Вы находитесь на странице: 1из 7

Di Indonesia batu saluran kencing merupakan penyakit penyebab gagal ginjal nomer 2 bersama sama

infeksi saluran kencing.


Patogenesis batu saluran kencing masih belum jelas, banyak faktor yang berperan , namun penelitian
terhadap batu ini tidak banyak dilakukan oleh para ahli.
Pada awalnya ahli bedah berpendapat tindakan bedah sudah memecahkan masalah,
tetapi pada akhirnya tindakan bedah yang diikuti dengan penanganan secara
konservatif hasilnya lebih memuaskan.
Untuk penanganan batu saluran kencing secara konservatif harus diketahui
patogenesis, jenis batu dan ketepatan diagnosa. Analisa laboratorium diperlukan
untuk mengetahui jenis, sifat dan komposisi batu.

II. PATOGENESIS

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti terjadinya batu saluran kencing. Diduga akibat interaksi
antara faktor genetik dengan beberapa faktor biologik, serta faktor lain.
Faktor genetik yang diduga berpengaruh adalah :
- septiuria,
- hiperkalsiuria primer,
- dan hiperoksaliuria primer.
Adapun faktor biologiknya adalah :
- supersaturasi urin,
- kekurangan faktor proteksi,
- perubahan pH urin
- nucleasi serta faktor yang dapat melekatkan kristal tubulus renalis.
Sedangkan faktor lain yang menunjang terjadinya batu adalah :
- jenis kelamin : pria : wanita = 3:1
- ras : lebih sering ditemukan di Asia dan Afrika,
- faktor keturunan
- kebiasaan minum: banyak minum meningkatkan diuresis mencegah terjadinya batu
- mobilitas: orang yang banyak bergerak mempunyai resiko lebih kecil dibanding orang yang kurang
bergerak (banyak duduk)
- sosial ekonomi: batu saluran kencing bagian atas lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan
sosial ekonomi tinggi (lebih banyak mengkonsumsi protein hewani dan karbohidrat), dan sebaliknya
penderita dari tingkat sosial ekonomi rendah (vegetarian) lebih banyak menderita batu saluran
kencing bagian bawah.
- Geografis : penduduk di daerah dengan suhu panas (tropika) diduga kuat mempunyai resiko lebih
tinggi, karena produksi keringat yang lebih banyak sehingga mengurangi produksi urin.
- Infeksi: belum jelas apakah infeksi menyebabkan terjadinya batu atau sebaliknya.

Supersaturasi merupakan penyebab terpenting dalam proses terjadinya batu saluran kencing.
Supersaturasi adalah terdapatnya bahan tertentu di dalam urin yang melebihi batas kemampuan cairan
urin untuk melarutkannya.
Bahan-bahan tersebut adalah garam-garam dari oksalat, asam urat, sistein dan xantin. Garam tersebut
apabila dalam konsentrasi yang tinggi disertai dengan pengurangan volume urin akan mengakibatkan
terjadinya kristalisasi.

Faktor biologis lain yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya batu saluran kencing adalah :

1. Faktor Proteksi :

Di dalam urin normal terdapat faktor proteksi seperti : magnesium, sitrat, pirofosfat dan berbagai
protein enzim seperti glikopeptida zinc, ribonuceleid acid dan khondroitin sulfat, neprocalcim A,
uropontin dan glicosanminoglycan.
Ketiga yang terakhir merupakan proteksi batu kalsium. Bahan ini dapat menghambat pembentukan
batu dengan berbagai cara, seperti: memecah kristal yang sudah terbentuk, membungkus kristal
sehimgga tidak melekat dan memebuat garam-garam urin guna menghambat pembentukan kristal.
Pada orang yang cenderung menderita batu saluran kencing, kadar zat proteksi di atas rendah,
sementara infeksi akan mengurangi kadar dan aktivitas bahan proteksi dalam urin.

2. PH Urin :

PH urin dalam sehari kadarnya bervariasi, tetapi pH rata-rata batas toleransi adalah antara 5,6 – 6,5.
Perubahan pH urin ke arah lebih asam atau lebih basa akan mendorong terbentuknya kristal garam.
Urin dengan pH asam memudahkan terbentuknya batu asam urat, sedangkan urin dengan pH basa
akan memudahkan terbentuknya batu kalsium dan batu struvit.

3. Nucleasi

Adanya partikel debris, ireguler di dinding saluran kencing. Kristal yang terbentuk dapat merupakan
inti kristal untuk terbentuknya batu.
Debris sendiri terjadi karena adanya benda asing, stagnasi aliran urin, obstruksi, kelainan congenital
ginjal (ginjal kistik, divertikel kolitis, medulla sponge kidney) dan infeksi.

Beberapa Sifat Batu Saluran Kencing :

1. Batu Kalsium

Penyebab adanya batu kalsium tidak diketahui dengan pasti, sehingga adanya batu ini di saluran
kencing disebut Nephrolithiasis Idiopatic.
Diduga terjadinya batu ini karena adanya ketidakseimbangan antara faktor pemicu dan penghambat
pembentuk batu berupa hiperkalsiuri, hiperkalsemi, hiperoksaloria dan rendahnya kadar sitrat.
Faktor genetik diperkirakan berperan kurang lebih 45 % dari batu kalsium ini.

Patogenesis terjadinya hiperkalsiuri:


a. Absorbsi kalsium yang berlebih di dalam intestinum, didukung faktor genetik (diduga ada defek
gen yang mengetur regulasi kalsitriol, hormon yang berperan dalam meningkatkan absorbsi kalsium).
b. Kelebihan klorid (ion negatif) : Kalsium dalah ion positif yang mampu bergabung satu dengan yang
lain, artinya kelebihan klorid akan setara dengan kelebihan kalsium.
c. Kebocoran kalsium pada ginjal (renal kalsium leak) merupakan kegagalan filtrasi kalsium pada
glomerulus sehingga terjad hiperkalsiuri.
d. Kelebihan Sodium : Absorbsi kalsium di tubuli ginjal diikuti absorbsi sodium dan air. Kadar
sodium pada urin yang tinggi akan menunjukkan kadar kalsium yang tinggi pula.
Adanya defek system tubuli ginjal mengakibatkan ketidak seimbangan anatara sodium dan fosfat
yang menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam urin.
Asupan garam yang berlebihan juga mengakibatkan hal yang sama.
e. Beberapa jenis kanker dan sarcoidosis dapat mengakibatkan hiperkalsiuri.
f. Beberapa obat (hormone tyroid, diuretica) dapat menimbulkan hiperkalsiuri.

Patogenesis terjadinya hiperkalsemi:

Terjadi bila ada pemecahan di dalam tulang yang mengakibatkan lepasnya ion kalsium ke dalam
darah, hal ini terjadi pada keadaan :
a. Hiperparatiroidisme, + 5 % kasus batu kalsium.
b. Renal tubuler asidosis, hal ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa, keadaan
ini tidak hanya mengakibatkan kadar kalsium di dalam darah meningkat, tetapi juga dapat mengurangi
kadar sitrat dalam urin.

Patogenesis terjadinya hiperoksaloria:

Oksalat biasanya disebut sebagai asam oksalat yang berkombinasi dengan kalsium membentuk batu
kalsium oksalat, yang merupakan batu komposisi terbanyak.
Hiperoksaloria terjadi pada 30% batu kalsium, dan merupakan penyebab tersering dibanding dngan
hiperkalsiuri. Namun demikian banyak batu oksalat tidak selalu mengeluarkan oksalat lebih banyak di
urin dibanding pada orang normal.
Tubuh manusia tidak dapat memetabolisme oksalat, olah karenanya ekskresi melalui ginjal
merupakan satu cara untuk mengeliminasi. Apa bila terjadi gagal ginjal maka akan terjadi deposit
oksalat pada organ tubuh, seperti: system konduksi jantung, parenchim ginjal, ruang sendi, dinding
pembuluh darah, tulang dsb. Pada hiperoksaloria dapat berakibat batu kalsium oksalat berulang dan
gagal ginjal.

Patogenesis rendahnya kadar sitrat (Hipositraturia) :

Walaupun penyebab rendahnya kadar sitrat belum diketahui dengan pasti, beberapa factor diduga
sebagai pencetusnya yaitu : Renal tubulus asidosis, defisiensi potassium, atau magnesium, ISK dan
diare kronik.

Beberapa ahli membedakan Batu Kalsium menjadi :


1. Primer / Idiopatik (80-90% kasus) disebabkan beberapa kelainan metabolisme berupa :
hiperabsorbsi, atau penurunan reabsorbsi di ginjal.
2. Sekunder, dimungkinkan akibat hiperparatiroid, hiperoksaloria primer, asidosis renal tubuler.
metabolisme berupa : hiperabsorbsi, penurunan reabsorbsi di ginjal.

2. Batu Asam Urat

Terjadi karena konsentrasi kristal asam urat yang sangat tinggi di urin, alaupun tanpa hiperurikemi
dan tanpa hiperurikosuri.
Kristal tersebut berasal dari purin, sebuah hasil akhir metabolisme protein.
Pembentukan batu tidak selalu berhubungan dengan keasaman urin, walaupun pada sebagian besar
batu asam urat terjadi pada keasaman urin persisten (80-90%), tetapi dapat pula terjadi pada urin
normal atau basa.

Beberapa factor yang berperan dalam terjadinya hiperurikosuri adalah :


a. factor genetic
b. diet tinggi protein hewani
c. penyakit Gout
d. obat-obatan: khemoterapi, diuretic, salisilat
e. keracunan logam timbal
f. penyakit darah (leukemia, mieloma multiple, limfoma)
g. diare kronik.

Hiperurikosuri juga memegang peranan dalam pembentukan dalam pembentukan batu kalsium
oksalat, dalam hal ini urat berperan sebagai inti (nidus) dari batu, kemudian diselaputi oleh kristal
oksalat.

3. Batu Infeksi

Terjadi akibat infeksi saluran kencing oleh kuman Proteus dan beberapa strain E.Coli yang dapat
merubah urea menjadi amonia dan CO2.
Batu infeksi mengandung magnesium ammonium fosfat dengan kombinasi yang bervariasi dengan
kalsium fosfat.
Batu jenis ini di ginjal biasanya tumbuh menjadi besar yang memenuhi pelvis ginjal (stag horn
calculi) yang lama kelamaan bisa merusak ginjal.

Faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya batu infeksi adalah :


a. pH urin yang tinggi (alkalis)
b. konsentrasi ammonium yang tinggi
c. kenaikan jumlah nucleoprotein akibat proses peradangan
d. penurunan jumlah sitrat dan pirofosfat akibat degenerasi kuman.

Batu jenis ini biasanya didapatkan pada penderita yang sebelumnya mengalami penyempitan akibat
kelainan congenital, prostate hipertrofi dan penyempitan ureter.
III. GEJALA KLINIK

1. Anamnesa

Abdominal pain atau nyeri perut, spesikasi keluhan berdasarkan letak batu.

LOKASI BATU KELUHAN


GINJAL Nyeri pinggang ringan, hematuria
URETER PROXIMAL Colic ginjal, nyeri pinggang, nyeri abdomen atas
URETER TENGAH Colic ginjal, nyeri pinggang, nyeri abdomen depan
URETER DISTAL Colic ginjal, nyeri pinggang, nyeri abdomen depan, disuria, urinaria frekwency

2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri ketuk pinggang atas.
b. Pada hidronephrosis atau ginjal polikistik, teraba masa kistik
c. Pada obstruksi saluran kemih bawah teraba kandung kemih
d. Obstruksi akut sering menyebabkan kenaikan tekanan darah (karena gangguan ekskresi Natrium,
retensi air dan aktivitas sistem renin angiotensin).
e. Hipotensi dapat terjadi pada keadaan obstruksi partial dengan poliuri.

3. Laboratorium

a. Analisa:
- hematuria
- piuria
- bakteriuri
- deposit kristal
- proteinuria ringan

b. Pemeriksaan Darah :
- polisitemia
- ureum creatinin meningkat
- asidosis hipocloramik

IV. DIAGNOSA

1. Keluhan / Gejala

Nyeri abdominal / colic pinggang menyebar ke daerah selangka dan gonad, mual, muntah atau tak
bergejala.

2. Laboratorium :
a. Urin lengkap : hematuria, piuria, kristaluria
b. Darah lengkap : polisitemia, kenaikan ureum – creatinin
c. Analisa batu : batu jenis kalsium, kalsium oksalat, asam urat, sistein, xantin atau batu infeksi.

3. Pemeriksaan Penunjang :
a. USG : untuk batu kecil sulit dilihat, begitu pula bila produksi urin berkurang sulit untuk melihat
adanya sumbatan.
b. Rongent foto polos abdomen : terutama untuk batu radio opak (dapat dilihat ukuran, bentuk dan
lokasinya)
c. IVP (Pyelografi intravena) : tidak dianjurkan pada ginjal yang sudah mengalami penurunan fungsi.
d. CT Scan tanpa kontras dan MRI : cepat, akurat, dapat mengenali semua tipe batu di berbagai lokasi,
jenis batu dengan densitasnya, dan dapat menyingkirkan nyeri abdomen yang bukan batu saluran
kencing seperti : aneurisma aorta, cholelithiasis.

V. DIAGNOSA BANDING

Beberapa Faktor penyebab nyeri/colic abdomen adalah :

1. Faktor Intrinsik

a. Intraluminal berupa :
- deposit kristal intra tubuler (obat-obatan, asam jengkol)
- bekuan darah karena trauma ginjal, jaringan nekrose (papila, kista atau tumor ginjal)

b. Intramural berupa :
- fungsional: disfungsi ureteropelvik, vesico-uretero junction.
- Autonom : tumor, granuloma, infeksi.

2. Faktor Ekstrinsik

a. Berasal dari organ reproduksi


- carcinoma cervik, kehamilan extrauteri, myoma, prolap uteri, endometriosis, infeksi, kista ovarii,
abses
- prostat hipertrofi, carcinoma prostate

b. Berasal dari Vaskular


- aneurisma aorta / arteri iliaca
- arteri aberan pada ureteropelvik

c. Berasal dari gastrointestinal


- pembesaran kelenjar limfe
- fibrosis oleh karena obat (beta bloker)
- tumor, hematom.
VII. PENGELOLAAN

Pengelolaan setelah terdeteksi batu dengan melalui 2 cara :

1. Mengeluarkan batu

a. Tindakan : Bedah, Litotripsi, ESWL.


Indikasi batu harus dikeluarkan dengan tindakan, bila:
- Sumbatan total / subtotal lebih dari 6 minggu tanpa ada penurunan
- Infeksi di atas batu
- Ukuran batu > 0,5 cm dan tidak ada penurunan
- Nyeri hebat yang tidak teratasi dengan analgetik kuat
- Sumbatan satu ginjal yang menyebabkan uremia
- Gagal Ginjal Kronis.

b. Konservatif
Dikerjakan bila tidak memenuhi kriteria tindakan.

2. Mencegah kekambuhan.

Вам также может понравиться

  • SK PKLH Abdul Haris PDF
    SK PKLH Abdul Haris PDF
    Документ3 страницы
    SK PKLH Abdul Haris PDF
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Koperasi Pemasaran Kowapi Ikba Man Satu Pekanbaru
    Koperasi Pemasaran Kowapi Ikba Man Satu Pekanbaru
    Документ2 страницы
    Koperasi Pemasaran Kowapi Ikba Man Satu Pekanbaru
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Dosis Pakan Ikan Nila 1500 Ekor
    Dosis Pakan Ikan Nila 1500 Ekor
    Документ3 страницы
    Dosis Pakan Ikan Nila 1500 Ekor
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Data Usaha Budidaya Nila
    Data Usaha Budidaya Nila
    Документ2 страницы
    Data Usaha Budidaya Nila
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Bender A
    Bender A
    Документ2 страницы
    Bender A
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Jemputan
    Jemputan
    Документ1 страница
    Jemputan
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Permenpan 25 Tahun 2014 TTG Jabfung Perawat - Fin
    Permenpan 25 Tahun 2014 TTG Jabfung Perawat - Fin
    Документ67 страниц
    Permenpan 25 Tahun 2014 TTG Jabfung Perawat - Fin
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Abstrak
    Abstrak
    Документ2 страницы
    Abstrak
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Ba Pelantikan
    Ba Pelantikan
    Документ2 страницы
    Ba Pelantikan
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • PROGRAM PENJAMINAN MUTU
    PROGRAM PENJAMINAN MUTU
    Документ72 страницы
    PROGRAM PENJAMINAN MUTU
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Data Usaha Budidaya Guramee
    Data Usaha Budidaya Guramee
    Документ2 страницы
    Data Usaha Budidaya Guramee
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Ikan Lele
    Ikan Lele
    Документ2 страницы
    Ikan Lele
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Pasien TBC SO
    Pasien TBC SO
    Документ4 страницы
    Pasien TBC SO
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Ikan Patin
    Ikan Patin
    Документ9 страниц
    Ikan Patin
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Jadwal Kegiatan
    Jadwal Kegiatan
    Документ2 страницы
    Jadwal Kegiatan
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Beberapa Perubahan AD-ART
    Beberapa Perubahan AD-ART
    Документ1 страница
    Beberapa Perubahan AD-ART
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • KARTU UJIAN TKK (Repaired)
    KARTU UJIAN TKK (Repaired)
    Документ11 страниц
    KARTU UJIAN TKK (Repaired)
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Ikan Lele
    Ikan Lele
    Документ2 страницы
    Ikan Lele
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Kartu Ujian TKK (Purwa
    Kartu Ujian TKK (Purwa
    Документ19 страниц
    Kartu Ujian TKK (Purwa
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Kompas Jam
    Kompas Jam
    Документ1 страница
    Kompas Jam
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • JUDUL
    JUDUL
    Документ2 страницы
    JUDUL
    Abdul Haris
    Оценок пока нет
  • BIOFLOK
    BIOFLOK
    Документ5 страниц
    BIOFLOK
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Jadwal Persami
    Jadwal Persami
    Документ1 страница
    Jadwal Persami
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Amplop
    Amplop
    Документ1 страница
    Amplop
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Simpul Mati Atau
    Simpul Mati Atau
    Документ1 страница
    Simpul Mati Atau
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Data Usaha Budidaya Guramee
    Data Usaha Budidaya Guramee
    Документ2 страницы
    Data Usaha Budidaya Guramee
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Poin
    Poin
    Документ3 страницы
    Poin
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Bender A
    Bender A
    Документ2 страницы
    Bender A
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Rundown
    Rundown
    Документ1 страница
    Rundown
    abdul haris
    Оценок пока нет
  • Run Down
    Run Down
    Документ1 страница
    Run Down
    abdul haris
    Оценок пока нет