengan 2. penggunaan teksik
2. instruksikan pasien
kriteria hasil : relaksasi yang tepat dapat
6 dalam penggunaan teknik
meringankan gejala penyakit
 Pasien mampu relaksasi (menarik nafas
dan membantu mengurangi
menggunakan dalam, mendengarkan
teknik relaksasi kecamasan serta
musik, guided imagery)
untuk meningkatkan istirahat
mengurangi 3. dengan mengetahui situasi
nyeri 3. bantu pasien untuk
yang menciptakan kecemasan
 Pasien mampu mengidentifikasi situasi
dapat mencari strategi koping
membina yang menciptakan
yang tepat dalam mengurangi
hubungan sosial kecemasan
kecemasan yang terjadi
 Pasien mampu
berkonsentrasi
 Tidak tampak 4. kolaborasi dengan
4. meningkatkan
tanda-tanda dokter dalam pemberian
relaksasi/istirahat dan
cemas obat untuk mengurangi
menurunkan rasa cemas
 Tidak ada cemas
gannguan tidur

IMPLEMENTASI

NO HARI/TGL WAKTU IMPLEMENTASI RESPON TTD


Suasana lingkungan yang nyaman
1. Menciptakan lingkungan yang
menbantu pasien beristirahat yang
07.30 kondusif dan nyaman untuk
cukup dan membantu mempercepat
pasien
proses penyembuhan
2. Menggunakan komunikasi
Pasien dapat memahami cara
teraupetik untuk meberikan
mengurangi nyeri dengan teknik
07.45 informasi tentang pengalaman
relaksasi seperti menarik nafas
nyeri dan mengetahui respon
dalam
pasien terhadap nyeri.
3. Mengajarkan teknik relaksasi
untuk mengurangi nyeri seperti
Klien dapat lebih nyaman setelah
08.00 menarik nafas dalam,
melakukan nafas dalam
Sabtu 5/12/ mendengarkan musik atau guided
1
2009 imageri.
4. Mengkaji nyeri secara
komprehensif meliputi lokasi, Pasien masih mengalami nyeri
08.15
karakteristik, durasi, frekuensi dan dengan frekuensi nyeri skala 7
kualitas nyeri
Vital sign:
– TD : 130/80 mmHg

5. Memonitor vital sign pasien – Nadi : 120 x/menit


08.30
dan terapi
– RR : 32 x/mnt
– Suhu : 36oC
Pasien belum mampu melepas alat
1. Mengkaji kemampuan toleransi
oksigenasi saat makan karena pasien
09.15 pasien dalam pelepasan alat
masih merasakan nyeri dan sesak
oksigenasi saat makan
nafas
Pasien masih menggunakan alat
2. memonitor aliran O2 dan
Sabtu 09.30 oksigenasi karena pasien masih
2 kondisi alat
5/12/2009 merasa sesak nafas
3. mengajarkan pasien pentingnya
09.45 Pasien masih terpasang oksigen
alat bantu pernafasan selain O2
4. mengkolaborasikan dengan
Oksigenasi terpasang dengan aliran
10.00 dokter terapi O2yang tepat dalam
5 L/menit
memenuhi kebutuhan
1. merapikan tempat tidur pasien 1.TT rapi, KU lemah, pasien masih
dan mengobervasi keadaan dan mengalami sesak nafas dan pasien
07.30
menanyakan keluhan umum mengatakan masih nyeri dengan
pasien skala 8
1. Aliran O2 lancar, terpasang O2 5
2. Memantau selang O2
L/mnt
1. Menganjurkan pasien untuk
3.Pasien mengikuti anjuran perawat
mengurangi konsumsi kopi
dengan hanya mengkonsumsi diet
dan menganjurkan pasien agar
11.50 yang disediakan oleh rumah sakit,
tidak mengkonsumsi diet
pasien mengatakan tidak pernah
selain yang disediakan rumah
mengkonsumsi kopi
sakit
4.Pasien menghabiskan diet yang
3 Sabtu5/12/2009 12.00 4. Memberikan diet (RGRL)
disediakan RS sebanyak ¼ porsi
5.Vital sign:
TD : 130/80 mmHg

5. Mengukur vital sign dan Nadi : 120 x/menit


12.15
memberikan terapi
RR : 32 x/mnt
Suhu : 36oC

6.Pasien mengatakan dada masih


6. Menanyakan keluhan pasien terasa nyeri namun sintensitas
13.30 untuk memantau keberhasilan sedikit berkurang dengan skala 7.
terapi yang diberikan

1. Memonitor cairan dan tetesan


infus
07.30
2. Infus lancar RL NaCl 0,9 15
tpm
1. Memberikan O2 sesuai terapi
2. Terpasang O2 5 l/menit, aliran
Sabtu lancar
4
5/12/2009
1. Memantau keadaan umum
dan pemberian O2dan
menyakan keluhan yang
dialami pasien
2. Ku lemah, pasien terlihat
sesak nafas , Pasien
mengatakan dada masih terasa
nyeri namun sintensitas
sedikit berkurang dengan
skala 7.
4.Vital sign:
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 120 x/menit
1. Memonitor TTV
RR : 32 x/mnt
Suhu : 36oC

5 1
6
1. Menciptakan lingkungan yang
Pasien dapat istirahat dengan
08.00 kondusif dan nyaman untuk
nyaman
pasien
2. Menggunakan komunikasi
teraupetik untuk meberikan Pasien melatih cara mengurangi
08.30 informasi tentang pengalaman nyeri dengan teknik relaksasi seperti
Minggu nyeri dan mengetahui respon menarik nafas dalam
1 pasien terhadap nyeri.
6/12/2009
1. Mengajarkan teknik relaksasi
untuk mengurangi
Klien dapat lebih nyaman setelah
08.45 nyeri seperti menarik nafas
melakukan nafas dalam
dalam, mendengarkan musik
atau guided imagery.
1.
2
1. merapikan tempat tidur pasien 1.TT rapi, KU lemah, pasien masih
dan mengobervasi keadaan dan mengalami sesak nafas, pasien
07.30
menanyakan keluhan umum mengatakan nyeri sudah mulai
pasien berkurang dengan skala 7
2. Memantau pemberian
2. aliran O2 lancar 4 l/mnit. Sistem
O2(mengobservasi aliran,
10.45 humidifikasi baik, pasien terlihat
humidifikasi) dan mengobservasi
nyaman,
pasien.
3. Menganjurkan pasien
Minggu
3 mengkonsumsi buah dan sayru 1. Pasien mengerti dan akan
6/12/2009
11.50 dan mengurangi konsumsi berusaha mengikuti anjuran
danging karena mengandung perawat
banyak lemak
4.Pasien menghabiskan diet yang
12.05 4. Memberikan diet (RGRL)
disediakan RS sebanyak ¼ porsi
5.Pasien terlihat lemah pasien
1. Memantau kondisi pasien dan
mengatakan masih merasa sesak tapi
13.30 menanyakan keluhan yang
durasi nyeri sudah mulai berkurang
dialami oleh pasien.
dan skala nyeri 5.
1.Infus terpasang dekstrose 5 % 15
07.30 1. Memonitor tetesan infus
Minggu tpm
4
6/12/2009 1. Memonitor aliran O2 dan 2.Aliran O2 lancar, pasien tampak
10.50
memantau kenyamanan pasien lebih tenang sesak nafas (-)
3.TTV
– TD: 120/80 mmHG
– Suhu : 36,8º C
11.50 1. Memonitor TTV
– Nadi : 115x/mnt
– RR: 28 x/mnt

1. Memberikan obat sesuai


terapi
1. Memantau tetesan infus
1. Tetesan infus lancar.
Terpasang infus
Dekstrose 5% 15tpm

6
1
2
1.Operan dilaksankan, keadaan
1. Operan jaga dan mengobserasi umum pasien baik, sesak mulai
14.00
keadaan umum pasien berkurang, ekspresi wajah tidak
tampak menyeringai nyeri
2.Pasien mengatakan nyeri sudah
2. Menyakan keluhan yang mulai berkurang, pasien sudah
15.00
dialami pasien mampu mobilisasi ke kamar mandi
sendiri
3.TTV:
– TD :120/80 mmHg
– Nadi : 100x/menit
Senin
3
7/12/2009
3. Mengukur TTV, menganjurkan – RR : 24x/menit
16.30 pasien mengkonsumsi makanan
yang mengandung banyak serat – Suhu : 36,7ºC
Pasien mengatakan makan diet
rumah sakit ditambah dengan sayur
dan buah-buahan

4.Pasien menghabiskan diit ½ porsi.


4. Memberikan diit sesuai terapi
18.00 Pasien mengatakan tidak biasa
(RGRL)
makan diit yang hambar
5.Pasien tampak tidur, pasien
5. Memantau keadaan umum
19.00 terllihat lebih nyaman, sesak
pasien
berkurang
1. Operan jaga, memantau 1. keadaan umum cukup,
Senin
4 14.00 keadaan umum dan status sesak berkurang, pasien terlihat
7/12/2009
pernafasn pasien nyaman
1. Mengukur TTV dan
menanyakan keluhan yang – TD :120/80 mmHg
16.30
diraskan pasien – Nadi : 100x/menit
2. TTV:
– RR : 24x/menit
Suhu : 36,7ºC

Pasien mengatakan sesak sudah


mulai berkurang dan mampu makan
tanpa menggunakan tambahan O2

1. Memantau tetesan infus dan


memberikan perawatan pada
selang infus
1. Tetesan infus terhambat
19.00
karena tertekuk oleh
pasien. Setelah dirawat
tetesan infus kembali
lancar
1. Memantau ku pasien dan
tingkat kenyamanan pasien
1. Ku pasien cukup, pasien
tertidur dan terlihat lebih
nyaman.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Pasien Dengan Penyakit Infark Miokard

A. PENGKAJIAN DATA

I. Identitas Klien

Nama : Tn. P

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Pekerjaaan : PNS

Pendidikan : D3

Alamat : Asrama Batu Merah

Agama : Islam

Tgl Masuk : 18-03-2009 Jam: 18.30 WIT

Tgl Pengkajian : 19-03-2009 Jam: 09.00 WIT

Ruangan : Melati

No. Register : 98796

Diagnosa Medis : infark miokard

Nama Penanggung Jawab : Ny. Q

Hubungan dengan klien : istri

Pekerjaan : PNS

II. Riwayat Keperawatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Keluhan Utama : nyeri dada seperti ditusuk-tusuk

b. Keluhan yang menyertai : mual, muntah, sesak nafas, pusing,

keringat dingin, berdebar-debar/sinkope

c. Catatan Kronologis

Pada tanggal 18-3-2009 jam 13.00 WIT, pada saat pasien istirahat siang bersama isteri, pasien merasa
nyeri dada seperti di tusuk-tusuk, namun isteri pasien menganggap itu hal yang biasa, dan hal itu
berlangsung lama, pada pukul 13.45 pasien di bawa isterinya untuk berobat ke RSUD Haulussy Ambon,
Sesampainya di UGD pasien di terima oleh dr. jaga dan perawat dengan keluhan nyeri dada disetai
dengan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat dingin, dan oleh dr jaga di beri tindakan :

– IVFD Nacl 20 tts/mnt

– Oksigen 2 ltr/mnt

– Ranitidine 3×1 tab

3. Riwayat Kesehatan Masa lalu

– Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya

– Pasien tidak pernah mengalami pembedahan terjadi bahaya tidak ada

– Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun obat

4. Riwayat Kesehatan keluarga

– keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan penyakit klien

5. Keadaan Psikososial Klien

– Pasien nampak cemas dan takut dengan keadaan penyakitnya.

– Pasien sering bertanya tentang keadaan penyakitnya

– Pasien nampak gelisah dengan penyakitnya.

– Harapan pasien agar cepat sembuh dari penyakitnya.

PENGKAJIAN OKSIGENASI
I. Riwayat keperawatan

a. Keluhan

– Kelemahan : ya

– Dispnea : ya

1. Di pengaruhi aktivitas : ya

2. Berkurang bila kepala ditinggikan : tidak

3. Mengganggu istirahat dan ketenagan : ya

– Batuk : ya

– Nyeri dada : ya

1. Tipe : menetap

2. Kualitas : berat

3. Frekuensi : 24 x/mnt

4. Lokasi : nyeri tipikal pada dada anterior, substernal, prekordial

5. Durasi : cepat

6. Radiasi : tidak ada

b. Lingkungan

– Rumah

1. Ventilasi : baik

2. Berdebu : tidak berdebu

3. Berasab : tidak berasab

– Tempat kerja
1. Ventilasi : baik

2. Berdebu : tidak berdebu

3. Berasab : tidak berasab

c. Riwayat penyakit

– Penyakit pernafasan yang pernah dialami : tidak pernah

– Berapa lama : tidak ada

– Pernah kontak dengan penderita TBC : tidak pernah

d. Factor resiko

– Riwayat keluarga

1. CA paru : tidak ada

2. Penyakit kardiovaskuler : tidak ada

– Keluarga yang menderita infeksi pernafasan : tidak ada

– Factor lain

1. Obesitas : ya obesitas

2. Stress : tidak

3. Latihan berat : tidak ada

4. Rokok : ya merokok

e. Pengobatan

– Obat yang sedang/sering digunakan : asam mefenamat

– Pengetahuan dan kemampuan klien menggunakan obat : kurang

– Pengetahuan klien tentang efek samping obat : kurang

II. Pemeriksaan Fisik.


a. Inspeksi

1. Mata

– Pupil : simetris

– Konjungtiva

a. Pucat : ya pucat

b. Cianosis : ya cianosis

2. Mulut

– Membrane mukosa : pucat

– Pernafasan bibir : tidak ada

3. Vena leher : tidak ada distensi vena jugularis

4. Hidung (pernafasan cuping hidung) : ya

5. Dada

– Retraksi : tidak ada

– Simetris : ya

6. Kulit

– Cianosis perifer : ya

– Cianosis sentral : tidak ada

– Pucat : ya

– Oedema : tidak ada

7. Jari-jari dan kuku

– Cianosis : ya

– Pucat : ya
– Clibbing : tidak bengkak

b. Palpasi

1. Frekuensi gerakan dada : 24 x/mnt

2. Tactil fremitus : simetris kiri dan kanan

3. Massa abnormal di mamae dan aksila : tidak ada

4. Nadi perifer : 84x/mnt

5. Suhu : 37 ºC

c. Auskultasi

1. Bunyi nafas : bersih/krekels

2. Bunyi nafas tambahan : wheezing

III. Pemeriksaan diagnostic

a. EKG

b. Laboratorium

c. Enzim/Isoenzim Jantung

d. Radiologi

e. Ekokardiografi

6. Radioisotop
IV. Klasifikasi data

DS : Pasien mengatakan :

– Nyeri dada seperti di tusuk-tusuk

– Mual

– Muntah
– Sesak nafas

– Pusing

– Keringat dingin

– Berdebar-debar/sinkope

DO :

– KU pasien lemah

– Respirasi 24 x/mnt

– Nadi 84 x/mnt

– Terpasang oksigen 2 ltr/mnt

– Kulit pucat

– Cianosis

V. Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


No

DS: Pasien mengatakan Ganguan


keseimbangan
– nyeri dada cairan dan
elektrolit
– mual Resiko terjadi
gangguan
Intake dan out
– muntah put cairan yang pemenuhan
tidak adekuat nutrisi kurang
– sesak nafas Intake nutrisi dari kebutuhan
1. yang tidak tubuh
2. – pusing adekuat
Gangguan pola
3. – keringat dingin Diare istirahat

4. – berdebar-debar Kelemahan fisik Intoleran aktivitas


DO:

– turgor kulit jelek

– mukosa bibir kering

– kulit kering

– konsistensi feses cair

– mata cekung

DS: Pasien mengatakan

– tidak nefsu makan

– badan terasa lemas

– merasa mual ketika mencium

Aroma makanan

– muntah apabila makan

DO:

– porsi makan tidak dihabiskan

(hanya 2 sendok)

– BB turun 2 kg (50 kg ke 48 kg)

– perkusi abdomen meteorismus

– Konjungtiva pucat

DS: Pasien mengatakan

– tidur malam 3-4 jam

– tidur siang 1 jam


– tidur tidak nyenyak

DO:

– terdaoat lingkaran hitam diskitar

mata

– konjungtiva pucat

– TD 100/80 mmhg

DS : Pasien mengatakan

– Badan terasa lemas

DO :

– KU lemah

– Kekuatan otot lemah

– Tonus otot kurang

– Aktivitas dibantu

Perumusan Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d intake dan out put yang adekuat yang ditandai
dengan :
DS : Pasien mengatakan

– BAB 9x

– Muntah apabila makan

– Minum2-3 gelas/hari

DO :

– Turgor kulit jelek

– Mukosa bibir kering


– Konsistensi feses cair

– Mata cekung

– Kulit kering

2. Resiko terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang
tidak adekuat ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan

– Tidak naafsu makan

– Badan terasa lemas

– Mersa mual ketika meluhat makanan

– Muntah apabiala makan

DO :

– Porsi makan tidak di habiskan (hanya 2 sendok)

– BB turun 2 kg (50 kg ke 48 kg)

– Perkusi abdomen meteorismus

– Konjungticva pucat

– Terpasang IVFD RL 20 tts/mnt

3. Gangguan pola istirahat dan tidur b/d diare ditandai dengan :


DS : Pasien mengatakan

– Tidur malam 3-4 jam

– Tidur siang 1 jam

– Tidur tidak nyenyak

– Sering terbangun karena BAB

DO :
– Terdapat lingkaran hitam disekitar mata

– Konjungtiva pucat

– TD 100/80 mmhg

4. Intoleran aktivita b/d kelemahan fisik ditandai dengan :


DS : Pasien mengatakan

– Badan terasa lemas

DO :

– KU lemah

– Kekuatan otot lemah

– Tonus otot kurang

– Aktivitas di bantu

Prioritas diagnose keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d input dan output cairan yang tidak asekuat.
2. Resiko terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang tidak
adekuat
3. Gangguan pola istirahat dan tidur b/d diare
4. Intoleran aktivita b/d kelemahan fisik
NCP

IMPLEMENTASI EVALUASI

Tgl 20-03-2009
TGL 19-03-2009 Pukul 06.00 WIT
PUKUL : 09.00 WIT
S : Pasien mengatakan
1. Menganjurkan pesien untuk istirahat
sebelum makan – tidak nafsu makan

Hasil : paien beristirahat dengan posisi fowler – badan masih lemas

Pukul : 12.00 WIT O : KU lemas


2. Member makan pasien Makan 4 sendok

Hasil : pasien makan bubur dan sayur 4 A : gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
sendok kemudian muntah kebutuhan tubuh belum terpenuhi

Pukul : 12.00 WIT P : intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan

3. Member HE tentang pola makan yaitu 1. Anjurkan pasien beristirahat sebelum


kalau tidak makan tubuh akan semakin lemah makan selama 5 menit
dan muntah waulupun masih muntah harus
makan 2. Beri makan pada pasien

Hasil : pasien meu mengerti dan meu 3. Berikan HE tentang pola makan yaitu
melakukannya kalau tidak tubuh makin lemas dan walaupun
masih muntah tapi harus makan
4. Menimbang BB
4. Timbang BB 48 kg
Hasil : 48 kg
5. Pemberian obat suntiksesuai jadwal suntik
5. Melanjutkan terapy dari dokter
-IVFD RL 20 tts/mnt
Pukul 14.00 WIT inj. Ranitidin 1 amp IV
-inj. ranitidin 3×1 amp/8 jam IV
Pukul 14.05 WIT inj. Primperan 1 amp IV
-inj. Primperan 3×1/8 jam IV

IMPLEMENTASI EVALUASI

Tgl 19-03-2009 TGL 20-03-2009


Pukul 10.00 WIT PUKUL 10.00

1. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi S :Pasien mengatakan :

Hasil : turgor kulit jelek Masih rasa mual

KU lemah BAB 6x

Mata cekung O :KU masih lemah

Kulit kering Mata masih cekung


Pukul 10.33 Turgor masih jelek

2. Mengobservasi intake dan output cairan A :gangguan keseimbangan cairan dan


elektrolit belum teratasi
Hasil :
P :Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,
– Jumlah cairan yang masuk (IVFD) RL 20
tts/mnt adalah 2 kolf atau 1000cc 1. Observasi tanda –tanda dehidrasi

– Pasien minum 2-3 gelas 2. Observasi intake dan output cairan

– Air yang terkandung dalam makanan 3. Ukur TTV


(bubur) hanya 4 sendok
4. Kolaborasi :
Output
– IVFD RL 20 tts/mnt
– BAB 6x (konsistensinya cair)
– Injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam IV
– BAK 6x
– Injeksi primperan 3×1 amp/8 jam IV
3. Pukul 13.00 WIT
– Injeksi ranitidine 3×1 amp/8 jam IV
Mengukur TTV

– TD : 100/80 mmhg

– Nadi : 80 x/mnt

– Suhu : 36.30 C

– Pernafasan : 20 x/mnt

4. Memberikan injeksi parenteral

Memberikan injeksi

13.45 injeksi amoxillin 1 gr IV

14.00 injeksi ranitidine 1 amp IV

14.05 injeksi primperan 1 amp IV


IMPLEMENTASI EVALUASI

TGL 19-03-2009 Tgl 20-03-2009


Pukul : 21.15 WIT Pukul 06.00 WIT

1. Mengkaji kuantitas tidur pasien S : Pasien mengatakan

Hasil : tidur siang 1 jam – tidur malam 3-4 jam

Tidur malam 3-4 jam – tidur siang 2 jam

Masih sering terbangun – sering terbangun Karena BAB

Pukul : 21.25 WIT – tidak lagi merasa pusing

2. Mengatur posisi pasien dengan posisi – pasien masih muntah


kepala sedikit ditinggikan dan diberi
sanggahanpada ekstrimitas kanan pasien O : KU lemas

Hasil : pasien mengatakan merasa nyaman Tidur sering terjaga


dengan posisi ini
TD 110/80 mmhg
Pukul : 22.00 WIT
A : gangguan pola istirahat dan tidur sebagian
3. Memberikan HE pasien tentang istirahat teratasi
tidur dengan cara memberikan pemahaman
tentang perlunya istirahat dan tidur karena P : intervensi
istirahat dapat mengurangiperistaltik usus
agar tidak BAB lagi 1.kaji kuantitas tidur pasien

4. Memberikan tindakan relaksasi masase 2.atur posisi pasien kepala


ringan dan memberikan menyak kayu putih sedikit ditinggikan dan diberi sanggahan
diseluruh badan nbantal pada ekstrimitas kana pasien

Hasil : pasien tampak lebuh rilaks 3.berikan HE pada pasien istirahat

IMPLEMENTASI EVALUASI

TGL 19-03-2009 Tgl 20-03-2009


PUKUL : 13.00 WIT Pukul 13.00 WIT
1. Menganjurkan pesien untuk istirahat yang S : Pasien mengatakan
cukup dan meminta keluarga
pasien/pengunjung untuk meninggalkan – badan masih terasa lemas
ruangan
O : KU lemas
Hasil : paien dapat beristirahat dengan tenang
Aktivitas pasien masih dibantu oleh keluarga
2. Mengkaji pasien dalam melakukan dan perawat
aktivitasnya
A : intoleran aktivitas belum selesai
Hasil : pasien lemah tidak mampu melakukan
aktivitasnya sendiri setiap saat 13.20 P : intervensi 1,2,3 dilanjutkan

3. Membantu pasien pada saat 12.00 makan 1. Dorong tirah baring dan berikan
lingkungan yang tenang dan batasi
Hasil : pasien merasa terbantu dan dapt pengunjung
melakukan aktivitasnya.
2. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan
aktivitas

3. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.

Вам также может понравиться