Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Bahan uji yang digunakan adalah daging buah pare lalu dikeringkan dan
dihaluskan hingga menjadi serbuk.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dycotiledone
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momorica
Spesies : Momoricacharantia
2. Ekstraksi dari daging buah pare ini menggunakan metode dingin yaitu
dengan metode maserasi cara nya adalah yaitu:
a. Uji fitokimia dilakukan dengan uji warna dan uji busa. Uji warna
bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa alkaloid, flavonoid,
steroid, atau terpenoid, sedangkan uji busa bertujuan untuk mengetahui
golongan senyawa saponin.
6. Hasil Analisis
Pada hasil analisis tahapan fitokimia dari jurnal ilmiah yaitu Isolasi
Dan Identifikasi Golongan Senyawa Toksik Dari Daging Buah Pare
(Momordica charantia L.) bahan uji yang digunakan adalah tanaman pare
yaitu diambil bagian daging buahnya lalu dikeringkan dan dihaluskan
hingga menjadi serbuk. Lalu diekstraksi dengan pelarut yang sesuai sebelum
pemilihan pelarut maka penting untuk memperhatikan sifat kelarutan untuk
pemilihan pelarut dalam mempersiapkan ekstrak, karena konstituen aktif
dari tanaman yang memiliki afinitas untuk pelarut sehingga pelarut yang
digunakan pada penelitian ini adalah methanol. Lalu setelah diekstraksi
menghasilkan ekstrak kental sebanyak berwarna hijau pekat.
Lalu diuji toksisitas nya dari pengujian terhadap larva udang
Artemia salina Leach dari ekstrak metanol apakah mempunyai potensi
bioaktifitas sebagai antikanker atau tidak. Selanjutnya dilakukan uji
toksisitas ekstrak hasil fraksionasi ekstrak metanol dengan 3 fraksi yaitu
fraksi n-heksana, kloroform dan air. Maka dari ketiga tersebut diuji oleh
larva udang Artemia salina Leach yang mana yang bersifat paling aktif
ketoksikannya sehingga akan dilanjutkan pada proses pemisahan.
Pada proses pemisahan menggunakan cara KLT (Kromatografi
Lapis Tipis) dari fraksi yang paling aktif ketoksikannya. Pada cara KLT
menggunakan fase diam dan fase gerak. Sebagai contoh pada penelitian
jurnal tersebut fase geraknya adalah silica gel GF 254 sedangkan fase
geraknya dipilih campuran beberapa pelarut. Pada cara KLT ini melihat
hasil pemisahan terbaik dari eluen sehingga eluen tersebut akan digunakan
sebagai fase gerak pada Kromatografi Kolom.
Pemisahan dengan Kromatografi Kolom digunakan untuk
memisahkan eluat. Metode pemisahan menggunakan ekstrak yang paling
toksik dilakukan dengan Kromatografi Kolom. Kromatografi kolom
merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada pemisahan daya
adsorbs suatu adsorben terhadap suatu senyawa, baik pengotornya maupun
hasil isolasinya. Prinsip kerja kromatografi kolom perbedaan daya serap
dari masing-masing komponen, campuran yang akan diuji, dilarutkan
dalam sedikit pelarut lalu dimasukkan lewat puncak kolom dan dibiarkan
mengalir kedalam zat meyerap. Senyawa yang lebih polar akan terserap
lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar terserap
lebih lama dan turun lebih cepat. Zat yang diserap dari larutan secara
sempurna oleh bahan penyerap berupa pipa sempit pada kolom. Pelarut
lebih lanjut atau dengan tanpa tekanan udara masing-masing zat akan
bergerak turun dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan
dalam kolom.
Setelah pemisahan dengan kromatografi kolom maka dilakukan uji
toksisitas fraksi gabungan hasil kromatografi kolom terhadap beberapa
fraksi gabungan hasil kromatografi kolom, lalu setiap fraksi akan
menunjukkan aktivitasnya. Setelah itu dilakukan uji kemurnian fraksi yang
memiliki aktifitas yang paling tinggi untuk mematikan larva lalu dilakukan
lagi dengan metode KLT menggunakan berbagai macam eluen dengan
tingkat kepolaran berbeda-beda. Jika fraksi tersebut tetap menunjukkan
tingkat kepolaran yang berbeda setelah dicoba dengan beberapa eluen
maka dilakukam uji fitokimia dan analisis data fisikokimia untuk
mengidentifikasi golongan senyawanya.
Identifikasi isolate aktif toksik relative murni uji fitokimia
dilakukan dengan uji warna dan uji busa. Uji warna dilakukan bertujuan
untuk mengetahui golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, atau
terpenoid, sedangkan uji busa bertujuan untuk mengetahui golongan
senyawa saponin. Pada uji warna menggunakan beberapa pereaksi seperti
Dragendorf, Meyer, Wagner, LB dan lain-lain untuk melihat senyawa yang
terkandung pada isolat.