Вы находитесь на странице: 1из 4

Hematokrit:39,7 %

Eritrosit :4,73 juta/mm3

VIII. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis awal : Colic abdomen ec apendiksitis

Diagnosis akhir : Apendisitis kronik

IX.RENCANA

Operasi :

Dilakukan laparotomi

Tindakan Terapi :

RL/8jam(20 tpm) intravena

Paracetamol 3x500 mg

Ranitidin 150mg 2x1hari (intravena)

Ceftriaxone 1gram 2x1hari

Tindakan Diagnostik /Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan USG

Hasil pemeriksaan USG

Hari :Rabu 20 April 2016

Pemeriksaan :USG Abdomen

Kesan :

1.Menyokong gambara apendiksitis kronik eksaserbasi akut

2.Tak tampak kelainan pada hepar,lien,pankreas,kedua ren,dan vesika urinaria


Analisis dan pembahasan
anamnesis
RPS, tidak di tanyakan sifat nyeri,
berapa lama serangan nyeri,
juga tidak di tanyakan nyeri terus-menerus atau hilang timbul,
kemudian tidak di tanyakan apakah nyeri nya tumpul natau nyeri tajam
kemudian tidak di tanyakan apakah ada riwayat BAK berpasir
tidak ditanyakan apakah mengganggu aktivitas sehari-hari
tidak di tanyakan kapan terasa sanyat nyeri dan kapan mulai berkurang nyerinya.
BAK mengeluarkan darah,
dan nyeri saat buang air kecil,untuk menyingkirkan diagnosis banding,
kemudian tidak di tanyakan pola makan pasien,apakah teratur dan mkan tinggi serat,
tanyakan apakah pasien ada kentut,untuk menentukan fungfi usus,
serta tanyakan mual muntah pada pasien.
Pada pasien tidak di tanyakan apakah ada mnum obat sebelumnya dan menanyakan jenis obat
yang diminum untuk menyingkirkan sembuh palsu pada pasien.
Tidak ditentukan apakah pasien ada menggigil,demam tinggi dan nyeri pada seluruh bagian perut
mencurigai apakah sudah terjadi perforasi atau tidak.
Untuk menentukan kronik dan akutnya apendisitis,gejalanya sama tetapi yang membedakan dari
posisi apendiknya sendiri, bila apendik menyentuh saluran kemih nyeri kolik di rasakan pasa
daerah saluran kemih dan kadang ada gangguan berkemih, bila posisi apndik ke belakang maka
nyeri muncul pada pemeriksaan colok dubur .

Pada pemeriksaan fisik


Tidak dilakukan pemeriksaan Rovsing sign( nyeri tekan lepas),
obturator sign(pleksi lutut dan panggul), untuk memestikan diagnosis pasien.
Pada auskultasi tidak di dengarkan bising usus untuk menentukan ileus paralitik,yang di
sebabkan oleh infeksi,
lakukan pemeriksaan ketokginjal,untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Harusya di lakukan palpasi pada seluruh bagian abdomen apakah terasa keras seperti papan
untuk menyingkirkan apakah peritonitis atau tidak.

Penatalaksanaan

Pada operasi laparotomy tidak di tantukan tehnik nya(midline incision,lanz incision,Mc burney
incision)
Tidak di tanyakan pada pasien lebih memilih tindakan pembedahan apa,laparotomy atau
laparoskopy
Pada pasien harus di berikan edukasi tentang kebersihan pasca operasi.

Edukasi
Pada pasien harus ny di berikan edukasi agar menjaga pola makan dan makan makanan yang
mengandung serat,serta di berikan edukasi ketika setelah di operasi agar pasien menjaga
kebersihan luka pasca operasi

IV. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK :


IV. A. Keadaan Umum

Kesadaran : Composmentis E4 V5 M6

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan :60 kg

Status gizi : 23,43(Normal)

Status Lokalis : Nyeri tekan pada perut kanan bawah

IV.B. Pemeriksaan Kepala :Normal,Tidak ada kelainan

IV.C. Pemeriksaan Leher

Pemeriksaan kelenjar tiroid :Tidak ditemukan pembrsaran tiroid

IV.D.Pemeriksaan Thoraks

Inspeksi : tidak ada kelainan,

Palpasi : tidak ada kelainan,tidak ditemukan adanya nyeri dada

,pengembangan dada simetris,tidak terdapat keterlambatan gerak dan retraksi antara dada kiri

dan kanan,

Auskultasi :tidak ada kelainan,tidak di temukan suara ronki,wheezing

negatif

Вам также может понравиться