Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH
YELNI
NIM. 1710307011
DOSEN PEMBIMBING:
SHABRINA AMALIA, M.Pd
OLEH
YELNI
NIM. 1710307011
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya nilai Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SD No 091 /III Sungai Rumpun tahun pelajaran 2012/2013 yaitu
56,75. sementara nilai KKM yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran adalah
60,50, artinya siswa belum tuntas belajar. Ini merupakan masalah yang harus
dicari solusinya maka penulis tertarik untuk menerapkan model Gruop
Investigation dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Tujuan Penelitian adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
dengan menerapkan model Gruop Investigation pada siswa kelas V SD No 091/
III SungaiRumpun“.
Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD No. 091/III Sungai
Rumpun yang terdiri dari 15 orang. Dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober 2013
sampai 23 November 2013. Prosedur penelitian ini dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi, dalam tiga siklus tindakan Pengelolaan data
dilakukan dengan persentase keikutsertaan tindak belajar, menyelesaikan
latihan.Dari analisis tes diperoleh nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu, 59,66,
siklus II yaitu 73,33, dan siklus III yaitu,78,66.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat disimpulkan
bahwa dengan menerapkan model Gruop Investigation dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD No 091 / III Sungai Rumpun pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan materi Energi dan perubahannya.
I PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dari
proses pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan guru dalam menyampaikan materi dan kesiapan siswa untuk
menerima materi pelajaran yang dimaksud.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut tidak semudah yang di
bayangkan. Lebih-lebih di Sekolah Dasar yang menggunakan sistem guru kelas.
Seorang guru dituntut untuk menyampaikan materi pelajaran paling sedikit 7
(tujuh) mata pelajaran, yakni PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS,
Kesenian, Keterampilan dan Muatan Lokal. Bahkan tidak jarang bahwa guru SD
harus pula mengajarkan materi pendidikan jasmani dan Kesehatan, terutama jika
di sekolah yang bersangkutan tidak tersedia guru Penjaskes.
Berdasarkan hasil ujian semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013
diperoleh gambaran bahwa nilai Ilmu Pengetahuan Alam siswa merupakan nilai
yang terendah bila dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya, khususnya
untuk enam mata pelajaran sebagai berikut: Pendidikan Agama mendapat nilai
rata-rata 75.10, PKn mendapat nilai rat-rata 73,00, Bahasa Indonesia merndapat
nilai rata-rata 75,20, IPS mendapat nilai rata-rata 65,90, Matematika mendapat
nilai rata-rata 65,50, IPA mendapat nilai rata-rata 58, 25 merupakan nilai yang
terendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.bila mengacu kepada batas
kriteria kelulusan minimum sekolah sebesar 65,00, maka nilai rata- rata IPA yang
diperoleh siswa kelas V SD No.91/ III Sungai Rumpun sebesar 58,25 masih
tergolong rendah.
Hal ini menunjukan belum maksimalnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam yang diraih siswa. Rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa
tersebut secara langsung akan memberi dampak terhadap rendahnya mutu
pendidikan di sekolah tersebut.
Untuk meningkatkan aktifitas belajar yang dicapai siswa, maka salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan Model Group Investigation.
Model Group Investigation merupakan model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara berkelompok, namun siswa harus dapat menemukan sendiri dan
dapat mengerjakan sendiri.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul ”Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Tentang Energi dan Perubahannya Dengan Model Pembelajaran Group
Investigation di Kelas V SD No. 91/ III Sungai Rumpun Tahun Pelajaran 2012/
2013”.
II KAJIAN PUSTAKA
Belajar
Secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan akibat
adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Ada beberapa pendapat
mengenai definisi belajar, antara lain:
Djamaris (1994:55) mengemukakan bahwa belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya tujuan kegiatan
adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan
keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Menurut Sudjana (2002:29) belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil aktivitas
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, sikap, dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya,
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek-aspek lain yang
ada pada individu itu sendiri.
Selanjutnya menurut Hamalik (2003: 154) mengemukakan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan
pengalaman. Belajar harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan agar belajar
dan hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat. Guru dengan sengaja
menciptakan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesemptan belajar
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu
dan dapat diharapkan memberikan hasil tertentu kepada siswa. Hal ini dapat
diketahui melalui penilaian yang dilakukan dan dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Slameto (2003: 2) mengemukakan bahwa :” belajar adalah suatu usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Syaipul Sagala (2003: 13) mengemukakan bahwa ” belajar merupakan
perbuatan mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam dirinya”.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan segala
aspek pribadi akibat seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dalam
pembelajaran perubahan tingkah laku diperoleh dengan adanya usaha, yaitu
usaha belajar, berarti perubahan tingkah laku dapat disebut sebagai hasil belajar
bila hasil belajar diperoleh dari usaha belajar.
ciri- ciri tingkah laku yang diperoleh dari belajar adalah :Terbentuknya tingkah
laku berupa kemampuan aktual maupun potensial. Kemampuan itu berlaku dalam
waktu relatif lama, dan Kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha.
Hasil belajar
Hasil yang akan dicapai melalui proses pembelajaran merupakan tujuan
dari pembelajaran. Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.
Harahap menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai- nilai
yang terdapat didalam kurikulum.
Sedangkan Djamarah (1994:98) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
penilaian pendidikan tentang kemampuan siswa setelah Hamalik (2003: 155)
tanpak sebagai terjadinya tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.hasil
belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik,
sedang, kurang, dan sebagainya
Suprayekti (2007:200) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “
penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan
tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah
menguasai materi pelajaran yang telah diberikan.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan
hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran, pengetahuan lainnya sesuai dengan Standar
Kompetensi yang ditentukan.
Hasil belajar umumnya diukur menggunakan tes formatif maupun sumatif
selama atau sesudah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar dapat
dibagi dalam beberapa kategori Bloom yang dikutip Riestiyah (1986:10) secara
garis besar membagi menjadi tiga kategori yaitu: ranah kognitif, ranah afektif,
ranah psikomotor. Ranah kognitif meliput tujuan-tujuan yang berhubungan
dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif
mencakup tujuan- tujuan yang berkaitan dengan sikap, nilai, minat dan
apersepsi. sedangkan ranah psikomotor meliputi tujuan–tujuan yang berhubungan
dengan keterampilan manual dan motorik. diantara ketiga ranah tersebut maka
ranah kognitif yang paling banyak dinilai para guru disekolah. Karena berkaitan
dengan kemampuan para murid dalam mengusai isi atau bahan pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru harus mengetahui hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa serta menerima pengalaman belajar. Dengan
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, dapat diambil tindakan perbaikan
pengajaran dan perbaikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. untuk
mengetahui kesulitan hasil belajar siswa, dari hasil inilah guru melakukan
tindakan yang dianggap perlu, guna mencapai hasil belajar siswa yang optimal.
Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis dalam bentuk isian singkat untuk
menilai hasil belajar siswa.
Prosedur Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2007:16) penelitian tindakan kelas
mempunyai empat tahap, dengan rincian sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Obsrvasi dan Evaluasi
4. Analisis dan Refleksi
Refleksi Tindakan
a. Melakukan orientasi dan observasi pendahuluan sebagai dasar guna menen
tukan fokus penelitian.
b.Mengadakan pendekatan dan dialog dengan guru dan kepala sekolah ten-
tang rencana penelitian yang akan dilakukan.
c. Mempersiapkan perangkat ,bahan yang diperlukan dalampenelitian
d. Melakukan tes terhadap siswa untuk memilih subyek penelitian.
e. Mengidentifikasi jenis kesulitan yang terjadi dari hasil tes.
Teknik Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mencari frekuensi kemampuan dan
prilaku siswa yang diteliti untuk siklus tindakan pembelajaran. Setelah
mengetahui frekuensinya barulah dihitung persentasenya (%). Berdasarkan hasil
analisis pada setiap siklus tindakan dan hasilnya dijadikan bahan keputusan untuk
perbaikan berikutnya.
Untuk mencari frekuensi pada setiap siklus tindakan ini peneliti
menggunakan rumus: F X 100 % = P
N
Keterangan: F = Frekuensi
N = Jumlah
P = Jumlah nilai dalam persen (nilai relatif)
(W.S.Winkell,1989 dalam Djamarah Syaipul Bahri).
Kriteria Keberhasilan PTK
Adapun indikator keberhasilan yang berkaitan erat dengan evaluasi hasil
belajar siswa, maka dapat digunakan besarnya skor kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan peneliti sebagai kriteria keberhasilan kuantitatif dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah 60 %. setelah peneliti melaksakan
penelitian tindakan kelas tentang energi dan perubahannya dengan menggunakan
model pembelajaran Group Investigation apakah terdapat peningkatan
pemahaman belajar siswa kelas IV SD Negeri 091/ III Sungai Rumpun
Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Siklus I
Tabel hasil pengamatan Siklus I
NO L/P KKM NILAI TUNTAS TIDAK
SISWA SIKLUS TUNTAS
1 P 65 40 √
2 P 65 60 √
3 L 65 70 √
4 L 65 50 √
5 P 65 55 √
6 P 65 50 √
7 P 65 55 √
8 P 65 70 √
9 L 65 60 √
10 L 65 45 √
11 P 65 70 √
12 P 65 65 √
13 L 65 70 √
14 L 65 65 √
15 L 65 70 √
Jumlah nilai 895
Rata-rata 59,66
Refleksi Tindakan
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I tanpak bahwa pembelajaran
Model Group Investigation pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam dengan
materi energi dan perubahannya belum memberikan hasil yang memuaskan atau
optimal. Hal ini ditunjukkan oleh masih banyaknya siswa yang belum
memperoleh informasi tentang model Group Investigation, sebagian kecil siswa
kurang termotivasi untuk mengerjakan latihan.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas diskusi kelompok, interaksi
antar siswa, interaksi dengan materi pembelajaran, kelompok yang
menanggapi hasil diskusi kelompok lain pada waktu presentasi kurang aktif
kemudian terjadi kegaduhan pada saat diskusi. Ini menunjukkan siswa masih
kesulitan dan belum siap dalam kegiatan pembelajaran, karena masih baru
mengenal model pembelajaran Group Investigation. disisi lain siswa merasa
senang dan terdorong untuk lebih aktif walaupun masih kesulitan memahami
materi dan kurang berani mengemukakan pendapat menanggapi hasil diskusi
kelompok lain pada saat presentasi. Dengan demikian pada siklus II perlu adanya
motivasi yang dapat mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan
penghargaan kelompok, menyediakan buku sumber, meningkatkan aktivitas dan
menata ruang belajar yang lebih tepat dan pendekatan terhadap siswa yang diam
untuk lebih giat belajar.
Hasil Pengamatan Siklus II
Tabel hasil pengamatan siklus II
NO L/P KKM NILAI TUNTAS TIDAK
SISWA SIKLUS TUNTAS
1 P 65 50 √
2 P 65 70 √
3 L 65 75 √
4 L 65 70 √
5 P 65 75 √
6 P 65 75 √
7 P 65 70 √
8 P 65 65 √
9 L 65 75 √
10 L 65 50 √
11 P 65 65 √
12 P 65 55 √
13 L 65 55 √
14 L 65 60 √
15 L 65 65 √
Jumlah nilai 980
Rata-rata 65, 33
Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II tanpak bahwa
pembelajaran Model Group Investigation pada bidang studi Ilmu Pengetahuan
Alam pokok bahasan dengan materi energi dan perubahannya belum memberikan
hasil yang memuaskan atau optimal. hal ini ditunjukkan oleh masih adanya siswa
yang belum memperoleh informasi tentang model Group Investigation,
sebagian kecil siswa kurang termotivasi untuk mengerjakan latihan.
Berdasarkan hasil pengamatan tabel aktivitas diskusi kelompok, interaksi
antar siswa, interaksi dengan materi pembelajaran, kelompok yang menanggapi
hasil diskusi kelompok lain pada waktu presentasi mulai kelihatan aktivitasnya.
disisi lain siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih aktif walaupun masih
kesulitan memahami materi dan kurang berani mengemukakan pendapat
menanggapi hasil diskusi kelompok lain pada saat presentasi. Dengan demikian
pada siklus III perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih
berkompetensi dengan memberikan penghargaan kelompok, menyediakan buku
sumber, meningkatkan aktivitas dan menata ruang belajar yang lebih tepat dan
pendekatan terhadap siswa yang diam untuk lebih giat belajar.
Hasil Pengamatan Siklus III
Tabel hasil pengamatan Siklus III
Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus III tanpak bahwa pembelajaran
Model Group Investigation pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam pokok
bahasan energi dan perubahannya telah memberikan hasil yang memuaskan
atau optimal. hal ini ditunjukkan oleh keberhasilan seluruh siswa dalam
mengerjakan latihan. Untuk itu tidak diperlukan lagi tindakan berikutnya.
Tabel rekapitulasi nilai Siklus I,II, dan III
NO L/P KKM NILAI NILAI NILAI
SISWA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
1 P 65 40 50 65
2 P 65 60 70 75
3 L 65 70 75 75
4 L 65 50 70 70
5 P 65 55 75 75
6 P 65 50 75 80
7 P 65 55 70 70
8 P 65 70 65 65
9 L 65 60 75 80
10 L 65 45 50 85
11 P 65 70 65 85
12 P 65 65 55 60
13 L 65 70 55 60
14 L 65 65 60 80
15 L 65 70 65 85
Jumlah nilai 895 980 1180
Rata-rata 59,66 65, 33 78,66
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data seperti yang telah diuraikan diatas, maka
secara deskriptif hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri 91/ III Sungai Rumpun, pada pembelajaran dengan model
Group Investigation secara umum termasuk dalam kategori sedang. Hasil
Penelitian ini didukung oleh besarnya nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada
siklus III yaitu 78,66 dengan tingkat ketuntasan sebesar 86,66%.
Secara deskriptif hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 91/ III Sungai Rumpun, pada pembelajaran tanpa model
Group Investigation. setelah dilaksanakan pebelajaran siklus I, maka diperolehan
nilai siswa 895 dengan nilai rata-rata 59,66, pembelajaran pada siklus I sudah
mulai menunjukkan keaktifan siswa dalam belajar, namun masih terdapat siswa
yang masih kaku dalam megikuti kegiatan pembelajaran. Karena siswa masih
beradaptasi dengan model Group Investigation, untuk itu dilakukan refleksi pada
siklus II.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran sebanyak 11 orang, Setelah dilaksanakan pembelajaran pada
siklus II, kemudian diberi tes maka diperoleh jumlah nilai 980 dan nilai rata-rata
73,33 berdasarkan perolehan rata-rata pada siklus II ini menunjukkan bahwa
kendala-kendala yang ditemui pada siklus I secara bertahap dapat diatasi, dan
semangat belajar siswa semangkin meningkat. Karena peneliti belum merasa
puas dengan hasil belajar yang diperoleh, maka dilanjutkan pada siklus III.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus III, pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran sebanyak 13 orang, Sikap negatif yang tampak pada waktu
pembelajaran berlangsung sudah tidak ada. Setelah dilaksanakan pembelajaran
pada siklus III, maka diperoleh jumlah nilai 1180 dan rata-rata 86,66. dari hasil
belajar dengan menggunakan pembelajaran model Group Investigation.
Berdasarkan perolehan rata-rata pada siklus III ini menunjukkan bahwa kendala-
kendala yang ditemui pada siklus I dan siklus II sudah dapat diatasi, dengan
demikian tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
V KESIMPULAN
Dari nilai tes diperoleh untuk siklus I jumlah nilai 895 dan rata-rata 59,66,
untuk siklus II jumlah nilai 980 dan rata-rata 73,33, untuk siklus III jumlah nilai
1180 dan rata-rata 86,66, hal ini berarti terdapat peningkatan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model
pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri 91/ III Sungai
Rumpun Kecamatan Kayu Aro.
VI DAFTAR PUSTAKA
Brady (1985:23) Model Pembelajaran Sains. FKIP Universitas Jambi.
Djamaris (1994:55) Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka.Gaung
Persada: Jakarta.
Djamarah,(1994:98) .Psikologi Belajar. Jakarta : Reneka Cipta.
Fontana (1981:148) Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka. Gaung
Persada: Jakarta.
Hamalik (2003:154) Pengantar Pendidikan.Jakarta: Universitas Terbuka.
Harahap (2007:46) Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka: Gaung
Persada.Jakarta.
Jodion Siburian, Asrial.(2010 :3.) Model Pembelajaran Sains. FKIP.Universitas
Jambi.
Kiswoyo (1995:32) Model Pembelajaran Sains. FKIP Universitas Jambi
Roestiyah ( 1986:98) Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka. Gaung
Persada:Jakarta.
Syaipul (2003:13) Teori Belajar dan Hasil Belajar.Universitas Terbuka.Jakarta
Slameto.(2003:2.) Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta:Reneka Cipta.
Sujana (2002:29). Teori-teori Belajar Untuk Pengajar. Bandung: Universitas
Indonesia Press.
Suprayekti (2007: 200) Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka. Gaung
Persada:Jakarta.
Wall (1961:25) Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka. Gaung
Persada:Jakarta.
Winatapura(1999:136) Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka. Gaung
Persada:Jakarta.