Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
PASCASARJANA
STIE MALANGḈEḈWARA
2018
2
Contents
BAB I
Latar Belakang............................................................................................................................3
Rumusan Masalah...................................................................................................................... 4
Tujuan Penelitian........................................................................................................................4
Kerangka dan Hipotesis Penelitian..........................................................................................5
Landasan Teori............................................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Internet banking merupakan salah satu self service technology yang saat ini sudah
diterapkan oleh kebanyakan Bank Umum skala besar di Indonesia. Hal ini
dikarenakan internet banking mendapat respon positif di kalangan nasabah di
Indonesia, khususnya yang memiliki aktivitas mobile dan beredukasi tinggi.
Salah satu bank yang saat ini aktif dalam mempromosikan konsep ‘Go Mobile’
dalam bertransaksi adalah CIMB Niaga, dengan produk CIMB click internet
banking dan mobile banking. Salah satu elemen dari flow chart di internet
banking CIMB, ketika nasabah akan melakukan verifikasi transaksi, nasabah
diwajibkan untuk memasukkan kode mobile pin (m-pin) yang bisa diminta dengan
menekan tombol ‘request m-pin’. M-pin akan otomatis terkirim ke nomor
handphone nasabah yang didaftarkan pada saat pertama kali registrasi CIMB
Clicks internet banking.
Namun, jika ketika melihat tren di Indonesia, penetrasi nomor seluler di Indonesia
melebihi jumlah penduduk di Indonesia sendiri, yakni sebesar 250 juta nomor
seluler, yang berarti untuk satu orang memiliki nomor handphone lebih dari satu,
selain itu perilaku mengganti nomor telepon dengan mudah dilakukan, sebab
switching cost untuk membeli nomor baru sangat murah, tidak seperti negara maju
layaknya Amerika Serikat yang ketat dalam mengatur hal ini.
Selain permasalahan yang muncul dari sisi konsumen, pihak CIMB Niaga pun
juga turut menyebabkan ketidakpuasan nasabah terhadap kinerja CIMB Click
internet banking yang mengoptimalkan penggunaan m-pin ini. Beberapa keluhan
nasabah yang muncul di portal online surat pembaca dan beberapa blog
menyebutkan bahwa CIMB niaga tidak pernah menginfokan secara jelas bahwa
fasilitas m-pin tersebut bersifat berbayar menggunakan pulsa handphone, sehingga
jika handphone nasabah tidak memiliki pulsa yang cukup, maka tidak akan
menerima m-pin yang telah di request.
Mengacu pada beberapa permasalahan dan keluhan yang telah dijelaskan di atas,
pengiriman m-pin melalui satu nomor seluler ini bisa menggiring ke pada frustasi
dan dissatisfaction di disi konsumen, yakni nasabah internet banking CIMB niaga.
Namun perubahan pada sisi internet banking tidak mungkin dilakukan dalam
waktu cepat, dan jika dilakukan pun akan memakan biaya besar, sebab investasi
teknologi dan sosialisasi yang telah digelontorkan untuk bisa menghadirkan sistem
ini pastinya sangat besar
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan terkait dengan
metode yang dapat digunakan CIMB Niaga untuk mengedukasi nasabah terkait
penggunaan handphone sebagai media penerima m-pin yang dianggap lebih aman
dibandingkan jika mengirimkan kode verifikasi melalui e-mail yang rawan akan
serangan hacker dan virus.
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengedukasi nasabah agar memahami dan menyukai m-pin yang
dikirim ke nomor handphone yang telah didaftarkan ?
1.3.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengedukasi nasabah agar memahami
dan menyukai m-pin yang dikirim ke nomor handphone yang telah didaftarkan
Untuk kasus m-pin CIMB Niaga, berdasarkan tinjauan literatur dan kerangka
penelitian ini, dikembangka beberapa hipotesis, yakni sebagai berikut:
Instructional
Materials
H1
Personal H2 H5 H6
Communicatio
Perceived Costumer Purchase
H3 Risk Attitude Intention
Advertising
H4
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
Salah satu decision making process yang sering terjadi pada konsumen adalah
decision making dalam service consumption. Proses yang terlibat dalam
pengambilan keputusan untuk mengonsumsi atau menggunakan jasa tertentu
terdiri dari tiga tahapan, yakni pre-purchase, service encounter, dan post-
encounter.
Ketika masuk pada tahap evaluasi alternatif produk perusahaan dan pesaing,
konsumen akan menilai performa setiap produk berdasarkan fitur/atribut yang
penting dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Dalam produk jasa yang dominan akan experience dan credence atribute, ada
kekhawatiran yang muncul pada konsumen bahwa produk yang akhinya dibeli,
ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kekhawatiran yang muncul akibat
ketidakpastian ini dikenal dengan istilah perceived risk.
Pertanyaan: hal apa terkait kapasitas yang bisa dilakukan CIMB Niaga agar bisa
mengurangi perceived risk ‘delayed time’ pengiriman m-pin lewat hp?
Seperti yang telah dipaparkan di teori-teori sebelumnya, people atau sumber daya
manusia memiliki peran penting, baik dalam usaha promosi, mengatasi kapasitas,
hingga menciptakan service environment yang luar biasa.
Agar sumber daya bisa menjalankan tugas dan fungsinya tersebut secara maksimal
dan pada akhirnya menciptakan service excellence dan high productivity, maka
diperlukan suatu pengaturan yang disebut dengan manajemen sumber daya
manusia. Berikut dimensi manajemen sumber daya manusia:
Untuk bisa mendapatkan sumber daya yang berkualitas, maka perusahaan harus
bisa menjadi perusahaan idaman bagi para high-skilled labor, serta perusahaan
harus memperketat proses seleksi agar bisa mendapatkan the right employee untuk
bidang yang dibutuhkan.
2. Enable your people
Makna dari quality atau kualitas bisa berbeda-beda untuk setiap orang.
BAB 3
PEMBAHASAN
Untuk kasus m-pin CIMB Niaga melalui penggunaan handphone sebagai media
kirim, perceived risk yang diduga dominan adalah functional, financial, temporal,
dan psychological risk.
Functional risk:
Apakah handphone aman digunakan sebagai media untuk mengirimkan kode
verifikasi yang bersifat rahasia
Bagaimana jika nomor handphone yg digunakan saat aktivasi tidak memiliki
pulsa, sehingga tidak bisa mendapatkan m-pin dan batal melakukan transaksi.
Financial risk:
Nasabah berkemungkinan batal melakukan transaksi, yang bisa saja menular
pada jenis resiko lain.
Kemungkinan terjadinya penyalahgunaan m-pin yang terkirim di handphone
oleh pihak eksternal yang merugikan nasabah dari segi finansial.
Temporal risk:
Bagaimana jika m-pin telat terkirim ke handphone saya dikarenakan gangguan
sinyal atau pulsa saya yang ternyata tidak mencukupi
Apakah transaksi ini bisa menghemat waktu saya dibandingkan jika saya ke
ATM atau langsung kantor CIMB terdekat.
Psychological risk:.
Bagaimana saya bisa yakin bahwa penggunaan handphone sebagai media
penerima m-pin ini aman dari gangguan pihak yang suka mencuri data privat
Bagaimana saya yakin bahwa m-pin ini bisa memberikan saya memenuhi
kebutuhan saya akan time-convinient dalam bertransaksi keuangan
Bagaimana jika saya lupa bahwa saat ini saya membawa handphone yang
bukan terdaftar sebagai media penerima m-pin.
Untuk kasus m-pin CIMB Niaga, mengacu pada bahasan perceived risk nasabah
internet banking CIMB niaga, maka ke empat alat komunikasi di atas berfungsi
sebagai penyedia informasi dan konsultasi untuk mengurangi tingkat
ketidakpastian atau resiko akan pengiriman m-pin melalui handphone,
memberikan jaminan bahwa m-pin melalui handphone merupakan cara yang lebih
aman dibandingkan e-mail dan cara konvensional internet banking lainnya,
jaminan bahwa ini cara yang paling efisien untuk bertransaksi secara cepat dan
time-convinient, semakin memfamiliarkan konsumen dengan prosedur kerja m-pin
sehingga konsumen tidak akan kecewa terhadap pelayanan hanya karena salah
paham yang diakibatkan kurangnya informasi, mengajarkan konsumen cara
terbaik menggunakan produk jasa agar konsumen tidak frustasi karena tidak
berhasil menggunakan fasilitas internet banking sebagaimana mestinya, serta pada
Keseluruhan hal ini dapat dirangkum sebagai upaya mengedukasi nasabah agar
memahami dan menyukai m-pin yang dikirim ke nomor handphone mereka yang
terdaftar. Edukasi terintegrasi yang berdampak pada berkurangya perceived risk
terhadap sistem penggunaan m-pin dan penggunaan handphone sebagai media
receiver nya, diharapkan dapat menimbulkan dampak positif costumer attitude
terhadap m-pin, dan pada akhirnya berpengaruh positif pada intention to use
CIMB internet banking dalam transaksi keuangan nasabah.