Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “L” DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER ACUTE
MYOCARDIAL INFARCTION DI RUANG TULIP RSUD SEHAT SENTOSA
1. PENGKAJIAN
1. BIODATA
1. Identitas klien
Nama : Tn “L”
Tempat Tgl Lahir : Yogyakarta, 2 Desember 1959
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
1. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama:
Pasien datang ke IGD rumah sakit “Harapan Sehat” tanggal 5 Desember dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
Keterangan
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian oleh alat
2 = dibantu sebagian oleh orang
3 = dibantu alat dan orang lain
4 = ketergantungan penuh
1. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB hanya 1x/hari, konsistensi lembek, BAK 5-7x/hari. Saat sakit BAB pasien 1 x
sehari dengan konsistensi lembek, BAK 2x/hari. ± 100 cc.
Pasien mengatakan selalu mendapat dukungan dari keluarganya, teman, maupun saudara. Hubungan terbina baik
dan pasien mengatakan mendapat motivasi untuk segera sembuh.
1. Tanda-tanda vital
suhu : 36 0 C
nadi : 120 x/menit
TD : 100/60 mmHg
Pernafasan : 32 x/menit
BB : 85 kg
TB : 170 cm
a. Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala kotor, tak ada lesi, wajah menyeringai menahan nyeri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala
1. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, ada kotoran pada lubang telinga, tidak ada Lesi pada telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga
1. Hidung
Inspeksi : hidung tampak simetris, hidung agak kotor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada lubang, tidak ada massa pada hidung
1. Mulut
Inspeksi : Mulut tampak simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir tampak
Kering, gigi tidak lengkap
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut dan tidak ada massa pada mulut
1. leher
Inspeksi : leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
1. Dada
Inspeksi : terjadi retraksi dada, pengunaan otot bantu pernafasan,
Tidak ada lesi pada dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada, fokal
Premitus kanan dan kaki berbeda, pasien mengalami palpitasi
Perkusi : Paru-paru suaranya sonor
Auskultasi: Paru-paru vesikuler, jantung suaranya redup
Jantung terdengar suara jantung S2 galop
1. Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak simetris,
Auskultasi : bising usus normal 35 x/menit
Perkusi : Suara perkusi perut tympani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada perut
1. Genetalia
Normal, pasien tidak terpasang kateter urin
1. Kekuatan otot
4 4
4 4
Keterangan:
0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya kontraksi oto
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
3 = gerakan normal menentang gravitasi
4 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan pen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
ST elevasi pada lead II, III, aVF
1. Pemeriksaan Laboratorium Range
RBC : 5,47 106/mm3 3,80 – 5,80
HGB : 6 g/dl 11,5 – 16,00??????????
HCT : 36,5 % 37,0 – 47.0
MCV : 67 µm3 80 – 100
WBC : 12,5 h 103/mm3 4 – 10
NEU : 75 lt 40,0 – 74,0
PCT : 0,426 % 0.150 – 0,500
PDW : 9,81 % 11,0 – 18,0
MPV : 7 µm3 6,0 – 11,0
PLT : 605 103/mm3 150 – 500
RDW : 15,7 % 11,0 – 16,0
MCHC: 32,7 g/dl 32 – 36
CKMB : 100
LDH : 4000
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Fokus:
Data objektif :
– pasien tampak lemah
– wajah menyeringai menahan nyeri
– pasien mengalami palpitasi
– TTV : suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 100/60 mmHg
RR : 32 x/menit
– Pasien bed rest
– Kulit pasien teraba dingin
– Konjungtiva anemis
– Hasil EKG menunjukkan
– Cavilary revill >2 detik
– Pasien mengalami oliguria
Data subjektif :
– P: Pasien mengatakan nyeri menetap tanpa atau dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 8
T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama lebih dari 30 menit
– Pasien mengatakan merasa cemas tentang kondisi dan penyakitnya
– Pasien mengatakan BAK 2 x/hari ±100cc
ANALISA DATA
DO :
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
– Palpitasi
DO :
– retraksi dada (+)
– cavilary refill kembali dalam 4 detik
Perfusi jaringan (perifer
3 – kulit teraba dingin dan pucat Aliran arteri terhambat dan kardiopulmunal) tidak
efektif
– ektrimitas lemah
– AGD : ???????????????
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
DS:
DO :
– Pemeriksaan EKG (ST elevasi di lead
II,III , aVF)
– Pasien terlihat lemah
– Pasien bed rest
– Vital sign
suhu : 360 C
Kelemahan secara
4 Intoleransi aktivitas
Nadi : 120 x/menit menyeluruh
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
DS:
DO :
– Palpitasi
– Pasien tampak gelisah
– Pasien terlihat lemah
5 Perubahan status kesehatan Cemas
– Pasien berkeringat dingin
– Vital sign
suhu : 360 C
Nadi : 120 x/menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 32 x/menit
DS:
DO :
6 – retraksi dada (+)
DO :
– Bunyi jantung 2 galopp
– Pasien mengalami nafas pendek
– Pasien tampak gelisah
– Vital sign
TD : 130/80 mmHg Mekanisme pengaturan
7 Kelebihan volume cairan
lemah
RR : 32 x/menit
DS :
1. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktivitas myokard
4. Perfusi jaringan (perifer, kardiopulmonar) tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri terhambat
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secra menyeluruh
6. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
1. INTERVENSI
Waktu NO
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Tgl Jam DX
5.
retraksi dada
Kolaborasikan
Dengan Dokter
Terapi O2 Yang
5.
Tepat Dalam
Memenuhi
Kebutuhan
1. adanya nyei dada
Setelah dilakukan 1. kaji atau nyeri dada menunjukkan belum
asuhan perawatan (intensitas, lokasi, efektifnya pompa jantung
selama 3×24 jam penyebaran, durasi dan pasien, dan sejauh mana
diharapkan tingkat faktor predisposisi terapi yang telah
efektifitas pompa dilakukan berhasil
jantung pasien
2. terapi O2 yang adekuat
meningkat dengan 2. monitor efektivitas dapat membantu
kriteri hasil: terapi O2 terpenuhinya kebutuhan
TD dbn (100/70- O2dalam jaringan dan
3 139/89 mmHg) tubuh
Bunyi jantung
abnormal 1. Makanan bercafein,
3.Ajarkan pasien untuk
(gallop) tidak adalah perangsang
membatasi intake cafein,
ditemukan langsung pada
sodium, makanan
Kelemahan berkolesterol dan lemak
jantung yang dapat
hebat tidak meningkatkan
tinggi
tampak frekuensi jantung
Mual (-) 4. kolaborasi dengan 4. antikoagulan dapat
JVP (-) dokter dalam pemberian meringankan kerja
antikoagulan jantung
1. pompa jantung yang gagal
dapat mencetuskan distres
1. evaluasi nyeri dada
pernafasan. Namun dipsnea
(intensitas, lokasi, durasi,
tiba-tiba/ berlanjut
dan faktor pencetus
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.
Setelah dilakukan 2. monitor ritme dan
2.
asuhan perawatan frekuensi jantung
selama 3×24 jam
diharapkan pasien dapat 3. perubahan dalam suara
mendemonstrasikan 3. auskultasi bunyi jantung
perfusi jarinngan jantung mengindikasikan perbaikan
kembali adekuat dengan dalam kondisi pasien
kriteria hasil:
4. lingkungan yang nyaman
4 Mual muntah tak 4. berikan pasien
membantu peningkatan
tampak lingkungan yang
istirahat dan penggunaan
Vital sign dalam kondusif untuk istirahat
energi sehingga dapat
rentang normal dan proses penyembuhan
mempercepat penyembuhan
S: 36,5ºC-37,5ºC
1. Ajarkan pasien untuk
TD: 110/70 mmHg- meningkatkan
139/89 mmHg aktivitasnya (spt
eliminasi BAB)
Nadi: 60-100 x/ menit
2. Latihan aktivitas
RR: 16-24 x/ mnt dapat membantu
mengurangi
ECG tidak penurunan fungsi
menunjukkan yang terjadi akibat
kelainan bed rest
Tidak terdapat nyeri 1. Kolaborasi dengan
dada dokter dalam
pemberian analgetik
2. Pemberian obat
dengan dosis yang
benar dapat
membantu
meringankan gejala
yang dirasakan
pasien
1. Mengetahui suhu tubuh
1. monitor suhu sesering
secara pasti dan continue
mungkin
setiap saat
2. Mengetahui perubahan TD,
2. monitor TD,RR,nadi
RR, nadi secara continue
setelah di lakukan
3. monitor intake dan 3. Mengetahui secara pasti
tindakan perawatan
output
selama …X24 jam makanan yang masuk dan
diharapkan pasien keluar
5 dapat melakukan
aktivitas ringan
dengan kriteria hasil:
4. lakukan kompres 4. Memberikan efek pada
air hangat hypotalamus untuk
menurunkan suhu badan
Setelah dilakukan 1. kaji tingkat 1. reaksi fisik yang berlebihan
asuhan perawatan kecemasan dan reaksi menunjukkan tingkat cemas
selama 3×24 jam fisik pada yang tinggi sehingga harus
diharapkan tingkat kecemasan diatasi
kecemasan pasien
berkurang dengan 2. penggunaan teksik
2. instruksikan pasien
kriteria hasil : relaksasi yang tepat dapat
6 dalam penggunaan teknik
meringankan gejala penyakit
Pasien mampu relaksasi (menarik nafas
dan membantu mengurangi
menggunakan dalam, mendengarkan
teknik relaksasi kecamasan serta
musik, guided imagery)
untuk meningkatkan istirahat
mengurangi 3. dengan mengetahui situasi
nyeri 3. bantu pasien untuk
yang menciptakan kecemasan
Pasien mampu mengidentifikasi situasi
dapat mencari strategi koping
membina yang menciptakan
yang tepat dalam mengurangi
hubungan sosial kecemasan
kecemasan yang terjadi
Pasien mampu
berkonsentrasi
Tidak tampak 4. kolaborasi dengan
4. meningkatkan
tanda-tanda dokter dalam pemberian
relaksasi/istirahat dan
cemas obat untuk mengurangi
menurunkan rasa cemas
Tidak ada cemas
gannguan tidur
IMPLEMENTASI
5 1
6
1. Menciptakan lingkungan yang
Pasien dapat istirahat dengan
08.00 kondusif dan nyaman untuk
nyaman
pasien
2. Menggunakan komunikasi
teraupetik untuk meberikan Pasien melatih cara mengurangi
08.30 informasi tentang pengalaman nyeri dengan teknik relaksasi seperti
Minggu nyeri dan mengetahui respon menarik nafas dalam
1 pasien terhadap nyeri.
6/12/2009
1. Mengajarkan teknik relaksasi
untuk mengurangi
Klien dapat lebih nyaman setelah
08.45 nyeri seperti menarik nafas
melakukan nafas dalam
dalam, mendengarkan musik
atau guided imagery.
1.
2
1. merapikan tempat tidur pasien 1.TT rapi, KU lemah, pasien masih
dan mengobervasi keadaan dan mengalami sesak nafas, pasien
07.30
menanyakan keluhan umum mengatakan nyeri sudah mulai
pasien berkurang dengan skala 7
2. Memantau pemberian
2. aliran O2 lancar 4 l/mnit. Sistem
O2(mengobservasi aliran,
10.45 humidifikasi baik, pasien terlihat
humidifikasi) dan mengobservasi
nyaman,
pasien.
3. Menganjurkan pasien
Minggu
3 mengkonsumsi buah dan sayru 1. Pasien mengerti dan akan
6/12/2009
11.50 dan mengurangi konsumsi berusaha mengikuti anjuran
danging karena mengandung perawat
banyak lemak
4.Pasien menghabiskan diet yang
12.05 4. Memberikan diet (RGRL)
disediakan RS sebanyak ¼ porsi
5.Pasien terlihat lemah pasien
1. Memantau kondisi pasien dan
mengatakan masih merasa sesak tapi
13.30 menanyakan keluhan yang
durasi nyeri sudah mulai berkurang
dialami oleh pasien.
dan skala nyeri 5.
1.Infus terpasang dekstrose 5 % 15
07.30 1. Memonitor tetesan infus
Minggu tpm
4
6/12/2009 1. Memonitor aliran O2 dan 2.Aliran O2 lancar, pasien tampak
10.50
memantau kenyamanan pasien lebih tenang sesak nafas (-)
3.TTV
– TD: 120/80 mmHG
– Suhu : 36,8º C
11.50 1. Memonitor TTV
– Nadi : 115x/mnt
– RR: 28 x/mnt
6
1
2
1.Operan dilaksankan, keadaan
1. Operan jaga dan mengobserasi umum pasien baik, sesak mulai
14.00
keadaan umum pasien berkurang, ekspresi wajah tidak
tampak menyeringai nyeri
2.Pasien mengatakan nyeri sudah
2. Menyakan keluhan yang mulai berkurang, pasien sudah
15.00
dialami pasien mampu mobilisasi ke kamar mandi
sendiri
3.TTV:
– TD :120/80 mmHg
– Nadi : 100x/menit
Senin
3
7/12/2009
3. Mengukur TTV, menganjurkan – RR : 24x/menit
16.30 pasien mengkonsumsi makanan
yang mengandung banyak serat – Suhu : 36,7ºC
Pasien mengatakan makan diet
rumah sakit ditambah dengan sayur
dan buah-buahan
A. PENGKAJIAN DATA
I. Identitas Klien
Nama : Tn. P
Umur : 40 Tahun
Pekerjaaan : PNS
Pendidikan : D3
Agama : Islam
Ruangan : Melati
Pekerjaan : PNS
c. Catatan Kronologis
Pada tanggal 18-3-2009 jam 13.00 WIT, pada saat pasien istirahat siang bersama isteri, pasien merasa
nyeri dada seperti di tusuk-tusuk, namun isteri pasien menganggap itu hal yang biasa, dan hal itu
berlangsung lama, pada pukul 13.45 pasien di bawa isterinya untuk berobat ke RSUD Haulussy Ambon,
Sesampainya di UGD pasien di terima oleh dr. jaga dan perawat dengan keluhan nyeri dada disetai
dengan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat dingin, dan oleh dr jaga di beri tindakan :
– Oksigen 2 ltr/mnt
– keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan penyakit klien
PENGKAJIAN OKSIGENASI
I. Riwayat keperawatan
a. Keluhan
– Kelemahan : ya
– Dispnea : ya
1. Di pengaruhi aktivitas : ya
– Batuk : ya
– Nyeri dada : ya
1. Tipe : menetap
2. Kualitas : berat
3. Frekuensi : 24 x/mnt
5. Durasi : cepat
b. Lingkungan
– Rumah
1. Ventilasi : baik
– Tempat kerja
1. Ventilasi : baik
c. Riwayat penyakit
d. Factor resiko
– Riwayat keluarga
– Factor lain
1. Obesitas : ya obesitas
2. Stress : tidak
4. Rokok : ya merokok
e. Pengobatan
1. Mata
– Pupil : simetris
– Konjungtiva
a. Pucat : ya pucat
b. Cianosis : ya cianosis
2. Mulut
5. Dada
– Simetris : ya
6. Kulit
– Cianosis perifer : ya
– Pucat : ya
– Cianosis : ya
– Pucat : ya
– Clibbing : tidak bengkak
b. Palpasi
5. Suhu : 37 ºC
c. Auskultasi
a. EKG
b. Laboratorium
c. Enzim/Isoenzim Jantung
d. Radiologi
e. Ekokardiografi
6. Radioisotop
IV. Klasifikasi data
DS : Pasien mengatakan :
– Mual
– Muntah
– Sesak nafas
– Pusing
– Keringat dingin
– Berdebar-debar/sinkope
DO :
– KU pasien lemah
– Respirasi 24 x/mnt
– Nadi 84 x/mnt
– Kulit pucat
– Cianosis
V. Analisa data
– kulit kering
– mata cekung
Aroma makanan
DO:
(hanya 2 sendok)
– Konjungtiva pucat
DO:
mata
– konjungtiva pucat
– TD 100/80 mmhg
DS : Pasien mengatakan
DO :
– KU lemah
– Aktivitas dibantu
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d intake dan out put yang adekuat yang ditandai
dengan :
DS : Pasien mengatakan
– BAB 9x
– Minum2-3 gelas/hari
DO :
– Mata cekung
– Kulit kering
2. Resiko terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang
tidak adekuat ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan
DO :
– Konjungticva pucat
DO :
– Terdapat lingkaran hitam disekitar mata
– Konjungtiva pucat
– TD 100/80 mmhg
DO :
– KU lemah
– Aktivitas di bantu
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d input dan output cairan yang tidak asekuat.
2. Resiko terjadi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang tidak
adekuat
3. Gangguan pola istirahat dan tidur b/d diare
4. Intoleran aktivita b/d kelemahan fisik
NCP
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl 20-03-2009
TGL 19-03-2009 Pukul 06.00 WIT
PUKUL : 09.00 WIT
S : Pasien mengatakan
1. Menganjurkan pesien untuk istirahat
sebelum makan – tidak nafsu makan
Hasil : pasien makan bubur dan sayur 4 A : gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
sendok kemudian muntah kebutuhan tubuh belum terpenuhi
Hasil : pasien meu mengerti dan meu 3. Berikan HE tentang pola makan yaitu
melakukannya kalau tidak tubuh makin lemas dan walaupun
masih muntah tapi harus makan
4. Menimbang BB
4. Timbang BB 48 kg
Hasil : 48 kg
5. Pemberian obat suntiksesuai jadwal suntik
5. Melanjutkan terapy dari dokter
-IVFD RL 20 tts/mnt
Pukul 14.00 WIT inj. Ranitidin 1 amp IV
-inj. ranitidin 3×1 amp/8 jam IV
Pukul 14.05 WIT inj. Primperan 1 amp IV
-inj. Primperan 3×1/8 jam IV
IMPLEMENTASI EVALUASI
KU lemah BAB 6x
– TD : 100/80 mmhg
– Nadi : 80 x/mnt
– Suhu : 36.30 C
– Pernafasan : 20 x/mnt
Memberikan injeksi
IMPLEMENTASI EVALUASI
3. Membantu pasien pada saat 12.00 makan 1. Dorong tirah baring dan berikan
lingkungan yang tenang dan batasi
Hasil : pasien merasa terbantu dan dapt pengunjung
melakukan aktivitasnya.
2. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.