Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang
terjadi karena rusaknya dinding pembuluh darah karena beberapa faktor
resiko seperti radikal bebas yang terkandung dalam rokok dan polusi,
kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, kebiasaan merokok, dan sebagainya.
Kolesterol yang menimbun di dinding bagian dalam pembuluh darah,
dapat mengakibatkan pembuluh darah mengalami penyempitan dan aliran
darah pun menjadi tersumbat. Akibatnya, fungsi jantung terganggu karena
harus bekerja lebih keras untuk memompa aliran darah. Seiring perjalanan
waktu, arteri -arteri koroner akan makin sempit dan mengeras. Inilah yang
disebut aterosklerosis (Khariroh, Sulistia, & akbar, 2018)
Aterosklerosis merupakan penyebab paling umum penyakit
kardiovaskuler, termasuk penyakit jantung koroner (PJK), penyakit
pembuluh darah ptak (strook) dan penyakit pembuluh darah tepi
(peripheral artery disease/ PAD). Ateroslerosis merupakan penyebab
kematian utama dinegara maju dan diperkirakan kurang dari 25 tahun
mendatang akan pula menjadi penyebab utama kematian di negara
berkembang ( Boudi dan Ahsan, 2009) .Aterosklerosis yang progresif
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti strook, infark
miokardial, angina pectoris, penyakit jantung koroner, penyakit iskemik
jantung, dan penyakit jantung pembuluh darah lain yang merupakan salah
satu penyebab mortalitas tertinggi di dunia. (Khariroh, Sulistia, & akbar,
2018).
Penyakit Kardiovaskuler atau cardivasculer disease (CVD)
menempati peringkat pertama penyebab kematian di dunia melebihi
penyakit yang lain. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit tidak
menular yang paling sering menyebabkan kematian. Menurur data WHO
(2011). Pravelensi penyakit kardiovaskuler cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. diperkirakan hingga tahun 2030 penyakit kardiovaskuler
akan menyembabkan kematian lebih dari 23 juta jiwa per tahun (WHO,
2013) (Wihastuti, Heriansyah, & Andarini, 2016)
Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan
17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau
31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian
akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Dari seluruh kematian akibat
penyakit kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) di antaranya disebabkan oleh
Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7 juta (38,3%) disebabkan oleh
stroke.
Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada
kelompok umur 65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke
atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-
44 tahun (1,3%). Sedangkan menurut status ekonomi, terbanyak pada
tingkat ekonomi bawah (2,1%) dan menengah bawah (1,6%).
Provinsi dengan jumlah penderita penyakit jantung koroner
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 1,3% atau sekitar
375.127 orang (Kemenkes RI, 2013).
Selain itu berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Umum
Aisyiah Ponorogo penderita penyakit jantung dari semua ruang tercatat
sebanyak 704 orang berjenis kelamin laki-laki dan 536 berjenis kelamin
perempuan. Sementara itu khusus untuk kasus PJK saja sebanyak 180
laki-laki dan 112 berjenis kelamin perempuan (Rekam Medik Rumah
Sakit Umum „Aisyiah Ponorogo, 2016).
Menurut data rekam medis RSUD Dr Harjono Ponorogo jumlah
kejadian penyakit jantung koroner pada bulan Januari 2016 sampai Maret
2016 sebanyak 115 orang (Rekam Medis RSUD Dr Harjono Ponorogo,
2016)
Faktor resiko Tertentu untuk PJK :
1. Peningkatan Kolesterol
2. Rokok
3. Obesitas
4. Diabetes mellitus
5. Hipertensi sistemik
6. Jenis kelamin laki laki
7. Riwayat keluarga
8. Kepribadian
9. aktivitas fisik
10. Gangguang pembekuan (Gray, Dawkins, Morgan, & simpsons,
2003)
Sekitar 24 % kematian akibat PJK pada laki - laki dan 11 % pada
perempuan disebabkan kebiasaan merokok. Meskipun terdapat penurunan
yang progresif proporsi pada populasi yang merokok seja tahun 1970-an
padatahun 1996 29 % laki - laki dan 28 % perempuan masih merokok.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah prevelensi kebiasaan
merokok yang meningkat pada remaja, terutama pada remaja perempuan.
Orang yang merokok dan tinggal bersama perokok (perokok pasif)
memiliki peningkatan resiko sebesar 20 - 30 % dibandingkan dengan
orang tinggal dengan bukan perokok. Resiko terjadinya PJK akibat
merokok berkaitan dangan dosis dimana orang yang merokok 20 batang
rokok atau lebih dalam sehari memiliki resiko sebesar dua hingga tiga kali
lebih tinggi dari populasi umum untuk mengalami kejadian mayor.
Peran rokok dalam patogenesis PJK merupakal hal yang kompleks,
diantaranya:
1. Timbulnya aterosklerosis
2. Peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi( termasuk spasme
arterikoroner)
3. Peningkatan Tekanan darah dan denyut jantung
4. Provokasi aritmia jantung
5. Peningkaytan kebutuhan oksigen miokard
6. Peningkatan kapasitas pengangkutan oksigen
Resiko terjadinya PJK akibat merokok turun menjadi 50 % salah satu
tahun berhenti merokok, dan menjadi normal setelah 4 tahun berhenti.
Rokok juga merupakan faktor resiko utama dalam terjadinya:
1. Kanker paru
2. obstruksi aliran panas kronis (bronkitis kronis dan emfisema)
3. penyakit vaskuler serebral dan perifer
4. aneurisma aorta abdominalis
5. angina berulang pasca prosedur revaskularisasi koroner (tandur alih
pintas arteri koroner (coronary artery bypass grafting /CABG) dan
angioplasti koroner (Gray, Dawkins, Morgan, & simpsons, 2003)
Morbiditas akibat PJK pada laki -laki dua kali lebih bedar
dibandingkan pada perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun
lebih dini pada laki - laki daripada perempuan. estrogen endogen bersifat
protekstif pada perempuan, namun setelah menophouse insiden PJK
meningkat dengan cepat dan sebanding dengan insidensi pada laki- laki.
Perokok mengalami menophouse lebih dini daripada bukan perokok..
(Gray, Dawkins, Morgan, & simpsons, 2003)
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) menjadi
salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang.
Upaya yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan
dan pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah diantaranya
dengan mesosialisasikan perilaku CERDIK. (DEPKES, 2018)
Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
beraktifitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan
Kelola stres. Selain itu,masyarakat diimbau melakukan pengukuran
tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol rutin atau minimal sekali dalam
setahun di Pobindu PTM/Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (DEPKES, 2018)
Sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), diharapkan seluruh
komponen bangsa berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Diharapkan, dapat meningkatkan produktifitas sehingga dapat menurunkan
biaya pelayanan kesehatan. Tahun 2017 Germas difokuskan pada 3
kegiatan, yakni peningkatan aktifitas fisik, peningkatan konsumsi buah dan
sayur serta deteksi dini atau periksa kesehatan secara berkala. Kementerian
Kesehatan, ujar dr. Lily mengimbau seluruh komponen bangsa baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan
mendukung upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PJK,
sehingga angka kesakitan, kematian dan kecacatan karena PJK dapat
diturunkan. (DEPKES, 2018).

1.2 Batasan Masalah


Asuhan Keperawatan pada orang yang mengalami Penyakit Jantung
Kronis dengan riwayat kebiasaan merokok.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah karya tulis
ilmiah ini adalah “Bagaimana gambaran pasien PJK berdasarkan
riwayat kebiasaan merokok?”

1.4 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum studi kasus ini adalah melaksanakan Asuhan Keperawatan
pada Orang yang mengalami Penyakit Jantung Koroner dengan riwayat
kebiasaan merokok.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada orang dengan PJK dengan riwayat
kebiasaan merokok
2. Menetapkan diagnosa pada orang dengan PJK riwayat kebiasaan
merokok
3. Menyusun intervensi keperawatan orang dengan PJK riwayat
kebiasaan merokok
4. Melaksanakan tindakan keperawatan orang dengan PJK riwayat
kebiasaan merokok
5. Melakukan evaluasi keperawatan orang dengan PJK riwayat
kebiasaan merokok
1.5 Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
Penulis berharap dapat menambah pengetahuan serta wawasan
tentang kebiasaan merokok menjadikan resiko terkena PJK
2. Bagi pengembangan kesehatan
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi
bidang kesehatan berupa penyebarluasan informasi tentang
pentingnya penyakit jantung koroner pada orang yang mempunyai
kebiasaan merokok.
3. Untuk masyarakat umum
Berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat mampu
memahami penyakit jantung koroner dan resiko terkena PJK .
4. Bagi profesi keperawatan
Peneliti berharap bagi profesi keperawatan lain mampu memotivasi
untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya penyakit
jantung koroner pada orang yang mempunyai kebiasaan merokok.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Peneliti berharap mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dengan cara memberikan penyuluhan terkait pentingnya penyakit
jantung koroner pada orang yang mempunyai kebiasaan merokok.
2. Bagi masyarakat
Peneliti berharap mampu menambah pengetahuan serta
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
penyakit jantung koroner yang mempunyai kebiasaan merokok.

Вам также может понравиться