Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat adalah masalah yang sering timbul dalam
masyarakat, dimana pemecahannya harus secara teliti dilakukan. Semua kegiatan
PKL baik secara langsung maupun tidak langsung dilakukan untuk mencegah
penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,
mental, sosial). Ini semua merupakan upaya kesehatan masyarakat.
Kesehatan ibu dan anak adalah derajat kesehatan yang rawan dan strategis
sehingga memerlukan perhatian khusus, salah satunya adalah upaya penurunan
tingkat kematian ibu dan anak. Dalam asuhan kebidanan komunitas ini tertuju
pada sasaran yaitu balita dengan status gizi dibawah normal sehingga sangat
perlu untuk diberikan suatu penyuluhan kesehatan agar kesehatan serta status
gizinya dapat lebih baik.
Pengaruh status gizi pada pertumbuhan dan perkembangan anak
ditentukan oleh sebagian faktor keturunan, akan tetapi lingkungan mempunyai
peranan yang besar. Bila gizinya buruk maka perkembangan otaknya pun kurang
dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya diusia sekolah dan prasekolah.
(Paath, 2005).
Sesuai dengan dari hasil pengkajian pada tanggal 22 Januari 2008 sampai
dengan tanggal 23 Januari 2008 didapatkan data jumlah balita yang ada didusun
Krajan, Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang adalah
557 balita. Dengan balita sejumlah 22 balita masuk dalam balita dengan gizi
kurang.
Selain sasaran dari asuhan kebidanan komunitas ini adalah balita dengan
gizi kurang, maka sasaran lainnya adalah kesehatan ibu menyusui dengan
memperhatikan gizi seimbang yang diperlukan pada saat menyusui. Prinsip gizi
pada ibu menyusui berkaitan dengan kualitas dan jumlah makanan yang
dikonsumsi dan itu berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan. (Paath, 2005).
Selain gizi, jumlah volume ASI dipengaruhi oleh keadaan psikologi ibu (keadaan
1
2
sedih, kecemasan, dsb), faktor usia ibu (ibu yang lebih muda dapat menghasilkan
ASI yang lebih banyak daripada ibu yang sudah tua). (Supariasa, 2002). Dari data
diperoleh jumlah ibu menyusui pada dusun Krajan adalah dimana yang
mengetahui kebutuhan gizi pada ibu menyusui sangat rendah dan itu berpengaruh
dalam kesehatan ibu.
Dari data diatas, penulis menemukan satu keluarga yaitu keluarga Tn. A
yang mempunyai balita dengan gizi kurang dan Ny. I yang masih menyusui tetapi
tidak mengetahui mengenai kebutuhan seimbang saat menyusui. Dengan melihat
masalah yang timbul pada keluarga Tn. A sehingga memerlukan penanganan oleh
mahasiswa AKBID Ngudi Waluyo Ungaran sebagai calon bidan dikomunitas
yang mampu berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan guna memecahkan
masalah kesehatan masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan alasan diatas, maka penulis mengangkat masalah tersebut ke
dalam tulisan dengan judul Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn. A
dengan gizi kurang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan yang tepat pada
keluarga Tn. A dengan balita gizi kurang secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. A dengan
balita gizi kurang.
b. Mahasiswa mampu menganalisa masalah pada keluarga Tn. A dengan
balita gizi kurang.
c. Mahasiswa mampu merumuskan masalah pada keluarga dengan balita
gizi kurang.
d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn. A
dengan balita gizi kurang.
e. Mahasiswa mampu membuat perencanaan terhadap masalah yang timbul
pada saat pengkajian pada keluarga Tn. A dengan balita gizi kurang.
3
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang diperoleh di
kampus dengan praktek di lapangan.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memecahkan masalah kesehatan di masyarakat secara optimal
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
3. Bagi Institusi
a. Puskesmas
Data-data yang berbentuk suatu laporan yang diperoleh dari hasil
pengkajian oleh mahasiswa PKL Ngudi Waluyo Ungaran ini diharapkan
dapat memberikan gambaran nyata bagi tenaga kesehatan di dusun Krajan
desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur tentang upaya pembinaan
kebidanan komunitas sehingga dapat membantu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan Puskesmas.
b. Pendidikan
Dapat menambah kepustakaan yang ada di Akademi Kebidanan Ngudi
Waluyo Ungaran serta dapat menambah pengetahuan mahasiswa.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Deskriptif
Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif
yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan suatu
gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. (Hidayat, 2007).
4
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, manfaat, runang lingkup, tujuan
metodologi dan teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Bab ini memuat konsep dasar, manajemen kebidanan komunitas dan
konsep dasar pembangunan masyarakat desa.
BAB III TINJAUAN KASUS
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Medis
Gizi Kurang pada Anak-anak
Penyakit defisiensi gizi timbul bila energi dan zat gizi lain tidak
dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan dan untuk fungsi lain.
Kurang Energi Protein (KEP) merupakan penyakit defisiensi gizi yang paling
umum dijumpai didunia dimana pada golongan anak yang berstatus gizi kurang
memiliki resiko kematian yang lebih tinggi daripada anak-anak yang berstatus
gizi baik.
Keadaan kurang energi protein disebabkan oleh masukan (intake) energi
dan protein yang sangat kurang dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini akan
lebih cepat terjadi bila anak mengalami diare atau infeksi penyakit lainnya.
Keadaan kehidupan yang masih mempunyai hubungan yang erat dengan
timbulnya kondisi kurang energi protein. Tanda-tanda yang paling utama
daripada KEP adalah pertumbuhan fisik yang kurang normal. Hal ini dapat dilihat
atau diperiksa dari catatan pada kartu kurva pertumbuhan berat badan.
Tanda-tanda klinis dari kurang energi protein (KEP) adalah badan
menjadi kurus. Jaringan lemak mulai terasa lunak dan otot-otot daging tidak
kencang dan ini biasanya tampak bila paha bagian dalam diraba. Perkembangan
kepandaian lebih lambat daripada yang normal.
Setiap petugas kesehatan sebaiknya dapat mengidentifikasi tanda-tanda
kurang energi protein. Pada taraf ini masih mungkin dengan perawatan khusus, si
anak dapat kembali tumbuh dan berkembang secara normal. Dalam hubungan
tersebut, secara sederhana untuk melakukan diagnosa adalah menggunakan kurva
berat badan. Keadaan KEP yang ringan apabila tidak ditangani perawatannya,
anak dapat jatuh ke status yang lebih buruk yaitu marasmus atau kwasiorkor.
Penanganan gizi kurang adalah kepada si ibu harus dibantu untuk
memperbaiki makanan anaknya. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan energi
dan protein dalam makanan anak yang bersangkutan. Kemudian dapat diberikan
6
7
lebih sering, makanan dibuat lebih beragam (bervariasi) termasuk pangan hewani
bila memungkinkan, diberi tambahan melalui pusat-pusat pelayanan gizi, kecuali
itu selalu dipantau berat badan dan kesehatannya. (Suhardjo, 1992).
4. Suplemen vitamin B12 perlu untuk vegetarian tetap bila meraka tidak
mengkonsumsi produk tanaman yang diperkaya vitamin B12 secara teratur.
5. Suplemen zat besi mungkin diperlukan untuk mengganti defisit zat besi
selama hamil dan kehilangan darah selama melahirkan.
( Paath, 2005 )
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, keterampilan dan
membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
fisik, mental, sosial. Sasaran individu dapat merupakan titik awal untuk
membina keluarga.
b. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran adalah :
1) Keluarga rawan yaitu keluarga yang rentan terhadap kemungkinan
timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang mempunyai individu
bermasalah.
2) Prioritas pelayanan kebidanan kesehatan masyarakat pada keluarga
rawan yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisir yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan diantaranya adalah :
- Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti ibu hamil, anak balita,
usia setelah dan usia lanjut.
- Kelompok dengan masalah kesehatan khususnya yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan kebidanan diantaranya
adalah ANC, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan bayi.
- Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit WTS,
penyalahgunaan NAPZA, kelompok pekerja tertentu.
- Kelompok lembaga sosial perawatan dan rehabilitasi diantaranya
adalah panti wreda, panti asuhan, penitipan balita dan pusat
rehabilitasi.
d. Masyarakat
Masyarakat dalam wilayah tertentu yang mempunyai masalah kesehatan
atau rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat ada :
1) Masyarakat didaerah endemis suatu penyakit misalnya : DHF,
Campak, Cikungunya, Malaria.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN. A KHUSUSNYA PADA AN. A
DENGAN BALITA GIZI KURANG DI RT I/RW II DUSUN KRAJAN DESA
LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
KABUPATEN SEMARANG
I. Pengkajian
A. Data Umum
1. Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat : RT 01 RW II
3. Pekerjaan KK : Pedagang
4. Pendidikan KK : STM
5. Komposisi Keluarga
Jeni Hub. Status Imunisasi
Polio DPT Hepatitis
No Nama s kel Umur Pendidikan Ket
BCG 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Campak
Sex KK
1 Ny. Imro’atun ♀ Istri 31 th SMA
2 An. Ahmad ♂ Anak 16 bln - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Danial
Genogram :
14
15
penyakit keturunan seperti DM, hepatitis, ginjal, penyakit hati, asma, dan
juga HIV/AIDS.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati ± 78 m2 (panjang 12 m dan lebar 6 ½ m) yang
terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar kosong yang dipakai untuk menempati
barang-barang, dimana 1 kamar tidur dipakai oleh 3 orang yaitu Tn. A,
Ny. I dan An. A dan ada 1 ruang tamu, 1 ruang untuk menonton TV, 1
dapur dan 1 kamar mandi. Tipe bangunan rumah adalah permanen,
keadaan lantai terbuat dari plester. Ventilasi cukup dan ada cahaya
matahari yang masuk kedalam rumah. Sarana air bersih yang digunakan
sumur gali, yaitu untuk memenuhi kebutuhan seperti minum dan untuk
memasak, tempat penyimpanan air di ember yang tertutup dan dikuras
setiap minggu sekali dan kualitas sumber airnya tak berbau, tidak berasa
dan tidak berwarna. Jarak sumber air dengan sumber pencemaran > 11
meter. Keluarga memiliki sarana pembuangan air limbah yaitu got dengan
kondisi tertutup dan lancar. Tempat penampungan sampah yang dipakai
keluarga adalah tidak kedap air dengan keadaan terpelihara dan sampah
biasanya dibakar. Untuk pembuangan kotoran tinja dilakukan oleh
keluarga di angsatrine dan mempunyai septicktank sendiri dengan
keadaan yang terpelihara.
17
Denah rumah
6
Keterangan :
5
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
4
9 7 3. Ruang nonton TV
4. Kamar tidur
3
5. Dapur
8 6. Kamar tidur
1
2
7. Kamar kosong
8. Tempat tanaman
9. Ruang makan
D. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
Tn. A sebagai kepala keluarga sehingga merasa memiliki tanggung jawab
terhadap keluarganya dengan peran ganda yaitu sebagai suami dan
sebagai ayah bagi anaknya. Ny. I yang berprofesi sebagai IRT dan juga
sebagai anggota pengajian ibu-ibu yang rajin mengikuti kegiatannya serta
anggota anggota PKK. Anaknya dikatakan berperilaku yang wajar sesuai
dengan usianya.
2. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berperilaku dikeluarga adalah seperti contohnya
dalam bidang kesehatan keluarga Tn. A tidak lupa selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, serta mencuci tangan dan kaki setiap habis
bepergian kemudian dilingkungan keluarga, keluarga Tn. A selalu
berusaha untuk saling hormat-menghormati, menjaga tutur kata dan
berperilaku sopan-santun dengan anggota keluarga lainnya, begitu juga
dilingkungan masyarakat keluarga Tn. A selalu mengembangkan nilai
untuk saling hormat-menghormati dan saling tenggang rasa. Begitu juga
nilai dan norma sesuai dengan agama yang dianutnya yaitu agama Islam.
3. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat
adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia tetapi dalam pergaulan baik
dalam keluarga atau masyarakat dominan menggunakan bahasa Jawa.
19
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilannya menurun dan saat ini
berusaha untuk memanfaatkan penghasilan yang dimiliki dengan seefisien
mungkin.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Tn. A dan Ny. I selalu ikut dalam kegiatan warga sekitar rumah seperti
pengajian dan kegiatan PKK.
3. Fungsi pendidikan
Tn. A memiliki pendidikan tarkhir STM dan Ny. I pendidikan teralhirnya
adalah SMA. Saat ini Tn. A dan Ny. I berusaha untuk menabung agar bisa
digunakan untuk pendidikan anaknya nanti.
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga khususnya Tn. A selalu mengajarkan dan menekankan
bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya yaitu
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari kepada istri dan anak-anaknya
yang masih berusia 16 bulan.
5. Fungsi pemenuhan (perawat/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
20
S : 36,6 oC
RR : 32x/menit
d. Antropometri
LK : 48 cm TB : 70 cm
LD : 45 cm BB : 7,8 kg
LILA : 12,5 cm
e. Status present
Kepala : bentuk mesocephal, rambut hitam, lurus, tipis dan
kulit kepala bersih.
Muka : bersih, tidak oedem, tidak pucat
Mata : simetris, cekung, konjungtiva tidak pucat dan
sklera tidak kuning.
Telinga : bersih, simetris, tidak ada penumpukan serumen
Hidung : simetris, tidak ada sekret dan tidak ada
peradangan.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, bibir tidak pecah-
pecah.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyrhoid
Dada : tidak ada nyeri tekan, simetris, suara nafas
resonan.
Abdomen : tidak kembung, tidak ada pembesaran hati dan
limfa dan turgor kulit baik.
Genetalia : bersih, tidak ada keluhan
Ekstremitas atas : gerakan aktif, tidak ada cacat, tidak ada kelainan
pergerakan.
Ekstremitas bawah: gerakan aktif, tidak oedem, tidak cacat dan tidak
ada kelainan pergerakan.
Anus : bersih
f. Tingkat perkembangan anak
1) Anak sudah dapat berjalan sendiri tanpa berpegangan
26
H. a. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan masih menyusui
2. Ibu mengatakan tidak mengetahui mengenai kebutuhan gizi seimbang
dan ibu menyusui
3. Ibu mengatakan anaknya berusia 16 bulan
4. Ibu mengatakan anaknya sulit makan
5. Ibu mengatakan anaknya mengalami penurunan BB dari bulan lalu
b. Data objektif
1) Ny. I
a) KU : baik
b) Kesadaran : komposmentis
c) TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36,5 oC
N : 84x/menit RR : 24x/menit
d) BB : 40 kg
TB : 150 cm
40
IMT : 17,8
1,5 2
B. Penilaian (Skoring)
1. Gizi kurang
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 - Tidak/kurang sehat
x11
3
2
2. Kemungkinan x22 2 - Sumber daya keluarga dan tindakan-
2
masalah dapat tindakan untuk memecahkan masalah
di ubah dapat dijangkau.
2 2
x1
3. Potensi masalah 3 3 2 - Gizi kurang dapat dicegah dengan
3
untuk dicegah memberikan ibu penyuluhan mengenai
kebutuhan gizi seimbang pada anak
dan cara-cara menghadapi anak yang
2 sulit makan.
x11
2 1
4. Menonjolnya - Keluarga menyadari dan perlu segera
masalah mengatasi masalah tersebut.
2
Total skor 4
3
2. Ibu Menyusui
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3 3 3 - Tidak/kurang sehat
x1
2 2 2
2 2
2. Kemungkinan x22 - Keluarga Ny. I dapat memecahkan
2
masalah dapat masalah karena adanya sumber daya
di ubah yang cukup dari keluarga.
2 2
x1 2
3. Potensi masalah 3 3 - Keluarga tidak yakin sepenuhnya
3
untuk dicegah untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi
seimbang pada ibu menyusui karena
perhatian keluarga lebih terarah pada
31
C. Prioritas Masalah
1. Resiko terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada An. A
berhubungan dengan ketidaktahuan ibu mengenai gizi seimbang dan cara-
cara menghadapi anak yang sulit makan.
2. Resiko terjadinya penurunan gizi pada ibu menyusui berhubungan dengan
ketidaktahuan ibu mengenai gizi seimbang pada ibu menyusui.
IV. Implementasi
No Tanggal/Waktu Diagnosa/Masalah Implementasi
1 05-02-2008 - Resiko terjadinya gangguan 1. Memberi
07.45 WIB pertumbuhan dan penyuluhan tentang:
perkembangan pada An. A - Gizi seimbang pada anak
akibat gizi kurang - Tips cara-cara menghadapi
berhubungan dengan anak yang sulit makan.
ketidaktahuan ibu mengenai 2. Memprakt
kebutuhan gizi seimbang ekkan pada ibu cara memasak
pada anak dan salah satu jenis makanan
ketidaktahuan ibu mengenai pendamping yaitu resep dari
cara-cara menghadapi anak MODESCO.
yang sulit makan.
15.00 WIB - Resiko terjadinya
penurunan gizi pada ibu
menyusui berhubungan 1. Memberi penyuluhan pada
dengan ketidaktahuan ibu Ny. I mengenai kebutuhan gizi
mengenai kebutuhan gizi seimbang pada ibu menyusui.
seimbang pada ibu 2. Memotivasi ibu untuk selalu
menyusui. memenuhi kebutuhan zat
gizinya setiap hari.
V. Evaluasi
No Tanggal/Waktu No. Diagnosa/Masalah Evaluasi
1 04-02-2008 1.Resiko terjadinya gangguan - Ibu sudah mengerti dan
09.30 pertumbuhan dan memahami mengenai :
perkembangan pada An. A a. Gizi seimbang pada anak
akibat gizi kurang b/d b. Tips mengatasi anak yang
ketidaktahuan ibu mengenai sulit makan
gizi seimbang pada An. A - Ibu mampu untuk
dan ketidaktahuan ibu mempraktekkan sendiri
mengenai cara-cara memasak salah satu jenis
34
Catatan Perkembangan
35
No S O A P
1 Nama : An. A 1. Pemeriksaan umum - Dx Kebidanan : - Memberi
Umur : 16 bulan a) KU : baik An. A umur 16 motivasi pada
b) Kesadaran : komposmentis bulan dengan ibu untuk selalu
c) TTV : N : 98x/menit, gizi kurang. memperhatikan
S : 36,5oC, - Masalah : gizi kebutuhan gizi
RR : 32x/menit. kurang. anaknya dan
d) Antropometri : - Dx potensial : menetapkan tips
LK : 48 cm gizi buruk. mengatasi anak
TB : 70 cm - Antisipasi yang sulit
LD : 45 cm masalah : makan.
BB : 8 kg memberi gizi - Menganjurkan
LILA : 12,5 cm seimbang sesuai untuk rajin
2. Status present dengan mengikuti
a) Kepala : bentuk mesochepal, kebutuhan yang posyandu untuk
rambut warna hitam, lurus, diperlukan. mengetahui
tipis. perkembangan
b) Mata : simetris, cekung, anaknya.
konjungtiva tidak pucat, dan
seklera tidak kuning.
2 Nama : Ny. I c) Abdomen : tidak kembung, - Dx kebidanan : - Memotivasi ibu
Umur : 31 tahun tidak ada pembesaran hati Ny. I, umur 35 untuk selalu
- Ibu mengatakan dan limpa dan turgor kulit tahun dengan memenuhi
masih menyusui baik. ibu menyusui. kebutuhan
- Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum - Masalah : - gizinya.
tidak a) KU : baik - Dx potensial
mengetahui b)Kesadaran : komposmentis - Antisipasi
mengenai c) TTV : TD: 110/70 mmHg masalah : -
kebutuhan gizi S : 36,5 oC,
seimbang pada N : 84x/menit,
ibu menyusui. RR : 24x/menit
36
d)BB : 40 kg,
TB : 150 cm,
40
IMT : 17,8
1,5 2
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Faktor Penghambat
Tidak ditemukan faktor penghambat dalam pengambilan data.
c. Kesenjangan antara Teori dan Praktek
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek. 37
Langkah III : Anstisipasi
Dalam asuhan kebidanan ini ditemukan diagnosa potensial gizi kurang yaitu
gizi buruk yang memerlukan penanganan segera.
Langkah IV : Diagnosa Potensial
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek pada kasus keluarga Tn. A
dengan kurangnya pengetahuan gizi seimbang pada anak dan kurangnya pengetahuan
gizi seimbang pada ibu menyusui.
Langkah V : Perencanaan
Memberi penyuluhan mengenai gizi seimbang pada keluarga Tn. A sehingga
keluarga Tn. A mampu menerapkan mengenai gizi seimbang dalam keluarga.
Langkah VI : Implementasi
a. Faktor Pendukung
Pasien bersedia memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh penulis.
b. Faktor Penghambat
Tidak ada faktor yang menjadi penghambat bagi penulis dalam
pelaksanaan implementasi karena pasien sangat terbuka dan bersedia untuk
bekerja sama.
Langkah VII : Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif yaitu pada tanggal
4 Februari 2008, diperoleh hasil :
1. Ibu sudah mengetahui dan memahami mengenai gizi seimbang pada anak dan
cara mengatasi anak yang sulit makan.
2. Ibu mampu menerapkan cara memasak makanan pendamping sesuai dengan
resep MODISCO sehingga anaknya mau makan dan mengalami kenaikan berat
badan 0,2 kg yang ditimbang pada tanggal 8 Februari 2008.
3. Ibu mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi dirinya.
39
BAB V
PENUTUP
Dari data yang telah penulis uraikan didepan, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi pada anak yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang timbul pada keluarga Tn. A.
2. Adanya faktor yaitu anak yang sulit makan menjadi salah satu alasan yang
menyebabkan kebutuhan gizi anak sulit terpenuhi.
3. Petugas kesehatn dalam memberikan informasi tentang kesehatan kurang
melibatkan peran serta masyarakat.
4. Kurangnya koordinasi yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarat
mengenai kesehatan di dusun Krajan.
B. Saran
1. Kepada keluarga Tn. A diharapkan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi
anaknya dan menerapkan tips mengatasi anak yang sulit makan.
2. Selalu untuk rajin mengikuti Posyandu untuk mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan anak.
3. Kepada Ny. I untuk selalu memenuhi kebutuhan gizinya.
4. Kepada petugas kesehatan agar rajin untuk melakukan penyuluhan kepada
masyarakat.
5. Kepada petugas kesehatan agar meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pemecahan masalah kesehatan.
40
Disusun oleh :
Ni Gusti Ayu Pramita Aswitami
005587
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
DAFTAR ISI
ii
42
Halaman
KATA PENGANTAR
iv
43
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun laporan individu yang berjudul
“Asuhan Kebidanan pada Keluarga Tn. A Khususnya pada An. A dengan Balita Gizi
Kurang di RT I RW II Dusun Krajan Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang”.
Laporan ini penulis susun guna memenuhi tugas individu PKL Kebidanan
Komunitas Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
Dalam penyusunan laporan individu ini dapat kami laksanakan berkat
adanya bimbingan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Asaat Pitoyo SKM, M.Kes, ketua Yayasan Ngudi Waluyo
2. Suryani, S.SiT selaku Direktur Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
3. Idah Suciati, S.SiT selaku pembimbing PKL Kebidanan Akademi
Kebidanan Ngudi Waluyo.
4. Dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan Akademi Kebidanan Ngudi
Waluyo Ungaran.
5. Ahmadi, S.Ag kepala desa Leyangan.
6. Kepala dusun, ketua RT dusun Krajan desa Leyangan.
7. Keluarga Tn. A selaku keluarga binaan.
8. Keluarga saya yang selalu memberi motivasi dalam penyusunan laporan
ini.
Besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi segenap
pembaca, khususnya bagi keluarga Tn. A sebagai tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan dalam keluarganya.
iii