Вы находитесь на странице: 1из 21

LP DIARE ( GASTROINTESTINAL )

A. Pengertian
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong, 2001 : 883).
Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan atau tanppa
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada apitelium (Tusker, 1998 :
816).
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behiman, 1999 : 1273).
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi dengan
bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001 : 123).
Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari pada anak sehingga mengacu
kehilangan cairan dan elektrolit.

B. Klasifikasi
Diare dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Diare akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan kualitas defekasi.
2. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.

C. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
- Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia, aeromonas, dsb.
- Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis), adenovirus, rotavirus,
astrovirus dan lain-lain
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protzoa (Entamoeba
histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis media akut
(OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

D. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :


1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi,
air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga
usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga
timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis diare akut :


- Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung.
- Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus halus.
- Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
- Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronis :


Lebih koplek dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi, bakteri, parasit, malabsorbsi,
malnutrisi, dll.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
- Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan terjadinya gangguan
keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik, hipokalamia).
- Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
- Hipoklikemia
- Gangguan sirkulasi darah (FK UI, 1995).

F. Manifestasi Klinis
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan
berkurang atau tidak ada.
- Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
- Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu
- Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam
sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak asam laktat yang berasal
dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi) selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 1997).

G. Penatalaksanaan
Medik :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan.

1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas
umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang
kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan pasien, tetapi
kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL)
diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan BB-nya.
- Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
- Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral
selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
- Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde)
selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
- Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.

2. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanan :
- Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh,
misalnya LLM, al miron).
- Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak mau minum
susu karena di rumah tidak biasa.
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak
mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan / tanpa
muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin,
tepung beras sbb).
- Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
- Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora, opium
loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin,
pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan
lagi.
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila penyebabnya kolera,
diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis /
bronkopneumonia.

H. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia, perubahan
elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktasi.
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
(Ngastiyah, 1997 : 145)
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Biodata umum
Tempat tinggal : di daerah sanitasi buruk.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat gastroenteritis, glardiasis, penyakit seliakus, sindrom iritabilitas kolon, otitis media
akut, tondilitas, ensefalitis dan lainnya.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah mengalami diare, pernah menderita penyakit pencernaan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pernah menderita penyakit saluran pencernaan.
5. Keluhan utama
Anak sering menangis, tidam mau makan dan minum, badan lemas.
6. Pola kesehatan fungsional
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene anak kurang : kebiasaan ibu memelihara kuku anak, cuci tangan sebelum
makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b. Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari 2 sampai 20 per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai dengan menangis dan kaki diangkat ke abdomen.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b. Tanda vital
Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
TD menurun karena dehidrasi
RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)
Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c. Mata: cekung
d. Mulut: mukosa kering
e. Abdomen: turgor jelek
f. Kulit: kering, kapilari refil > 2’
b. Diagnosa keperawatan
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake dan
menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi ditandi dengan kerusakan pada mukosa usus.
4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan kemerahan di sekitar anus
5. Gangguan tidur berhubungan dengan rasa nyaman ditandai dengan sering defekasi.
6. Cemas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak.
7. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIARE DIAGNOSA NANDA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIARE


A. Pengkajian

1.Identitas : umur, alamat


2.Riwayat Kesehatan
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : muntah, diare, kembung,
demam.
Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)
Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien) : diare, alergi makanan, intoleransi, riwayat operasi.
Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
Riwayat Imunisasi : imunisasi campak
Riwayat tumbuh kembang
3.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (BB, PB, Usia)
Pemeriksaan persistem :
o Sistem persepsi sensori :
o Penglihatan : air mata ada / tidak, cekung / normal
o Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering
o Sistem persyarafan : kesadaran, kejang.
o Sistem pernafasan : kusmaul, sianosis, cuping hidung
o Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral
hangat/dingin, sianosis perifer.
o Sistem Gastrointestinal :
o Mulut : membrane mukosa lembab/kering, bibir lembab/kering
o Perut : turgor, kembung / meteorismus, distensi, peristaltik meningkat, nyeri
o Informasi tentang tinja :warna, volume, bau, konsistensi, lendir, darah, sisa makanan
o Sistem integumen : kulit kering/lembab, ubun-ubun cekung/tidak, turgor,bibir kering/tidak, diaper
rash/iritasi di daerah perineal, ada lipatan kulit/keriput
o Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria
4.Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan bab di wc / jamban / sungai / kebun,
personal hygiene, sanitasi , sumber air minum
Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah, makanan / minuman terakhir yang
dimakan, makan makanan yang tidak biasa / belum pernah dimakan, alergi, minum ASI atau
susu formula, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan, efek samping obat, jumlah
cairan yang masuk selama diare, makan / minum.
Pola eleminasi
o Bab : frekuensi, warna, konsistensi, bau, lendir, darah
o Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir,oliguria, anuria
Pola aktifitas dan latihan : travelling
Pola tidur dan istirahat
Pola kognitif dan perceptual
Pola toleransi dan koping stress
Pola nilai dan keyakinan
Pola hubungan dan peran
Pola persepsi diri dan konsep diri
Pola seksual dan reproduksi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare b.d proses infeksi,inflamasi di usus
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3. Kerusakan integritas kulit b.d ekresi/BAB sering
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanan
5. Resiko syok (hipopolemi)

C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Noc Intervensi Nic
1. Diare b.d proses bowel elimination Diare Management
infeksi,inflamasi di usus fluid balance Evaluasi efek samping
Batasan karakteristik hydration pengobatan terhadap
Nyeri abdomen electrolyte acid base belance gastrointestinal
sedikitnya tiga kali defekasi kriteria hasil : Ajarkan pasien untuk
per hari menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi menggunakan obat anti dia
Kram feses berbentuk,BAB sehari sekali tiga hari Intruksikan pasien
Bising usus hiperaktif tidak mengalami diare /keluarga untuk mencatat
Ada dorongan menjelaskan penyebab diare dan rasional warna,jumlah,frekuensi dan
Faktor yang berhubungan tindakan konsistensi dari feses
Psikologis Evaluasi intake makana
- Ansietas yang masuk
- Tingkat Identifikasi factor
- stress tinggi penyebab dari diare
Situasional Observasi turgor kulit
- Efek samping obat secara rutin
- Penyalahgunaan alkohol Ukur diare/keluaran BA
- Kontaminan Ajarkan teknik
- Penyalahgunaan laktasif menurunkan stress
- Radiasi,toksin Intruksikan pasien untu
- Melkaukan perjalanan makan rendah serat,tinggi
- Siang makan protein dan tinggi kalori jik
Fisiologis memungkinkan
- Proses infeksi dan
parasit
- Inflamasi dan iritasi
- malabsorbsi

2. Kekurangan volume cairan fluid balance Fluid managemend


b.d kehilangan cairan aktif hydration pertahankan catatan int
Batasan karakteristik nutritional status : food and fluid intake dan output yang akurat
Perubahan status mental kriteria hasil : monitor status
Penurunan tekanan mempertahankan urine output sesuai dengan hydrasi(kelembaban memb
darah usia dan BB,BJ urine normal HT normal mukosa,nadi adekuat,tekan
Penurunan tekanan tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam batas darah ortostatik),jika
Nadi normal diperlukan
Penurunan Volume nadi tidak ada tanda-tanda dehidrasi,elastisitas monitor vitl sign
Penurunan Turgor kulit turgor kulit baik,membran mukosa lembab,tidak kolaborasi pemberian
Penurunan Turgor lidah ada rasa haus yang berlebihan cairan IV
Penurunan Haluaran monitor status nutrisi
urin Dorong masukan oral
Membran mukosa Berikan penggantian
kering nasogatrik sesuai output
Haus Kolaborasi degan dokte
Kelemahan Hypovolemia management
Peningkatan Ht Monitor status cairan
PeningkataSuhu tubuh termasuk intake dan output
PeningkataFrekuensi cairan
nadi Monitor tingkat Hb dan
PeningkataKonsentrasi Onitor tanda vital
urun Monitor Berat badan
Penurunan suhu badan
Faktor yang berhubungan
Kehilangan cairan aktif
kegaagalan mekanisme
regulasi

3. Kerusakan integritas kulit Tissue integrity : skin and mucous membranes Pressure management
b.d ekresi/BAB sering Hemodyalisis akses Mobilisasi pasien setiap
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : dua jam sekali
Kerusakan lapisan kulit Inegritas kulit yang baik bisa dipertahankan Monitor status pasien
Gangguan permukaan (sensasi,elastisitas,temperatur,hidrasi,pigmentasi) Memandikan pasien
kulit (epidermis) Tidak ada luka/lesi pada kulit dengan sabun dan air hanga
Invasi stuktur tubuh Perfusi jaringan baik Insision site care
Faktor yang berhubungan Menunjukan pemahaman dalam proses membersihkan,memant
Eksternal perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera dan meningkatkan proses
- Zat kimia,radiasi berulang penyembuhan pada luka ya
- Usia yang ekstrim Mampu melindungi kulit dan mempertahankan ditutup jaitan,klip atau strep
- Kelembapan kelembaban kulit dan perawatan alami
- Hipertermia
- Faktor mekanik
- Lembab
- IMobilitas fisik
- Medikasi
Internal
- Perubahan status cairan
- Peruahan turgor
- Kondisi
ketidakseimbangan nutrisi
- Penurunan sirkulasi
- Tonjolan tulang
- Gangguan sensasi
- Penurunan imunologis

4. Ketidakseimbangan nutrisi Nutritional status Nutrition maagement


kurang dari kebutuhan Nutritional statusb: food and fluid intake Kaji adanya alergi
tubuh b.d penurunan intake Nutritional status : nutrient intake makanan
makanan Weight control Kolaborasi dengan ahli
Batasan karakteristik Kriteria hasil gizi untuk menentukan jum
kram abdomen Adanya peninkatan BB sesuai dengan tujuan kalori da n nutrisi yang
nyeri abdomen BB ideal sesuai dengan tinggi badan dibutuhkan pasien
menghindari makanan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Yakinkan diet yang
BB 20% atau lebih Tidak ada tanda-tanda malnutrisi dimakan mengandung tingg
dibawah BB ideal Tidak terjadi penurunan BB yang berarti serat untuk mencegah
Diare konstipasi
Bising usus hiperaktif Monitor jumlah nutrisi
Kurang makan kandungan kalori
Kurang informasi Berikan informasi tenta
Kurang minat pada kebutuhan nutisi
makanan Kaji kemampuan pasien
Membran mukosa pucat untuk mendapatkan nutrisi
Ketidakmampuan yang dibutuhkan
memakan makanan Nutrition monitoring
Faktor yang berhubungan BB pasien dalam batas
Faktor biologis normal
Faktor ekonomi Monitor adanya
Ketidakmampuan untuk penurunan BB
mengabsorbsi nutrisi Monitor jumlah dan tip
Ketidakmampuan untuk aktivitasyang bisa dilakuka
mencerna makanan Monitor turgor kulit
Ketidakmampuan Monitor mual dan mun
menelan makanan Monitor
Faktor psikologi pucat,kemerahan,kekeringa
jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan inta
nutrisi

5. Resiko syok (hipopolemi) Syok prevention Syok prevention


Faktor resiko Syok management Monito status sirkulsi
Hipotensi Kriteria hasil : BP,warna kulit,suhu
Hipovolemi Nadi dlam bats yang dihrapkan kulit,denyut jantung,HR,da
Hipoksia Irama jantung dalam batas yang diharapkan ritme,nadi perifer dan cafil
Infeksi Frekuensi nafas jantung dalam batas yang refil
Sepsis diharapkan Monitor suhu dan
Sindrom respons Natrium serum dbn pernafasan
inflamasi sistemik Kalium serum dbn Monitor input dan autp
Klorida serum dbn Monitor tanda awal syo
Kalsium serum dbn Monitor inadekuat
PH darah serum dbn oksigenasi jaringan
Hidrasi Lihat dan pelihara
Indikator : kepatenan jalan nafas
Mata cekung tidak ditemukan Syok management
Demam tidak ditemukan Monitor tekanan nadi
TD dbn Monitor status cairan,in
Ht dbn outpu
Monitor fungsi neurolo
Monitor fungsi renal
Memonitor gejala gaga
pernafasan (misaknya,rend
PaO2 peningkatan PaO2
tingkat,kelelahan otot
pernafasan)

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIARE DIAGNOSA NANDA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIARE


A. Pengkajian

1.Identitas : umur, alamat


2.Riwayat Kesehatan
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : muntah, diare, kembung,
demam.
Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)
Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien) : diare, alergi makanan, intoleransi, riwayat operasi.
Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
Riwayat Imunisasi : imunisasi campak
Riwayat tumbuh kembang
3.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (BB, PB, Usia)
Pemeriksaan persistem :
o Sistem persepsi sensori :
o Penglihatan : air mata ada / tidak, cekung / normal
o Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering
o Sistem persyarafan : kesadaran, kejang.
o Sistem pernafasan : kusmaul, sianosis, cuping hidung
o Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral
hangat/dingin, sianosis perifer.
o Sistem Gastrointestinal :
o Mulut : membrane mukosa lembab/kering, bibir lembab/kering
o Perut : turgor, kembung / meteorismus, distensi, peristaltik meningkat, nyeri
o Informasi tentang tinja :warna, volume, bau, konsistensi, lendir, darah, sisa makanan
o Sistem integumen : kulit kering/lembab, ubun-ubun cekung/tidak, turgor,bibir kering/tidak, diaper
rash/iritasi di daerah perineal, ada lipatan kulit/keriput
o Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria
4.Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan bab di wc / jamban / sungai / kebun,
personal hygiene, sanitasi , sumber air minum
Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah, makanan / minuman terakhir yang
dimakan, makan makanan yang tidak biasa / belum pernah dimakan, alergi, minum ASI atau
susu formula, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan, efek samping obat, jumlah
cairan yang masuk selama diare, makan / minum.
Pola eleminasi
o Bab : frekuensi, warna, konsistensi, bau, lendir, darah
o Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir,oliguria, anuria
Pola aktifitas dan latihan : travelling
Pola tidur dan istirahat
Pola kognitif dan perceptual
Pola toleransi dan koping stress
Pola nilai dan keyakinan
Pola hubungan dan peran
Pola persepsi diri dan konsep diri
Pola seksual dan reproduksi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare b.d proses infeksi,inflamasi di usus
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3. Kerusakan integritas kulit b.d ekresi/BAB sering
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanan
5. Resiko syok (hipopolemi)

C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Noc Intervensi Nic R
1. Diare b.d proses bowel elimination Diare Management
infeksi,inflamasi di usus fluid balance Evaluasi efek samping
Batasan karakteristik hydration pengobatan terhadap ef
Nyeri abdomen electrolyte acid base belance gastrointestinal te
sedikitnya tiga kali kriteria hasil : Ajarkan pasien untuk
defekasi per hari menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi menggunakan obat anti diare di
Kram feses berbentuk,BAB sehari sekali tiga Intruksikan pasien
Bising usus hiperaktif hari /keluarga untuk mencatat m
Ada dorongan tidak mengalami diare warna,jumlah,frekuensi dan pe
Faktor yang berhubungan menjelaskan penyebab diare dan rasional konsistensi dari feses ke
Psikologis tindakan Evaluasi intake makanan
- Ansietas yang masuk pe
- Tingkat Identifikasi factor
- stress tinggi penyebab dari diare m
Situasional Observasi turgor kulit us
- Efek samping obat secara rutin
- Penyalahgunaan Ukur diare/keluaran ya
alkohol BAB m
- Kontaminan Ajarkan teknik ca
- Penyalahgunaan menurunkan stress
laktasif Intruksikan pasien untuk be
- Radiasi,toksin makan rendah serat,tinggi
- Melkaukan perjalanan protein dan tinggi kalori jika pa
- Siang makan memungkinkan is
Fisiologis
- Proses infeksi dan m
parasit da
- Inflamasi dan iritasi ke
- malabsorbsi

2. Kekurangan volume fluid balance Fluid managemend


cairan b.d kehilangan hydration pertahankan catatan
cairan aktif nutritional status : food and fluid intake intake dan output yang in
Batasan karakteristik kriteria hasil : akurat ke
Perubahan status mempertahankan urine output sesuai monitor status
mental dengan usia dan BB,BJ urine normal HT hydrasi(kelembaban po
Penurunan tekanan normal membran mukosa,nadi m
darah tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam adekuat,tekanan darah m
Penurunan tekanan batas normal ortostatik),jika diperlukan te
Nadi tidak ada tanda-tanda dehidrasi,elastisitas monitor vitl sign ke
Penurunan Volume turgor kulit baik,membran mukosa kolaborasi pemberian
nadi lembab,tidak ada rasa haus yang berlebihan cairan IV po
Penurunan Turgor monitor status nutrisi m
kulit Dorong masukan oral m
Penurunan Turgor Berikan penggantian te
lidah nasogatrik sesuai output ke
Penurunan Haluaran Kolaborasi degan dokter
urin Hypovolemia management is
Membran mukosa Monitor status cairan m
kering termasuk intake dan output pe
Haus cairan un
Kelemahan Monitor tingkat Hb dan ke
Peningkatan Ht Ht
PeningkataSuhu tubuh Onitor tanda vital pe
PeningkataFrekuensi Monitor Berat badan pa
nadi
PeningkataKonsentrasi ca
urun da
Penurunan suhu badan pr
Faktor yang berhubungan
Kehilangan cairan da
aktif
kegaagalan pr
mekanisme regulasi

pe
pe
pa

da
no

po
m
m
te
ke

st
3. Kerusakan integritas kulit Tissue integrity : skin and mucous Pressure management
b.d ekresi/BAB sering membranes Mobilisasi pasien setiap
Batasan karakteristik : Hemodyalisis akses dua jam sekali de
Kerusakan lapisan Kriteria hasil : Monitor status pasien
kulit Inegritas kulit yang baik bisa Memandikan pasien pe
Gangguan permukaan dipertahankan dengan sabun dan air hangat pa
kulit (epidermis) (sensasi,elastisitas,temperatur,hidrasi,pigmen Insision site care
Invasi stuktur tubuh tasi) membersihkan,memantau
Faktor yang berhubungan Tidak ada luka/lesi pada kulit dan meningkatkan proses
Eksternal Perfusi jaringan baik penyembuhan pada luka ko
- Zat kimia,radiasi Menunjukan pemahaman dalam proses yang ditutup jaitan,klip atau
- Usia yang ekstrim perbaikan kulit dan mencegah terjadinya streples
- Kelembapan cidera berulang
- Hipertermia Mampu melindungi kulit dan
- Faktor mekanik mempertahankan kelembaban kulit dan
- Lembab perawatan alami
- IMobilitas fisik
- Medikasi
Internal
- Perubahan status
cairan
- Peruahan turgor
- Kondisi
ketidakseimbangan nutrisi
- Penurunan sirkulasi
- Tonjolan tulang
- Gangguan sensasi
- Penurunan imunologis

4. Ketidakseimbangan nutrisi Nutritional status Nutrition maagement


kurang dari kebutuhan Nutritional statusb: food and fluid intake Kaji adanya alergi
tubuh b.d penurunan Nutritional status : nutrient intake makanan pe
intake makanan Weight control Kolaborasi dengan ahli ke
Batasan karakteristik Kriteria hasil gizi untuk menentukan nu
kram abdomen Adanya peninkatan BB sesuai dengan jumlah kalori da n nutrisi
nyeri abdomen tujuan yang dibutuhkan pasien nu
menghindari makanan BB ideal sesuai dengan tinggi badan Yakinkan diet yang
BB 20% atau lebih Mampu mengidentifikasi kebutuhan dimakan mengandung tinggi sa
dibawah BB ideal nutrisi serat untuk mencegah m
Diare Tidak ada tanda-tanda malnutrisi konstipasi pr
Bising usus hiperaktif Tidak terjadi penurunan BB yang berarti Monitor jumlah nutrisi pe
Kurang makan dan kandungan kalori un
Kurang informasi Berikan informasi m
Kurang minat pada tentang kebutuhan nutisi s
makanan Kaji kemampuan pasien
Membran mukosa untuk mendapatkan nutrisi pe
pucat yang dibutuhkan pe
Ketidakmampuan Nutrition monitoring pa
memakan makanan BB pasien dalam batas
Faktor yang berhubungan normal pe
Faktor biologis Monitor adanya pr
Faktor ekonomi penurunan BB
Ketidakmampuan Monitor jumlah dan tipe ke
untuk mengabsorbsi aktivitasyang bisa dilakukan te
nutrisi Monitor turgor kulit
Ketidakmampuan Monitor mual dan
untuk mencerna makanan muntah ko
Ketidakmampuan Monitor
menelan makanan pucat,kemerahan,kekeringan
Faktor psikologi jaringan konjungtiva pe
Monitor kalori dan intake
nutrisi
da

pe

nu
ke
ke
nu

nu

5. Resiko syok (hipopolemi) Syok prevention Syok prevention


Faktor resiko Syok management Monito status sirkulsi
Hipotensi Kriteria hasil : BP,warna kulit,suhu da
Hipovolemi Nadi dlam bats yang dihrapkan kulit,denyut jantung,HR,dan pa
Hipoksia Irama jantung dalam batas yang ritme,nadi perifer dan cafilari
Infeksi diharapkan refil po
Sepsis Frekuensi nafas jantung dalam batas Monitor suhu dan m
Sindrom respons yang diharapkan pernafasan m
inflamasi sistemik Natrium serum dbn Monitor input dan autput te
Kalium serum dbn Monitor tanda awal syok ke
Klorida serum dbn Monitor inadekuat
Kalsium serum dbn oksigenasi jaringan
pe
PH darah serum dbn Lihat dan pelihara
pe
Hidrasi kepatenan jalan nafas
Indikator : Syok management
da
Mata cekung tidak ditemukan Monitor tekanan nadi
ko
Demam tidak ditemukan Monitor status
TD dbn cairan,input outpu
ke
Ht dbn Monitor fungsi
neurologis
sy
Monitor fungsi renal
Memonitor gejala gagal
pernafasan (misaknya,rendah
po
PaO2 peningkatan PaO2
m
tingkat,kelelahan otot
m
pernafasan)
te
ke

ke
ne

re

ko
B. DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta

Вам также может понравиться