Вы находитесь на странице: 1из 2

BIDANG ADVOKASI

PIMPINAN WILAYAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

JAWA BARAT

“Hari Pendidikan Nasional” : Refleksi Penyelenggaraan Pendidikan Di Jawa barat menjadi persoalan yang cukup memprihatinkan bagi dunia pendidikan di Jawa
Barat Barat.
Oleh : Muhammad Rofid Izzuddin Masih Besarnya Angka Putus Sekolah
Ketua Bidang Advokasi PW IPM Jawa Barat Berdasarkan Ikhtisar Data Pendidikan tahun 2017-2018 yang dirilis oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat 3.590 siswa Sekolah Dasar
Hari pendidikan Nasional 02 Mei, sejatinya telah menjadi hari yang Putus Sekolah, tentunya hal ini telah mengkhianati UU No.20 tahun 2003 tentang
ditetapkan secara hukum berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 yang menyebutkan “Setiap Warga Negara yang
316/1959 tanggal 16 Desember tahun 1959. Namun ironisnya hari pendidikan berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” . dan selanjutnya,
nasional tersebut baru secara efektif dilaksanakan pada tahun 1967 pada saat masa dimana letak keberadaan pemerintah untuk melaksanakan pasal 11 ayat 2 yang
kepemimpinan Presiden Soeharto. Namun pada hakikatnya, terdapat beberapa seharusnya pemerintah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya
tokoh penggagas pendidikan lainnya seperti RA Kartini, Wahidin Sudiro Husodo, pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
Moch Syafe’i, K.H Ahmaad Dahlan, dan K.H Hasyim Asy’ari yang secara tahun?
berurutan lebih dulu menggagas pendidikan di Inonesia. Sebenernya perlu
dipertanyakan pula, mengapa tanggal 2 Mei yang diputuskan menjadi hari Selain daripada itu, tercatat 9.340 Siswa Putus Sekolah pada jenjang
Pendidikan Nasional yang merupakan tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara? Dan Sekolah Menengah Pertama yang didominasi oleh kelas IX sejumlah 5.7112 siswa
mengapa bukan tanggal 3 Juli 1922 yang merupakan awal dari lahirnya Perguruan dan 4.779 siswa putus sekolah pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Bila
Nasional Taman Siswa? Apakah penetapan tersebut hanya sebuah penghargaan dibandingkan dengan provinsi lain, peringkat angka putus sekolah di Jawa Barat
bagi Ki Hadjar Dewantara? Sejatinya keputusan tersebut telah nampak menempati urutan ke-8 untuk Sekolah Menengah Pertama, dan Peringkat ke-11
mengenyampingkan nilai historis para penggagas pendidikan nasional lainnya untuk angka Putus Sekolah Sekolah Menengah Atas. Data tersebut telah kita
seperti K.H Ahmad Dahlan yang telah lebih dahulu mendirikan Organisasi saksikan bersama sebagai sebuah prestasi bagi pendidikan di Jawa Barat, lebih
Muhammadiyah pada tahun 1912 dan telah mendirikan sekolah formal Madrasah jelasnya Prestasi Kemunduran Pendidikan di Jawa Barat.
Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tanggal 1 Desember 1911 di ruang tamu rumah
beliau yang berukuran 2,5 X 6 M semasa keanggotaan beliau di Boedi Oetomo.1 Sarana Pra Sarana Pendidikan
Narmun ironisnya, fakta tersebut kini hanya tinggal kenangan dan ditelan sejarah. Belum sampai disitu, permasalahan pendidikan di Jawa Barat
Oleh karena itu, merupakan manusia yang menghargai sejarah bagi mereka yang sebagaimana pernyataan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Barat Wisnu Cahyadi
memahami secara menyeluruh nilai historis hari pendidikan nasional. sebagaimana dilansir Tribun News pada hari Senin, 5 Maret 2018 menyebutkan
Berbicara mengenai Pendidikan Nasional di Jawa Barat hari ini, masih Fasilitas untuk peserta didik belum merata, semisal ruang kelas yang proporsional,
terlalu banya pekerjaan rumah yang perlu diselsaikan oleh Dinas Pendidikan Jawa buku dan internet yang sama. Pernyataan tersebut sangatlah benar adanya jika
Barat. Diantaranya, mengingat pernyataan Wakil Gubernur Deddy Mizwar seperti dikaitkan dengan catatan Ikhtisar Data Pendidikan tahun 2017-2018 yang dirilis
dilansir oleh Pikiran Rakyat 7 September 2017 yang menyatakan terdapat 170.000 oleh Sekretariat Jenderal Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan
siswa lulusan SMP/Se-derajat tidak dapat meneruskan sekolah yang disebabkan Kebudayaan yang menyebutkan terdapat 9.314 Sekolah Dasar degan Rusak berat
kurangnya ruang belajar guna menampung siswa belajar. Selain daripada itu, dan 5.723 Sekolah Dasar yang rusak Total, dan 2.969 Sekolah Menengah Pertama
permasalahan angka putus sekolah dan sarana pra sarana di dunia pendidikan Jawa Rusak Berat beserta 1.502 Sekolah Menengah Pertama Rusak Total. Berdasarkan
data tersebut merupakan sebuah refleksi bagi para pemangku kebijakan Pendidikan

1 2
A. Munir Mulkhan Pemikiran K.H Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah – dalam Perspektif Perubahan Kemendikbud RI, Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017-2018 (Jakarta:2017)
Sosial . Penerbit. Bumi Aksara 1990. hlm 18 Sekretariat Jenderal Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan hlm. 18
BIDANG ADVOKASI

PIMPINAN WILAYAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

JAWA BARAT

di Jawa Barat untuk senantiasa mengmalkan amanat yang termaktub dalam jenjang SD dan SMP Se-Derajat yang dirilis oleh Ikhtisar Data Pendidikan
pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea Tahun 2017-2018.
ke-4 yang salah satunya berbicara mengenai seruan untuk mencerdaskan kehidupan 3. Mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk senantiasa
bangsa. Selain daripada itu, merupakan sebuah pertanyaan bagi kita semua, sudah memperhatikan sarana pra Sarana Sekolah SD dan SMP Se-Derajat yang
sejauh mana penyelenggaraaan UUD 1945 Pasal 31 ayat 4 yang berbicara tentang mengalami Rusak Berat dan Rusak Total berdasarkan data yang dirilis
“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh dalam Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2017-2018 oleh Kementerian
persen dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari anggaran pendapatan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan 4. Menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa mengawal
nasional”.3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.19 Tahun 2016 tentang
Program Indonesia Pintar dan kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Mengawal Solusi Pendidikan Jawa Barat Kebudayaan No.1 tahun 2018 tentang Bantuan Operasional Sekolah.
Memang tidak dapat dipungkiri, pemerintah telah berupaya semaksimal 5. Mengajak seluruh masyarakat untuk menghayati dan menjadikan Hari
mungkin untuk mengupayakan solusi permasalahan pendidikan di Indonesia. Pendidikan Nasional sebagai Refleksi penyelenggaraan Pendidikan di
Seperti telah kita ketahui bersama melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Indonesia terkhusus di Jawa Barat.
Kebudayaan No.19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar yang bertujuan Sebagai penutup, selain menjadi refleksi historis, Hari Pendidikan
untuk meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai dengan 21 tahun untuk Nasional bukanlah hanya sekedar menjadi sebuah agenda formalitas dengan
mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah dalam melaksanakan upacara di setiap instansi pendidikan atau pemerintahan. Melainkan
rangka mendukung pelaksanaan pendidikan menengah/universal rintisan wajib sepatutnya menjadi sebuah agenda kesadaran bagi setiap warga negara indonesia,
belajar 12 tahun dan untuk mencegah peserta didik dari kemungkina putus sekolah dimulai dari para pemangku kebijakan, masyarakat, tenaga pendidik dan peserta
(Drop Out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi. Dan didik di negara Indonesia. Oleh karena itu, merupakan sebuah tugas seluruh warga
kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.1 tahun 2018 tentang negara untuk senantiasa mengevaluasi dan mengawal setiap kebijakan pemerintah.
Bantuan Operasional Sekolah yang bertujuan untuk membantu pemnyediaan Tekrkhusus mengenai pendidikan di Jawa Barat yang sampai hari ini masih
pendanaan biaya Operasi non Personil Sekolah, akan tetapi masih ada beberapa memiliki pekerjaan rumah yang sangat menumpuk seperti prestasi turunnya
pembiayaan personil yang masih dapat dibayarkan dana BOS serta bertujuan untuk penyelenggaraan pendidikan di Jawa Barat sebagaimana telah dijelaskan di atas
membebaskan pungutan biaya Operasi sekolah bagi SD/SDLB/SMP/SMPLB yang mengenai angka putus sekolah dan permasalahan sarana pra sarana pendidikan.
diselenggarakan oleh pendidikan pusat dan daerah. Dan beberapa upaya ini Semoga, dengan hadirnya ketulusan hati para pemangku kebijakan di ranah
diharapkan dapat menjadikan sebuah solusi utama dalam menyikapi permasalahan pendidikan, dapat menjadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai sarana refleksi
pendidikan di Jawa Barat. Oleh karena itu, Bidang Advokasi PW IPM Jawa Barat bagi penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik di masa mendatang.
dalam agenda Hari Pendidikan Nasional memberikan pernyataan sebagai berikut :
Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun.
1. Secara tegas menolak lupa atas ditelannya sejarah mengenai penetapan
Hari Pendidikan Nasional dan menghimbau agar seluruh masyarakat #Pelajar Sadar
memahami secara menyeluruh perjalanan historis pergerakan kebangkitan
nasional. #Diam Itu Khianat
2. Menghimbau kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk #Luruskan Pendidikan Indonesia
menanggapi secara serius mengenai data angka Siswa Putus Sekolah dari

3MPR RI, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Jakarta:2015) Sekretariat
Jenderal MPR RI hlm.163

Вам также может понравиться