Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Jalan Mayjend Sungkono No.89 Surabaya merupakan sebuah proyek yang bertujuan
Surabaya Tahap 1 & 2 sukses dalam menarik konsumen dan banyak peminat dalam
bisnis properti hunian Apartemen. Berdasarkan pengamatan ini, pihak PT. Ciputra
Development TBK selaku pemilik proyek menyanggupi saran peminat hunian dan
kelancaran pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada waktu dekat ini. Dimana
manajemen metode pelaksanaan pekerjaan ini harus ada kerja sama dari semua linear
struktur organisasi perusahaan secara vertical dan horizontal. Supaya proyek ini
Rumusan masalah yang akan diteliti dalam laporan kerja praktek adalah:
1
1.3 Tujuan
dilapangan.
Mengingat bahwa tidak semua aspek atau bidang dapat dipelajari serta
keterbatasan waktu dan kemampuan maka kerja praktek ini menfokuskan pada metode
dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi raft Apartment Vieloft Next Level SOHO.
yang terletak di Jl. Mayjen Sungkono No. 89, Surabaya, di bawah naungan PT.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
komplek. Hal itu tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga proyek
berjalan sesuai dengan rencana. Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai
telah dipahami.
Salah satunya pada tahap konstruksi, tahap yang perlu mendapat perhatian agar
tujuan utama menghasilkan proyek yang berkualitas dapat tercapai. Dalam tahap
yang akan terjadi pada tahap berikutnya. Berbeda metode konstruksi pasti berbeda pula
kontruksi yang tepat akan menghasilkan efisiensi proses konstruksi berupa keuntungan
perubahan urutan kerja, ketidaksesuaian penggunaan material, dan tingkat upah tenaga
kerja.
3
2.2 Manajemen Proyek
koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu
(Ervianto, 2005).
manajemen dan mendayagunakan sumber daya yang tersedia (Praboyo, 1999). Fungsi
1. Planning / Perencanaan
informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang. Manfaat dari fungsi perencanaan adalah sebagai alat pengawas maupun
2. Pengorganisasian / Organizing
lain dengan tata cara tertentu. Manfaat dari fungsi organisasi merupakan pedoman
4
pelaksanaan fungsi , tugas serta hubungan tanggung jawab dan delegasi kewenangan
terlihat jelas.
3. Actuating / Pelaksanaan
Fungsi ini ditekankan pada hubungan dan kegiatan langsung para anggota
tugas, hak, dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong
4. Controlling / Pengendalian
Tindakan ini juga diikuti dnegan perbaikan yang harus diambil terhadap
Pengendalian merupakan salah satu upaya untuk meyakini bahwa arus kegiatan
Mutu produk atau hasil kegiatan suatu proyek harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang telah dipersyaratkan karena mutu yang dihasilkan dari suatu proyek
merupakan penjamin kualitas dan kelayakan suatu proyek dan berdampak pula pada
nilai tambah dari suatu kegiatan dan nama perusahaan. Untuk dapat memenuhi
5
kriteria standar mutu dari suatu pekerjaan yang dihasilkan, maka diperlukan
(Messah dkk, 2013). Selain dari laporan progres, perlu adanya alat kendali waktu
yaitu jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) yang dapat berupa master
biaya konstruksi memiliki unsur utama dan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
kegiatan pengendalian. Unsur utama dari biaya konstruksi adalah biaya material, biaya
Cara atau metode tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan
mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya pemakaian
bahan (Mistra, 2012). Khususnya pada saat ada kendala-kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Untuk itu penerapan
6
penyelesaian proyek konstruksi. Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode
pelaksanaan yang disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Hal yang
2. Volume pekerjaan
5. Ketersediaan alat
waktu yang disediakan. Dari perencanaan metode ini akan diperoleh data kebutuhan
alat yang diperlukan, jenis dan volume bahan yang akan dibutuhkan, teknis dan urutan
pelaksanaan pekerjaan serta pola pengendalian mutu yang harus diterapkan. Apabila
waktu pelaksanaan yang tersedia tidak mencukupi dalam pelaksanaan tersebut, maka
berdasarkan kemampuan sumber daya yang ada pada daerah tertentu dibuat schedule
pelaksanaan.
7
memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain. Berikut
1. Metode Konvensional
elevasi rencana (sistem bottom up). Pengertian beton konvensional adalah beton
yang langsung dicor ditempat dengan acuan yang dipasang di lokasi. Pelat
dari bawah ke atas, dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab
dicor di tempat (cast in place). Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open
cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan
basement. Urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke
bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung
oleh struktur tiang (king post) yang dipasang bersamaan dengan bored pile. Pada
dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa
diafragma wall atau contiguous pile yang dapat bersifat permanen dan
temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering (Mistra, 2012).
8
struktur gedung, baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor
bertahap karena luas area dan volume pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat
daya yang tersedia pada daerah tersebut. Zoning struktur yang tepat akan
terkait yaitu bekisting, besi tulangan dan beton ready mix. Dalam perencanaan
zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
perencanaan arah / flow pekerjaan struktur. Arah pekerjaan struktur akan menentukan
Dalam proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang harus dipenuhi dan tiga
proyek.
9
Gambar 2.1 Sasaran Proyek atau Tiga Kendala
(sumber:bahan ajar manajemen proyek kontruksi,DR. I Nyoman Dita
P.P.,ST,MT.)
anggaran. Untuk proyek-proyek besar dengan dana dalam jumlah besar dan
2. Jadwal, proyek harus di kerjakan sesuai kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan.
3. Mutu, produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
10
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
3.1 Umum
komplek. Hal itu tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga proyek
berjalan sesuai dengan rencana. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang
memegang peranan cukup penting adalah struktur organisasi proyek. Sebuah proyek
akan berhasil jika dapat mengorganisir semua elemen yang ikut andil dalam
pembangunan.
unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material,
dana, dan lain-lain dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan
organisasi dengan efektif dan efisien.Untuk maksud tersebut diperlukan sarana yaitu,
petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas, dan tanggung jawab masing-
Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling
bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta
Dalam informasi proyek dibagi menjadi tiga bagian yaitu, data umum, data
11
3.2.1 Data Umum
Surabaya
CONSULTANT
b. Arsitektur
c. Plambing
12
3.2.3 Data Teknik
1. Jenis Bangunan :
2. Soho : 45.367 m2
3. Hotel : 10.312 m2
4. Office : 50.928 m2
yang terletak di Jl. Mayjen Sungkono No. 89, Surabaya, di bawah naungan PT.
13
LOKASI
Gambar 3.1. Peta Lokasi Proyek Pembangunan Ciputra World Surabaya Tahap 3
(Sumber: Google Earth)
Berdasarkan data – data yang didapat selama kegiatan kerja praktek, berikut
ini akan dijelaskan hubungan kerja dalam Pembangunan Ciputra World Surabaya
tahap 3.
Gambar 3.2. Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Ciputra World Surabaya Tahap 3
Hubungan Kerja ; Hubungan Koordinasi
14
3.4.1 Pemilik Proyek ( owner )
Owner adalah orang atau badan hukum yang mempunyai pekerjaan dan
memberi pekerjaan kepada pihak penyedia jasa untuk melaksanakannya dan yang
a. Memiliki ide atau rencana yang jelas tentang pekerjaan yang diinginkan.
b. Bertanggung jawab atas segala biaya yang akan dikeluarkan untuk ijin
mendirikan bangunan.
cukup agar proyek dapat berjalan dengan lancar sehingga proyek selesai
(konsultan perencana).
proyek.
15
3.4.3 Konsultan Pengawas (MK)
Konsultan Pengawas (MK) adalah perusahaan atau badan usaha yang ditunjuk
Schedule).
pelaksanaan pekerjaan.
3.4.4 Kontraktor
swasta yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan pekerjaan sesuai
dengan penjelasan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) berdasarkan hasil
pelelangan atau penunjukan langsung dari pemilik proyek dan telah mengadakan
Tugas dan tanggung jawab kontraktor meliputi hal – hal dibawah ini :
a) Melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang ada dalam bestek dan
16
3.4.5 Suplier
proyek.
kontrak.
penawaran.
kontrak.
jawab di lapangan agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan data–data yang didapat selama
kegiatan kerja praktek berikut ini akan dijelaskan struktur organisasi proyek
pembangunan Ciputra World Surabaya tahap 3 beserta tugas dan tanggung jawab dari
17
Struktut organisasi TATA
18
3.5.1 Project Manager
Planning.
1. Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana
19
2. Melakukan koordinasi dengan Project Manager, terkait dengan kualitas
hasil pekerjaan.
pekerjaan.
dengan baik.
7. Mengontrol tindak lanjut hasil uji / tes terkait dengan Quality Control.
keselamatan kerja.
proyek.
20
7. Mengidentifikasi, menginventarisasi dan membuat laporan tertulis tentang
kondisi kerja.
3.5.4 Cashier
mendesak dan tidak berulang untuk item yang sama) dengan persetujuan
21
5. Melakukan koordinasi dengan Site Manager dan MEP Coordinator terkait
pekerjaan Engineering.
tanggungjawabnya.
/ Owner.
3.5.6 Engineer
dokumen BAST 1)
tanggungjawabnya.
22
6. Memonitor proses kegiatan pelaksanaan pekerjaaan di lapangan dan
3.5.7 Drafter
tanggungjawabnya.
terkait dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil / arsitek, landscape, dll),
23
3.5.9 BBS Supervisor
bertulang.
kontrak kerja.
24
7. Menyusun detail / materi progress claim untuk disetujui oleh Project
Subkontraktor.
antara rencana dan realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan safety).
Chief Supervisor.
25
4. Membuat progres prestasi pekerjaan mandor untuk dimasukan ke QS
antara rencana dan realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan safety).
kebersihan lapangan.
3. Mengarahkan Mandor.
kebersihan lapangan.
Chief Supervisor.
26
5. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / Mandor.
3.5.17 Surveyor
perihal jumlah, jenis dan kondisi / kelaikan pakai (label kalibrasi dan
masa berlakunya).
27
5. Memeriksa hasil kerja Ass. Surveyor secara visual dan dengan alat ukur,
dimulai.
tanggungjawabnya.
3.5.19 Mechanic
perbaikan ringan.
tanggungjawabnya.
tanggungjawabnya.
28
3. Menerapkan sistem dan prosedur pemasangan peralatan proyek.
3.5.21 Storekeeper
Proyek.
metode kerja.
29
2. Melakukan koordinasi dengan GA Officer terkait penanganan
proyek.
pengamanan proyek.
30
3.5.26 Driver
tanggungjawabnya.
kebutuhan transportas
4. Melakukan pengiriman barang sesuai dengan surat jalan dan daya angkut
kendaraan.
tanggungjawabnya.
3.5.28 Mandor
31
Mandor wajib membenarkan atau menegur pekerja yang bekerja tidak sesuai
dengan spesifikasi.
pasokan yang kurang baik cenderung memiliki potensi untuk meningkatkan biaya
proyek. Faktor-faktor meningkatnya biaya tersebut antara lain, ialah (1) biaya
kontruksi yang kian meningkat dan melebihi anggaran, (2) durasi pelaksanaan
kontruksi yang melebihi waktu yang ditargetkan, (3) kualitas yang tidak sesuai dengan
yang diminta.
Tidak
Valid? Surat Tukar Produk Produk Masuk Ke
Material Ditukar Gudang
Ya
32
Flowchart pengadaan barang/material secara konvensional lebih sederhana dan mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh tim bagian pengadaan. Dengan menggunakan system
ini, alur penjaminan mutu melalui pengecekan material lebih sederhana karena
pengecekan dilakukan hanya pada saat pemesanan material melalui Surat Perintah
Pengadaan dan pada saat material tersebut dating, dicocokkan dengan surat jalan.
Dimana sistem ini direkomendasikan untuk proyek seperti gedung, jalan, dan jembatan
mengontrol arus barang, energi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan
penggunaan modal. Pada umumnya tugas logistik adalah mencatat setiap pemasukan
dan pengeluaran barang-barang atau material yang diperlukan proyek dan memeriksa
persediaan barang-barang atau material masih cukup atau tidak. (Messah, 2008).
1 2
3
Gambar 3.4. Alur Keluar/Masuk Material
33
Dimana :
barang/material.
2. Tempat pengecekan barang oleh pihak Logistik dan QC, pengecekan dan
34
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Umum
dengan tanah, dan berfungsi untuk menyalurkan beban-beban pada struktur atas ke
tanah. Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada
setempat dimana plat beton akan mengimbangi gerakan diferensial antara posisi
beban. Penurunan pondasi raft akan sangat besar dan diperlukan jenis pile – raft
pondasi karena memiliki nilai penurunan yang aman untuk kontruksi gedung tinggi
(Terenggana, 2014). Pondasi raft sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar
dengan kapasitas daya tahan rendah karena pondasi raft dapat menyebarkan beban di
Pondasi-rakit / raft foundation / mat foundation salah satu tipe pondasi yang
adalah plat beton besar yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak,
pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian
dekat di semua arahnya, sehingga bila dipakai pondasi telapak, sisi-sisinya akan
berimpit satu sama lain. Suatu elemen struktur dikatakan beton massa apabila memiliki
permukaan > 1.2 atau lebih, dimana tidak dikehendaki untuk mendapatkan kuat tekan
35
Gambar 4.1. Pondasi Rakit
mengatasi panas yang berlebih yang dapat memicu timbulnya keretakan (ACI
Committe 207, 1996). Reaksi hidrasi semen Portland merupakan reaksi yang bersifat
eksotermal, sehingga menghasilkan panas. Hal yang membedakan beton massa dengan
beton biasa adalah perilaku termiknya (thermal behavior) karena dengan struktur yang
besar dan tebal sehingga panas hidrasi tidak mudah keluar. Kondisi pemuaian akibat
suhu yang berbeda-beda antara berbagai bagian eleman struktur beton dapat
menimbulkan tegangan, tekan disatu sisi dan tarik disisi lainnya. Panas yang terjadi di
permukaan pondasi mendingin lebih cepat karena terjadi pelepasan panas dengan
Dingin
Ekspansi
Konstraksi
Dingin
Panas
Dingin
Dingin
Gambar 4.2. Panas akibat Hydrasi Semen pada Beton
Pengecoran kontruksi beton dengan volume besar dan tebal diperlukan perilaku
khusus dari mulai persiapan, pelaksanaan dan perawatan setelah pengecoran maka
36
karena itu persiapan yang matang dan koordinasi yang baik dengan semua pihak sangat
diperlukan dalam proses pengecoran pondasi raft, supaya mendapat hasil sesuai
Yang perlu di perhatikan dalam manajemen metode pekerjaan pondasi raft adalah
menjaga perbedaan suhu. Metode yang umum diterapkan untuk mencegah keretakan
pada pengecoran beton mass concrete adalah dengan menjaga perbedaan suhu antara
bagian inti dan bagian permukaan tidak lebih dari 20˚C(ACI 207). Hal ini dapat
dilakukan salah satunya melalui pengendalian peningkatan suhu internal beton selama
dicapai melalui :
2. Penggunaan agregat dengan ukuran maksimum yang besar dan dengan gradasi
yang baik untuk mendapatkan campuran yang efisien dengan kandungan semen
yang rendah.
hydrasi bahan pozzolan pada dasarnya hanyalah sekitar 50% panas hidrasi
semen.
6. Penggunaan bahan campuran beton, seperti agregat kasar, agregat halus, semen
37
7. Penempatan campuran beton yang baru diaduk sesegera mungkin untuk
menghindari penyerapan suhu ambient oleh campuran beton yang masih segar.
8. Penggunaan umur beton yang lebih panjang yaitu diatas 28 hari dalam penentuan
meminimalkan perbedaan suhu antara bagian inti dan bagian permukaan inti.
lingkungan luar harus diberi insulasi untuk menjaganya agar tetap panas. Dengan
pemberian bahan insulasi (Gambar 4.3), bahan beton yang sedang dalam proses
samping, bahan insulasi yang biasa digunakan adalah Styrofoam, untuk permukaan
bawah lapisan beton tumbuk (lean concrete) setebal minimal 10cm dapat difungsikan
sebagai insulator.
curing dilaksanakan selama 7 hari untuk mengetahui adanya perbedaan suhu dalam
dan permukaan beton. Jika terjadi deviasi suhu antar lapisan lebih dari 20° C, lapisan
38
insulasi (styrofoam 5cm, karpet talang dan terpal biru) ditambah lapisannya lagi agar
area yang temperatur yang tinggi akan bergerak ke area dengan temperatur yang
rendah.
Pelaksanaan pengecoran pondasi raft area SOHO pada proyek ini terbagi 3
untuk menghindari cold joint. Dan proses pengecoran harus dimonitor melalui
pemasangan perangkat pengukur suhu. Perangkat pengukur suhu harus dipasang untuk
memonitor perbedaan suhu antara bagian inti dan bagian permukaan. Suhu ambient
juga harus selalu dimonitor selama pengecoran. Alat pengukur suhu harus dapat
memonitor suhu untuk setiap interval 1 jam selama 2 hari pertama setelah pengecoran.
Monitoring harus diteruskan hingga tercapai suhu maksimum dan hasil pembacaan
berurutan memperlihatkan perbedaaan yang menurun antara suhu bagian inti dan suhu
permukaan, selain itu perbedaan suhu bagian inti dengan suhu ambient harus
berikut:
bila ada hal-hal yang membuat pengecoran tidak dapat dilakukan dalam satu
kali, maka perlu dilakukan pembagian area pengecoran yang harus mendapat
39
2. Karena volume beton yang dibutuhkan dalam satu pengecoran besar, maka
3. Beton harus disupply oleh satu supplier, dapat dengan beberapa batching
4. Karena area pengecoran raft foundation luas dan memerlukan volume beton
yang besar maka harus direncanakan jumlah concrete pump yang dibutuhkan,
40
5. Tenaga kerja pengecoran harus direncanakan jumlah dan pembagian shiftnya
sesuai jumlah concete pump dan waktu pengecoran yang panjang (12-15
orang untuk 1 concrete pump dengan pembagian shift kerja setiap 10 jam).
concrete pump, selang tremi, vibrator elektric, pompa dewatering, alat ukur
41
level, thermocouple set, lampu sorot, terpal tenda, serta memeriksa kelayakan
peralatan tersebut.
6. Mempersiapkan bahan yang akan dipakai untuk curing beton (Antisol ex.
SIKA).
yang lebih detail agar tidak terjadi kekosongan man power dalam
pelaksanaan.
42
10. Membuat sump pit dan gutter di area mat pondasi untuk keperluan
11. Merencanakan site plan dan traffic manajemen pada saat pelaksanaan
pengecoran.
13. Pemasangan sekat pemisah dari rangkaian besi dengan menggunakan weis
besi ditambah kawat ayam untuk menahan beton agar tidak terus mengalir,
14. Konfirmasi stok material untuk ready mix dan kesiapan armada truk mixer,
43
4.3.3 Pekerjaan Bekesting
Bekisting yang akan digunakan dalam pengecoran raft ini akan menggunakan
dan kemudahan karena tidak membutuhkan galian yg lebar seperti halnya bekisting
kayu.
pelaksanaan akan lebih mudah karena kendala atau penyimpangan yang mungkin
terjadi dapat terdeteksi dari awal dan dapat diselesaikan dengan lebih cepat. Adapun
44
START
Penerimaan
beton
Lama
Pengiriman
NO
Reject
≤ 35°
C
YES
NO
Reject
Slump 12±2 cm
YES
Sample Benda
Uji
Distribusi ke
Concrete Pump
END
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan antara lain :
45
2. Merencanakan kebutuhan concrete pump dan mobil mixer berdasarkan travel
4. Beton yang datang diperiksa slumpnya, yang harus sesuai dengan spesifikasi,
6. Penuangan beton dengan tinggi jatuh beton lebih dari 1 meter, dibantu dengan
46
7. Pada saat pengecoran selain harus mengikuti tahapan pengecoran, sangat
penting untuk mengawasi alat pemadatan dan memastikan semua beton telah
8. Memberikan tanda untuk finishing lantai yang diberi floor hardener dan yang
dan 1CP stand by) maka pembagian pekerja selain dibagi menjadi per-shift
10. Mengatur arus lalu lintas, hal ini dimaksudakan agar kelancaran mobil mixer
12. Mengawasi pembuatan benda uji dan memastikan jumlah dan kode penamaan
47
Hari ke 2 : 2 x 24 jam kedua selama 3 jam sekali
14. Jika terjadi deviasi suhu antar lapisan lebih dari 20° C, lapisan insulasi
(styrofoam 5cm, karpet talang dan terpal biru) ditambah lapisannya lagi agar
area yang temperatur yang tinggi akan bergerak ke area dengan temperatur
yang rendah.
15. Bila permukaan lantai memakai floor hardener maka pertama-tama curring
16. Bila tidak memakai floor hardener maka curring langsung dilakukan dengan
yang berbeda antara lapisan, dan kemudian disiram dengan air sampai air
Gambar 4.16. Proses Curing dengan Curing Compound dan Proteksi dengan
Styrofoam
48
4.4 Manajemen Pelaksanaan Pengecoran
Proses pelaksanaan mass concrete harus diperhatikan terhadap beberapa hal, yaitu
3. Tenaga kerja pengecoran yang sesuai dan dapat melayani kapasitas beton yang
mengeras) yang harus lebih besar daripada volume zona pengecoran mass
concrete.
5. Buat form monitoring kedatangan beton dan monitoring suhu agar semua
tercatat dan bisa jadi acuan evaluasi akhir pengecoran (Tabel 4.1 & 4.2)
49
Tabel 4.1. Data Monitoring Pengecoran
KRITERIA
DATA TRUCK MIXER BENDA UJI
VOLUME(m3) PENERIMAAN MUTU
Nomer Jam Suhu Slump Bentuk Umur Jumlah BETON
No Tanggal Status
Truk Mixer Datang Tuang Keluar Mixer Komulatif (°C) (cm) Silinder Kubus (hari) Sample
50
Tabel 4.2. Data Monitoring Suhu
UNTUK 24
JAM
PERTAMA
SATTION LAPIS
JAM KE-2 JAM KE-4 JAM KE-6 JAM KE-8 JAM KE-10
TIME CELCIUS TIME CELCIUS TIME CELCIUS TIME CELCIUS TIME CELCIUS
Atas
Tengah
I
Bawah
Udara
Luar
Atas
Tengah
II
Bawah
Udara
Luar
51
BAB V
KESIMPULAN
pondasi rakit pada pembangunan Apartemen Vieloft Next Level SOHO sebagai
berikut:
1. Suatu rencana kerja yang telah ditetapkan yaitu RKS (Rencana Kerja dan Syarat)
yang terlibat dalam proyek pembangunan Apartemen Next Vieloft Level SOHO,
sehingga setiap ada permasalahan yang terjadi di proyek dapat diatasi dengan
baik. Evaluasi pekerjaan ada tiga jenis yaitu evaluasi harian, evaluasi mingguan,
52