Вы находитесь на странице: 1из 17

Kanker Payudara : Pengertian, Gejala

dan Pencegahan

Kanker payudara (Carcinoma mammae) dalam bahasa inggrisnya disebut


breast cancer merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker ini paling umum menyerang
wanita, walaupun laki-laki juga punya potensi terkena akan tetapi kemungkinan sangat kecil
dengan perbandingan 1 diantara 1000.

Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali,
atau kanker payudara sering didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal dari parenchyma.

Penyakit ini diklasifikasikan Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam urutan 17.

Fase
Penyebaran penyakit ini sering disebut dengan isntilah Transformasi, sebagai fase pertumbuhan
penyakit, yaitu terdiri dari fase inisiasi dan fase Promosi, dan fase metastasis

Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi
tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka
untuk mengalami suatu keganasan.

Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara
dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator
lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan
menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi
dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen, oleh karena
estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel
epithelial. Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan
morfogenesis kelenjar
Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Fase metastasis

Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa
diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau
spinal cord compression. Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas
hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan
aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.

Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium
dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk
membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks
tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi
akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi
VEGF. VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa
faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel
kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular,
bermigrasi dan membentuk tubulus.

Gejala klinis
Ada beberapa Gejala secara klinis kanker payudara dapat berupa:

Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada
kulit payudara atau pada puting susu.

Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna
merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit
jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin
lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,
sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu;

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok,
atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah
bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh
(Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen
sebagai berikut

 terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
 adanya nodul satelit pada kulit payudara;
 kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
 terdapat model parasternal;
 terdapat nodul supraklavikula;
 adanya edema lengan;
 adanya metastase jauh;
 serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Keluarnya cairan (Nipple discharge)

Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal.
Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan
pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan
berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting
susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air
susu.

Faktor-faktor penyebab
Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker
payudara diantaranya:

1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya


kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur
saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya
umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko
kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara
sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko
sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.
4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
wanita umur 34 sampai 59 tahun
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan
gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun
dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60%
kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

Faktor Genetik

Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari
orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa
gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah
beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.

Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya
adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara secara klinis medis yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &
Pressman, 1992):

 Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan


payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
 Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar di ketiak.
 Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2
cm dan letaknya di pinggir payudara.

Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu
makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit
cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme
kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996).
Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Lintasan metabolisme

Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang
sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan
metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[17] Walaupun pada umumnya asupan asam
bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat
perkembangan sel kanker.[19] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang
terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein.
Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa
17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan
seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun
penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker,
melalui mekanisme adrenomedulin.

Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa
efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti
isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.

Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259
melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[21] dan menghambat ekspresi mRNA
uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis. Walaupun demikian
kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7.
Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt
dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2, serta meningkatkan
aktivitas kaspase-3.

Strategi pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat
bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara
lain berupa:

Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa
berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.

Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at
risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.
Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi
diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-
menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lai

 Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
 Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap
tahu.
 Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50
tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada
wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan
yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila
dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%

Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan
dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh
banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya
berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Pengobatan dan Pencegahan dengan Herbal


Pengobatan maupun pencegahan selain secara medis klinis, juga dilakukan dengan alternatif
dengan menggunakan herbal kapsul daun sirsak.

Pengobatan

Minum kapsul daun sirsak 3 butir sekali minum pada pagi, siang, sore (3 kali) selama 3 minggu.

Pencegahan

Minum kapsul daun sirsak 3 butir pil sekali minum, sehari cukup sekali saja. Sebaiknya diminum
sore hari atau menjelang tidur.

ABSTRAK

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Gumawan Achmad
seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di
dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari
(2005), menyatakan bahwa kanker telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia.
Begitu pula dalam sambutannya ketika membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi
Indonesia ke-1 (1stInternational Scientific Meeting di Indonesi Society of
SurgicalOncologyst/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia
mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah
diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan
mendekati peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada padaurutan ketiga
penyebab terjadinya kematian setelah penyakitkardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995
dalam Lumungga 2009).
Di Amerika Serikat, lebih dari 450.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit
kanker. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan dengan lingkungan dan gaya
hidup (life style). Kurang Iebih 30% dari kematian tersebut karena rokok. Faktor-faktor
keturunan (genetik), radiasi, polusi dan eksposur lainnya memberikan kontribusi 45.000-90.000
kematian. Dari seluruh penyakit kanker yang disebabkan faktor lingkungan, sekitar 40-60%
berhubungan dengan faktor gizi. Dalam tahun 1984, 22% dari seluruh kematian di Amerika
Serikat, disebabkan karena kanker. Dan 965.000 kasus baru yang didiagnosis menderita kanker,
483.000 di antaranya meninggal dunia. Diperkirakan 60-70% kanker disebabkan karena faktor
lingkungan, terutama makanan dan rokok (Sudiman, 1991).
Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker, sangat penting bagi masyarakat
untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-faktor penyebabkanker dan
melakukan tindakan pencegahan agar kanker tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya dengan
salah satu caranya yaitu melakukan diit kanker.
BAB I
PENDAHULUAN

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Gumawan Achmad
seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di
dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari
(2005), menyatakan bahwa kanker telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia.
Begitu pula dalam sambutannya ketika membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi
Indonesia ke-1 (1stInternational Scientific Meeting di Indonesi Society of
SurgicalOncologyst/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia
mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah
diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan
mendekati peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada padaurutan ketiga
penyebab terjadinya kematian setelah penyakitkardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995
dalam Lumungga 2009).
Di Amerika Serikat, lebih dari 450.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit
kanker. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan dengan lingkungan dan gaya
hidup (life style). Kurang Iebih 30% dari kematian tersebut karena rokok. Faktor-faktor
keturunan (genetik), radiasi, polusi dan eksposur lainnya memberikan kontribusi 45.000-90.000
kematian. Dari seluruh penyakit kanker yang disebabkan faktor lingkungan, sekitar 40-60%
berhubungan dengan faktor gizi. Dalam tahun 1984, 22% dari seluruh kematian di Amerika
Serikat, disebabkan karena kanker. Dan 965.000 kasus baru yang didiagnosis menderita kanker,
483.000 di antaranya meninggal dunia. Diperkirakan 60-70% kanker disebabkan karena faktor
lingkungan, terutama makanan dan rokok (Sudiman, 1991).
Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker, sangat penting bagi masyarakat
untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-faktor penyebabkanker dan
melakukan tindakan pencegahan agar kanker tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya dengan
salah satu caranya yaitu melakukan diit kanker.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang
tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan terus
membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan di sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang.
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah
mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak
dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Mangan, 2009).
Kanker adalah suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan jaringan yang tidak terkendali kerena
hilangnya mekanisme kontrol sel sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal. Penyakit ini
dapat menyerang semua bagian organ tubuh. Baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Akan
tetapi, lebih sering menyerang orang yang berusia 40 tahun (Uripi, 2002).

B. Penyebab Kanker
Dalam Lumungga (2009) ada empat faktor utama penyebab kanker seperti lingkungan, makanan,
biologis dan psikologis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat faktor penyebab kanker
tersebut, yaitu:
1. Lingkungan
a. Bahan kimia
Zat yang terdapat pada asap rokok yang dapat menyebabkankanker paru pada perokok aktif dan
perokok pasif (orang yang bukanperokok atau tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain)
dalamjangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yangmengandung senyawa
karbon dapat meningkatkan kemungkinanseorang pekerja industri menderita kanker (Family’s
Doctor, 2006).
b. Penyinaran yang berlebihan
Sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif
sinar X yang berlebihan atau radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukimia (Family’s
Doctor, 2006).
c. Merokok
Perlu diketahui bahwa rokok putihbertanggung jawab 90% dari semua kasus kanker paru-paru
yangmenjadi penyebab utama kematian baik dari wanita daripada pria.Setiap kali merokok maka
akan menghirup sedikitnya 60 zatkarsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
d. Polusi udara
Menurut Chen Zichou (www.antara.co.id) seorang ahli InstitutPenelitian Kanker mengatakan,
penyebab utama meningkatnyajumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan,
kondisiair yang kian hari kian memburuk. Banyak perusahaan kimia danindustri yang membuang
limbahnya kesungai dengan mudah. Hal inimenyebabkan air yang ada di sungai terkontaminasi
oleh limbah yangberasal dari perusahaan-perusahaan yang ada disekitar sungai.Akibatnya air
yang terkontaminasi tersebut secara langsung berakibatterhadap tumbuh-tumbuhan dan
makanan.
2. Makanan
Para ilmuwan mendapatkan bahwa makanan-makanantertentu adalah sumber kanker. Makanan-
makanan tersebut menjadisumber kanker oleh sebab adanya zat-zat kimia tertentu. Makananyang
dapat menyebabkan kanker adalah:
a. Daging yang mengandung hormon sex buatan (DES orDiethylstilbestrol).
b. Bahanpemanis buatan seperti biang Gula dan saccharin.
c. Nitrosamines pada bahan-bahan pengawet buatan, dan bahanpewarna buatan, yang umumnya
dipakai dalam produk daging,yang telah diproses dan juga banyak dalam produk
makanankaleng.
d. Zat pewarna yang ada dalam makanan, minuman, kosmetik,maupun obat obatan.
e. Zat radioaktif yang sekarang ini terdapat hampir di seluruhbulatan bumi sebagai akibat dari
percobaan bom atom sertapeledakan bom, yang masuk dalam tubuh manusia melaluimakanan,
khususnya susu.
f. Kebanyakan makan garam.
g. Makanan yang sudah menjadi Tengik.
3. Biologi
a. Virus
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan selnormal menjadi sel kanker (Family’s
Doctor, 2006). Salah satu virusyang dapat menyebabkan kanker adalah virus HIV
(humanimmunodefiency virus). Dimana virus HIV (human immunodefiencyvirus) ini dapat
merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya wanitayang terinfeksi virus HIV (human
immunodefiency virus) akan rentanterhadap infeksi HPV (human papillomavirus). Hal ini dapat
dilihatbahwa 90% kasus kanker serviks disebabkan karena adanya infeksiHPV (human
papillomavirus) (Gale dan Cahrette, 1995). Jenis virusini disebut virus penyebab kanker atau
virus onkogenik (Family’sDoctor, 2006).
b. Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan
alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon
tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan beberapa jenis kanker
seperti kanker payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria) (Family’s
Doctor,2006).

c. Keturunan
Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor
keturunan. Sebab ada orang yangterlahir dengan DNA rusak yang diturunkan salah satu orang
tuamereka sehingga mereka memiliki resiko yang tinggi untuk terkenakanker. Faktor keturunan
ini memang susah untuk dihindari. Tetapisejauh apa peranan gen yang abnormal masih belum
diketahui(Misky, 2005).

C. Gejala Kanker
Pada stadium dini, kanker biasanya belum menimbulkan keluhan atau rasa sakit. Biasanya
penderita menyadari bahwa tubuhnya telah terserang kanker ketika sudah timbul rasa sakit,
padahal saat ada keluhan tersebut kanker sudah memasuki stadium lebih lanjut. Pengenalan
gejala kanker harus dilakukan sedini mungkin, meskipun tidak ada rasa gangguan atau rasa sakit.
Dengan mengetahui serangan kanker yang masih dalam stadium dini angka kesembuhan
semakin besar. Pengenalan gejala kanker dapat dilakukan sendiri dengan cara WASPADA yang
merupakan kependekan dari istilah-istilah sebagai berikut:
W = Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau terganggu.
A = Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
S = Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh.
P = Payudara atau ditempat lain ada benjolan.
A = Andeng-andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar dan gatal.
D = Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang tubuh.(Mangan, 2009).

D. Pencegahan Kanker
Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan
gaya hidup sehat dan menjauhi faktor risiko terserang kanker. Berikut beberapa cara pencegahan
kanker secara dini :
1. Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan pewarna dan bahan
pengawet, serta makanlah makanan dengan gizi seimbang.
2. Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri sendiri, atau berganti-
ganti pasangan.
3. Hindari asap rokok atau berhentilah merokok.
4. Hindari stress dan konflik yang berkepanjangan.
5. Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan.
6. Periksakan kesehatan secara berkala.
7. Minumlah air murni yang sudah melaui proses penyaringan misalnya proses penyaringan
reverse osmosis (RO).
8. Hindari terapi hormon sintesis.
9. Hindari penggunaan hormone sintesis saat KB dalam jangka waktu lama.
10. Rutin mengonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks, dan suplemen yang bersifat antioksidan,
peningkat daya tahan tubuh, dan pembuang racun. Misalnya, rutin mengonsumsi klorofil
(Mangan, 2009).

E. Pengobatan
Beberapa pengobatan atau terapi untuk pengidap kanker dapat diberikan sebagai berikut :
1. Pembedahan
Pembedahan telah lama menjadi pengobatan untuk kanker, dimana catatan pertama
pengangkatan payudara karena kanker terjadi pada tahun 200 M. pembedahan memberikan
peluang yang lebih baik bagi penyembuhan kanker apabila dilakukan pada tumor padat yang
berbatas tegas. Tumor yang telah bermetastasis dapat diterapi dengan pembedahan untuk
menghilangkan rasa nyeri pasien akibat tumor yang menekan saraf di sekitarnya. Pembedahan
juga digunakan untuk mengeksis bagian mayor dari tumor, yang mengurangi beban tumor dan
meningkatkan respons terhadap kemoterapi atau radioterapi (Corwin, 2008).

2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi menggunakan ionisasi untuk membunuh sel tumor. Radiasi bekerja berdasarkan
prinsip bahwa sel yang paling rentan terhadap efek perusak dari radiasi adalah sel-sel yang
berada pada stadium S atau M siklus sel. Sel tumor paling cenderung ditemukan dalam setiap
stadium tersebut. Sayangnya, setiap saat banyak sel normal juga berada pada stadium tersebut
dan dapat terbunuh akibat terapi radiasi. Dahulu, radiasi dianggap dapat embunuh hanya sel
kanker dengan secara langsung merusak DNA. Akan tetapi, pemahaman lebih baik mengenai
gen penekan tumor telah merevisi konsensus tentang bagaimana radiasi membunuh sel. Tampak
bahwa radiasi membunuh sel dengan mengubah DNA yang cukup mengerem siklus sel, terutama
dengan mengaktifkan protein p53 dan protein ras yang menyebabkan sel bunuh diri sel.
Sayangnya, sel kanker sering kali telah menginaktifkan gen pengerem normal sehingga sel
tersebut tidak mengalami apoptosis ketika terjadi kerusakan DNA. Hal ini membatasi kegunaan
terapi radiasi. Keterbatasan lain dari terapi ini adalah terbentuknya jaringan parut yang mengarah
pada fibrosis dan penurunan fungsi organ. Bagi beberapa kanker, sebagai contoh, limfoma
Hodgkin, radiasi dapat digunakan secara tunggal untuk tujuan paliatif. Radiasi seringkali
digunakan sebagai tindakan tambahan pada pembedahan, atau untuk memperkecil ukuran tumor
sehingga mengurangi beban tumor (Corwin, 2008).
3. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan dari berbagai kelas berbeda untuk menghancurkan sel-sel
yang berada pada stadium S, M, atau G awal siklus sel. Tumor tumbuh secara cepat sehingga
banyak memiliki sel yang sedang bereplikasi dan membelah dan karenanya paling rentan
terhadap kemoterapi. Akan tetapi, sel sehat juga rentan terhadap efek merusak dari kemoterapi.
Kemoterapi sering digunakan sebagai tambahan untuk pembedahan atau terapi radiasi, namun
dapat pula digunakan secara tersendiri. Kemoterapi juga digunakan untuk tujuan paliatif.
Kemoterapi biasanya menyebabkan penekanan atau supresi sumsum tulang, yang akhirnya
menyebabkan keletihan, anemia, kecenderungan perdarahan, dan peningkatan risiko infeksi
(Corwin, 2008).
4. Imunoterapi
Imunoterapi adalah bentuk terapi kanker yang baru diciptakan yang memanfaatkan dua sifat atau
ciri utama dari sistem imun, spesifitas dan daya ingat. Imunoterapi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi tumor dan memungkinkan pendeteksian semua tempat metastasis yang
tersembunyi. Imunoterapi dapat merangsang system kekebalan pejamu agar berespons secara
lebih agresif terhadap tumor, atau sel-sel tumor dapat diserang oleh antibody yang dibuat di
laboratorium (Corwin, 2008).
Selain pengobatan secara medis yang telah disebutkan diatas, ada juga pengobatan secara herbal
untuk mengobati penyakit kanker. Obat herbal adalah obat-obatan yang dibuat dari bahan
tumbuhan, baik itu tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Obat herbal
merupakan salah satu bagian dari obat tradisional. Dalam obat tradisional mencakup juga obat
yang dibuat dari bahan hewan, mineral, atau gabungan dari bahan hewan, mineral, dan tumbuhan
(Mangan, 2009).
Beberapa jenis tanaman obat mempunyai peran tersendiri dalam penyembuhan kanker. Peran
tersebut antara lain sebagai sitostatika, imunomodulator, antineoplastik, anti-inflamasi,
hepatoprotektor, dan analgesic. Saat ini, beberapa tanaman telah diformulasikan menjadi obat
paten sebagai obat kanker. Misalnya sambiloto, buah pala, bidara upas, dan bidara laut telah
diformulasikan menjadi obat kanker Karsinoma-1 untuk mengobati kanker, terutama kanker
yang telah mengalami metastasis (Mangan, 2009).
Penggunaan obat herbal untuk mengobati kanker diaplikasikan pada hal-hal sebagai barikut :
1. Kanker yang terdiagnosis sejak dini
2. Kanker yang telah mendapatkan pembedahan
3. Diberikan sebagai pendukung radioterapi
4. Diberikan bersamaan dengan kemoterapi untuk mendapatkan efek aditif dan otensial, serta
sebagai adjuvant (penawar) untuk mengurangi efek samping obat.
5. Sebagai kemopreventif bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker (Mangan, 2009).
Tujuan terapai herbal untuk pengobatan kanker :
1. Menciptakan lingkungan yang tidak cocok untuk pertumbuhan kanker. Lingkungan tersebut
sebagai berikut:
• Lingkungan tanpa karsinogen
• Lingkungan banyak oksigen
• Lingkungan dengan banyak mineral dan vitamin
2. Menghambat pertumbuhan sel kanker, hingga tua dan mati.
3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan akibat kanker dengan tanaman obat yang dapat
digunakan sebagai terapi paliatif (Mangan, 2009).

F. Diit Kanker
Makanan mempunyai peran penting bagi penderita kanker, sejak diagnosis, pelaksanaan
pengobatan, sampai penyembuhan penyakit. Makanan mengandung unsure zat gizi penghasil
energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein, zat pengatur seperti vitamin, mineral, serta air. Pada
penderita kanker kebutuhan gizi meningkat akibat proses keganasan dilain pihak, pengobatan,
dan pembedahan, penyinaran, kemoterapi, maupun imunoterapi akan lebih berhasil dan berdaya
guna jika penderita dalam keadaan status gizi baik (Urip, 2002).
Umumnya, penderita kanker membutuhkan diet tinggi kalori dan protein (TKTP). Zeeman
(1991), mengestimasi energi yang dibutuhkan itu sebesar 2000 kalori dan protein 90 – 100 g/hari
kepada penderita dengan status gizi baik. Jumlah ini diperlukan untuk mempertahankan status
gizinya. Pada keadaan gizi kurang untuk pemulihan dibutuhkan 4000 kalori dan protein 100 –
200 g/hari. Wilkes (2000), mengestimasikan jumlah energy yang dibutuhkan pada penderita
kanker adalah 35-40 kalori/kg BB/hari dan protein 1,5 – 2,0 g/kg BB/hari menurut Pesagi (1999)
pada diet TKTP diberikan protein 2 – 2,5 g/kg BB/hari (Urip, 2002).
• Contoh :
Berdasarkan estimasi Wilkes (2000), seorang penderita kanker dengan BB 50 kg dalam sehari
membutuhkan :
Energi = 50 x 40 kalori = 2000 kalori
Protein = 50 x 20 g = 100 g
(Urip, 2002).
Selain kebutuhan gizi makro penghasilan energi, dibutuhkan juga zat gizi mikro berupa vitamin
dan mineral dalam jumlah yang cukup agar metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik.
Cairan yang cukup juga harus diberikan untuk mengurangi efek toksik obat-obatan, serta
mempercepat pengeluaran hasil pemecahan sel (Urip, 2002).
Contoh bahan makanan yang dikonsumsi oleh penderita kanker menurut Urip, 2002 :
BAB III
STUDI KASUS

A. Identitas Penderita
Nama : D.H.
Alamat : JalanX
Umur : 43 Th
Pekerjaan : PNS

B. Riwayat Penyakit
Ibu D.H menderita penyakit kanker pada usus besar yang sudah diderita selama kurang lebih satu
tahun ini, gejala awalnya ibu D.H selalu merasa kesakitan pada perutnya, kemudian disertai
dengan adanya darah yang berwarna merah kehitaman dan terdapat lendir pada saat buang air
besar. Setelah melakukan pemeriksaan medis dengan USG serta Endoscopi pada bagian perutnya
ternyata terdapat tumor yang letaknya 10 cm diatas dubur dan tumor tersebut termasuk kanker
karena merupakan tumor ganas yang sudah stadium IV. Ibu D.H tidak tahu apa yang
menyebabkan dia menderita penyakit kanker usus besar tersebut, dalam mengonsumsi makanan
sehari-hari normal dan cenderung ibu D.H sangat memperhatikan konsumsi makanannya.
Pengobatan yang dilakukan ibu D.H selama ini adalah pengobatan herbal oleh dokter herbal
tepatnya di Yogyakarta, setiap sebulan sekali ibu D.H memeriksakan ke dokter herbal tersebut.
Selain itu, ibu D.H juga melakukan pemeriksaan ke dokter medis dan ibu D.H dianjurkan untuk
operasi. Ibu D.H tidak mau melakukan operasi karena apabila dioperasi maka saluran dubur akan
ditutup sehingga ibu D.H tidak dapat buang air besar selayaknya, melainkan dokter akan
membuat saluran pembuangan pada bagian perut dengan menggunakan selang. Hal itu lah yang
membuat ibu D.H tidak mau menjalankan operasi, sehingga ibu D.H saat ini hanya fokus
terhadap pengobatan herbalnya., Ibu D.Hdianjurkan melakukan diet khusus yaitu dilarang makan
makanan yang dibakar, makanan instan serta makanan yang mengandung ragi seperti tape, tahu,
tempe.Ibu D.H mengalami susah makan, karena merasa pada saat makan merasa tidak enak.
BAB IV
PEMBAHASAN

Kanker usus besar–dubur (kolon-rektal) adalah kanker yang menyerang daerah usus besar
samapai dengan dubur. Perkembangan kanker ini sangat lambat, sehingga sering diabaikan oleh
penderita. Pada stadium dini, sering kali tidak ada keluhan dan tidak ada rasa sakit yang berat.
Biasanya, penderita datang ke dokter setelah timbul rasa sakit yang berlebihan seudah pada
stadium lanjut, sehingga sulit diobati. Kemungkinan terkena kanker usus besar-dubur antara pria
dan wanita adalah sama besar. Di Indonesia, orang yang sering terserang kanker ini adalah
mereka yang berusia sekitar 30 tahun dan sekitar 60 tahun. Meskipun demikian, kanker usus
besar-dubur bisa mulai menyerang orang pada usia muda sampai usia lanjut (Mangan, 2003).
Gejala yang timbul pada stadium berbeda-beda. Gejala-gejala tersebut sebagai berikut :
1. Gejala stadium dini di antaranya berak yang bercampur darah dan lender (bloody stool), serta
kebiasaan buang air besar yang berubah-ubah, kadang-kadang tinja sangat encer dan kadang-
kadang sulit buang air besar.
2. Gejala saat stadium lanjut sebagai berikut :
• Perut terasa nyeri, kembung dan tegang
• Kadang-kadang jika diraba terasa adanya tonjolan pada perut
• Nafsu makan menurun
• Keluar darah dari dubur
• Tanda-tanda adanya penyempitan dan penyumbatan dari usus besar-dubur, seperti susah buang
air besar (Mangan, 2003)
Kanker dapat menyebabkan pasien sulit untuk makan atau mencerna makanan. Hal ini biasa
terjadi pada orang dengan kanker sistem pencernaan, mulut, atau tenggorokan.Responden
disarankan untuk diet yaitu dilarang mengkonsumsi makanan instan, makanan yang dibakar, dan
makanan yang mengandung ragi. Larangan makan-makanan yang dibakar, makanan instan atau
junkfood serta makanan yang mengandung ragi seperti tape karena makanan-makanan tersebut
mengandung zat karsinogenik yang erat kaitanya dengan kanker karena zat tersebut dapat
memicu timbul atau tumbuhnya sel kanker.
Junkfood adalah makanan yang mengandung banyak lemak, gula, dan berkalori tinggi dengan
kandungan nutrisi rendah serta sedikit serat. Gabungan semua itu sangat ‘mematikan’, karena
jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes, sakit
jantung, stroke, darah tinggi, kanker usus, kanker payudara, bahkan penuaan dini.Makanan
berlemak dan makanan yang dibakar, kata dokter yang menjadi pengajar di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, akan mengeluarkan cairan empedu ehinEgam engiritasiusus, sehingga
menyebabkan iritasi usus yang terus menerus dan membuat sel yang ada menjadi abnormal
(Warta Kota, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. 2007. Buku saku Patofisiologi, Ed.3. EGC. Jakarta

Hartono, Andri. 2004. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, Ed.2. EGC. Jakarta
Lumungga. 2009. Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?. USU Press. Medan.

Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.

Sudiman, H. 1991. Faktor Gizi Pada Penyakit Kanker.


http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_FaktorGizipadaPenyakitKanker.pdf/08_FaktorGizipada
PenyakitKanker.pdf.Diakses tanggal 5 Maret 2011.

Uripi, V. 2002. Menu untuk Penderita Kanker. Puspa Swara. Jakarta.

Warta Kota. 2010. Sate dan Steak Pemicu Kanker


Usus.http://www.roche.co.id/fmfiles/re7175008/Indonesian/media/liputan.media/farmasi/onkolo
gi/11April2010_SatedanSteakPemicuKankerUsus_WartaKota.PDF. Diakses tanggal 5 Maret
2011.

Вам также может понравиться