Вы находитесь на странице: 1из 4

CARA MENGONTROL, MENAHAN, DAN MENGENDALIKAN EMOSI DIRI SENDIRI

Pada dasarnya manusia sangat mudah terbawa emosi apalagi didunia maya. Kita adalah
makhluk perasaan (emosi), the world run on feelings, dan sekarang kita hidup dijaman
dimana segala bentuk emosi sangat mudah menular dengan adanya internet dan sosial media.
Setiap hari emosi diri kita dibombardir dengan berbagai kontroversi politik, judul clickbait,
dan konten-konten ego bait.

Sayangnya tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk menghentikan serangan emosi ini,
bahkan saya yakin semakin hari akan semakin parah, ada 3 hal utama yang menyebabkan ini
semua terjadi yaitu:

 Dengan adanya internet, sangat mudah bagi kita untuk mencari informasi yang bisa
mendukung/membenarkan apa yang sudah kita percayai (confirmation bias), jika
Anda merasa golongan A adalah kumpulan orang-orang penipu/koruptor maka akan
selalu ada artikel/berita yang bisa mendukung opini dan perasaan Anda tersebut.
Artinya sangat mudah bagi kita untuk mengembangkan asumsi, mengkonfirmasi
kembali opini/pandangan kita tanpa melihat dari kedua sisi atau mempertanyakan
keadaan/realita yang sebenarnya. Emosi membuat orang mencari informasi di internet
bukan untuk mencari kebenaran, melainkan untuk mencari pembenaran atas apa
yang sudah mereka asumsikan.
 Internet dan media terus-terusan secara konsisten memberikan Anda kabar-kabar
terburuk, paling kontroversi dan sensasional dinegeri ini, karena informasi/konten
macam inilah yang paling mudah mendapatkan perhatian audience (emosi diatas
segalanya), akhirnya konten dibuat bukan lagi berdasarkan kualitas/manfaat melainkan
berdasarkan seberapa jauh konten tersebut bisa memancing emosi pembacanya.
 Ironisnya dengan adanya sosial media orang-orang menjadi semakin terputus
hubungan satu sama lain secara nyata, sangat mudah untuk memisahkan diri dari
orang-orang yang tidak sependapat/sepemikiran dengan Anda disosial media,
berdebatpun cenderung mudah terbawa emosi dan amarah, karena kita tidak melihat
orang tersebut secara langsung, kita hanya berkomunikasi dibalik layar dan avatar,
berbeda dengan jaman dulu dimana kita bertatap muka dan jauh lebih mudah memiliki
rasa toleransi terhadap opini orang lain.

Pada akhirnya internet dan sosial media tidak memberikan orang-orang informasi yang
mereka butuhkan, tetapi informasi dan konten yang mereka inginkan. Masalahnya adalah
internet sudah kelebihan informasi, dalam prinsip ekonomi jika sesuatu tersedia secara
berlebihan (over supply) orang-orang akan semakin tidak menghargainya.

Hasilnya? Kita tidak lagi menghargai informasi yang ada karena semuanya sudah tersedia
dimana-mana, bahkan kita sudah tidak peduli lagi dengan informasi yang sebenarnya, setiap
haripun informasi menjadi semakin ngaco, tiba-tiba ada bocah umur 5 tahun bisa terbang, ada
fakta/kontroversi bahwa bumi berbentuk segitiga, ditemukan alien ngambang disungai, dan
sebagainya.
Ada kontroversi sedikit tiba-tiba jadi viral, masih ada orang-orang yang mau disuruh ketik
“amin” atau klik “like” supaya bisa kaya/sukses (seriously?), debat di sosmed yang tidak ada
habisnya dan yang paling buruk adalah semua rasa emosi ini memiliki adiktif (candu), kita
tertipu lagi dan lagi, termakan judul clickbait yang sama berkali-kali, kita menikmati rasa
emosi/marah saat berdebat dengan orang lain seolah kita ada dijalan yang benar dan mereka
ada dijalan yang salah.

Semuanya menjadi semakin tidak terkendali, namun walaupun kita tidak bisa mengendalikan
keadaan yang sudah berantakan ini, kita tetap bisa menahan/mengendalikan emosi diri kita
sendiri.

Berikut ini adalah 4 tips


simpel untuk menahan rasa marah dan cara mengontrol emosi diri Anda menjadi lebih
terkendali:

1. Jangan terburu-buru dalam mengemukakan opini

Kita sangat mudah terbawa emosi saat berada disosial media, rasanya ingin komen, berdebat
dan memberikan opini, tapi opini itu menjebak. Perhatikanlah mayoritas orang-orang yang
sudah mengeluarkan pendapat akan mati-matian mempertahankan argumennya apapun
realita/fakta yang melawannya, mereka menggunakan logika bukan untuk mencari kebenaran
tetapi untuk mencari pembenaran terhadap pandangannya sendiri, dan fakta uniknya
adalah manusia bisa menemukan logika dalam hal apapun.

Jadi daripada terbawa arus emosi yang tidak berguna (hampir semua debat sebenarnya tidak
ada gunanya), lebih baik memilih diam dan tetap netral. Selain itu lebih mudah bagi kita
berubah pikiran/opini ketimbang jika kita sudah berucap dan menyatakan opini kita kepada
orang lain, tidak ada beban moral dan emosi apapun bagi mereka yang masih netral, karena
itu jangan terburu-buru mengemukakan pendapat, bahkan tidak usah berpendapat jika
memang dirasa tidak perlu.

Sekali Anda menyatakan opini, secara insting Anda akan menghabiskan energi untuk
membuktikan bahwa Anda benar dan orang lain salah, tentu ada saat dimana memang Anda
perlu membuktikan sebuah opini tapi cobalah menahan diri sesaat karena dengannya Anda
bisa melihat situasi dengan lebih baik menggunakan pikiran dan logika ketimbang emosi dan
perasaan semata.
2. Belajar sabar dengan lebih banyak mendengar ketimbang bicara

Jika Anda menerima kritik dari orang lain, jauh lebih baik dengarkan saja tanpa harus
membalas komentar mereka, terima masukkan yang ada tapi jangan habiskan waktu untuk
berdebat apalagi kalau mereka adalah haters (pembenci). Intinya adalah lebih mudah bagi
kita mengontrol emosi diri saat kita mendengar ketimbang berbicara, mereka yang sudah
berucap/angkat bicara seringkali mudah terbawa emosi/marah, karena itu lebih banyaklah
mendengar daripada berbicara, perhatikan dahulu dengan seksama keadaan yang ada dan jika
memang penting katakanlah apa yang memang harus Anda sampaikan.

3. Terima saja bahwa tidak semua debat/masalah penting untuk dimenangkan

Banyak orang menghabiskan waktu hanya untuk memuaskan egonya, mereka akan berdebat
seharian untuk membuktikan bahwa dirinya benar dan orang lain salah, mereka akan
mengklarifikasi masalah yang ada untuk memaksa orang lain sependapat dengan diri mereka.
Padahal tidak semua masalah yang ada itu penting untuk diperdebatkan, memenangkan debat
seringkali tidak ada gunanya karena pada akhirnya orang lain tetap tidak sependapat dengan
apa yang kita diskusikan bersama.

Terimalah fakta bahwa kita tidak harus selalu menang dalam pembicaraan, kita tidak harus
menjadi dominan dalam sebuah keadaan, setiap orang memiliki egonya sendiri-sendiri dan
tidak ada salahnya mengalah karena memenangkan hal tersebut tidak membawa perubahan
apapun yang berarti.

Kuncinya adalah memahami keadaan yang terjadi, berpikir dengan kepala dingin hanya bisa
dilakukan saat Anda lebih tenang, diamlah sesaat, jangan terburu-buru mengemukakan
opini/argumen, dan pergilah (move away) jika memang masalah/keadaan tersebut tidak
penting untuk diperdebatkan.

4. Pilih lingkungan yang bisa mengendalikan diri

Jauh lebih mudah rusak karena teman dibandingkan baik karena teman, perhatikanlah
mayoritas emosi yang terjadi itu disebabkan oleh sekumpulan orang/kelompok (bandwagon),
faktanya kita sebagai manusia sangat mudah dimanipulasi pikiran dan emosinya apalagi
dalam berkelompok, jangan sampai terbawa arus emosi karena Anda berada dilingkungan
yang salah.

Lingkungan itu sangat-sangat penting. Lingkungan bisa menentukan karakter Anda, nasib
Anda, bahkan masa depan Anda. Pastikan Anda memilih lingkungan yang baik dan tepat.
Lingkungan tidak terbatas pada keluarga dan teman saja, tetapi juga tempat kerja, grup sosial
media, forum internet, website/komunitas yang sering Anda kunjungi, dan masyarakat tempat
Anda berada.

Pilihlah lingkungan dan orang-orang yang bisa mengontrol emosinya, bergaullah dengan
mereka-mereka yang tidak mudah terbawa emosi/gampang marah khususnya di sosmed,
ingat rasa emosi dan kebencian itu menular, percaya atau tidak pada akhirnya lingkungan
jugalah yang membentuk karakter Anda sampai saat ini.

Jadi bagaimana cara mengontrol emosi diri sendiri dengan baik? Bagaimana cara yang tepat
untuk menahan dan mengendalikan amarah?

 Jangan terburu-buru dalam berpendapat/mengemukakan opini


 Lebih banyaklah mendengar ketimbang bicara (silent is gold)
 Pahami bahwa Anda tidak perlu terlibat dalam setiap masalah/keadaan yang terjadi
 Pilih lingkaran sosial yang bisa membawa Anda ketempat yang lebih baik

Pada kenyataannya memang semua itu tidak semudah kata-kata, saat berhadapan dengan
sebuah keadaan kita cenderung mudah terpengaruh lingkungan dan terseret opini yang
mungkin saja sesat. Maka dari itu sangat penting untuk kita belajar lebih
banyak menggunakan pikiran ketimbang perasaan dalam mengambil keputusan, memang
tidak selamanya keputusan berdasarkan pikiran/logika pasti lebih baik ketimbang
menggunakan perasaan, ada saatnya juga kita harus mempercayai emosi/perasaan termasuk
intuisi (follow your heart but take your brain with you). Pada akhirnya berpikir kritis itu
memang melelahkan tetapi sebenarnya lebih banyak masalah dalam hidup ini yang hanya
bisa diselesaikan dengan pikiran dan logika ketimbang emosi dan perasaan.

Вам также может понравиться