Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut
memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk
menghidupkan.Hal itulah yang menyebabkan keharusan adanya sisten starter pada
kendaraaan, mobil pada umumnya menggunakan motor listrik yang digabungkan dengan
magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan
ke pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol
).tetapi pada jaman dulu sebelu motor starter ditemukan.untuk menghiduokan kendaraan
dibutuhkan tenaga dari seseorang untuk memutar poros engkol.selain itu ada juga motor
starter yang meggunakan energy listrik namun masih sangat kuno,seiring perkembangan
jaman kini telah bayak ditemukan motor starter yang lebih modern dan tentunya lebih baik.
Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil
yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus
sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini dirumuskan hal – hal sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Motor Starter ?
2. Apa fungsi / kegunaan Motor Starter ?
3. Seperti apa perinsip kerja pada Motor Starter ?
4. Bagian – bagian apa saja yang terdapat dalam Motor Starter ?
5. Seperti apa konsep× Perakitan atau Pemasangan Motor Starter ?

C. Tujuan
Tujuan dari membahas sistem atau× cara kerja Motor Stater, adalah supaya kita×
Mengerti komponen – komponen dan sisitem atau cara kerja motor starter itu sendiri, dengan
harapan kita bisa untuk merawat atau memperbaikinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MOTOR STARTER

Motor starter yang dipergunakan pada automobile dilengkapi dengan magneticswitch


yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion) untuk berkaitan atau
lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi fly wheel (roda gila) yang dibuat pada
poros engkol. Saat ini kita mengenal dua tipe motor

Starter yang digunakan pada kendaraan atau truck-truck kecil, yaitu motor
starterkonvensional dan reduksi. Mobil-mobil yang dirancang untuk dipergunakan
padadaerah dingin mempergunakan motor starter tipe reduksi, yang dapatmenghasilkan
momen yang lebih besar yang diperlukan untuk menstart mesinpada cuaca dingin. Motor
starter tipe ini dapat menghasilkan momen yang lebihbesar dari pada motor starter
konvensional untuk ukuran dan berat yang sama.,saat ini mobil cenderung mempergunakan
tipe ini meskipun untuk daerah yangpanas. Pada umumnya motor starter digolongkan
(diukur) berdasarkan outputnominalnya (dalam KW) makin besar output makin besar
kemampuan starternya

2
B. PENGERTIAN DAN MACAM – MACAM MOTOR STARTER
Untuk menggerakan elektro motor, diperlukan peralatan pendukung yaitu, motor starter
atau biasa disebut starter. Saat ini dikenal ada beberapa macam jenis starter. Diantaranya
seperti berikut ini.

2.1. Direct On Line (DOL) Starter

3
Starter model ini sangat banyak dipakai saat ini, terutama untuk motor motor kecil.
Komposisi komponennya terdiri dari satu contactor dan satu proteksi arus dengan TOR atau
elektronik. Kelemahan starter model ini adalah kemungkinan timbulnya arus start yang
sangat tinggi. biasanya bisa mencapai 6 sampai 7 kali. Pada saat starter ini di start, torsi saat
start ini juga sangat tinggi dan biasanya lebih tinggi dari kebutuhan. Ini dapat terlihat adanya
lonjakan/ gerakan yang keras saat motor di start. Tingginya torsi start ini juga akan
memberikan tekanan lebih pada coupling dan beban. Komponen penyusun starter ini harus
mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor,
demikian juga ukuran range overloadnya.

2.2. Star Delta Starter


Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah
contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan
dari× Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara×
Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan
line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah
mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara× Delta. Starter ini
akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani denganberat.

2.3. Autotransformer Starter


Starter ini pada prinsipnya hampir sama dengan× Stater yaitu dengan mengurangi arus
dan torsi saat start. Pada Autotranformer terdapat beberapa tap yang dapat menurunkan
tegangan line. Starter akan mengatur masuknya tegangan yang mengalir ke motor dimulai
dengan tegangan yang paling rendah bertahap sampai ke tegangan normal. Jika Star Delta
starter hanya dua step, dengan autotransformer bisa beberapa step. Ini berguna untuk
mengurangi lonjakan arus dan torsi saat start.

2.4. Soft Starter


Softstarter sangat berbeda dengan starter lain. Alat ini mempergunakan thyristor
sebagai komponen utamanya. Tegangan yang masuk ke motor akan diatur dimulai dengan
sangat rendah sehingga arus dan torsi saat start juga rendah. Pada saat start ini tegangan yang
masuk hanya cukup untuk menggerakkan beban dan akan menghilangkan kejutan pada
beban. Secara perlahan tegangan dan torsi akan dinaikan sehingga motor akan mengalami
percepatan kehingga tercapai kecepatan normal. Salah satu keuntungan mempergunakan alat
ini adalah kemungkinan dilakukannya pengaturan torsi pada saat yang diperlukan, tidakt
erpengaruh ada atau tidaknya beban.

2.5. Frequency Drive


Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD
(Variable frequency Drive) atau× Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu penyearah
tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke
tegangan AC dengan frequency yang diinginkan.
VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb :
RPM = (120.f)/p
dimana,
RPM : Kecepatan putar/ speed motor (RPM)
f : Frequency (Hz)
p : pole

4
Jadi dengan mengatur frequency tegangan yang masuk, maka kecepatan motor akan dapat
diatur pula. Demikian pula pada saat start, dimulai dengan frequency rendah sampai rated
frequency nya hasilnya kecepatan motor akan mengalami percepatan yang lebih halus.

Bottom of Form
Pertanyaan seperti judul di atas sering muncul ketika pengendara berusaha mengutak-
atik mobil yang mengalami susah starter. Mesin tak bereaksi ketika kunci kontak diputar ke
posisi `ON`. Setelah di-cek, aki (baterai) baik-baik saja. Hubungan dan kondisi terminal-
terminal aki juga bagus. Motor starter pun tidak bermasalah.
Bila semua komponen ini normal-normal saja, jangan lupa untuk memeriksa kabel-
kabel pada sistem starter. Bisa jadi, alat yang berfungsi menghantarkan listrik ini sudah mulai
rapuh. Kabel yang rapuh akan mempunyai nilai tahanan berbeda. Akibat selanjutnya, aliran
listrik ke motor starter terhambat. Otomatis, motor starter tidak bereaksi ketika kunci kontak
dibolak-balik berkali-kali. Kerapuhan sangat mungkin terjadi mengingat kabel-kabel ini
berada di ruang mesin yang sering panas. Karenanya, kasus kabel-kabel rapuh ini umumnya
terjadi pada kendaraan berusia 5 tahun ke atas. Pengendara biasanya mengatasi masalah ini
dengan mengganti kabel-kabel pada sistem starter. Tentu saja, dengan penggantian ini
problem mesin susah yang starter dapat teratasi. Jika terbukti bahwa inti masalah berada di
kabel-kabel sistem starter, mesin akan mudah hidup ketika kunci kontak diputar ke posisi
`ON`. Inikah satu-satunya cara? Tidak juga. Sebetulnya, ada cara yang lebih praktis dan
murah. Yaitu, dengan menambahkan relay pada rangkaian sistem starter. Caranya:
 Siapkan kabel dan relay.
 Lepas Terminal 50 motor starter dan hubungkan ke Terminal 85 relay.
 Hubungkan Terminal 86 relay ke massa.
 Hubungkan Terminal 30 relay dengan (+) aki.
 Hubungkan Terminal 87 relay dengan Terminal 50 motor starter.
Secara teknis, tambahan relay ini mampu mengatasi susah starter karena: arus listrik
yang mengalir akan jauh lebih besar. Arus listrik yang keluar dari aki langsung menuju
magnetic clutch. Karena arus yang besar itu, medan magnet yang dihasilkan oleh magnetic
clutch semakin besar. Medan magnet yang besar itu yang memungkinkan motor starter
bereaksi.

C. FUNGSI DAN KEGUNAAN MOTOR STARTER


Motor starter berfungsi untuk memutarkan fly wheel (poros engkol) pertama kali
sehingga mesin dapat hidup setelah itu terjadi siklus yang akan menghasilkan tenaga.
Lebih efisien menghidupkan mesin dengan motor starter daripada dengan tenaga manual
(tenaga manusia).

D. PRINSIP KERJA MOTOR STARTER


4.1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan
listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan
magnet (M) di sekeliling kawat.
4.2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
Fleming Left Hand Rule
· Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
· Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
· Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

5
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet
dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan
magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet
diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang
menyebabkan konduktor bisa berputar.

E. BAGIAN – BAGIAN MOTOR STARTER


Motor Starter terdiri atas beberapa bagian yang memungkinkan bekerja untuk mengubah
energi listrik DC dari baterai menjadi tenaga gerak untuk memutarkan fly wheel. Sehingga
mesin hidup.
Bagian-bagian Motor Starter:
 Saklar Starter (Selenoid )
 Kumparan Medan (Field Coil )
 Kumparan Jangkar
 Sikat Arang ( Brush )
 Armatur dan komutator
 Over running clutch dan roda gigi pinion

5.1. Saklar Starter ( Magnetic Switch )


Saklar starter bekerja sebagai switch utama untuk mengatur arus masuk ke kumparan
medan (Field Coil) dan mengontrol gigi pinion dengan mendorong dan menariknya.
Terminal – terminal yang ada pada saklar starter :
· Terminal B : Mendapatkan arus langsung dari positif baterai (30)
· Terminal C : Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan medan
(field coil)
· Terminal ST (50) : Mendapatkan arus dari terminal ST (50) kunci kontak dan
meneruskanya ke pull in coil (PIC) dan hold in coil (HIC) melalui plat kontak
5.2. Kumparan Medan ( Field Coil ) & Yoke
Arus dari baterai dialirkan ke kumparan medan yang terbungkus oleh pole core
sehinggai hasilkan medan magnet. Yang dibutuhkan motor untuk beroperasi. Field coil
dihubungkan dengan rmature coil secara seri melewati sikat arang (brush).

5.3. Kumparan Jangkar.


Armature (kumparan jangkar) membangkitkan gerak daya putar akibat dari perbedaan
arah gaya gerak listrik yang ditimbulkan oleh kumparan medan. Ball bearing menopang
putaran kecepatan tinggi dari angkur. Armatur meneruskan arus listrik dari kumparan medan
ke angkur melalui sikat arang (brush).

5.4. Sikat dan Pemegang Sikat .


Empat sikat (brush) menyalurkan arus ke armature coil melalui commutator. Dua
diantaranya ditopang oleh insulated holder dan dihubungkan ke commutator (disebut dengan
brush positif (+)) , dan kedua brush lainnya ditopang oleh grounded holder dan dihubungkan
ke commutator (disebut dengan brush negatif (-)) Sikat itu dibuat dari karbon tembaga, yang
mempunyai daya konduksi tinggi dan tidak gampang aus. Pegas sikat menekan pada
permukaan putaran armature dan menghentikan putaran armature tepat saat starter berhenti
dengan menekan sikat.

6
5.5. Over Runing Clutch dan Roda Gigi Pinion.
Over Runing Clutch berfungsi untuk:
· Meneruskan putaran yang dihasilkan motor untuk menggerakkan fly wheel melalui roda
gigi pinion.
· Menarik gigi pinion jika putaran gigi pinion lebih rendah daripada putaran fly wheel.
Gigi pinion meneruskan daya putar starter ke mesin dengan memutarkan ring gear.
Helical spline mengubah daya berputar dari motor ke tuas pinion dan mendukung
pertautan/pelepasan gigi pinion dari ring gear.

F. MERAKIT SISTEM MOTOR STARTER


6.1. Komponen Sistem Starter
Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang
menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain
untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi:
· Kunci kontak (ignition switch)
· Fuse ( fusibel link )
· Kabel penghubung
· Baterai
· Motor Starter

a. Kunci Kontak :
Kelistrikan otomotif pada× Mobil menggunakan kunci kontak ( Ignition Swtch ) sebagai
saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga ( baterai )
Kunci kontak mempunyai beberapa posisi :
· Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
· ACC : Terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan acecoris
· ON / IG : Terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
· START : untuk Start

b. Sekering (Fuse) :
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi
kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem
kelistrikan.

c. Baterai :
Baterai berfungsi sebagai sumber arus DC (Searah) untuk semua sistem kelistrikan
otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagi sumber tenaga pada sistem kelistrikan
otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40 – 70 AH Baterai
mempunyai 2 kutub yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-)
atau mas diberi kode 31.

d. Kabel :
Kabel adalah konduktor yang dibungkus isolator dan berfungsi sebagai penghubung
komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil, kabel dibedakan ukuran diameternya
menurut penggunaanya. Kabel kecil digunakan untuk arus kecil dan kabel besar diguanakan
untuk arus yang besar. Untuk penghubung pada sistem starter digunakan kabel yang cukup
besar karena perlu arus yang besar.

7
6.2 Menghidupkan Motor Starter
Putar Kunci kontak ke posisi ST sampai motor starter berputar menggerakkan roda gigi fly
wheel (engine hidup).

G. Cara Kerja Motor Starter


7.1. Pada saat motor Switch On
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melaluihold
in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melaluiarmature. Pada
saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arahyang sama, dikarenakan
arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebutsama.Seperti pada gambar diatas.Dari
kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kearah menutup mainswitch, sehingga drive
lever bergerak menggeser starter clutch kearah posisiberkaitan dengan ring gear. Untuk lebih
jelas lagi aliran arusnya adalah sebagaiberikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil makaarmature
berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gearmenjadi lembut. Pada
kendaraan ini kontak plate belum menutup main switch.

7.2. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh


Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan
mulaimenutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalirsebagai
berikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→main switch→terminal c→field coil→armature→massa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coiltidak dapat
mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coilsaja. Bersama dengan
itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil→armature→massa melalui main
switch.

Akibatnya starter dapat menghasilkan momen putar yang besar yang digunakan
memutarkan ring gear. Bilamana mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan
armature melalui pinion.Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akanmembebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

7.3 . Pada saat starter switch OFF.


Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi off, dan main switch dalam
keadaanbelum membuka (belum bebas dari kontak plate).Maka aliran arusnya
sebagaiberikut:
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Field coil→armature→massa
Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arusdari
teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Pull in coil→Hold in coil→massa
Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan jugaberlawanan
sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkankekuatan return spring
dapat mengembalikan kontak plate ke posisisemula.Dengan demikian drive lever menarik
starter clutch dan pinion gear terlepasdari perkaitan

8
H. PENGETESAN MOTOR STARTER
8.1. Pengetesan Pull In Coil
· Hubungkan terminal (+) baterai ke terminal 50 motor starter
· Hubungkan terminal (-) baterai ke terminal C saklar starter dan bodi atau masa dari motor
starter
· Pull In Coil baik jika pada pengetesan ini plunyer tertarik kebelakang dan tuas mendorong
over raning clutch ke depan
Penting !! Pada Pengetesan ini lepaskan hubungan terminal C ke field Coil

8.2. Pengetesan Hold In Coil


Seperti pada pengetesan pull in coil lepaskan kabel yang menghubungkan negatif baterai
dengan terminal C.
Pada pengetesan ini hold in coil baik jika posisi plunyer tetap tertahan

8.3. Pengetesan Kumparan Medan


8.3.1. Pengetesan Kontinuitas.
Dengan menggunakan Ohm meter hubungkan kedua jarum ohm meter ke masing- masing
ujung kumparan. Harus ada kontinuitas diantara kedua ujung kumparan.
8.3.2. Pengetesan Hubungan dengan masa.
Hubungkan satu jarum ohm meter ke ujung kumparan dan jarum yang lain ke massa / bodi.
Antara bodi dan kumparan harus tidak ada kontinuitas.

8.4. Pengetesan Kumparan Jangkar dan Armatur


8.4.1. Pengetesan Hubungan Singkat.
Hubungkan jarum ohm meter ke armatur dan ke bodi masa. Antara armatur dan bodi harus
tidak ada hubungan.
8.4.2. Pengetesan Kontinuitas.
Hubungkan kedua jarum ohm meter ke armatur. Ubahlah posisi salah satu jarum melingkari
permukaan komutator. Pada pengetesan ini harus menunjukkan kontinuitas.

8.5.Pengetesan Sikat dan Pemegang Sikat


8.5.1. Pengetesan Hubungan Singkat .
Hubungkan jarum ohm meter ke sikat negatif dan pemegang sikat positif dan pada
pengetesan ini harus tidak ada kontinuitas.
8.5.2. Ukur sikat dengan vernier kaliper.
Ganti sikat jika melebihi batas minimal.
8.5.3. Ukur Ketegangan Pegas sikat.
Ganti jika ketegangan dibawah standar ganti dengan yang baru.

7.6. Pengetesan Over Runing Clutch.


Tahan roda gigi pinion dan putarlah kopling, kopling harus jalan bebas pada arah
jarum jam dan terkunci pada putaran berlawanan arah jarum jam

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah menguraikan beberapa pembahasan diatas, maka sampailah kita pada tahap
kesimpulan. Dengan adanya berbagai pembahasan, maka dapat penulis simpulkan bahwa:
Motor Starter, itu merupakan jenis rangkaian yang sangat berperan penting dalam proses
menghidupkan mesin kendaraan terutama pada Mobil, berbagai komponen rangkaian dalam
Motor Starter tersebut masing – masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu dengan
komponen – komponen kendaraan.

B. SARAN
Dengan disajikanya makalah yang begitu sederhana ini, penulis berharap semoga
makalah yang penulis buat, mampu memotifasi para generasi muda khususnya para kaum
intelektual untuk menggali ilmu tentang Motor starter yang lebih cangnggih.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.acdrive-china.com
https://www.northshorecity.govt.nz/idsm/IDSM2009/1799.htm
http://www.scribd.com/doc/122871803/Makalah-Dinamo-Start
http://landakmaju.blogspot.com/2009/05/makalah-motor-starter.html

11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Motor Starter ................................................................................................................ 2
B. Pengertian Dan Macam – Macam Motor Starter ......................................................... 3
C. Fungsi Dan Kegunaan Motor Starter ........................................................................... 5
D. Prinsip Kerja Motor Starter .......................................................................................... 5
E. Bagian – Bagian Motor Starter .................................................................................... 6
F. Merakit Sistem Motor Starter ....................................................................................... 7
G. Cara Kerja Motor Starter .............................................................................................. 5
H. Pengetesan Motor Starter ............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

12

Вам также может понравиться