Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Abses adalah suatu massa yang lembut umumnya dikelilingi oleh area berwarna
dari pink atau merah tua. Abses seringkali mudah dirasakan dengan menyentuh.
Bagian tengah abses penuh nanah dan debris.
Abses sangat menyakitkan dan hangat ketika disentuh. Abses dapat muncul
setiap tempat di tubuh Anda. Tempat yang paling umum adalah di ketiak (aksila),
daerah sekitar anus dan vagina (abses Bartholin kelenjar), dasar tulang belakang
Anda (abses pilonidal), sekitar gigi (gigi abses), dan di pangkal paha. Peradangan
di sekitar folikel rambut juga dapat menyebabkan pembentukan abses, yang
disebut bisul (furunkel).
Tidak seperti infeksi lain, antibiotik saja biasanya tidak akan menyembuhkan
abses. Secara umum abses harus dibuka dan nanah yang ada di dalamnya harus
dikeluarkan untuk kesembuhannya. Kadang-kadang nanah akan keluar sendiri,
tetapi pada umumnya harus dibuka oleh dokter dengan prosedur yang disebut
insisi dan drainase (I & D).
a. Bagi Penulis
Setelah menyelasaikan laporan pendahuluan ini, diharapkan penulis
sebagai mahasiswa keperawatan dapat meningkatan pengetahuan dan wawasan
tentang penyakit Abses yang di mulai dari penyebab,serta upaya pencegahan
Abses agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
b. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Abses lebih dalam
sehingga dapat melakukan pencegahan serta mengantisispasi diri dari penyakit
Abses.
f) Abses hati
Abses ini akibat komplikasi disentri amuba (Latin: Entamoeba
histolytica), yang sesungguhnya bukan abses, karena rongga ini tidak berisi
nanah, melainkan jaringan nekrotik yang disebabkan oleh amuba. Jenis abses
ini dapat dikenali dengan ditemukannya amuba pada dinding abses dengan
pemeriksaan histopatologis dari jaringan.
g) Abses (Lat. abscessus)
Rongga abnormal yang berada di bagian tubuh, ketidaknormalan di
bagian tubuh, disebabkan karena pengumpulan nanah di tempat rongga itu
akibat proses radang yang kemudian membentuk nanah. Dinding rongga abses
biasanya terdiri atas sel yang telah cedera, tetapi masih hidup. Isi abses yang
berupa nanah tersebut terdiri atas sel darah putih dan jaringan yang nekrotik
dan mencair. Abses biasanya disebabkan oleh kuman patogen misalnya: bisul.
1.3 Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses
melalui beberapa cara:
a) Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan
jarum yang tidak steril
b) Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
c) Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan
terbentuknya abses.
1.4 Patofisiologi
Jika bakteri masuk ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
suatu infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi
jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut,
dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati, sel darah putih yang
mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan
terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi
dinding pembatas. Abses dalam hal ini merupakan mekanisme tubuh mencegah
penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam tubuh, maka
infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,
tergantung kepada lokasi abses. (Utama, 2001)
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai benjolan.
Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika abses akan
pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh
lebih besar. Paling sering, abses akan menimbulkan Nyer tekan dengan massa yang
berwarna merah, hangat pada permukaan abses , dan lembut.
Abses yang progresif, akan timbul "titik" pada kepala abses sehingga Anda
dapat melihat materi dalam dan kemudian secara spontan akan terbuka (pecah).
Sebagian besar akan terus bertambah buruk tanpa perawatan. Infeksi dapat
menyebar ke jaringan di bawah kulit dan bahkan ke aliran darah.
Jika infeksi menyebar ke jaringan yang lebih dalam, Anda mungkin mengalami
demam dan mulai merasa sakit. Abses dalam mungkin lebih menyebarkan
infeksi keseluruh tubuh.
1.6 Komplikasi
Komplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan sekitar
atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensif (gangren).
Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh dengan sendirinya,
sehingga tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika terdapat kecurigaan
akan adanya abses. Suatu abses dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal.
Meskipun jarang, apabila abses tersebut mendesak struktur yang vital, misalnya
abses leher dalam yang dapat menekan trakea. (Siregar, 2004)
1.7 Penatalaksanaan Medis
Menurut Morison (2003), Abses luka biasanya tidak membutuhkan
penanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut butuh
ditangani dengan intervensi bedah dan debridement.
Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi
penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing
tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya
hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obat
analgetik dan antibiotik.
Drainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan apabila
abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah
yang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan cairan abses yang
senantiasa diproduksi bakteri.
Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang kritis,
tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir
yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi
anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit.
Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus,
antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering
digunakan. Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten
Methicillin (MRSA) yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut
menjadi tidak efektif. Untuk menangani MRSA yang didapat melalui komunitas,
digunakan antibiotik lain: clindamycin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan
doxycycline.
Adapun hal yang perlu diperhatikan bahwa penanganan hanya dengan
menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan
yang efektif. Hal tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke
dalam abses, selain itu antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam
pH yang rendah.
2. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2001, hal.17).
5) Mempercepat penyembuhan
5) Kolaborasikan obat analgetik sesuai
terhadap nyeri
indikasi.
Intervensi Rasional
1) Observasi TTV, terutama suhu tubuh 1) Untuk data awal dan memudahkan
klien. intervensi
2) Untuk mencegah dehidrasi akibat
2) Anjurkan klien untuk banyak penguapan tubuh dari demam
minum, minimal 8 gelas / hari. 3) Membantu vasodilatasi pembuluh
3) Lakukan kompres hangat. darah sehingga mempercepat
hilangnya demam
4) Kolaborasi dalam pemberian 4) Mempercepat penurunan demam
antipiretik.
b) Post Operasi
1) Nyeri berhubungan dengan luka insisi akibat pembedahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi.
Kriteria Hasil : Klien mengungkapkan secara verbal rasa nyeri
berkurang, klien dapat rileks, klien mampu
mendemonstrasikan keterampilan relaksasi dan
aktivitas sesuai dengan kemampuannya, TTV dalam
batas normal; TD : 120 / 80 mmHg, Nadi : 80 x /
menit, pernapasan : 20 x / menit.
Intervensi Rasional
5) Mempercepat penyembuhan
5) Kolaborasikan obat analgetik sesuai
terhadap nyeri
indikasi.
2.4 Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
pelaksanaan yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. ( Nursalam, 2001. Hal. 63).
Pelaksanaan Keperawatan untuk abses adalah Drainase abses dengan
menggunakan pembedahan diindikasikan apabila abses telah berkembang dari
peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak, Karena
sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik
antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering digunakan,
kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan serta mengurangi
peradangan dan pembengkakan.