Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan planning,
organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga diartikan sebagai
suatu organisasi bisnis yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain untuk
menghasilkan suatu keuntungan (Nursalam, 2011).
Manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan nyata yaitu Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep manajemen keperawatan,
perencanaan yang berupa strategi melalui pengumpulan data, analisa SWOT dan
penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model keperawatan profesional
dan melakukan pengawasan serta pengendalian (Santosa, 2003).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.
Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak,
paling depan, dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami
pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah
apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan,
kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2001).
Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu dan
paripurna. Pasien akan mengeluh bila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan
nilai kepuasan bagi dirinya (Nursalam, 2011).
Salah satu upaya profesi perawat dalam meningkatkan mutu layanan keperawtan
adalah dengan adanya sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP). Sistem
MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni: standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas
produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut
sebagai suatu pengambilan keputusan yang independen, amak tujuan pelayanan
kesehatan/keperawatan dalam memenuhi pasien tidak akan terwujud. Untuk menunjang
hal tersebut maka perlu adanya proses manajemen yang baik. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung
(Nursalam, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa sebagai salah satu agent of change, yang
merupakan salah satu bagian dari pendidikan keperawatan yang memiliki andil dalam
peningkatan mutu layanan keperawatan memiliki tugas untuk memiliki nilai-nilai
manajerial yang baik. Mahasiswa program pendidikan profesi ners kelompok 2 Fakultas
Ilmu Keperawatan Unissula Semarang perlu melakukan pengkajian ulang terhadap
manajemen keperawatan diruang Baitussalam 2 RSI Sultan Agung Semarang, untuk
mengetahui apakah menejerial diruang Baitussalam 2 mampu mengimplementasikan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).

2. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengelola unit pelayanan keperawatan di Ruang Mawar sesuai
dengan konsep dan langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di ruang Baitussalam
2, mahasiswa mampu
a. Melakukan pengkajian tentang keadaan ruang perawatan untuk menemukan
masalah-masalah yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang terkait dengan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan.
c. Menyusun perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
d. Melakukan tindakan berdasarkan rencana kegiatan yang disusun untuk
menyelesaikan masalah.
e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanakan kegiatan.
f. Melakukan role play tentang manajerial ruangan (Kepala Ruang, Perawat Primer,
Perawat Asosiated)

3. Manfaat
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan manajemen keperawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan yang
terbaik bagi pasien di rumah sakit khususnya ruang Mawar.
2. Perawat ruangan
Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktik guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan :
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien, serta dengan keluarga pasien.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat

3. Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dan pengelolaan suatu ruang rawat di rumah sakit
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat menganalisis masalah di ruang Mawar dengan metode SWOT
dan menyusun rencana strategi.
c. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan professional di ruang Mawar.

4. Bagi pasien dan keluarga pasien


a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan di ruangan meningkat.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Manajemen
Manajemen merupakan koordinasi dan integrasi dari sumber daya keperawatan
dalam penerapan proses manajemen untuk menyelesaikan asuhan keperawatan serta
mencapai tujuan dan sasaran (Huber, 2000).
Menurut Gillies (1986), diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
Sukmana (1996), menajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan secara
profesional.
Manajemen adalah proses ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber
daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya (Swanburg, 2000).

B. Fungsi - Fungsi Manajemen


Kegiatan manajemen dilaksanakan dalam proses menyeluruh, berkesinambungan,
dan dilakukan secara formal. Prinsip-prinsip ini erat kaitannya dengan pelaksanaan fungsi
manajemen. Ada beberapa pendapat mengenai fungsi manajemen, namun fungsi yang
seing dipakai dalam proses manajemen adalah sebagai berikut:
1. Planning
Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan
yang strategis dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan
disini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada
semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola
struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektivitas staf serta menegakkan
kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2007).

2. Organizing
1. Struktur organisasi
Masing- masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang
menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur formal
direncanakan dan dipublikasikan, untuk informal tidak direncanakan dan bersifat
sementara. Seorang manager keperawatan harus mengerti dan memakai keduanya.
Struktur formal organisasi merupakan susunan usaha resmi jabatan ke dalam pola
hubungan kerja yang akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam
kepentingan dan kemauan.
Struktur informal organisasi terdiri dari timbal balik pribadi yang tidak resmi
diantara pekerja yang mempengaruhi efektivitas kerja mereka.Kualitas timbal balik
seorang manajer dengan lainnya langsung dikaitkan dengan kemampuan
kepemimpinannya.
Mengingat struktur formal dan informal organisasi saling melengkapi,
manager perawat bisa memakai struktur organisasi informal untuk mengganti
kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam struktur formal.
2. Job Deskription
Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan,
misalnya seorang kepala ruang maka tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala
ruang, jadi antara satu dengan yang lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang berbeda sesuai dengan perannya.
3. Metode Penugasan
Metode penugasan yang ditetapkan harus memudahkan pembagian perawat
yang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan perawat dan sesuai dengan
kebutuhan klien. Apabila metode penugasan tidak diterapkan maka pelayanan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien menjadi tidak optimal.

Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant and Messey, 1997 dan
Marquis and Houston, 1998 antara lain :
a. Model fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.Metode ini dibagi
menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara
umum, sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan
Tugasnya :Merencanakan pekerjaan, menentukan kebutuhan perawatan
pasien, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi
dokter.
2) Perawat staf
a) Melakukan askep langsung pada pasien
b) Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
3) PerawatPelaksana :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein
dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan
membantu tindakan sederhana (ADL).
4) Pembantu Perawat :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
membenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
5) Tenaga Administrasi ruangan
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang,
membuat duplikat rostertena ruangan dan membuat permintaan lab untuk
obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.

Kerugian metode fungsional:


1) Pasien mendapat banyak perawat.
2) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
3) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
4) Pelayanan terputus-putus
5) Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
Kelebihan dari metode fungsional :
1) Sederhana
2) Efisien
3) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik
yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

Contoh metode fungsional :


Perawat A tugas menyuntik, perawat B tugasnya mengukur tanda-tanda
vital klien.Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih
untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung
jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang
semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien
b. Model Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Model ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda–beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang
saling membantu.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok,
selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
tim sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada
kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
1) Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
a) Ketua tim
b) Pelaksana perawatan
c) Pembantu perawatan
2) Adapun tujuan dari perawatan tim adalah :
memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang
tersedia.
Kelebihan metode tim:
1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim
2) Pasien dilayani secara komprehensif
3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
4) Tercipta kerja sama yang baik
5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
6) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
Kekurangan metode tim:
1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat.
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
4) Akontabilitas dalam tim kabur.
c. Model Primer
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.Model
penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
RS.
1) Tugas perawat primer adalah :
a) Menerima pasien
b) Mengkaji kebutuhan
c) Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
d) Mengkoordinasi pelayanan
e) Menerima dan menyesuaikan rencana
f) Menyiapkan penyuluhan pulang
2) Konsep dasar :
a) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b) Ada otonomi
c) Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
3) Ketenagaan :
a) Setiap perawat primer adalah perawat bedside.
b) Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
c) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
d) Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional
sebagai asisten.
4) Kepala bangsal :
a) Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer
b) Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
c) Menyusun jadwal dinas
d) Memberi penugasan pada perawat asisten.
Kelebihan dari metode perawat primer:
1) Mendorong kemandirian perawat.
2) Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
3) Berkomunikasi langsung dengan Dokter
4) Perawatan adalah perawatan komprehensif
5) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
6) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
Kelemahan dari metode perawat primer:
1) Perlu kualitas dankuantitas tenaga perawat,
2) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
d. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat dan hal ini umumnya dilakukan untuk perawat privat atau keperawatan
khusus seperti isolasi dan intensive care.
Kekurangan metode kasus :
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
2) Membutuhkan banyak tenaga.
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas.
Kelebihan metode kasus:
1) Kebutuhan pasien terpenuhi.
2) Pasien merasa puas.
3) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
4) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

3. Actuating
a. Motivasi
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan
(Sardiman, 2006)
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
(Ngalim, 2000).
Dari pengertian diatas dapat diambil point penting yaitu kebutuhan, dorongan
dan tujuan. Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yang kurang
baik fisiologis maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi
kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi (Luthan).
b. Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut
jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Di dalam kebanyakan
sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka
pada pemberi perawatan atau sesuai dengan waktu pemberian perawatan dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan. Tujuan setiap sistem
klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan untuk memenuhi kebutuhan
perawatan pasien.
Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang akan dijalankan,
manager perawat harus menentukan jumlah kaegori pembagian pasien,
karakteristik pasien di masing-masing kategori, jumlah dan jenis perawatan yang
akan dibutuhkan oleh jenis pasien didalam masing-masing kategori, dan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur tersebut, memberikan dukungan
emosional serta memberikan pengajaran kesehatan kepada pasien masing-masing
kategori. Karena tujuan sistem klasifikasi pasien adalah menghasilkan informasi
mengenai perkiraan beban kerja keperawatan, maka masing-masing sistem
memperbolehkan usaha kualifikasi waktu.
c. Ketenagaan keperawatan dan pasien
Menurut Douglas, 1984 pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Douglas, 1984 mengklasifikasikan derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi
3, antara lain :
a. Perawatan minimal (minimal care) memerlukan waktu 1-2 jam per 24 jam.
Kriteria :
1) Kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum sendiri
3) Ambulasi dan pengawasan
4) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
5) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
6) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
b. Perawatan intermediet (intermediet care), memerlukan waktu 3-4 jam per 24
jam.
Kriteria :
1) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4) Foley cateter atau monitor intake dan output
5) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
c. Perawatan maksimal (total care), memerlukan waktu 5-6 jam per 24 jam.
Kriteria :
1) Segalanya diberikan atau dibantu
2) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
4) Pemakaian suction
5) Gelisah atau disorientasi

Dalam suatu penelitian Douglas (1975), dikutip oleh Nursalam (2007), tentang
tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada
pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada
tabel di bawah ini :
Konsep Perhitungan Ketenagaan

Tabel 1. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat

KLASIFIKASI PASIEN
JUMLAH
PASIEN Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,10 0,37 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

(Nursalam, 2007)

Untuk memperkirakan kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruang rawat inap


dapat ditinjau dari :
a. Waktu keperawatan langsung, dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan.
b. Waktu keperawatan tidak langsung, waktu yang dibutuhkan perawat dalam
perawatan tidak langsung adalah 60 menit, meliputi: membaca status, menulis,
membuat rencana, kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
c. Waktu penyuluhan atau pendidikan kesehatan, waktu yang dibutuhkan adalah
15-30 menit, meliputi: aktivitas sehari-hari, obat-obatan, kelanjutan perawatan
dan lain-lain.

Rumus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menurut


Gillis untuk RS di Indonesia adalah:
 Formulasi Gillis
𝑨𝒙𝑩𝒙𝟑𝟔𝟓
𝑻𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝑷𝒆𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕 =
𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂
(𝟑𝟔𝟓 − 𝑪)𝒙 𝒋𝒂𝒎
𝒉𝒂𝒓𝒊
Keterangan:
A: jam perawatan/ 24 jam= rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien
B: sensus harian= BORx jumlah tempat tidur.
BOR : jumlah pasien x 100%
Jumlah TT
C: jumlah hari libur= 76 hari (52 hari minggu, 12 hari cuti dan 12 hari libur
nasional)

Proporsi dinas pagi: siang: malam adalah 47%: 36%: 17%

 Formulasi PPNI:

TP : Ax52(minggu) x7 hari(TT x BOR)


41 ( minggu) x 40 jam / minggu
Keterangan:
A: jam perawatan/ 24 jam= rata-rata waktu keperawatan yang dibutuhkan
klien.

d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian. Kepegawaian adalah
perhimpunan dan persiapan pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi dari
sebuah organisasi. Penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur
mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit seksi atau divisi, kebijaksanaan
penjadwalan (Gillies, 1994)
Agar supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu personel
yang libur dan yang masuk secara adil, harus ada departemen atau divisi luas
kebijaksanaan penjadwalan untuk memandu pembuatan keputusan. Apabila
kebijaksanaan menyangkut persoalan berikut tidak ada maka manager perawat
harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk menyusun:
a. Orang dengan jabatan yang bertanggung jawab mempersiapkan jadwal untuk
personel di masing-masing unit.
b. Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk atau libur
c. Banyaknya pemberitahuan dimuka yang diberikan pada pekerja menyangkut
jadwal masuk atau libur
d. Waktu masuk atau libur total yang diperlukan oleh masing-masing pekerja
perhari perminggu dan perbulan.
e. Hari dimulainya minggu kerja
f. Dimulai dan diakhirinya waktu untuk masing-masing pergiliran tugas
g. Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-masing pekerja
h. Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian
i. Keperluan pergiliran dari satu unit ke unit lain dan frekuensi dari pergiliran
tersebut.
j. Penjadwalan 2 hari libur perminggu atau rata-rata 2hari libur perminggu
k. Frekuensi libur akhir pekan untuk personel tugas malam
l. Definisi dari libur akhir pekan untuk personel tugas malam
m. Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan yang tidak berurutan
n. Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan
o. Jarak waktu minimum yang diharuskan antara urutan pergantian tugas
p. Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing pekerja
q. Jumlah hari libur yang diharuskan pertahun saat pegawai harus dijadwalkan
libur kerja
r. Panjangnya pemberitahuan dimuka untuk diberikan pegawai mengenai jadwal
tugas liburan masuk atau libur
s. Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari tertentu
t. Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing
pekerja
u. Lamanya waktu pemberitahuan dimuka untuk diberikan pegawai mengenai
jadwal liburan.
v. Prosedur yang diikuti memohon waktu libur khusus
w. Pembatasan waktu penjadwalan liburan selama hari libur thanksgiving, natal,
tahun baru,
x. Jumlah personel masing-masing kategori yang akan dijadwalkan untuk liburan
atau hari libur pada saat tertentu
y. Prosedur penyelesaian perselisihan antar personel sehubungan dengan
permintaan waktu libur dan hari libur
z. Prosedur pemprosesan permintaan darurat utuk penyesuaian jadwal waktu.
Biasanya supervisor permintaan darurat untuk penyesuaian jadwal waktu
dan libur personel perawat karena jadwal kerja harus disiapkan beberapa
minggu sebelumnya dan diperbaiki untuk penyesuaian perubahan dalam sensus
pasien, keadaan pasien yang sakit, permintaan libur dari leb, banyak waktu yang
berkaitan dengan kegiatan super visi diluangkan dalam penyesuaian jadwal.
e. Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja
mengurangi absensi dan perputaran serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada
beberapa metode pendidikan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
kerja (Munir, 1994: 162):
a. Metode seminar atau konferensi
Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatan sebagai
kepala atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi jabatan sebagai
kepala. Masalah-masalah baik yang menyangkut sesi manajemen maupun
penyelenggaraannya atau proses dari kegiatan yang dipermasalahkan.
b. Metode lokakarya (workshop)
Penyelenggarannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak perbedaannya
dengan seminar adalah materinya. Pada ateri lokakarya bersifat teknis ,
administratif dan sedikit bersifat manajerial.
c. Metode sekolah atau khusus
Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya aturan-
aturan atau hal-hal baru dalam organisasi yang harus di mengerti dan harus
dilaksanakan oleh peserta.
Metode ini juga digunakan untuk menambah pengetahuan baru bagi peserta
yang ada kaitannya dengan pekerjaan peserta. Pada akhir sekolah atau kursus,
biasanya diberikan ujian-ujian dengan atau tanpa kriteria kelulusan.
d. Metode belajar sambil kerja (learning by doing)
Pada metode ini latihan keterampilan menjadi tujuan utama sehingga
mereka dapat menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh atasan kepada
bawahan secara langsung dalam membimbing pegawai kantor.
Dalam prakteknya metode pendidikan dan pelatihan ini sesuai dengan
pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, biaya, waktu dan kegiatan
instalansi lainnya.

4. Controling
a. Definisi
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah
mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia,
serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu (Azwar, 2004).
Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen
lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan
pengendalian, standar keberhasilan (target, prosedur bekerja, dsb) selalu harus
dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika
ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat
dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi. Kegiatan fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisien pengguanan sumber daya
dapat lebih berkembang dan efektifitas tugas-tugas staff untuk mencapai tujuan
program dapat lebih terjamin.
b. Peran leader shift dalam controling
a. Mendorong staff untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu pelayanan
kesehatan
b. Mengkomunikasikan secara jelas standar yang diharapkan terhadap staff
c. Mendorong atau memotifasi standar tertinggi untuk kualitas maksimal dengan
menyediakan standar keamanan minimum.
d. Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif dan reaktif
e. Menggunakan pengawasan sebagai metode menentukan tujuan yang tidak
tercapai
f. Secara aktif mengesahkan pengawasan mutu yang ditemukan yang mempunyai
kesatuan profesi dan konsumen.
g. Menghargai standar klinis dengan menggunakan sumber yang menyakinkan
pasien menerima perawatan sesuai harapan.
h. Menjadi role medel bagi staff terhadap tanggung jawab dan tanggung gugat.
i. Berpartisipasi dalam penelitian keperawatan.

c. Fungsi manajemen dalam controling


Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standar ukuran yang jelas
terhadap keperawatan dan menentukan metode yang paling tepat untuk mengukur
standar yang ada.
d. Manfaat controling
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program yang telah dilaksanakan
sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan mengguanakan sumber data
yang telah ditetapkan.
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuaan dan pengertian
staff dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan digunakan secara benar
d. Dapat digunakan sebab-sebab terjadi penyimpangan
e. Dapat diketahui staff yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
adan latihan lanjutan.
4. Penilaian (evaluating)
Menurut Siagian (1996) penilaian adalah pengukuran dan pembandingan
hasil-hasil yang telah dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Arwani dan Heru supriyatno. (2005). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC

Aritonga, Lerbin R. (2005). Kepuasan Pelanggan.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ana. (2008). Kepuasan Pasie Di Tinjau Dari Kualitas Pelayanan Perawat Di RS TK. IV Dr M
Yasin Watampone. Tesis.

Agus Kontoro.2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta:Nuha Medika.

Suarli dkk.2002.Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Jakarta:Erlangga

Gillies, D. A. (2006). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua.


Terjemahan Illiois W. B. Saunders Company

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Priyatno. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta : P. T Buku Seru

Zahrotul. (2008).Kepuasan Pasien Dan Pelayanan Perawat. Jakarta : EGC


BAB III

ANALISA SITUASIONAL

A. Pengkajian Manajemen Ruang Keperawatan


1. Man
a. Jumlah total perawat 17 orang dan 1 tenaga administrasi.
b. Ruang mawar memberikan pelayanan prima
c. Tingkat pendidikan perawat Diploma III
d. Perhitungan kebutuhan tenaga perawat menurut Gillis
1) BOR rata – rata tiap bulan 90 %
2) Tingkat ketergantungan pasien
 Minimal care 7 orang pasien
 Parsial care 15 orang pasien
 Total care 6 orang pasien
3) Rumus GILLIS
 Rata-rata jam perawatan perhari : 5 jam perhari
 Rata-rata pasien perhari : 28 orang
 Jumlah jam kerja tiap perawat : 40 jam / minggu ( 6 hari /minggu )
: 7 jam / hari
 Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 + 8 + 13 )
 Jumlah jam keperawatan langsung
Minimal 6 x 1 jam = 6 jam
Parsial 15 x 3 jam = 45 jam
Total 7 x 6 jam = 42 jam
_____________________________ +
93 jam

 Jumlah jam keperawatan secara tidak langsung : 28 pasien x 1 jam


: 28 jam
 Pendidikan kesehatan 28 pasien x 0,25 jam : 7 jam
 Total jam keperawatan / pasien / hari
93 + 28 + 7
__________ = 4,57 jam
28

 Jumlah tenaga yang dibutuhkan :


4,57 x 28 x 365
_____________ = 22,8 orang = 23 orang
(365-73) x 7

 Untuk cadangan 20 % x 23 = 4,6 = 5 orang


 Jadi jumlah tenaga perawat tiap hari + 23 + 5 = 28 orang

2. Material
 Bangsal mawar RS Medika Husada merupakan bangsal penyakit dalam
yang terdiri dari 30 tempat tidur pasien
3. Metode
a. Metode pelayanan asuhan keperawatan yang digunakan adalah TIM.
b. Sistem pendokumentasian di ruangan masih dilakukan secara paper based
dengan kelengkapan dokumentasi : pengkajian keperawatan 75%,
diagnosa 70 %, intervensi 65%, implementasi 79%, evaluasi 83% dan
catatan asuhan keperawatan 76%.
c. Belum optimalnya sistem pengawasan, pengarahan pada staf perawat
berpengaruh pada kinerja perawat, sehingga perawat bekerja tidak sesuai
dengan standar operasional prosedur (SOP).
4. Money
a. Tidak ada penghargaan buat perawat yang bisa merangsang motivasi
perawat dalam bekerja.
b. Tidak sangsi yang jelas.
5. Market
a. BOR pasien 90 % tiap bulan

Вам также может понравиться

  • Lembar Balik Penkes Gizi Ibu Hamil Herni
    Lembar Balik Penkes Gizi Ibu Hamil Herni
    Документ11 страниц
    Lembar Balik Penkes Gizi Ibu Hamil Herni
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Sintesa
    Sintesa
    Документ6 страниц
    Sintesa
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Lembar Balik Kemoteraspi
    Lembar Balik Kemoteraspi
    Документ10 страниц
    Lembar Balik Kemoteraspi
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • LEMBAR BALIK GGK
    LEMBAR BALIK GGK
    Документ6 страниц
    LEMBAR BALIK GGK
    Riya Effendy
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar
    Askep Gadar
    Документ11 страниц
    Askep Gadar
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Askep Gero SNH
    Askep Gero SNH
    Документ23 страницы
    Askep Gero SNH
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Lembar Balik Diare
    Lembar Balik Diare
    Документ7 страниц
    Lembar Balik Diare
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Lembar Balik Penkes Gizi Ibu Hamil Herni
    Lembar Balik Penkes Gizi Ibu Hamil Herni
    Документ11 страниц
    Lembar Balik Penkes Gizi Ibu Hamil Herni
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Lembar Balik Leukimia
    Lembar Balik Leukimia
    Документ20 страниц
    Lembar Balik Leukimia
    Wahyu Catur R
    0% (1)
  • JAHIT LUKA
    JAHIT LUKA
    Документ4 страницы
    JAHIT LUKA
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • LP Termoregulasi
    LP Termoregulasi
    Документ9 страниц
    LP Termoregulasi
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar
    Askep Gadar
    Документ11 страниц
    Askep Gadar
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Pengajaran Bermain.2
    Satuan Acara Pengajaran Bermain.2
    Документ4 страницы
    Satuan Acara Pengajaran Bermain.2
    Wahyu Catur R
    0% (1)
  • Laporan Pendahuluan Gangguan Cairan Dan Elektrolit
    Laporan Pendahuluan Gangguan Cairan Dan Elektrolit
    Документ18 страниц
    Laporan Pendahuluan Gangguan Cairan Dan Elektrolit
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Sintesa
    Sintesa
    Документ5 страниц
    Sintesa
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Sintesa
    Sintesa
    Документ4 страницы
    Sintesa
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal CHF
    Analisa Jurnal CHF
    Документ9 страниц
    Analisa Jurnal CHF
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Askep Harga Diri Rendah
    Askep Harga Diri Rendah
    Документ29 страниц
    Askep Harga Diri Rendah
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal CHF
    Analisa Jurnal CHF
    Документ9 страниц
    Analisa Jurnal CHF
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Tugas Panum Kasus 1
    Tugas Panum Kasus 1
    Документ12 страниц
    Tugas Panum Kasus 1
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Askep
    Askep
    Документ11 страниц
    Askep
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Askep Halusinasi
    Askep Halusinasi
    Документ27 страниц
    Askep Halusinasi
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Tugas Panum Kasus 1
    Tugas Panum Kasus 1
    Документ12 страниц
    Tugas Panum Kasus 1
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Mankep Panum
    Mankep Panum
    Документ21 страница
    Mankep Panum
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Mankep Panum
    Mankep Panum
    Документ21 страница
    Mankep Panum
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Pengajaran
    Satuan Acara Pengajaran
    Документ9 страниц
    Satuan Acara Pengajaran
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Leaflet Hipertensi Agus
    Leaflet Hipertensi Agus
    Документ3 страницы
    Leaflet Hipertensi Agus
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Keluarga
    Asuhan Keperawatan Keluarga
    Документ24 страницы
    Asuhan Keperawatan Keluarga
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет
  • Leaflet Hipertensi Agus
    Leaflet Hipertensi Agus
    Документ3 страницы
    Leaflet Hipertensi Agus
    Wahyu Catur R
    Оценок пока нет