Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULIAN
terhadap gangguan jantung dan otak tidak diragukan lagi. Hipertensi merupakan
salah satu faktor risiko yang paling sering berpengaruh terhadap kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala pada fase
awalnya dan terasa ketika penyakit hipertensi sudah menjalar dan mengganggu
fungsi jantung atau stroke. Diagnosa hipertensi sangat jarang ditemukan dini
Indonesia 2012).
adalah salah satu kontributor paling penting untuk penyakit jantung dan stroke yang
kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko kondisi seperti gagal
ginjal dan kebutaan. Hipertensi diperkirakan mempengaruhi lebih dari satu dari tiga
orang dewasa berusia 25 tahun ke atas, atau sekitar satu miliar orang di seluruh
orang dewasa) menurut WHO (2015). Data tersebut dapat dipastikan bahwa negara
1
2
dewasa) berkat kebijakan publik multi sektoral sukses dan akses yang lebih baik ke
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2011 di Indonesia adalah
dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7%
menjadi 25,8%). Penurunan ini bisa terjadi berbagai macam faktor, seperti alat
pengukur tensi yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya
didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada
sebesar 1,96% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 2,00%.
Kasus tertinggi penyakit tidak menular tahun 2015 pada kelompok penyakit jantung
dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi, yaitu sebanyak 634.860 kasus
CVD) pada dua dekade terakhir menyebabkan deteksi dini dan kontrol hipertensi
diet hipertensi berperan penting untuk mencegah dan mengontrol tingginya tekanan
makanan dengan menjalankan diet rendah garam, kolesterol dan lemak jenuh. Obat-
Obat hanya dapat membuat tekanan darah kembali normal namun tidak dapat
memberikan jaminan serangan hipertensi tidak akan kambuh lagi. (Beevers, 2011)
angka prevalensi hipertensi yang terus meningkat setiap tahunnya. Maka dari hal
diet kaya serat dan mineral, diet rendah garam, rendah kolesterol, rendah lemak.
mineral seperti kalsium, kalium dan magnesium menurut angka kecukupan gizi
4
(AKG) serta membatasi bahan aditif pangan akan membantu penurunan tekanan
darah. Natrium merupakan salah satu zat yang menyebabkan hipertensi. Pada
darah, dan penurunan tekanan darah dapat diperoleh dengan mengurangi konsumsi
terhadap kestabilan tekanan darah. Kandungan zat gizi seperti lemak dan sodium
memiliki kaitan yang erat dengan munculnya hipertensi. Pelaksaanaan diet yang
tinggi garam, makanan yang berlemak, mengonsumsi makanan yang tinggi serat
gaya hidup yaitu mengurangi asupan garam (diet rendah garam) dalam
hambar/tidak berasa
Hubungan kepatuhan diet rendah garam dan terjadinya kekambuhan pada pasien
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet rendah garam dan dan keteraturan
kontrol tekanan darah pada penderita hipertensi, menunjukan bahwa kepatuhan diet
rendah garam responden sebagian besar termasuk dalam kategori cukup sebanyak
29 responden (64,4%) dan masih ada 17,8% responden yang tidak patuh dalam
menjalani diet rendah garam. Dan hasil penelitian Anggraeni (2016) didapatkan
sebanyak empat orang berperilaku patuh terhadap diet hipertensi yaitu sebesar 30%,
berpengaruh terhadap pola makan.masyarakat saat ini lebih memilih makanan siap
saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak
garam. Pola makan kurang sehat memicu penyakit hipertensi dan penyakit lainya
Pola makan yang tidak seimbang dan tidak terkontrol dapat menyebabkan
kenaikan berat badan (obesitas). Dimana orang yang obesitas lebih banyak
terjadinya penyakit kardiovaskuler atau hipertensi karena besar masa tubuh, banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.
Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat
sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri sehingga tekanan darah
promosi kesehatan/ penyuluhan tentang diet rendah garam sangat bermanfaat bagi
penderita hipertensi. Terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa
dimulai dari domain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap
baru pada subyek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk
Nopember 2017 di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
Kabupaten Langkat diperoleh data penderita hipertensi pada tahun 2015 sebanyak
98 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 101 orang dan pada tahun 2017 mulai
menderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
hipertensi yaitu sebesar 30%, dan 6 orang berperilaku tidak patuh terhadap diet
kepatuhan terhadap diet pada penderita hipertensi mayoritas kurang. Hal ini
garam merupakan tambahan yang penting dalam suatu masakan karena garam akan
membuat masakan menjadi enak, jika tidak menggunakan garam masakan akan
terasa hambar yang akan berpengaruh pada selera makan. Mereka lebih menyukai
dan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dengan alasan
tidak enak, sehingga dapat mengurangi selera makan. Dilihat dari fenomena dan
hasil studi pendahuluan, maka hal ini menarik perhatian bagi peneliti untuk mencari
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah ada penyakit hipertensi dari
konsumsi diet rendah garam berkaitan dengan tingginya konsumsi natrium pada
kepatuhan rendah garam dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama
kepatuhan rendah garam dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama
tahun 2018
hubungan kepatuhan diet Rendah Garam dengan tekanan darah pada pasien
dengan mematuhi diet Rendah Garam dan hasil penelitian ini diharapkan
Dengan adanya penelitian ini, maka dapat dijadikan sebagai data dasar dan
selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
2.1. Hipertensi
2.1.1. Pengertian
Hipertensi adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian dalam
pembuluh arteri saat darah dipompa ke seluruh peredaran darah. Tekanan darah
tidak pernah konstan dan dapat berubah drastis dalam hitungan detik, menyesuaikan
memompa darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronik
akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada pembuluh
arteri, berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik diastolic
peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal.
Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari
10
(mmHg)
pengukuran, kecuali bila tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 120 mmHg dan atau
tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 210 mmHg. Pengukuran pertama harus dikonfirmasi
pada sedikitnya dua kunjungan lagi dalam waktu satu sampai beberapa minggu
normal adalah berkisar antara 90mmHg sampai 119 mmHg untuk Tekanan Sistolik
(Hypotension) atau Tekanan Darah Rendah, sedangkan diatas 140/90 mmHg sudah
(Bescós, 2012).
12
hipertensi yaitu :
a. Olah raga
akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga
otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan
sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada
arteri
b. Diet
Sodium adalah mineral yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal. Asupan
sodium yang tinggi bisa meningkatkan darah tekanan pada orang yang peka
terhadap sodium. Membatasi sodium sampai 3 gram perhari dianjurkan. Ini bisa
diproses dan tidak menambahkan garam ke mereka saat memasak atau makan
mereka. Orang dengan asupan kalsium rendah atau sedang mungkin berisiko
terkena tekanan darah tinggi. Ini bias dimodifikasi dengan mengkonsumsi 2 atau
lebih porsi produk susu rendah lemak (seperti susu skim atau rendah lemak
yoghurt) setiap hari. Lemak dapat mempengaruhi tekanan darah, terutama jika
hingga kurang dari 30% kalori harian, dengan porsi asupan lemak terbesar
Termasuk tiga sampai lima porsi buah dan sayuran dalam makanan sehari-hari
potasium tinggi.
c. Obesitas/Kegemukan
20% atau lebih di atas berat badan ideal) cenderung mengalami tekanan darah
tinggi. Mendapatkan kelebihan berat badan, terutama antara usia 24 dan 36,
d. Alkhohol
secara dramatis, dan juga penyebabnya sebuah elevasi saat penarikan. Usahakan
membatasi asupan alkohol maksimal dua kali seminggu dan maksimal dari dua
minuman per duduk (setara dengan 2 gelas empat ons anggur, 2 gelas bir delapan
ons atau 2 tembakan roh). Juga, ingat bahwa alkohol sangat tinggi kalori kosong
e. Stress
Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi
dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka
Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
f. Merokok
Merokok merupaka salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan
tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru
dan diedarkan oleh pembulu dadarah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap
nikotin dengan member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin
(Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih
dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa
memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan
tubuh
tanda atau gejala, bahkan sampai tekanan darah mencapai tingkat tinggi sampai
darah tinggi mungkin merasakan sakit kepala, pusing, pingsan dan mimisan, tanda-
tanda dan gejala ini biasanya tidak terjadi sampai tekanan darah tinggi telah
mencapai tahap yang parah atau yang mengancam jiwa. Tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut silent killer karna tidak memiliki gejala luar selama
15
paru-paru, pembuluh darah, otak dan ginjaljika tidak diobati (NICE, 2011).
puskesmas atau pelayanan kesehatan lainya perlu ditetapkan standar. Adapaun SOP
(Kemenkes, 2015)
1. Prosedur :
Persiapan
1) Persiapan Pasien
2) Persiapan Alat
a) Tensimeter
b) Stetoscope
c) Alat tulis.
2. Pelaksanaan :
b. Mencuci Tangan
g. Mencuci Reservoir
16
k. Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset sampai detak arteri
manset
s. Merapikan pasien
u. Mencuci tangan
w. Membuat grafik / kurve pada lembaran status pasien dengan tepat dan benar
g. Pasien baru.
a. Pertahankan berat badan ideal. Atur pola makan, antara lain tidak mengonsumsi
makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan
sayur
b. Olahraga teratur.
f. Periksa tekanan darah secara berkala. Dan lakukan pengecekan ulang minimal
setiap 2 tahun untuk kelompok nomotensi dan setiap tahun untuk kelompok pre
hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-90
mmHg dan
secara teratur
a. Pencegahan
yang amat baik agar penderita tekanan darah tinggi kambuh gejala penyakitnya.
1) Diet rendah lemak. Kurangi atau hindari makanan gorengan, daging yang
2) Diet rendah garam. Batasi pemakainan garam dan makanan yang diasinkan
seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, kecap asin, dan lain-lain.
beralkohol.
4) Lakukan olah raga teratur dan terkontrol. Olah raga yang cocok berupa
aktifitas aerobik seperti jalan kaki, barlari, naik sepeda dan berenang.
b. Tujuan Pengobatan.
19
Aspek yang patut mendapat perhatian, yang juga merupakan tujuan dalam
7) Memulihkan kerusakan target organ dengan obat anti hipertensi masa kini.
Hal yang berbahaya bagi penderita hipertensi ialah jika tensinya meninggi
keluhan sakit kepala hebat, rasa berputar, dan kadang-kadang disertai mual.
Seandainya hal ini terjadi sebaiknya penderita segera dirawat ke rumah sakit untuk
mendapat pertolongan.
dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang
menderita hipertensi. Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien
hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada hipertensi. Adapun
cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok, mengurangi kelebihan berat
badan, menghindari alkohol, modifikasi diet. Dan yang mencakup psikis antara lain
Komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan darah (TD)
diastolik ≥ 130 mmHg atau kenaikan tekanan darah (TD) yang terjadi mendadak
dan tinggi. Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang sering terjadi adalah
pada mata, ginjal, jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan
berat disamping kelainan koroner dan miokard. pada otak sering terjadi pendarahan
Kelainan lain yang terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak
2015)
2.2. Kepatuhan
21
2.2.1. Pengertian
ketika perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau
nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan atau informasi yang
diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan dalam
suatu brosur promosi kesehatan melalui suatu kampanye media massa (Ian &
Marcus, 2011).
minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran
terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tidak mengindahkan
setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana. Sedangkan Sarafino (dalam Yetti,
sebagai berikut:
membantu
j. Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan layanan
kesehatan
a. Konformitas (conformity).
sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
b. Penerimaan (compliance).
persuasif dari orang yang berpengatuan luas atau orang yang disukai. Dan juga
c. Ketaatan (obedience).
pihak yang memiliki wewenang, bukan terletak pada kemarahan atau agresi
23
yang meningkat, tetapi lebih pada bentuk hubungan mereka dengan pihak yang
berwenang.
a. Segi Penderita
komunikasi antara dokter dengan pasien. Ada banyak cara dari dokter untuk
pasien.
cara pengobatannya.
Tenaga kesehatan, khususnya dokter adalah orang yang berstatus tinggi bagi
kebanyakan pasien dan apa yang ia katakan secara umum diterima sebagai
4. Pendekatan perilaku.
a. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari pasien yang
tidak patuh yang memiliki tujuan untuk mematuhi nasihat-nasihat pada awalnya.
paksaan dari tenaga kesehatan yang menghasilkan efek negatif pada penderita
sehingga awal mula pasien mempunyai sikap patuh bisa berubah menjadi tidak
b. Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga perlu
dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk mengubah perilaku, tetapi
c. Dukungan sosial, dukungan sosial dari anggota keluarga dan sahabat dalam
Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh
kepatuhan
2.3.1. Pengeertian
efek samping, karena menggunakan bahan makanan yang lebih alami, dari pada
Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa
efek samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Vitahealth,
2016)
(2012) :
a. Sumber kalori kompleks seperti beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula,
hunkwe, makroni, mie, bihun, roti dan biskuit. Sumber protein hewani (daging
dan ikan maksimum 100 gram/ hari, telur 1 butir/ hari, dan susu 200 gram/ hari)
tekanan darah.
28
(2012) :
paling banyak 100 gram per hariTelur Ayam/telur bebek, paling banyak 1 butir
sehari
hipertensi adalah
sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah
tertentu.
29
gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
f. Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca cola,
Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Garam dapur sama sekali
Pada diet ini penambahan garam hanya 1/2 sdt atau 2gr.
Diet ini diberikan pada penderita hipertensi ringan. Dalam diet ini, 1 sdt atau 4
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
Kabupaten Langkat tahun 2018. Variabel yang akan diteliti yaitu kejadian
hipertensi dan kepatuhan rendah garam. Berikut kerangka konsep dalam penelitian
ini:
Hipertensi :
Kepatuhan Rendah Garam a. Normal
a. Patuh b. Prehipertensi
b. Tidak Patuh c. Stadium I
d. Stadium II
tahun 2018. 30
berdasarkan teori yang ada. Desain yang digunakan adalah Cross-Sectina (Setiadi,
2011). Peneliti ingin melihat dan memaparkan hubungan kepatuhan rendah garam
dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
3.4.1. Lokasi
Lokasi yang akan dipilih sebagai tempat penelitian adalah di wilayah Kerja
2018
3.5.1. Populasi
32
datang di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan Kabupaten
3.5.2. Sampel
Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel
pada penelitian ini adalah masyarakat penderita hipertensi yang datang di wilayah
kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. Sampel
diperoleh menggunakan teknik Total Populasi. Gay dan Dhiel (dalam Aritonang,
2011) menyatakan bahwa untuk populasi yang kecil dibutuhkan paling tidak 20%
orang.
lapangan oleh peneliti yang diiperoleh dari responden yaitu melalui pembagian
kuesioner yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan sumber yang ada dan telah
di uji kevalitan pertanyaan dan langsung di isi oleh responden serta peneliti juga
melakukan wawancara yang dilakukan oleh peneliti jika ada data yang diperlukan
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi melalui
catatan arsip tentang jumlah penderita hipertensi yang ada di wilayah kerja
Independen
Dependen
mmHg dan
diastole
90-99
mmHg
d. Stadium II
apabila
systole ≥
160 mmHg
dan
diastole ≥
100 mmHg
terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot. Jumlah pertanyaan 9, total skor
tertinggi 36 dan terrendah adalah 9. Pada pernyataan positif, nilai 5 apabila selalu,
4 apabila sering, nilai 3 apabila kadang-kadang, nilai 2 apabila jarang sekali, nilai
1 apabila tidak pernah. Sementra pernyataan negatif nilai 5 apabila tidak pernah
nilai 4 apabila jarang sekali, nilai 3 apabila kadang-kadang, nilai 2 apabila sering,
nilai 1 apabila selalu. Sementara untuk mengukur kepatuhan rendah garam adalah
Rumus :
Nilai tertinggi – Nilai terendah
P =
2
36 – 9
=
2
= 4
35
3.8.2. Hipertensi
menggunaakan alat tensimeter dan stetoscope dimana standar yang dibuat peneliti
a. Apabila tekanan darah systole < 120 dan diastole < 80 mmHg dikatakan normal
b. Apabila tekanan darah systole 120-139 mmHg dan diastole 80-89 mmHg
dikatakan prehipertensi
c. Apabila tekanan darah systole 140-159 mmHg dan diastole 90-99 mmHg
dikatakan stadium I
d. Apabila tekanan darah systole ≥ 160 mmHg dan diastole ≥ 100 mmHg
dikatakan stadium II
penderita hipertensi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan
Sei Lepan Kabupaten Langkat. Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui
terhadap pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Uji coba kuesioner pada
penelitian ini dilakukan dengan uji validitas dan uji keterbacaan sebagai berikut :
Hasil uji validitas nilai r > r tabel dimana nilai r table 0,333 dimana 35 – 2
yang sama dengan karakteristik dalam penelitian ini yakni penderita hipertensi yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan Kabupaten
mengubah kalimat dari kuesioner yang ada sehingga responden memahami arti dari
pertanyaan.
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
menggunakan metode Cronbach,s Alpha, yaitu menganalisis alat ukur dari satu kali
pengukuran, dengan ketentuan jika nilai r-alpha = 10.784 > r-tabel 0.333 = maka
Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan
yang ada.
Pada tahap ini peneliti menentukan sumlah skor dalam penelitian ini dengan
menggunakan skala yang terkait dengancara jumlah jawaban yang benar dibagi
Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan
teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-
tabel.
garam dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei
Lepan Kabupaten Langkat tahun 2018. Data penelitian yang diperoleh dari hasil
kuesioner berupa jawaban dari responden diubah menjadi data kuantitatif berupa
38
skor nilai, lalu data yang telah terkumpul tersebut dilakukan analisa, langkah-
distribusi frekuensi.
b. Analisa Bivariat adalah suatu tabel yang menggambarkan penyajian data dari
dua variabel secara silang dan untuk melihat hubungan antara kedua variabel
2012)
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus di perhatikan, yang meliputi:
Tujuan Informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
40
Desa Lama Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2018 yakni :
Karakteristik f %
Umur
1 < 40 tahun 1 1.9
2 41 - 50 tahun 20 37.7
3 > 50 tahun 32 60.4
Jenis Kelamin Anak
1 Laki-laki 36 67.9
2 Perempuan 17 32.1
Pendidikan
1 SD 1 1.9
2 SMP 15 28.3
3 SMU 19 35.8
4 Sarjana 18 34.0
Jumlah 53 100
4
0
41
Karakteristik f %
Pekerjaan
1 Karyawan 12 22.6
2 Wiraswasta 16 30.2
3 PNS 25 47.2
Jumlah 53 100
orang (60,4%) dan minoritas umur < 40 tahun sebanyak 1 orang (1,9%). Dilihat
dari jenis kelamin mayoritas laki-laki sebanyak 36 orang 67,9%) dan minoritas
Dilihat dari pekerjaan mayoritas PNS sebanyak 25 orang (47,2%) dan minoritas
Pada tabel 4.2 dapat dilihat berdasarkan kepatuhan diet rendah garam
mayoritas tidak patuh sebanyak 29 orang (54,7%) dan minoritas patuh sebanyak 24
orang (45,3%).
4.1.3. Hipertensi
42
Hipertensi f %
1 Normal 0 0
2 Prehipertensi 9 17.0
3 Stadium I 29 54.7
4 Stadium II 15 28.3
Jumlah 53 100
orang (17,0%).
garam dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa patuh terhadap diet rendah
tidak patuh terhadap diet rendah garam sebanyak 29 orang dimana hipertensi
bahwa ada hubungan kepatuhan diet rendah garam dengan hipertensi dimana nilai
p.value = 8,985 pada df = 1 dimana Sig < α (0,011 < 0,05). Jadi dalam penelitian
ini Ha diterima sementara H0 ditolak atau terdapat hubungan kepatuhan diet rendah
garam dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei
BAB V
PEMBAHASAN
44
dari dokter yang mengobatinya. Kepatuhan berasal dari kata patuh yaitu suka
menurut perintah, taat kepada perintah/aturan dan disiplin yaitu ketaatan melakukan
sesuatu yang dianjurkan atau yang ditetapkan, kepatuhan secara sederhana sebagai
perluasan perilaku individu yang berhubungan dengan minum obat, mengikuti diet
dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk medis (Caplan, 2013).
garam terhadap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei
Lepan Kabupaten Langkat mayoritas tidak patuh sebanyak 29 orang (54,7%) dan
bahwa sebagian besar responden tidak memiliki kepatuhan diet rendah garam yang
positif hal ini di tunjukkan bahwa sebagian besar responden mengatakan tidak
mengurangi makanan asin pada menu masakanya karena rasanya hambar kalu tidak
ada garam.
bahwa tekanan darah yang tidak terkontrol persentasenya lebih tinggi pada
responden yang mempunyai pola diet yang kurang baik yaitu sebanyak 42 orang
dari 44 orang (95.5%) dibandingkan dengan responden yang mempunyai pola diet
satu strategi non farmakologi yang efektif, tapi merubah dan mempertahankan
44
perilaku tidak mudah karena tanggung jawab besar dari kepatuhan diet tergantung
pada pasien dan perawatan diri adalah penting untuk mengontrol tekanan darah.
45
tekanan darah dianggap sebagai biaya investasi yang efektif dalam kesehatan
masyarakat. Kepatuhan diet adalah tindakan seumur hidup pada pasien hipertensi,
dan keinginan internal dan godaan berperan sebagai penghalang pada masalah ini.
natrium ada didalam kerangka tubuh. Asupan natrium berlebih terutama dalam
yang menyebabkan adema dan hipertensi. Natrium yang tinggi juga dapat
lebih kuat. Selain pembatasan natrium yang terdapat dalam garam dapur, perlu
dibatasi natrium yang terdapat dalam soda kue, baking powder, natrium benzoat,
antara lain meliputi umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, dan kebiasaan
hidup seperti merokok dan minuman beralkohol. Bagi yang memiliki faktor resiko
ini seharusnya lebih waspada dan lebih dini dalam melakukan upaya-upaya
preventif, contohnya yang paling sederhana adalah rutin kontrol tekanan darah lebih
(Caplan, 2013).
perilaku seseorang untuk menaati aturan dalam hal pengobatan yang meliputi
perlakuan khusus mengenai gaya hidup seperti diet dan kapan harus berkunjung
sebahagian responden masih memiliki kepatuhan diet rendah garam yang positif.
Hal ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi memiliki manajemen diri yang
positif, dimana dengan manajemen diri yang positif penderita hipertensi merasa
bahwa penyakit yang dialami oleh penderita tidak akan kambuh apabila mampu
untuk menjalani program pengobatan, disamping hal tersebut hal ini di dukung oleh
5.2. Hipertensi
tingkat mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi. Untuk mencegah timbulnya
hipertensi yang baik dengan cara menjaga kestabilan tekanan darah. Masalah
hipertensi dapat diatasi tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Untuk itu, diperlukan
adanya kontrol yang rutin dan modifikasi gaya hidup. Salah satu gaya hidup
sebanyak 9 orang (17,0%). Hasil penelitian ini didukung teori Sutanto (2015) yang
kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat (Yundini,
2013).
terhadap kestabilan tekanan darah. Kandungan zat gizi seperti lemak dan sodium
memiliki kaitan yang erat dengan munculnya hipertensi. Pelaksaanaan diet yang
tinggi garam, makanan yang berlemak, mengonsumsi makanan yang tinggi serat
tentang persepsi untuk melakukan kepatuhan diet rendah garam yang baik dapat
dilakukan melalui pendekatan aplikasi Health Promotion Model (HPM), yaitu suatu
model promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Pender tahun 1996. Model ini
memiliki komponen yang terdapat dalam perilaku spesifik pengetahuan dan sikap,
terdiri atas persepsi terhadap manfaat tindakan, persepsi terhadap hambatan untuk
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya dan arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dan tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
48
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa melalui pembuluh yang sempit
dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah . adapun penyebab
lainnya seseorang mempunyai tekanan darah yang tinggi adalah faktor yang dapat
dikendalikan antara lain merokok, obesitas, kurang olah raga, kafein, pengguna
tidak patuh terhadap diet rendah garam sebanyak 29 orang dimana hipertensi
dan minoritas prehipertensi sebanyak 3 orang (5,7%). Pasien yang tidak patuh
memberikan alasan bahwa makanan yang disajikan rumah sakit terasa hambar,
nafsu makan berkurang dan lebih tertarik mengkonsumsi makanan yang dibawa
oleh keluarga. Sedangkan pasien yang patuh mengikuti anjuran dari petugas gizi.
terkontrol. Menurut pola diet lebih dari separuh (56.4%) responden mempunyai
pola diet kurang baik. Tidak terkontrolnya tekanan darah pada responden
disebabkan tidak melakukan pola diet rendah garam yang baik, kebanyakan dari
mengandung garam. Berdasakan hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai p.value
= 8,985 pada df = 1 dimana Sig < α (0,011 < 0,05). Jadi dalam penelitian ini Ha
diterima sementara H0 ditolak atau terdapat hubungan kepatuhan diet rendah garam
49
dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
bahwa melalui hasil uji statistik antara pola diet dengan terkontrolnya tekanan darah
pada penderita hipertensi diperoleh nilai p< 0,05 yang berarti terdapat hubungan
yang bermakna antara pola diet dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita
Kesehatan RI. (2012) dimana penyakit hipertensi dapat di sebabkan karena tuntutan
hidup serta cepat berpengaruh terhadap pola makan.masyarakat saat ini lebih
memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat,tinggi lemak,tinggi gula
hipertensi menjadi sikap sehat adalah tahap terpenting dalam program kesehatan
kesehatan. Untuk itu diperlukan sikap yang baik dengan cara-cara berperilaku hidup
yang sehat dengan merubah perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-
Perilaku yang perlu diubah misalnya pembatasan asupan natrium (komponen utama
garam) karena terbukti tidak baik untuk kesehatan penderita hipertensi (Sutanto,
2015). Masalah yang lain dalam mengontrol hipertensi adalah kemampuan pasien
untuk patuh terhadap instruksi kesehatan. Dari data WHO bahwa 60 % dari
sangat sedikit pasien yang bisa diterapi secara efektif. Syarat untuk menumbuhkan
tekanan darah dalam batas normal, membantu dalam menangani masalah hipertensi
dan meminimalkan dosis obat yang dibutuhkan (Effendy, & Rosyid, 2011). Seperti
hubungan asupan natrium dengan tekanan darah. Jika asupan kurang dari 3 gram
sehari maka prevalensi hipertensi persentasenya rendah, tetapi jika asupan garam
Menurut asumsi peneliti bahwa pola diet yang kurang baik pada penderita
hipertensi tentang pola diet hipertensi. Pola diet yang kurang baik, menyebabkan
tekanan darah tidak akan terkontrol. Disararnkan melalui perawat dan petugas gizi
Selain faktor diet rendah garam yang tidak terkontrol masih ada faktor lain
lemak, konsumsi buah dan sayur, konsumsi air, olah raga, merokok, stress serta
obesitas. Untuk itu dari keterbatasan penelitian ini maka kiranya penderita
BAB VI
6.1. Kesimpulan
diet rendah garam dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lama
52
Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2018 maka dapat dilihat
menunjukan bahwa nilai p.value = 8,985 pada df = 1 dimana Sig < α (0,011 <
0,05). Jadi dalam penelitian ini Ha diterima sementara H0 ditolak atau terdapat
Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2018. Hal
ini diakibatkan karena natrium yang tinggi juga dapat mengecilkan diameter
6.2. Saran
pasien dengan gejala hipertensi atau yang sudah menderita hipertensi dapat
kesehatan serta menambah resiko yang bias diderita pasien akibat peningkatan
pasien pada setiap berkunjung ke puskesmas tentang diet rendah garam dan terapi
hipertensi lainnya serta tidak hanya melibatkan pasien itu sendiri tetapi juga bisa
kepatuhan di dalam melaksanakan diet rendah garam, Jika pasien hipertensi tidak
patuh dalam pelaksanaan diet rendah garam dapat menimbulkan masalah pada
Akan tetapi panatalaksanaan hipertensi ini dengan cara diet ini hendaknya tidak
dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap
penelitian yang lebih lama, sehingga dalam pengumpulan data, jumlah data yang
diperoleh mendapatkan hasil yang lengkap dan lebih sempurna, serta menggunakan
metode dan rancangan yang lebih kuat dengan pendekatan yang longitudinal
sehingga dapat menunjukkan hubungan sebab akibat dari variabel dependen dan
DAFTAR PUSTAKA
Amir, 2012. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat, Jantung. Koroner.
Jakarta : PT. Intisari Media Utama
Bandura, A. 2011. Self efficacy and health. In N. J. Smelzer & P. B. Baltes (Eds).
International encyclopedia of the social and behavioral sciences, Vol. 20
54
Giles. G, 2015. Health Education Creating Strategies for School and Community
Health, Jones and Bartlett Publishers, LLC
Ian A.P. & Munafo Marcus, 2011, Psikologi Kesehatan, Panduan Lengkap dan
Komprehensif bagi studi Psikologi Kesehatan, Yogyakarta, PT PallMall
Kemenkes RI, 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Repoblik
Indonesia tentang Hipertensi. Jakarta
Mamoto, F, Kandou, GC, Pijoh, VD 2012, ‘Hubungan antara asupan natrium dan
obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di
puskesmas Tumaratas kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa, hlm.1-
6.
NICE, 2011. National Institute for Health and Clinical Excellence Level 1A, City
Tower, Piccadilly Plaza, ManchesterAll rights reserved. Last modified
Nail, Niven. 2016.. Psikologi kesehatan : pengantar untuk perawat dan profesi
kesehatan lain. Edisi 2. Editor Monica Ester . Jakarta : EGC
Puspita, 2012. Sikap terhadap kepatuhan diit hipertensi dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Doro II Kabupaten
Pekalongan . Jurnal Keperawatan Vol. 5 No. 1 Maret 2012 : 1 – 13
56
Sutanto. 2015. Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan
Diabetes. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Yazid, N, 2016. Kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di Desa
Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kab. Mojokerto
WHO 2012, World Health Day 2013 : Measure your blood pressure, reduce your
risk, diakses tanggal 2 September 2017.
<http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2017/world_health_day
_2017/0209/en
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian
1. Isikan jawaban yang menurut anda benar.
2. Berikan jawaban anda atas setiap pernyataan/pertanyaan yang ada dengan
memberi tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan.
57
LEMBAR OBSERVASI
C. Tekanan Darah
Lembaran observasi untuk menentikan hiperternsi berdasarkan klasifikasi
(mmHg)