Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
<a
href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=ac22031e&cb=INSERT_
RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=1319&cb=INSER
T_RANDOM_NUMBER_HERE&n=ac22031e' border='0' alt='' /></a>
Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno
Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez
Home
Humaniora
Edukasi
Artikel
Edukasi
Ketut Juliantara
I WANNA BE A LECTURER.. THAT IS MY DREAM… jika ada saran dan kritik mengenai
tulisan saya: silahkan selengkapnya
KIMIA LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya),
tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara
langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran
sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair,
pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut
(solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) +
zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut
dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain,
larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion =
Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung
lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp
berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute
dibanding solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Dalam suatu larutan, pelarut dapat berupa air dan tan air.
Tentukan pelarut dan zat terlarut dalam larutan alkohol 25% dan 75%?
Jawab:
a. Dalam larutan alkohol 25% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol.
b. Dalam larutan alkohol 75% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol.
Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, larutan
dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan encer, massa larutan
sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan sama dengan massa jenis
pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan satuan konsentrasinya. Ada
beberapa proses melarut (prinsip kelarutan), yaitu:
a) Cairan- cairan
Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan “Like dissolver like” maknanya zat- zat
cair yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam segala
perbandingan. Contohnya: heksana dan pentana, air dan alkohol => H- OH dengan C2H5- OH.
Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya tidak besar terhadap
kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4 (non- polar).Larutan ini terjadi karena
terjadinya gaya antar aksi, melalui gaya dispersi (peristiwa menyebarnya zat terlarut di dalam
zat pelarut) yang kuat. Di sini terjadi peristiwa soluasi, yaitu peristiwa partikel- partikel
pelarut menyelimuti (mengurung) partikel terlarut. Untuk kelarutan cairan- cairan dipengaruhi
juga oleh ikatan Hydrogen.
b)Padat- cair
Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal ini disebabkan gaya tarik antar
molekul zat padat dengan zat padat > zat padat dengan zat cair. Zat padat non- polar (sedikit
polar) besar kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya: DDT
memiliki struktur mirip CCl4 sehingga DDT mudah larut di dalam non- polar (contoh minyak
kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar).
c) Gas- cairan
Makin tinggi titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar
molekulnya. Gas dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar.
Pelarut terbaik untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar molekulnya
sangat mirip dengan yang dimiliki oleh suatu gas.
Titik didih gas mulia dari atas ke bawah dalam suatu sistem periodik, makin tinggi, dan
kelarutannya makin besar.
Pengaruh temperatur (T) dan tekanan (P) terhadap kelarutan, yaitu peningkatan temperatur
menguntungkan proses endotermis, sebaliknya penurunan temperatur menguntungkan proses
eksotermis. Proses kelarutan zat padat dalam zat cair umumnya berlangsung endoterm
akibatnya kenaikan temperatur menaikkan kelarutan. Proses kelarutan gas dalam cair
berlangsung eksoterm akibatnya kenaikan temparatur menurunkan kelarutan.
H = + (endoterm)
Faktor tekanan sangat besar pengaruhnya pada kelarutan gas dalam cair. Hubungan ini
dijelaskan dengan Hukum Henry, yaitu Cg = k . Pg (tekanan berbanding lurus dengan
konsentrasi).
Panas pelarutan yaitu banyaknya energi/ panas yang diserap atau dilepaskan jika suatu zat
terlarut dilarutkan dalam pelarut. Ada beberapa 3 tahap pada proses melarutkan suatu zat,
yaitu:
Tahap 1, yaitu: Baik zat terlarut maupun zat pelarut masih tetap
molekul- molekulnya berikatan masing- masing.
Tahap 3, yaitu: Antara molekul pada zat terlarut akan mengalami ikatan
dengan molekul pada zat pelarut.
Konsentrasi akan lebih eksak jika dinyatakan secara kuantitatif, menggunakan satuan- satuan
konsentrasi:
Fraksi mol suatu zat adalah perbandingan jumlah mol suatu zat terhadap jumlah total mol
seluruh zat yang menyusun suatu larutan.
X= X pelarut + Xterlarut = 1
Persentase (%)
1. Persentase berat per berat (% b/b)
Persen b/b adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
%b/b = x100%
Persentase b/v adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan.
%b/v= x100%
Satuan %b/v umumnya dipakai untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair.
Contoh: Untuk membuat larutan infus glukosa, 45 gram glukosa murni dilarutkan
dalam akuades hingga volume larutan menjadi 500 ml. Hitunglah konsentrasi
larutan itu dalam satuan %b/v?
Persentase v/v adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan.
%v/v= x100%
Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair.
Satuan ppm menyatakan satu gram zat terlarut dalam satu juta gram pelarut.
ppm = x100%
Dalam rumus di atas satu gram zat terlarut dibagi massa larutan karena massa jenis larutan
sama dengan massa jenis pelarutnya sehingga massa larutan = massa pelarutnya.
Kemolaran atau konsentrasi molar adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau
jumlah mmol zat terlarut dalam tiap ml larutan.
M= =
M= x
Kemolalan adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut.
Asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion H+ . Contoh asam: HCl, H2SO4,
H3PO4. Sifat- sifat larutan asam adalah sebagai berikut:
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH- . Contoh basa: NaOH, Ca(OH)2 ,
Al2(OH)3 , NH3, dll. Sifat- sifat larutan basa adalah sebagai berikut:
Jumlah ion OH- yang dapat dihasilkan oleh satu molekul basa disebut valensi atau martabat
basa. Berdasarkan valensinya basa dibedakan atas:
Jadi di sini ion H+ tidak berikatan dengan air, atau bebas di air tanpa adanya ikatan.
Asam adalah suatu zat yang dapat menyumbang proton (H+), sehingga disebut donor proton.
Basa adalah zat yang dapat menerima proton, sehingga disebut akseptor proton. Jadi di sini
ion H+ berikatan dengan air.
Zat yang telah menerima proton disebut asam konjugasi, sedangkan yang telah memberi
proton disebut basa konjugasi. Dalam contoh reaksi di atas, H3O+ adalah asam konjugasi,
sedangkan Cl- adalah basa konjugasi.
Asam dapat dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah, begitu pula basa. Reaksi ionisasi
asam kuat, secara umum dapat ditulis :
HxA(aq) xH+(aq) + Ax-(aq). Yang termasuk asam kuat, meliputi: HCl, HBr, HI, HNO3,
H2SO4, HClO4, dll. Reaksi asam kuat bersifat satu arah karena asam kuat mudah terionisasi
dalam air.
HzB(aq) zH+(aq) + B z- (aq). Yang termasuk asam lemah, meliputi: CH3COOH, HF, HCN,
H2CO3, dll. Reaksi asam lemah bersifat reversibel karena asam lemah tidak terionisasi
sempurna di dalam air.
Basa kuat meliputi senyawa- senyawa hidroksida alkali dan beberapa hidroksida alkali tanah.
Selain hidroksida- hidroksida tersebut semuanya tergolong basa lemah.
Asam kuat dan basa kuat dalam air mudah terionisasi , dengan derajat ionisasi () 1,
sehingga jumlah ion- ionnya relatif banyak. Akibatnya, larutan asam kuat dan basa kuat
mudah menghantarkan arus listrik, sehingga disebut larutan elektrolit kuat. Sebaliknya,
larutan basa lemah dan asam lemah sukar terionisasi ( 1), sehingga tergolong larutan
elektrolit lemah.
Senyawa- senyawa yang dapat bertindak sebagai asam (melepaskan H+) dan juga dapat
bertindak sebagai basa (melepaskan OH-) disebut senyawa amfoter. Senyawa- senyawa
amfoter, meliputi: Be(OH)2, Al(OH)3, Zn(OH)2,dll.
2.3.3 Indikator
Indikator asam basa adalah suatu zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah atau larutan yang berisi indikator berubah pH. Atau dengan kata lain, suatu senyawa
yang berbeda warnanya dalam larutan asam dengan larutan basa.Dalam indikator terdapat dua
warna dalam keadaan basa (warna basa) dan sebaliknya
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan titrasi yaitu dengan
menambahkan tetes demi tetes larutan standar ke dalam larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya.Pada saat banyaknya zat penitrasi sebanding/ setara dengan zat yang
ditetapkan konsentrasinya disebut titik ekuivalen/ titik akhir titrasi yang ditunjukkan oleh
perubahan warna indikator. Suatu analisis yang berkaitan dengan volume larutan pereaksi
disebut analisis volumetri. Analisis volumetri dilaksanakan melalui metode titrasi. Salah satu
larutan ditempatkan dalam buret yang merupakan larutan penitrasi. Larutan yang satu lagi
ditempatkan dalam labu titrasi atau Erlenmeyer, yang merupakan larutan yang dititrasi.
Titrasi yang melibatkan reaksi asam dengan basa disebut titrasi asam- basa atau asidimetri dan
alkalimetri.
Air murni tergolong elektrolit yang sangat lemah. Reaksi ionisasi air adalah sebagai berikut:
H2O(l) = H+(aq) + OH-(aq). Mengingat reaksinya tergolong reaksi kesetimbangan, maka
berlaku hukum kesetimbangan:
K=
Karena hampir tetap, maka dianggap sebagai tetapan, sehingga dapat dipindah ke ruas
kiri. Dengan demikian K. = . . Selanjutnya, K. disebut tetapan
ionisasi air dan ditulis Kw. Kw= . . Pada suhu 25C, harga Kw adalah 1,0 x 10-14.
Karena yang dihasilkan sama dengan , maka dan masing- masing dalam air
murni adalah = 10-7 M.
Asam lemah dan basa lemah dalam air tidak terionisasi sempurna, sehingga dari asam
lemah dan dari basa lemah, dihitung dari harga tetapan kesetimbangannya. Untuk
asam lemah bervalensi satu berlaku:
= =
Analog dengan asam lemah bervalensi satu, untuk basa lemah bervalensi satu berlaku
= = dengan =
Ka= = Ka .
Mengingat kesetimbangan di atas berlangsung dalam wadah yang sama, maka secara umum
pH larutan buffer yang terdiri atas asam lemah dan garamnya dapat dirumuskan sebagai
berikut.
pH = - log Ka .
Analog dengan larutan yang terdiri atas asam lemah dan garamnya; pOH larutan penyangga
yang terdiri atas basa lemah dan garamnya dapat dirumuskan sebagai berikut.
pOH = - logKb .
Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah dalam air mengalami hidrolisis parsial
(hidrolisis terhadap anion), dan larutannya bersifat basa.
Kh = x
Kembali kepada kesetimbangan hdrolisis di atas, konsentrasi OH- yang dihasilkan sama
dengan konsentrasi CH3COOH, sehingga:
Kh =
==
pOH = - log
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air mengalami hidrolisis parsial
(hidrolisis terhadap kation), dan larutannya bersifat asam.
= dengan pH = - log
Garam yang berasal dari basa lemah dan asam lemah dalam air mengalami hidrolisis total
(hidrolisis terhadap kation dan anion), sifat larutannya tergantung pada harga Ka dan Kb. Jika
Ka> Kb, maka larutannya bersifat asam; sebaliknya jika Kb >Ka, maka larutannya bersifat
basa.
pH = - log
pOH = - log
2.5 Sifat Koligatif Larutan
Koligatif artinya bersama- sama yang berasal dari kata koligeal yang berarti sifat bersama.
Jadi sifat koligatif larutan adalah sifat fisik larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah
partikel yang tidak dipengaruhi oleh sifat zat.Perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit
hanya dikalikan faktor vant Hoff (i) terhadap rumusan sifat koligatif larutan non
elektrolitnya, kecuali pada penurunan tekanan uap ada perbedaan perhitungan Xterlarut untuk
elektrolit.
= derajat ionisasi
T= derajat Kelvin
M= molar= mol/liter
Untuk senyawa garam yang sangat encer, dengan konsentrasi zat terlarut jauh lebih kecil dari
batas kelarutannya, harga derajat ionisasi sama dengan satu (=1), sehingga harga i = n.
1. Penurunan tekanan uap (P), Kenaikan titik didih (tb) dan Penurunan titik beku (tf)
Menguap adalah peristiwa partikel- partikel zat cair meninggalkan permukaan. Mendidih
adalah temperatur titik didih dimana tekanan uap jenuh di dalam larutan sama dengan tekanan
udara luar. Ketika tekanan di dalam sama dengan tekanan di luar disebut temperatur didih.
Air Air + zat terlarut yang Tekanan udara,1 atm= 76 cmHg berada di
tidak mudah menguap permukaan laut laut. Jika kita naik 100 m di
(Pelarut murni) atas permukaan air laut maka tekanan udara
(2) berkurang sebesar 1 cmHg.
(1)
Tekanan uap pada pelarut murni (1) lebih
besar karena pada larutan nomor 2 terdapat hambatan yang menghalangi terjadinya
penguapan sehingga pada larutan nomor 2 dalam proses penguapan diperlukan suhu lebih
tinggi sehingga titik didih menjadi tinggi, di sini pula mengalami penurunan titik beku.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk melawan terjadinya peristiwa
osmosis. Osmosis adalah peristiwa berpindahnya partikel- partikel dari larutan encer
(hipotonik) ke larutan pekat (hipertonik) melalui membran semi permiabel(bersifat selektif,
hanya pelarut yang dapat masuk). Larutan encer, berarti tekanan osmotiknya rendah.
Contoh tekanan osmosis, salak yang berada pada larutan gula. Jika larutan > salak maka
salak akan mengkerut. Jika larutan < salak maka sel salak pecah dan salah akan
mengembung.
Pada infus, tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena
mempertimbangkan tekanan osmosis. Konsep ini penting dalam penggantian cairan tubuh/
bahan makanan yang tidak bisa dimasukkan melalui pembuluh darah. Cairan infus harus
bersifat isotonis dengan cairan darah. Jika tidak maka terjadi kerusakan pada sel darah. Jika
infus lebih tinggi, cairan dalam darah keluar sehingga menyebabkan sel darah mengkerut
(krenasi). Jika infus < darah, sel darah akan pecah (hemolisis)