Вы находитесь на странице: 1из 10

Analisis Ongkos Peralatan ………………………..... (Haryadi, Purnawan, Bambang D, M.

Sugiono)

ANALISIS ONGKOS PERALATAN PRAKTEK PRODUKTIF PADA


WORKSHOP MESIN ISLAMIC DEVELOPMENT BANK FPTK UPI

Haryadi, Purnawan, Bambang D., Moh. Sugiono


Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI
Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
e-mail : haryadi@upi.edu

ABSTRAK
Adanya bantuan dari Islamic Development Bank (IDB) kepada UPI, khususnya bantuan
peralatan praktek produktif di JPTM tentunya harus disikapi secara positif dengan terbukanya
peluang yang lebih besar untuk mengembangkan unit jasa dan produksi yang akan
menghasilkan income generating bagi institusi. Salah satu langkah kongret yang harus
dilaksanakan adalah penyusunan dan pengembangan standart pengelolaan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ongkos peralatan praktek produktif pada
workshop mesin hibah IDB. Ongkos peralatan merupakan bagian tak terpisahkan dari ongkos
praktikum/produksi, sehingga penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan
akuntabilitas pengelolaan keuangan praktek di JPTM. Penelitian menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan naturalistik. Data dijaring melalui studi dokumentasi, dan
observasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Komponen-komponen ongkos yang
terkait secara langsung dalam menentukan ongkos praktikum produktif meliputi ongkos
bahan benda kerja, ongkos produksi pemesinan, dan ongkos pahat; (2) Ongkos
pemesinan/peralatan disusun oleh komponen ongkos tetap mesin/peralatan, ongkos daya, dan
ongkos tidak langsung terhadap luas lantai yang digunakan oleh mesin/peralatan; (3) Telah
dihasilkan perhitungan ongkos operasi mesin/peralatan di workshop IDB JPTM FPTK UPI.
Kata kunci : Ongkos, peralatan, praktek, produktif

ABSTRACT
The support of the Islamic Development Bank ( IDB ) to UPI , especially aid equipment in
JPTM productive practice should certainly be addressed positively by opening up greater
opportunities to develop services and production unit that will produce income generating
for the institution . One of the measures that should be implemented kongret is the
preparation and development of financial management standards . This study aims to analyze
the cost of the equipment in the workshop productive practice IDB grants engine . The cost of
equipment is an integral part of the cost of lab / production , so this research is also useful to
increase the accountability of financial management practices in JPTM . The study used
descriptive naturalistic approach . Data captured through the study documentation , and
observation . The results of the study revealed that : ( 1 ) The components of direct costs
related to determining costs include the cost of productive lab workpiece material ,
machining production costs , and the cost of the chisel ; ( 2 ) The cost of machinery /
equipment components fixed costs prepared by machinery / equipment , power costs , and
indirect costs to the floor area used by the machinery / equipment ; ( 3 ) has been generated
calculation of the cost of operating the machinery / equipment at IDB workshop JPTM FPTK
UPI .
Keywords : Cost , equipment , practices , productive

41
TORSI, Volume XII, No. 1, Januari 2014

PENDAHULUAN

Kegiatan praktikum bagi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JPTM)


merupakan salah satu metoda pembelajaran untuk mencapai tiga tujuan secara bersamaan,
yaitu : meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan
psikomotorik. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk melatih proses pembiasaan diri
dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara ilmiah, karena semua keterampilan
yang penting dalam praktikum dapat dilatih secara bersamaan. Keterampilan-keterampilan
yang dilatih dalam praktikum tersebut adalah menganalisa gejala, mengumpulkan informasi,
menyusun hipotesa, menyusun rencana kerja untuk memeriksa kebenaran hipotesa dan
mengevaluasi data-data yang diperoleh, menarik kesimpulan, dan melaporkan hasil
praktikum. Dalam waktu selanjutnya keterampilan-keterampilan tersebut merupakan bekal
yang akan bermanfaat bagi mahasiswa untuk mencapai kompetensi, baik sebagai ahli teknik
maupun sebagai guru di bidang teknik mesin. Mengingat kegiatan praktikum merupakan
kegiatan yang sangat strategis, maka harus dioptimalkan baik dalam perencanaan,
pelaksanaan maupun hasilnya.
Secara sistemik, perencanaan berkaitan erat dengan proses dan hasil, sehingga
kurang optimalnya perencanaan program praktikum yang dibuat akan berimplikasi langsung
terhadap kualitas proses atau pelaksanaan dan hasil dari program praktikum tersebut.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan-kenyataan kurang optimalnya kegiatan
praktikum di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, khususnya dalam perencanaan program
kegiatan praktikum produktif. Diantara indikatornya adalah dari segi perencanaan anggaran
yang dinilai kurang accountable karena tidak adanya data empirik yang kongret untuk
menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan parktikum suatu mata kuliah
produktif. Metode yang selama ini digunakan hanyalah dengan berdasarkan jumlah SKS
mata kuliah dan jumlah mahasiswa yang mengontraknya tanpa berdasakan kepada kebutuhan
ril yang accountable serta dengan tingkat ketergantungan pendanaan yang sangat tinggi
terhadap universitas.
Ditinjau dari konsep pendidikan berbasis industri, ataupun dalam rangka
perencanaan untuk mencari sumber income generating institusi, penentuan biaya praktikum
dengan menggunakan metode tersebut jelas kurang sesuai. Alasan pertama, metode ini tidak
dapat digunakan sebagai dasar suatu investasi, karena tidak mampu menentukan dan

42
Analisis Ongkos Peralatan ………………………..... (Haryadi, Purnawan, Bambang D, M.Sugiono)

memprediksi keuntungan atau kerugian yang terjadi dari kegiatan praktikum produktif
tersebut. Padahal pelaksanaan praktikum produktif menggunakan mesin atau peralatan yang
cukup mahal tetapi tidak dapat dijadikan sumber income generating. Efek langsung yang
terlihat adalah mesin-mesin atau peralatan banyak yang rusak dan tidak dapat digunakan
apalagi beregenerasi. Hal ini tentu merupakan suatu indikator kegagalan investasi.
Kedua, terkadang suatu mata kuliah mengalami kekurangan biaya sementara ada
mata kuliah lain yang kelebihan biaya paktikum. Lalu bagaimana dan dari mana mencari
kekurangan biaya praktikum tersebut? Kekurangan biaya praktikum ini akan berakibat
negatif terhadap kualitas pelaksanaan program praktikum produktif yaitu tidak semua
pekerjaan praktek yang seharusnya dilakukan mahasiswa dapat dilaksanakan. Dampak lebih
jauhnya adalah tidak tercapainya kompetensi mahasiswa terutama pada aspek psikomotornya.
Ketiga, kegiatan praktikum tidak dapat dilakukan pada waktunya karena jurusan/prodi harus
menunggu pembagian dana dari universitas dan biasanya dana tersebut baru dapat dicairkan
setelah tengah semester, akibatnya program praktikum tidak dapat terlaksana sesuai
perencanaan. Keterlambatan pelaksanaan praktikum akan berakibat pada keterlambatan
mahasiswa dalam menyelesaikan pekerjaan dalam praktikum, sehingga selain menyebabkan
keterlambatan penilaian juga akan mengganggu kegiatan praktikum mata kuliah lain yang
menggunakan fasilitas yang sama.
Adanya bantuan dari Islamic Development Bank (IDB) kepada UPI, khususnya
bantuan peralatan praktek produktif di JPTM tentunya harus disikapi secara positif dengan
terbukanya peluang yang lebih besar untuk mengembangkan unit training dan produksi yang
akan menghasilkan income generating bagi institusi. Program ini intinya adalah dengan
memanfaatkan secara optimum mesin dan peralatan yang ada pada workshop JPTM
berdasarkan kaidah industri, yaitu dengan menjadikan mesin dan peralatan tersebut sebagai
salah satu faktor produksi yang menguntungkan. Ini dapat dilakukan dengan pengembangan
pola pembelajaran praktikum produktif yang terintegrasi, pelaksanaan praktikum dengan
output produk yang dapat menghasilkan nilai tambah, dan pemanfaatan mesin dan peralatan
praktikum produktif untuk kegiatan pelatihan dengan peserta di luar mahasiswa JPTM.
Program ini selain akan mampu meningkatkan kualitas kompetensi mahasiswa JPTM juga
akan mampu menjadikan workshop mesin sebagai salah satu sumber income generating.

43
TORSI, Volume XII, No. 1, Januari 2014

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode untuk menganalisis
ongkos praktikum di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Secara khusus penelitian
ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi komponen-komponen yang digunakan untuk membentuk formula
ongkos peralatan praktikum produktif di JPTM FPTK UPI .
2. Mengidentifikasi parameter-parameter tiap komponen yang dijadikan dasar dalam
perhitungan ongkos peralatan praktikum produktif di JPTM FPTK UPI.
3. Mendapatkan data seluruh peralatan beserta data parameter-parameter kongret untuk
perhitungan ongkos peralatan praktikum produktif di JPTM FPTK UPI.
4. Menghasilkan perhitungan ongkos tiap-tiap peralatan praktikum produktif secara empirik
pada workshop IDB JPTM FPTK UPI.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftik dengan
pendekatan naturalistik. Data dijaring melalui observasi dan studi dokumentasi. Langkah-
langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Analisis ongkos peralatan


praktik produktif

Gambar 1. Alur penelitian

44
Analisis Ongkos Peralatan ………………………..... (Haryadi, Purnawan, Bambang D, M.Sugiono)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Komponen Ongkos Praktek Produktif di Workshop IDB JPTM FPTK UPI
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa ongkos utama dalam
pelaksanaan praktikum pemesinan di atas hanyalah untuk ongkos material saja, karena untuk
ongkos-ongkos yang lain tidak dibebankan pada kegiatan praktikum tersebut. Sebagai contoh
ongkos operasi mesin tidak diperhitungkan, karena kenyataannya daya listrik yang dipakai
dibayar oleh institusi, ongkos operator tidak ada karena dikerjakan oleh mahasiswa, ongkos
teknisi juga tidak ada karena teknisi atau instruktur/dosen merupakan pegawai negeri yang
digaji oleh negara. Contoh lain untuk proses membubut, ongkos pahat bubut juga tidak ada
karena pahat yang dipakai untuk praktikum adalah pahat yang diasah oleh mahasiswa pada
mata kuliah sebelumnya.
Namun demikian, sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka dalam penelitian ini
telah diidentifikasi sumber-sumber ongkos yang dipandang berkaitan langsung dengan
pelaksanaan praktikum pemesinan. Sehingga dapat dirumuskan bentuk formula ongkos yang
mendekati kenyataan (fakta kongkret) di lapangan. Formula ongkos yang disusun dapat
dijadikan patokan dalam penentuan biaya praktikum pemesinan secara rasional, dengan
asumsi ongkos total per produk sama dengan biaya praktikum pemesinan tiap mahasiswa.
Formula biaya yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan adalah sebagai
berikut :
Cu = C M + Σ Cp
Dimana ;
Cu = Ongkos total per produk atau biaya praktikum tiap benda kerja tiap mahasiswa (Rp /
mahasiswa )
CM = Ongkos material (Rp / produk )
Cp = Ongkos produksi (Rp / produk)

Selanjutnya ongkos material disusun oleh harga pembelian material dan ongkos tak
langsung yang berupa ongkos transportasi pembelian, ongkos penyimpanan, ongkos pre-
cutting, dan sebagainya. Ongkos pre-cutting dan ongkos transportasi dianggap tidak ada
karena dalam pembelian material dapat meminta untuk dipotongkan sekalian tanpa dikenakan
ongkos tambahan dan pemesanan material dapat dilakukan melalui telepon yang telah masuk
dalam overhead kantor. Sehingga formula ongkos material yang digunakan adalah sebagi
berikut :

45
TORSI, Volume XII, No. 1, Januari 2014

CM = CMO + CMI
Dimana; CMO = harga material benda kerja (Rp / mahasiswa )
CMI = ongkos penyimpanan material (Rp/ mahasiswa )
Untuk menghitung harga material tiap mahasiswa atau material awal benda kerja tiap
mahasiswa digunakan formula sebagai berikut :
LBK
CMO = x CMT
LMT

Dimana ; LBK = Panjang (berat) benda kerja (mm)


LMT = Panjang (berat) material total (mm)
CMT = Harga material total (Rp)
CMT = WMT x CST
WMT= Berat material total (Kg)
CST = Harga material tiap kilogram (Rp/kg)

Sementara itu perhitungan ongkos produksi dibatasi pada ongkos pemesinan dan
ongkos pahat, sedangkan ongkos peralatan digabung dalam perhitungan ongkos mesin dan
kelengkapannya. Formula untuk menghitung ongkos produksi dalam penelitian ini adalah :
Cp = C m + C e
Dimana ; Cm = ongkos pemesinan (Rp / produk)
Cm = Com x tm
Com= Ongkos operasi mesin (Rp/menit)
tm = waktu pemesinan (menit)
Ce = ongkos pahat (Rp/produk)

Dalam praktikum pemesinan, khususnya pemesinan bubut dan drilling menggunakan


pahat HSS yang dapat diasah ulang. Ongkos pengasahan tidak diperhitungkan karena proses
pengasahan pahat dilakukan di luar praktikum pemesinan, sehingga dapat diasumsikan pahat
telah siap untuk digunakan dengan umur pahat sesuai dengan parameter pemotongan yang
akan dilakukan. Berdasarkan perbandingan antara jenis bahan pahat yaitu HSS dengan benda
kerja berupa baja karbon medium dihasilkan kecepatan potong moderat berkisar antara 30
m/menit s.d. 50 m/menit dengan kecepatan pemakanan antara 0,1 mm/r sampai dengan 0,4
mm/r dihasilkan umur pahat sekitar 30 menit. ( Taufiq Rochim, 1993 : 122). Formula ongkos
mata potong pahat menggunakan rumus pahat yang dapat diasah tanpa memasukan ongkos
penyetelan pahat pada tool shank karena pahat langsung dipasang pada tool post. Formula
ongkos mata potong pahat adalah sebagi berikut .

46
Analisis Ongkos Peralatan ………………………..... (Haryadi, Purnawan, Bambang D, M.Sugiono)

Cotb  rg cg tg
ce = ……………………
rg  1

‘dimana,
ce = ongkos mata potong pahat ; Rp/mata potong
C otb = harga pahat HSS atau pahat dengan karbida sisipan yang dipatri keras (brazed
carbide tip) dalam kondisi siap pakai (tajam) ; Rp
‘rg = jumlah pengasahan yang mungkin dilakukan, sampai mata potong menjadi pendek
(diperkirakan sekitar 4 s.d. 15 kali )
‘cg tg = ongkos pengasahan pahat, tergantung pada ongkos operasi permenit untuk proses
pengasahan cg, dan waktu pengasahan tg

Berdasarkan uraian di atas maka formula biaya praktikum yang dihasilkan
dari penelitian ini secara garis besar terdiri atas tiga komponen, yaitu : ongkos material,
ongkos operasi mesin, dan ongkos pahat. Ketiga komponen tersebut dapat dirumuskan dalam
suatu formula sebagai berikut.
Cu = C M + C m + C e
Atau secara rinci dapat dituliskan sebagai berikut.

 LBK   C otb  rg .C g .t g t c  


Cu =    
xH MT  C MI   (C fx  C d  C i ) xt m  (
rg  1
)x 
 LMT   T  

B. Parameter Perhitungan Ongkos Mesin dan Peralatan


Sesuai dengan hasil pengamatan dan konsultasi, maka dalam parameter-parameter
yang diperhitungkan dalam penentuan ongkos mesin dan peralatan dibatasi pada ongkos tetap
mesin, ongkos daya, dan ongkos tidak tetap mesin berdasarkan luas lahan yang
digunakannya. Parameter ongkos tetap mesin dibatasi pada aspek harga awal
mesin/peralatan, asumsi waktu depresiasi mesin/peralatan, dan asumsi-asumsi tentang pajak,
tingkat suku bung, inflasi, dan asuransi. Selengkapnya parameter tersebut disusun dalam
sebuah formula sebagai berikut :

Dimana : Cf : Ongkos tetap mesin atau peralatan (Rp/tahun)


Co : Harga beli mesin atau peralatan (Rp)
y : asumsi waktu penyusustan mesin atau peralatan (tahun)
Ipti : asumsi pajak, tingkat suku bung, inflasi, dan asuransi (Rp/tahun)

47
TORSI, Volume XII, No. 1, Januari 2014

Sementara itu ongkos daya dibatasi pada parameter harga daya per kwh, daya
nominal mesin, asumsi efisiensi beban, dan aktifitas mesin rata –rata. Parameter-parameter
tersebut disusun dalam sebuah persamaan sebagai berikut :
Cd = No xη x tc x ( cpln/60)
Dimana : Cd : Ongkos daya (Rp/menit)
No : Daya nominal (kW)
η : asumsi effisiensi daya (%)
cpln : harga daya listrik PLN (Rp/kwh)

Kemudian bagi mesin/peralatan dikenakan beban tak langsung sesuai dengan luas
lantai yang digunakannya, yaitu :
Ci = A x c A

Dimana : Ci : Ongkos tak langsung mesin / peralatan (Rp/tahun)


A : Luas lantai yang digunakan mesin/peralatan (m2)
CA : Ongkos atas luas lantai yang digunakan (Rp/m2)

C. Ongkos Mesin dan Peralatan Praktek Produktif


Berdasarkan formula-formula ongkos mesin dan peralatan yang disusun sebelumnya,
maka selanjutnya dilakukan perhitungan ongkos tern peralatanhadap seluruh mesin dan
peralatan yang terdapat pada workshop IDB JPTM FPTK UPI. Hasil perhitungan
selengkapnya terdapat pada lampiran. Contoh dari beberapa hasil perhitungan ditunjukkan
pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Contoh hasil perhitungan ongkos operasi mesin


Daya Area Hargabeli/mesin Ongkos
No Mesin&Klasifikasi
(kW) (m^2) (Co) (per menit)
1 BubutMaximat V13 4 2.47 Rp52,250,000.00 Rp188.31
2 Bubut Basic Plus 1.118 8.84 Rp69,000,000.00 Rp345.14
3 Bubut CQ 6230A 1.5 2.04 Rp31,768,000.00 Rp109.38
4 Tool Grinding, KSW 200 0.18 1.43 Rp43,350,000.00 Rp125.80

48
Analisis Ongkos Peralatan ………………………..... (Haryadi, Purnawan, Bambang D, M.Sugiono)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :


1. Komponen-komponen ongkos yang terkait secara langsung dalam menentukan ongkos
praktikum produktif meliputi ongkos bahan benda kerja, ongkos produksi pemesinan, dan
ongkos pahat;
2. Ongkos pemesinan/peralatan disusun oleh komponen ongkos tetap mesin/peralatan,
ongkos daya, dan ongkos tidak langsung terhadap luas lantai yang digunakan oleh
mesin/peralatan;
3. Telah dihasilkan perhitungan ongkos operasi mesin/peralatan di workshop IDB JPTM
FPTK UPI.

Hasil penelitian ini akan dapat digunakan oleh pimpinan prodi/jurusan dalam
mengambil kebijakan terutama menyangkut pengalokasian/pendistribusikan dana praktikum,
sehingga akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan, meningkatkan kualitas
layanan pembelajaran praktek produktif, dan sebagai dasar untuk mengembangkan unit jasa
training dan produksi di waktu mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. (1988). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta: P2LPTK.
Bedworth, David D. (1987), Integrated Production Control System, John Wiley & Sons Inc,
New York.
Budi Santoso. (2000), Pemodelan Pabrik untuk Pengelolaan Lini Produksi, Thesis Program
Magister, Institut Teknologi Bandung.
E. Paul DeGarmo, (1990), Material and Processes in Manufacturing 7th edition, Macmillan
Publishing Company, New York.
Evans, Rupert N. (1971). Foundation of vocational education. Columbus: Charles E. Merril
Publishing Co.
IAPSDP, (2001), Competency- Based Training, AusAID, Sydney.
Jusuf, Eddy (2001), Peranan Dunia Pendidikan dalam Mengembangkan Dunia Usaha Pada
Era Otonomi Daerah (makalah), Bandung : FPTK-Universitas Pendidikan
Indonesia.
Lembaga Sertifikasi Profesi Logam dan Mesin Indonesia, (2002), Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Industri Logam dan Mesin,

49
TORSI, Volume XII, No. 1, Januari 2014

Sri Raharno, (1999). Metode Penghitungan Ongkos Material dengan Pemodelan


Berorientasi Objek, Tugas Akhir Teknik Mesin ITB.
Suzaki, K. (1993), The New Shop Floor Management, The Free Press, New York.
Taufik Rochim, (1993), Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, Higher Education
Development Support Project, Jakarta.
Thompson, John F. (1973). Foundation of vocational education. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc.
Thorogood, Ray. (1982). Current themes in vocational education and training polices: Part I.
Industrial and Commercial Training
Yatna Yuwana Martawirya, (2000). Kumpulan Modul Sistem Produksi, Jurusan Teknik Mesin
FTI, Institut Teknologi Bandung.

50

Вам также может понравиться