Вы находитесь на странице: 1из 7

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No.

52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770


30

PEMANFAATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA


PENYEBARAN INOVASI PERTANIAN1

Pera Nurfathiyah, Armen Mara, Ratnawaty Siata,


Aulia Farida dan Aprollita2
ABSTRAK
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Jambi tentang pemanfaatan video sebagai media penyebaran
inovasi pertanian, memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang teknik pengambilan
gambar untuk pembuatan video. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan menggunakan
metode penyuluhan berupa ceramah, diskusi dan praktek. Hasil dari kegiatan pengabdian ini
adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Mahasiswa diharapkan mampu
membuat video yang berfungsi sebagai media untuk menyebarluaskan inovasi pertanian
kepada petani dan penyuluh, sehingga terjadi peningkatan produksi pertanian baik secara
kualitas maupun kuantitas.

Kata kunci: Video, teknik pengambilan gambar, inovasi pertanian.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Video merupakan media elektronik yang mampu menggabungkan teknologi audio dan
visual secara bersama sehingga menghasilkan suatu tayangan yang dinamis dan menarik.
Video dapat dikemas dalam bentuk VCD dan DVD sehingga mudah dibawa kemana-mana,
mudah digunakan, dapat menjangkau audiens yang luas dan menarik untuk ditayangkan.

Media video memiliki fungsi sebagai media pembelajaran yaitu fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris (Arsyad 2002). Fungsi atensi yaitu media
video dapat menarik perhatian dan mengarahkan konsentrasi audiens pada materi video. Fungsi
afektif yaitu media video mampu menggugah emosi dan sikap audiens. Fungsi kognitif dapat
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan atau
informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang. Sedangkan fungsi kompensatoris
adalah memberikan konteks kepada audiens yang kemampuannya lemah dalam mengorgani-
sasikan dan mengingat kembali informasi yang telah diperoleh. Dengan demikian media video
dapat membantu audiens yaitu petani yang lemah dan lambat menangkap suatu pesan menjadi
mudah dalam menerima dan memahami inovasi yang disampaikan, hal ini disebabkan karena
video mampu mengkombinasikan antara visual (gambar) dengan audio (suara).

Pemilihan video sebagai media penyebarluasan inovasi selain mampu mengkombi-


nasikan visual dengan audio juga dapat dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya mengga-
bungkan antara komunikasi tatap muka dengan komunikasi kelompok, menggunakan teks,
audio dan musik. Menurut Sudjana dan Rivai (1992) manfaat media video yaitu: (1) dapat
menumbuhkan motivasi; (2) makna pesan akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami
oleh petani dan memungkinkan terjadinya penguasaan dan pencapaian tujuan penyampaian

1
Dibiayai Dana Sendiri Tahun 2011
2
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770
31

informasi; (3) Metode penyuluhan akan bervariasi tidak semata-mata melalui komunikasi
ceramah; (4) Audiens akan lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar tidak
hanya mendengar tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung dan
memerankan.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi sebagai kaum intelektual yang
merupakan bagian dari masyarakat luas memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan
inovasi atau pengetahuan yang mereka peroleh dibangku kuliah dengan menggunakan alat
bantu media. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada mahasiswa tentang pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi
pertanian. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan alat untuk edit video pada
matakuliah teknologi informasi dan multimedia yang masih terbatas padahal mahasiswa
diharapkan berperan aktif dalam menyampaikan inovasi pertanian melalui penyelesaian tugas
seperti penelitian, praktek karya mahasiswa, pembuatan laporan, membantu dosen untuk
melengkapi hasil penelitian dengan membuat dokumen dalam bentuk video dan mengikuti
perlombaan festival video penyuluhan yang direncakanan akan dilaksanakan setahun sekali
oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang ada pada latar belakang yaitu diperlukan media penyuluhan
yang mampu menyampaikan pesan-pesan tentang inovasi pertanian, maka mahasiswa sebagai
bagian dari masyarakat yang nantinya akan turun ke masyarakat perlu dibekali dengan
pengetahuan tentang pemanfaatan video sebagai media untuk menyebarluaskan inovasi
pertanian kepada masyarakat luas terutama petani.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
kepada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi tentang pemanfaatan video sebagai
media penyebaran inovasi pertanian kepada masyarakat luas terutama petani. Manfaat yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi kepada
mahasiswa untuk dapat menciptakan video penyuluhan yang lebih baik dari yang telah mereka
buat sewaktu diperkuliahan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa tentang teknik
pengambilan gambar untuk pembuatan video.
MATERI DAN METODE
Pengabdian ini dilaksanakan Aula Rektorat Lantai 3 Kampus Mendalo Darat pada
tanggal 29 Oktober 2011, yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Univeristas Jambi
yang telah mengontrak mata kuliah teknologi informasi dan multimedia. Materi kegiatan terdiri
dari: fungsi, peranan, pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi pertanian dan
teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video. Selanjutnya mahasiswa dilatih mengenai
teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Video merupakan salah satu media massa jenis elektronik yang berfungsi untuk
menyampaikan informasi kepada audiens sasaran agar terjadi perubahan pengetahuan, sikap
dan keterampilan (Kuswadi 1996). Terdapat beberapa unsur penting dalam media massa yaitu:
(1) adanya sumber informasi; (2) isi pesan; (3) saluran informasi (media); (4) audiens sasaran
(masyarakat); (5) umpan balik audiens sasaran (Karlinah 1996).
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770
32

Video berfungsi untuk merekam informasi gambar dan suara dari sumber-sumber sinyal
video kedalam pulsa-pulsa pita magnetik berlapis oksida kemudian informasi yang telah
direkam dikonversi kembali kedalam bentuk gambar nyata pada layar monitor (Gozali 1986).

Perkembangan pada bidang teknologi video menyebabkan pemakaian medium ini


semakin meluas. Video telah mengalami perubahan bentuk menjadi CD atau DVD yang
mampu menampilkan pesan menggunakan gambar, suara, musik dan teks. Video mempunyai
keunggulan sebagai media penyebaran inovasi pertanian yaitu: (1) memperlihatkan gerak; (2)
memperpendek jarak dan waktu; (3) memperlihatkan fenomena yang tidak dapat dilihat dengan
mata; (4) mengkomunikasikan pesan kepada pemirsa (audiens) yang spesifik; (5) dapat
digunakan berulang-ulang kali; (6) dapat mengurangi sequence secara akurat; (7) mampu
memancing emosi; (8) berisi visualisasi dan suara (Pribadi 2003).

Video sebagai media penyebaran inovasi pertanian merupakan upaya seorang ahli untuk
menyampaikan pesan sehingga terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan audiens
yang menyaksikan tayangan video. Pengambilan gambar untuk dijadikan tayangan dalam
video berorientasi pada tujuan pembuatan video, karakteristik audiens, sarana dan prasarana
yang digunakan. Tujuan pembuatan video yaitu aspek perubahan apa yang dikehendaki oleh
audiens setelah menyaksikan tayangan video yang terdiri dari aspek perubahan kognitif, afektif
dan konatif. Karakteristik audiens yaitu sifat-sifat yang melekat pada audiens yang menjadi
sasaran pembuatan video misalnya tingkat pendidikan, minat, pengalaman, umur dan
pekerjaan. Sedangkan sarana dan prasarana yaitu kelengkapan yang digunakan ketika
melakukan pengambilan gambar yang terdiri dari kamera, objek yang akan diambil, software
yang digunakan untuk mengedit video dan sumber daya manusia yang digunakan pada waktu
pengambilan gambar dan editing. Tayangan video yang menarik memerlukan pengetahuan,
keterampilan dan seni untuk memadukan gambar menjadi kumpulan tayangan yang menarik
sehingga mampu merubah pengetahuan audiens dari tidak tahu menjadi tahu, merubah sikap
audiens dari tidak berminat menjadi minat dan merubah keterampilan audiens dari tidak
terampil menjadi terampil.

Teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video dimulai dengan mengenali dan
memahami kamera yang digunakan dan rekaman video yang layak untuk dilihat dan disimpan
sesuai dengan tujuan pembuatan video dengan memenuhi kaidah-kaidah: (1) Keseimbangan,
frame dan komposisi; (2) Sudut pengambilan gambar; (3) Tipe pengambilan gambar; (4)
Pergerakan kamera; (5) Sudut pengambilan gambar; Pengambilan gambar oleh kamera; (6)
Jangkauan kamera.

Rekaman video yang siap untuk diedit menjadi sebuah video melewati tahapan-tahapan
sebagai berikut: (1) Pra produksi: meliputi proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai
dengan kebutuhan, tujuan dan audiens sasaran yang terdiri dari persiapan fasilitas dan teknik
produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif (riset, penulisan outline, skenario,
storyboard); (2) Produksi: meliputi proses pengambilan gambar dilapangan (shooting); (3)
Pasca produksi: meliputi diseminasi media (Pribadi 2003).
Pengembangan Pesan Pada Video
Pengembanagan pesan pada video bertujuan agar alur cerita yang ditayangkan dalam
video dapat menciptakan suasana yang menarik dan memiliki pengaruh yang positif bagi
perkembangan audiens untuk menerima inovasi. Pesan yang akan ditayangkan melalui video
dimulai dengan: (1) tahap pengembangan ide yang meliputi pengumpulan materi pesan,
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770
33

penyeleksian dan penyusunan pesan kedalam medium yang telah ditetapkan; (2) tahap
penetapan tujuan yang akan dicapai yaitu apakah pesan yang akan dikembangkan akan
mempengaruhi aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan; (3) tahap analisa audiens yaitu
menyangkut karakteristik audiens yang dituju. Pengembangan pesan dapat efektif sesuai
dengan sasaran yang dituju jika sebelum dilakukan pengembangan pesan terlebih dahulu
mempelajari karakteristik sasaran yaitu pendidikan, umur, pekerjaan dan saluran komunikasi
yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik audiens akan menentukan isi pesan
yang akan disampaikan. Lionberger and Gwin (1982) mengemukakan beberapa karakteristik
individu yang berpengaruh terhadap kesiapan untuk mengadopsi inovasi yaitu umur, tingkat
pendidikan dan psikologis.

Teknik Pengambilan Gambar


Teknik pengambilan gambar pada video memperhatikan sudut pengambilan gambar
(camera angle). Sudut pengambilan gambar adalah sudut penempatan kamera mengambil
gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Pengambilan gambar dengan sudut tertentu
dapat menghasilkan gambar yang menarik, perspektif yang unik dan menciptakan kesan
tertentu pada gambar yang disajikan. Sudut pengambilan gambar terdiri dari.

1. Sudut pengambilan gambar secara normal (Normal Angle)


Pada posisi normal angle, kamera ditempatkan kira-kira setinggi mata subyek.
Pengambilan gambar secara normal angle sangat tergantung pada tinggi subyek yang diambil,
contoh apabila kita merekam kelompok anak-anak kecil yang sedang bermain, normal angle
untuk orang dewasa tentu saja terlalu tinggi, maka kamera harus diturunkan setinggi mata
anak. Pada program wawancara, bilamana semua pemain pada posisi duduk di kursi, kita bisa
pasang level untuk menaikkan setting/kursi, dengan demikian juru kamera bisa mengambil
gambar tanpa harus membungkukkan badan selama produksi berlangsung.

2. Sudut Pengambilan Gambar Dari Atas (High Camera Angle)


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770
34

Posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk
mengambil subyeknya. High Camera Angle sangat berguna untuk mempertunjukkan
keseluruhan set beserta obyek-obyeknya. Posisi high camera angle ini dapat menciptakan
kesan obyek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian, kurang gairah, kehilangan
dominasi.

3. Sudut Pengabilan Gambar dari Bawah (Low Camera Angle)


Posisi kamera di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk
merekam gambar subyek. Posisi ini memberikan kesan cenderung menambah ukuran tinggi
obyek, memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.

3. Mata Elang (Bird Eye View)


Kamera mengambil subyek dari atas, seperti burung elang yang mencari mangsa.

4. Sudut Pengambilan Gambar Berdasarkan Karakter Gambar


(Subjective Camera Angle)
Kamera diletakkan di tempat seorang karakter (tokoh) yang tidak nampak dalam layar
dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter tersebut.

5. Sudut Pengambilan Gambar Berdasarkan Objek


(Objective Camera Angle)
Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya. Selain itu terdapat 3 jenis
pengambilan gambar yang terdiri dari: longshot, middle shot dan close up. Pengambilan
gambar dengan longshot yaitu mengambil gambar objek secara penuh atau utuh misalnya
gambar orang diambil dimulai dari kepala, badan dan kaki. Middle shot adalah pengambilan
gambar objek hanya sebagian saja misalnya gambar orang diambil mulai dari kepala hingga
kebagian badan. Sedangkan close up adalah pengambilan gambar pada bagian tertentu,
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770
35

misalnya gambar orang diambil bagian kepala saja. http://www.ds7multimedia.com/sudut-


pengambilan-gambar-teknik-dasar-fotografi-dan-videografi/

Gambar gerak yang ada pada video berfungsi untuk mendukung dan memperjelas
informasi yang disajikan sehingga dapat membuat subjek menjadi menarik dan memikat
perhatian (Jahi 2003). Hal penelitian menunjukkan gambar gerak yang digunakan pada video
berfungsi: (1) dapat merangsang minat dan perhatian orang yang menyaksikan; (2) dapat
meningkatkan pemahaman dan mempertinggi pesan yang disampaikan; (3) sebagai media yang
efektif dalam mengajarkan pesan dalam bentuk keterampilan.

Pengambilan gambar perlu memperhatikan cahaya yang ada disekitar objek untuk
mendapatkan komposisi yang tepat. Perpindahan gambar akan mempengaruhi cahaya yang
mengenai objek, untuk itu diperlukan teknik agar gambar terlihat lebih dinamis dan hidup.
Perpindahan gambar satu ke gambar lainnya menggunakan teknik Fade out dan Fade in.
Teknik Fade out dan Fade in sebagai perpindahan dari satu bingkai ke bingkai lainnya
menggunakan efek transitions yaitu blend (efek campuran), wipe (sapuan/menghapus) dan
door (pintu). Teknik Fade out dimulai dari pengambilan gambar secara keseluruhan kemudian
pencahayaan pada gambar mulai berkurang sehingga gambar menjadi tidak tampak lagi.
Sedangkan teknik Fade in dimulai dari pengambilan gambar dari terang menjadi gelap.
Pengaturan pencahayaan pada setiap bingkai tergantung pada program editing video yang
digunakan (Fraunhofer IIS Thompson 2000).

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat ditarik kesimpulan: (1) Mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Jambi sebagai peserta memberikan respon positif, hal ini
terbukti dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan dan manfaat yang mereka peroleh
yaitu mendapat pengetahuan tentang pembuatan media video; (2) Meningkatkan kerjasama
antara Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan dinas terkait seperti dinas pertanian
tanaman pangan, Balai penyuluhan teknologi pertanian (BPTP) dan media massa; (3)
Membantu Fakultas Pertanian Universitas Jambi dalam upaya mendapatkan video penyuluhan
sebagai bahan penyuluhan di daerah binaan.

Saran
Disarankan materi kegiatan penyuluhan ini dapat dikemas dalam modul pembelajaran
yang dapat memperkaya silabus pada mata kuliah teknologi informasi dan multimedia. Selain
itu diperlukan kerjasama antara Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan instansi terkait
dalam rangka membantu penyediaan materi pesan video yang disesuaikan dengan program
pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2002. Media Pengajaran. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Fraunhofer IIS, Thompson, 2000. Adobe Primiere 6.0. User Guide. United States: Microsoft
Corporation.

Gozali, T. 1986. Visual Primacy, Realty and the Implying Image in Motion Pictures and TV
Instuctional Media 12 (83 – 89).
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN: 1410-0770
36

Jahi, 2003. Desain Pesan di dalam materi Pelatihan Penulisan Naskah TV/Video Instuksional.
Kerjasama antara PKSDM, DIKTI, Seomeo- Seamolec, PPSDMAT Fakultas
Kedokteran Hewan, IPB., Bogor.

Karlinah, S. 2000. Komunikasi Massa. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Kuswandi, W. 1996. Komunikasi Massa. Sebuah Analisis Media Televisi. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.

Lionberger, H.F and Gwin P.H. 1982. Communication Strategies a Guide for Agriculture
Change Agent. Danville illionis. The Interstate Printers and Publishers, Inc.

Pribadi, B. 2003. Teori Produksi Film dan Video. Materi Pelatihan Penulisan Naskah
TV/Video Instruksional. Kerjasama antara PKSDM, Dikti, Seomeo-Seamolec.
PPSDMAT Fakultas Kedokteran hewan, IPB. Bogor.

Sudjana dan Rivai, 1992. Video Sebagai Media Penyebaran Inovasi Pertanian. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.

http://www.ds7multimedia.com/sudut-pengambilan-gambar-teknik-dasar-fotografi-dan-
videografi/

Вам также может понравиться