Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(Saling Menasehati)
Disusun oleh :
` Parni
Jessika Eldia Putri
Susan Susanti
Yuni Pertiwi Sugiarty
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Agama Islam
yang diberikan oleh Ibu Sri Hartati S.Pd selak guru pembimbing tugas ini. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
Daftar isi
Halaman cover…………………………………………………….......1
Kata pengantar..……………………………………………………….2
Daftar isi ….………………………………………...………………...3
Pendahuluan ..……………………………………...…………………4
Rumusan masalah…………………...………………………………...4
Manfaat………………………………………………………………..4
Isi ……………………………..………………………………………5
Penutup ……...………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA…………………………...…………………..11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada era saat ini saling menasehati kepada sesama manusia seakan telah terhapus
oleh pergerakan zaman yang kian menghanguskan attitude anak-anak muda sekarang.
Padahal dalam Al-qur’an telah disebutkan perintah untuk saling menasehati dalam
kebaikan dalam surah Al-‘Ashr/103 ayat 1-3. Perintah tersebuut menjelaskan kewajiban
kita sebagai umat manusia untuk berbuat baik dan saling menasehati dalam kebaikan.
Namun, kenyataan yang kita jumpai saat ini yang terjadi adalah bukan saling menasehati
tetapi saling melupakan.
Menyadari betapa pentingnya kultur saling menasehati dalam kehidupan sehari-
hari sebagai masyarakat Indonesia dan sebagai penyempurna akhlak kita sebagai umat
muslim, makalah ini bertujuan untuk membagun kembali kultur atau budaya yang kian
merosot karena dampak globalisasi yang mengakibatkan tingginya tingkat
individualisme. Di dalam Al-Qur’an QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan
bersyukur kepada kdua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada
pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang
teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur
kepada kedua orang tua adalah hormat dan patuh mereka.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk menyempurnakan
sikap kita sebagai makhluk ciptaan Alloh yang sempurna.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa makna dari saling menasehati?
2) Bagaimana cara kita agar menjadi manusia yang peduli?
C. Manfaat
1) Setelah menbaca makalah ini, semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya
2) Semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk menunjang
penulisan makalah berikutnya dimasa yang akan datang
BAB 2
ISI
)سو ِّل ُِّهُ َو ِِّلَئِّ َّم ُِّةُ ْال ُم ْس ِّل ُِّمينَُُ َو َعا َّمتِّ ِّه ُْمُ(صحيحُمسلم َُّ ِّ ُل
ُ لِلُِّ َو ِّل ِّكت َابِّ ُِّهُ َو ِّل َر ُْ صي َح ُةُُقُ ْلنَاُ ِّل َم
َُ نُقَا ِّ َّالدِّينُُُالن
Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab untuk Allah, kitab-
Nya, Rasul-Nya, para pimpinan kaum msulimin dan umumnya kaum msulimin. (HR.
Muslim)
Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat
yang berbeda bergantuk konteks kepada siapa nasihat itu diberika. Al-Khathabiy dan
ulama lain memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib oleh al-Nawawi pada
sayarah Muslim sebagai berikut:
1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-
Nya, mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-
Qur’an, membaca, memahami dan mengamalkannya
Kemudian dia berkata lagi, “Beritakan padaku tentang Ihsan”. Lalu Rasul bersabda:
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat
melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kamu”…(HR. Muslim)
Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah seolah
melihat-Nya atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita. Maknanya usahakan
ibadahnya dibuat yang paling bagus dengan menjaga adab dan tata kramanya baik lahir
maupun batin, terutama, keikhlasan, kekhusyu’an dan ke khudhu’annya. Sedangkan
ihsan berbuat baik dalam bermuamalah dengan sesama saudara dengan shilatur rahim,
membantu kerepotan dan kekurangannya.
B. Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat dan Ihsan
Kosa kata:
ُُظ ْلم
ُ َ = لsungguh kegelapan, penganiayaan
ُُُصُالُه
َ ِّ = َوفbersapih dari susuan
Terjemahan:
Kosa Kata:
ُسانًا
َ ْ = إِّحberbuat baik
ْ ارُُذ
ُِّيُالقُ ْربَى ِّ = َو ْال َجtetangga dekat
Terjemahan:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.(QS.2:
Hadis tentang memberi mau’izhah adalah sebagaimana Hadits berikut:
ُتُ ِّم ْن َها ُْ َظ ُةًُ َب ِّليغَ ُةًُذَ َرف َ ص ََل ُِّة ُ ْالغَدَا ُِّة ُ َم ْو ِّع
َ َُسلَّ َُمُ َي ْو ًماُ َب ْع ُد َُّ ُصلَّى
َ ّللاُُ َعلَ ْي ُِّهُ َو َ ُِّّللا َُّ ُل ُُ سو ُ ظنَاُ َر َ ع َُ ار َي ُةَُقَا
َ ل ُ َو ِّ س َ ُْنُِّ اض ُب ُ ِّ ن ُ ْال ِّع ْر َب
ُْ َع
ْ
َُِّّ ُ وصي ُك ُْم ُُِّبتَق َوى
ُّللا ِّ ل ُأ ُ َُ ّللا ُقَا
َُِّّ ُ ل َُ سو ُ ظ ُة ُ ُم َودِّعُ ُفَ َماذَا ُت َ ْع َه ُد ُُإِّلَ ْينَا ُيَا ُ َر ُ َ ن ُ َه ِّذ ُِّه ُ َم ْو ِّعَُّ ِّل ُ َر ُجلُ ُإ ُ ْ
َُ ت ُ ِّم ْن َها ُالقُلوبُُ ُفَقَا ُْ َْالعُيُونُُ ُ َو َو ِّجل
ُن ُْ ض ََللَةُ ُفَ َم
َ ُ ور ُفَإِّنَّ َها ُِّ ت ُ ْاِل ُ ُم ُِّ يرا ُ َو ِّإيَّا ُك ُْم ُ َو ُمحْ دَثَا ً اخ ِّت ََلفًا ُ َك ِّث
ْ ُ ش ُ ِّم ْن ُك ُْم ُ َي َرى
ُْ ن ُ َي ِّع ُْ ن ُ َعبْدُ ُ َح َبشِّيُ ُفَإِّنَّ ُهُ ُ َم ُْ طا َع ُِّة ُ َو ِّإَّ َوالس َّْم ُع ُ َوال
ِّ
ُُسن َ سى ُ َهذَا ُ َحدِّيثُُ َح َ ل ُأبُو ُ ِّعي َ َُ اج ُِّذُقَا َ ْ
ِّ الرا ِّشدِّينَُ ُال َم ْهدِّيِّينَُ ُ َعضُّوا ُ َعل ْي َها ُبِّالنَّ َو َ ْ
َّ ُس َّن ُِّة ُال ُخلفَا ُِّء ُ ِّأَد َْركَُُذَ ِّلكَُ ُ ِّم ْن ُك ُْم ُفَعَل ْي ُِّه ُب
ُ س َّنتِّيُ َو َ
)ص ِّحيحُُُُ(أخرجهُالترمذي َ
Dari `Irbadh bin sariyah berkata : Rasulullah saw pernah memberikan mauizhah
kepada kita pada suatu hari setelah shalat shubuh dengan nasihat yang mengharukan
sehingga meneteskan air mata dan membuat hati menjadi takut. Maka ada seorang laki-
laki bertanya : “Apakah ini mauizhah terakhir apa yang engkau sampaikan kepada kita
Ya Rasulullah ?” Beliau bersabda : Aku wasiatkan kepada kalian hendaklah taqwa
kepada Allah, mendengar dan taat kepada pimpinan sekalipun ia seorang hamba Habsyi
(berkulit hitam). Sesungguhnya siapa di antara kalian yang hidup nanti akan melihat
banyak perpecahan dan perbedaan, jauhilah hal-hal yang baru sesungguhnya ia adalah
sesat. Barang siapa di antara kalian yang mendapatinya maka ikutilah sunnahku dan
sunnah khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu.
(HR. al-Turmudzi, Hadis Hasan Shahih)
C. Nasihat Bersyukur Kepada Allah,
Sebagaimana dijelaskan pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat Lukman al-
Hakim kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah bukan seorang
Nabi yang diberi wahyu
7
.Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal yang kritis dan selalu benar. Isi
nasihat agar anak kesayangannya beryukur kepada Allah tidak meyekutukan-Nya (tidak
syirik) dengan sesuatu karena susungguhnya syirik itu suatu penganiayaan yang agung.
Nasihat syukur kepada anak Lukman sebagaimana perintah Allah kepada Lukman agar
bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikannya. Perintah syukur
dengan tegas disebutkan pada ayat sebelumnya yakni QS. Lukman/31 : 12.
ُْ نُيَ ْش ُك ُْرُفَإ ِّ َّن َماُيَ ْش ُك ُُرُ ِّل َن ْف ِّس ُِّهُ َو َم
َُّ ِّ نُ َكفَ َُرُفَإ
َُّ ُن
ّللاَُ َغنِّيُُ َح ِّميد َُّ ِّ ُنُا ْش ُك ُْر
ُْ لِلُِّ َو َم ُِّ َولَقَدُُْآتَ ْينَاُلُ ْق َمانَُُ ْال
ُِّ َ ح ْك َم ُةَُأ
Perintah bersyukur kepada Allah juga diulangi dan diperkuat pada ayat 14 Surat
ُِّ َ أhendaklah engkau bersyukur kepada-Ku. Bersyukur kepada Allah
Lukman ن ُا ْش ُك ُْر ُ ِّلي
berarti taat dan taqwa kepadanya, sebagaimana mau’izhah Nabi kepada para sahabat
dengan suatu mau’izhah yang meneteskan air mata dan menggetarkan hati agar para
sahabat taqwa kepada Allah swt. Rasul bersaabda:ُِّىُّللا ِّ ُ أAku wasiatkan kepada
َّ وصي ُك ْمُُبِّتَ ْق َو
kalian agar takwa kepada Allah.
Isi mau’izhah yang diberikan Nabi Muhammd pada Hadis di atas realisasi syukur
kepada Allah yaitu taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba
yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para
sahabat Khulafaur Rasyidin.
Redaksi ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya bersyukur kepada
kedua orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah kepada Allah. Orang tua
adalah manusia pertama dan utama di antara sekian banyak manusia yang lebih berhak
manerima kebaikan dari anak-anaknya. Karena sebab adanya orang tua inilah anak
menjadi ada. Andaikata tidak ada orang tua, anak tidak mungkin wujud di bumi ini. Dari
orang tua inilah anak lahir, karena kasih sayang orang tua inilah anak bisa hidup dengan
sempurna, dengan perhatian orang tua inilah anak menjadi dewasa bahkan dengan
kesungguhan orang tua inilah anak menjadi orang yang pandai dan berkat do’a orang tua
inilah anak menjadi orang sukses.
Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan
menyusui selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat da patuh kepada kedua
orang tua setelah bersyukur kepada Allah. Firman Allah QS. Lukman/31 : 13-14
ُير
ُ صِّ يُ ْال َم ُِّ َ أ
َُّ َنُا ْش ُك ُْرُ ِّليُ َو ِّل َوا ِّلدَيْكَُُإِّل
8
Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu dan kepada-
Kulah tempat kembali
Anak sekalipun menjadi pejabat teratas tetap harus hormat kepada orang tua.
Anak sekalipun menjadi orang pandai dan lebih pandai dari pada orang tuanya tetap
harus taat kepada orang tua. Orang tua ibarat seperti al-Qur’an sekalipun sudah rusak
tetap harus dihormati tidak boleh dihina, diremehkan dan diinjak-injak apalagi al-Qur’an
yang masih bagus.
E. Berbuat Ihsan Kepada Allah
Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan
kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia sebagaimana Allah firmankan pada
QS. al-Nisa/4 : 36
Dan sembahlah Allah jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua. Ibadah kebada Allah berarti:
ُوالخشوعُلسلطانهُفىُالسرُوالجهر،ُعبادةُّللاُُهىُالخضوعُلهُوتمكينُهيبتهُوعظمتهُمنُالنفس
Ibadah kepada Allah adalah tunduk (khudhu’) kepada-Nya dan menghayati dalam
jiwa akan kehaibatan da keagungan-Nya serta khusyu’ terhadap kerajaan-Nya baik
dalam sembunyi maupun terbuka.[4]
Pengertian ibadah di atas sudah memasukkan makna ihsan kepada Allah yakni
beribadah secara khudhu’ dan khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah, artinya taat
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa rendah hati, dan
rendah diri disertai rasa cinta dan agung. Ihsan dalam beribadah maknanya sebagaimana
penjelasan di atas menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan
wajib dan sunah-sunahnya bahkan adab-adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang
haram dan yang makruh. Ihsan dalam ibadah adalah melaksanakan ibadah dengan sebaik-
baiknya yakni dengan khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang baik adalah ibadah yang
dikerjakan seolah-olah melihat Allah atau Allah meliht engkau.
1. Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi manusia yang
sempurna.
2. Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara kandung,
paman, bibik dan seterusnya.
9
Mereka lebih berhak menerima ihsan (kebikan) dari saudaranya, karena mereka orang
yang terdekat kepada orang tua.Berbuat Ihsan kepda kerabat setelah berbuat ihsan kepada
kedua orang tua dan setelah berbuat ihsan kepada Allah swt.
4. Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu mencukupi
kebutuhan keluarganya. Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum muslimin agar kondisi
masyarakat mendapat ketenangan dan tidak timbul pencurian atau kejahatan. Miskin ada
dua macam; miskin yang uzur karena kelemahannya tidak mampu berusaha perlu
mendapaat ihsan. Kedua miskin yang tidak uzur orang yang miskin karena hidup berpoya-
poya, bentuk ini perlu mendapat nasihat dan petunjuk mencari pekerjaan.
5. Tetangga dekat, sebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang masih ada
hubungan kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya sebagian pendapat sorang muslim
6. Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetpi masih dinamai tetangga atau diartikan
perantau) singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh.
Sebagian pendapat tetangga jauh adalam non muslim seperti Yahudi dan
Nashrani. Sebagian pendapat mengatakan tetangga adalah 40 rumah di berbagai arah,
atau mereka yang mendengar adzan.
7. Teman sejawat, teman sepekerja, teman musafir, teman, murid, dan istri
8. Budak, seorang berstatus budak
10
BAB 3
PENUTUP
1.Kesimpulan
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik,
kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling
menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan
dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa
agama itu nasihat. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat
baik adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada
kdua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun
dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada
Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada
kedua orang tua adalah hormat da patuh mereka. Isi kandungan QS. al-Nisa/4 :
36 Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada
Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia;dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan dengan sesama
manusia dalam berbagai bentuk,ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun
material dan social yang disebut dengan silaturahim.
2.Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami juga
manusia yang mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan
masih terlalu banyak kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan untuk menunjang criteria pembuatan karya tulis kami selanjutnya. Sekian
dan trimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://westbatavia.blogspot.com
https://nurussyahid.blogspot.id/2015/02/memahami-makna-menasehati-dan-
berbuat.html?m=1
11