Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PEKERJAAN PERDAHULUAN
• Pembersihan Lokasi
Sebelum pekerjaan fisik dilaksanakan, akan dilakukan pembersihan lokasi terlebih dahulu, Dalam
hal ini membersihkan lapangan kerja sebelum pekerjaan di mulai dari semua tumbuhan, termasuk
pohon-pohon, akar-akaran dan lain-lain pada daerah tertentu ditempat pekerjaan. Semua hasil
pembongkaran/pembersihantersebut dibuang ketempat yang telah ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan.
B. Urugan Sirtu
Material Sirtu berasal dari lokasi borrow area dengan kualitas dan jenis tanah tertentu. Timbunan
Sirtu dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan tingkatan yang tertera dalam gambar rencana.
Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis sehingga kepadatannya dapat semaksimal mungkin.
Pemadatan timbunan sirtu menggunakan Vibrator Roller secara merata diseluruh areal timbunan.
C. Pek Pondasi
• Pekerjaan Bekisting
Bekisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai gambar,
bekisting ini menggunakan kayu Kelas III dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuraan dan posisi seperti yang di
isyaratkan pada gambar.
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton
basah, beban pelaksanaan dan beban – beban lainnya.
3. Bekisting harus cukup kaku ( stabil ) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
struktur beton sesuai dengan yang direncanakan.
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor saat pelaksanaan pengecoran dan
juga tidak merusak beton.
6. Pada sisi dalam bekisting diolesi minyak bekisting supaya bahan bekisting tidak menyerap air
semen dan tidak merusak beton.
7. Pemasangan bekisting harus benar – benar sesuai dengan gambar rencana, baik secara vertical
maupun horizontal.
Pembuatan cetakan dan acuan akan merujuk kepada ketentuan-ketentuan didalam SK SNI T-
15.1919.03.
Digunakan portland cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi s-400 menurut
Standar cement portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 TAHUN 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak akan
dipergunakan sebagai bahan campuran. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
akan ditinggikan 30 cm dan tidak menempel terhadap dingding tempat penyimpanan serta
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat di lakukan menurut urutan pengiriman.
- Pasir beton.
Pasir beton yang di pergunakan berupa pasir berbutir-butir tajam dan keras,bebas dari bahan-
bahan organis,lumpurdan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03 dan Baku mutu yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak.
- Kerikil.
Kerikil yang akan digunakan kerikil yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang diisyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.; Penimbunan kerikil dengan
pasir akan dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
- Air.
Air yang digunakan adalah air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air bersih yang
dapat diminum.
- Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24
dengan tegangan leleh fy=240 Mpa. Daya lekat baja tulangan akan dijaga dari
kotoran,lemak,minyak,karat lepas dan bahan lain nya. Besi beton akan disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton
digunakan pada pondasi tapak dan di tempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan akan dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus minta persetujuan
Direksi / Pengawas terlebih dahulu.antara tulangan harus diikat dengan kawat bendrat dan
dipastikan ikatan kuat sehingga tidak merubah bentuk dan ukuran yang direncanakan.
b. Komposisi / Campuran Beton / Mutu Beton
- komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi dan sesuai dengan gambar
kerja.
- Pemborong akan melaporkan kepada Direksi/konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang
didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketemppat pengecoran akan dilakukan
dengan cara:
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan
yang akan di cor,dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
c. Pengecoran
- Pengecoran beton akan dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi / konsultan Pengawas.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas area
pengecoran. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-
papan berkaki yang tidak membebani pengecoran. Kaki-kaki tersebut dapat di cabut pada saat
beton di cor.
- Apabila pengecoran beton akan di hentikan(digantung), maka tempat penghentiannya akan di
setujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang di putus
tersebut,bagian permukaan yang mengeras akan dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak
akan dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
d. Perawatan beton
- Beton yang sudah di cor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
1. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
2. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beto,dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat, akan dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi / Konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
3. Semua beton yang dimintakan untuk dipekerjakan dalam spesifikasi ini sudah tercakup dalam
harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan ini mencakup biaya-biaya air, pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton,
serta semua pekerjaan-pekrjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud
diatas.
D. Pekerjaan Sloof
• Pekerjaan Bekisting
Bekisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai gambar,
bekisting ini menggunakan kayu Kelas III dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuraan dan posisi seperti yang di
isyaratkan pada gambar.
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton
basah, beban pelaksanaan dan beban – beban lainnya.
3. Bekisting harus cukup kaku ( stabil ) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
struktur beton sesuai dengan yang direncanakan.
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor saat pelaksanaan pengecoran dan
juga tidak merusak beton.
6. Pada sisi dalam bekisting diolesi minyak bekisting supaya bahan bekisting tidak menyerap air
semen dan tidak merusak beton.
7. Pemasangan bekisting harus benar – benar sesuai dengan gambar rencana, baik secara vertical
maupun horizontal.
Pembuatan cetakan dan acuan akan merujuk kepada ketentuan-ketentuan didalam SK SNI
T-15.1919.03.
Digunakan portland cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi s-400 menurut
Standar cement portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 TAHUN 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak akan
dipergunakan sebagai bahan campuran. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
akan ditinggikan 30 cm dan tidak menempel terhadap dingding tempat penyimpanan serta
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat di lakukan menurut urutan pengiriman.
- Pasir beton.
Pasir beton yang di pergunakan berupa pasir berbutir-butir tajam dan keras,bebas dari bahan-
bahan organis,lumpurdan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03 dan Baku mutu yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak.
- Kerikil.
Kerikil yang akan digunakan kerikil yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang diisyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.; Penimbunan kerikil dengan
pasir akan dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
- Air.
Air yang digunakan adalah air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air bersih yang
dapat diminum.
- Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24
dengan tegangan leleh fy=240 Mpa. Daya lekat baja tulangan akan dijaga dari
kotoran,lemak,minyak,karat lepas dan bahan lain nya. Besi beton akan disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton
digunakan pada pondasi tapak dan di tempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan akan dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus minta persetujuan
Direksi / Pengawas terlebih dahulu.antara tulangan harus diikat dengan kawat bendrat dan
dipastikan ikatan kuat sehingga tidak merubah bentuk dan ukuran yang direncanakan.
b. Komposisi / Campuran Beton / Mutu Beton
- komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi dan sesuai dengan gambar
kerja.
- Pemborong akan melaporkan kepada Direksi/konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang
didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketemppat pengecoran akan dilakukan
dengan cara:
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan
yang akan di cor,dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
c. Pengecoran
- Pengecoran beton akan dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi / konsultan Pengawas.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas area
pengecoran. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-
papan berkaki yang tidak membebani pengecoran. Kaki-kaki tersebut dapat di cabut pada saat
beton di cor.
- Apabila pengecoran beton akan di hentikan(digantung), maka tempat penghentiannya akan di
setujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang di putus
tersebut,bagian permukaan yang mengeras akan dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak
akan dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
d. Perawatan beton
- Beton yang sudah di cor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
1. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
2. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beto,dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat, akan dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi / Konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
3. Semua beton yang dimintakan untuk dipekerjakan dalam spesifikasi ini sudah tercakup dalam
harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan ini mencakup biaya-biaya air, pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton,
serta semua pekerjaan-pekrjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud
diatas.
E. Pekerjaan Kolom
• Pekerjaan Bekisting
Bekisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai gambar,
bekisting ini menggunakan kayu Kelas III, Balok kayu kelas II, Plywood tebal 9mm, dan kayu
dolken dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuraan dan posisi seperti yang di
isyaratkan pada gambar.
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton
basah, beban pelaksanaan dan beban – beban lainnya.
3. Bekisting harus cukup kaku ( stabil ) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
struktur beton sesuai dengan yang direncanakan.
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor saat pelaksanaan pengecoran dan
juga tidak merusak beton.
6. Pada sisi dalam bekisting diolesi minyak bekisting supaya bahan bekisting tidak menyerap air
semen dan tidak merusak beton.
7. Pemasangan bekisting harus benar – benar sesuai dengan gambar rencana, baik secara vertical
maupun horizontal.
Pembuatan cetakan dan acuan akan merujuk kepada ketentuan-ketentuan didalam SK SNI
T-15.1919.03.
Digunakan portland cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi s-400 menurut
Standar cement portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 TAHUN 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak akan
dipergunakan sebagai bahan campuran. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
akan ditinggikan 30 cm dan tidak menempel terhadap dingding tempat penyimpanan serta
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat di lakukan menurut urutan pengiriman.
- Pasir beton.
Pasir beton yang di pergunakan berupa pasir berbutir-butir tajam dan keras,bebas dari bahan-
bahan organis,lumpurdan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03 dan Baku mutu yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak.
- Kerikil.
Kerikil yang akan digunakan kerikil yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang diisyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.; Penimbunan kerikil dengan
pasir akan dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
- Air.
Air yang digunakan adalah air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air bersih yang
dapat diminum.
- Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24
dengan tegangan leleh fy=240 Mpa. Daya lekat baja tulangan akan dijaga dari
kotoran,lemak,minyak,karat lepas dan bahan lain nya. Besi beton akan disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton
digunakan pada pondasi tapak dan di tempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan akan dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus minta persetujuan
Direksi / Pengawas terlebih dahulu.antara tulangan harus diikat dengan kawat bendrat dan
dipastikan ikatan kuat sehingga tidak merubah bentuk dan ukuran yang direncanakan.
b. Komposisi / Campuran Beton / Mutu Beton
- komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi dan sesuai dengan gambar
kerja.
- Pemborong akan melaporkan kepada Direksi/konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang
didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketemppat pengecoran akan dilakukan
dengan cara:
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan
yang akan di cor,dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
c. Pengecoran
- Pengecoran beton akan dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi / konsultan Pengawas.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas area
pengecoran. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-
papan berkaki yang tidak membebani pengecoran. Kaki-kaki tersebut dapat di cabut pada saat
beton di cor.
- Apabila pengecoran beton akan di hentikan(digantung), maka tempat penghentiannya akan di
setujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang di putus
tersebut,bagian permukaan yang mengeras akan dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak
akan dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
d. Perawatan beton
- Beton yang sudah di cor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
1. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
2. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beto,dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat, akan dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi / Konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
3. Semua beton yang dimintakan untuk dipekerjakan dalam spesifikasi ini sudah tercakup dalam
harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan ini mencakup biaya-biaya air, pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton,
serta semua pekerjaan-pekrjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud
diatas.
• Pekerjaan Bekisting
Bekisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai gambar,
bekisting ini menggunakan kayu Kelas III, Balok kayu kelas II, Plywood tebal 9mm, dan kayu
dolken dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuraan dan posisi seperti yang di
isyaratkan pada gambar.
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton
basah, beban pelaksanaan dan beban – beban lainnya.
3. Bekisting harus cukup kaku ( stabil ) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap
struktur beton sesuai dengan yang direncanakan.
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor saat pelaksanaan pengecoran dan
juga tidak merusak beton.
6. Pada sisi dalam bekisting diolesi minyak bekisting supaya bahan bekisting tidak menyerap air
semen dan tidak merusak beton.
7. Pemasangan bekisting harus benar – benar sesuai dengan gambar rencana, baik secara vertical
maupun horizontal.
Pembuatan cetakan dan acuan akan merujuk kepada ketentuan-ketentuan didalam SK SNI
T-15.1919.03.
• Beton Cor 1 : 1,88 : 2,82
Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pengecoran 1PC : 1,88Ps : 2,82Kr untuk pekerjan
Beton Cor,
a. Bahan-bahan:
- Semen.
Digunakan portland cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi s-400 menurut
Standar cement portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 TAHUN 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak akan
dipergunakan sebagai bahan campuran. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
akan ditinggikan 30 cm dan tidak menempel terhadap dingding tempat penyimpanan serta
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat di lakukan menurut urutan pengiriman.
- Pasir beton.
Pasir beton yang di pergunakan berupa pasir berbutir-butir tajam dan keras,bebas dari bahan-
bahan organis,lumpurdan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03 dan Baku mutu yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak.
- Kerikil.
Kerikil yang akan digunakan kerikil yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang diisyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.; Penimbunan kerikil dengan
pasir akan dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
- Air.
Air yang digunakan adalah air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air bersih yang
dapat diminum.
- Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24
dengan tegangan leleh fy=240 Mpa. Daya lekat baja tulangan akan dijaga dari
kotoran,lemak,minyak,karat lepas dan bahan lain nya. Besi beton akan disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton
digunakan pada pondasi tapak dan di tempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan akan dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus minta persetujuan
Direksi / Pengawas terlebih dahulu.antara tulangan harus diikat dengan kawat bendrat dan
dipastikan ikatan kuat sehingga tidak merubah bentuk dan ukuran yang direncanakan.
b. Komposisi / Campuran Beton / Mutu Beton
- komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi dan sesuai dengan gambar
kerja.
- Pemborong akan melaporkan kepada Direksi/konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang
didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketemppat pengecoran akan dilakukan
dengan cara:
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan
yang akan di cor,dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
c. Pengecoran
- Pengecoran beton akan dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi / konsultan Pengawas.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas area
pengecoran. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-
papan berkaki yang tidak membebani pengecoran. Kaki-kaki tersebut dapat di cabut pada saat
beton di cor.
- Apabila pengecoran beton akan di hentikan(digantung), maka tempat penghentiannya akan di
setujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang di putus
tersebut,bagian permukaan yang mengeras akan dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak
akan dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
d. Perawatan beton
- Beton yang sudah di cor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
1. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
2. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beto,dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat, akan dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi / Konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
3. Semua beton yang dimintakan untuk dipekerjakan dalam spesifikasi ini sudah tercakup dalam
harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan ini mencakup biaya-biaya air, pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton,
serta semua pekerjaan-pekrjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud
diatas.
G. Pekerjaan Pembesian
Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan
pembuatan sengkang (ring/beugel), persyaratan akan sesuai PBI-1971 / 1989. Pemasangan dan
penggunaan tulangan beton akan disesuaikan dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan akan bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971. Besi beton yang tidak
memenuhi syarat akan segera dikeluarkan dari Lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi Lapangan / Pengawas.
1. Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang bata.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
2. Pengukuran
• Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
• Juru ukur menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang batu
bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan, siku
ruangan dan ketebalan dinding.
3. Pelaksanaan pekerjaan pasang bata
• Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 4Psr
• Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
• Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
• Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
• Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
• Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
Digunakan portland cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi s-400 menurut
Standar cement portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 TAHUN 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak akan
dipergunakan sebagai bahan campuran. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
akan ditinggikan 30 cm dan tidak menempel terhadap dingding tempat penyimpanan serta
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat di lakukan menurut urutan pengiriman.
- Pasir beton.
Pasir beton yang di pergunakan berupa pasir berbutir-butir tajam dan keras,bebas dari bahan-
bahan organis,lumpurdan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03 dan Baku mutu yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak.
- Kerikil.
Kerikil yang akan digunakan kerikil yang bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang diisyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.; Penimbunan kerikil dengan
pasir akan dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
- Air.
Air yang digunakan adalah air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini akan dipakai air bersih yang
dapat diminum.
- Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24
dengan tegangan leleh fy=240 Mpa. Daya lekat baja tulangan akan dijaga dari
kotoran,lemak,minyak,karat lepas dan bahan lain nya. Besi beton akan disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton
digunakan pada pondasi tapak dan di tempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan akan dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus minta persetujuan
Direksi / Pengawas terlebih dahulu.antara tulangan harus diikat dengan kawat bendrat dan
dipastikan ikatan kuat sehingga tidak merubah bentuk dan ukuran yang direncanakan.
b. Komposisi / Campuran Beton / Mutu Beton
- komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi dan sesuai dengan gambar
kerja.
- Pemborong akan melaporkan kepada Direksi/konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang
didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
- Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketemppat pengecoran akan dilakukan
dengan cara:
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan
yang akan di cor,dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
c. Pengecoran
- Pengecoran beton akan dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi / konsultan Pengawas.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas area
pengecoran. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-
papan berkaki yang tidak membebani pengecoran. Kaki-kaki tersebut dapat di cabut pada saat
beton di cor.
- Apabila pengecoran beton akan di hentikan(digantung), maka tempat penghentiannya akan di
setujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang di putus
tersebut,bagian permukaan yang mengeras akan dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak
akan dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
d. Perawatan beton
- Beton yang sudah di cor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
1. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
2. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beto,dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat, akan dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi / Konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
3. Semua beton yang dimintakan untuk dipekerjakan dalam spesifikasi ini sudah tercakup dalam
harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan ini mencakup biaya-biaya air, pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton,
serta semua pekerjaan-pekrjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud
diatas.
K. Pekerjaan Keramik
Persiapan
• Mendapat persetujuan dari direksi dan pengawas.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen PC,
pasir, semen grouting nat, air, dll..
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.
Pengukuran
• Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi
untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Pekerjaan pengukuran
• Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi yang
akan dipasang batu andesit dan batu templek.
Pelaksanaan pekerjaan pasang paras
• Permukaan dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum
pemasangan batu paras.
• Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu
paras yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
• Buat adukan untuk melekatkan batu paras.
• Rendam batu paras terlebih dahulu dalam air.
• Buat kepalaan pemasangan batu paras yang nantinya dijadikan acuan untuk
pemasangan berikutnya.
• Kemudian lekatkan batu paras selanjutnya pada permukaan dinding dengan acuan
pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.
• Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan
pasangan batu paras yang rata.
• Batu paras dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang direncanakan,
• Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu paras.
• Setelah pemasangan batu paras selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan batu paras. Setelah itu baru dilanjutkan
dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
• Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu paras dari sisa
adukan semen.
O. Hak Angin
Pekerjaan hak angin dilakukan pada saat pekerjaan pasangan batu bata sesuai dengan gambar dan
spesifikasi pekerjaan.
P. Whastafel
Pekerjaan whastafel dilakukan dengan pemasangan dilokasi sesuai dengan gambar dan ukuran
rencana serta spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknis / persetujuan pemilik pekerjaan.
Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
2. Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
3. Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal)
dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm,
6. Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya,
kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel
pada daun pintu.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya, kemudian
pasang/tanam pada tiang kusen
8. Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian
masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
9. Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen.
11. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus
dengan kusen.
C. Pekerjaan Pembesian
Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan
pembuatan sengkang (ring/beugel), persyaratan akan sesuai PBI-1971 / 1989. Pemasangan dan
penggunaan tulangan beton akan disesuaikan dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan akan bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971. Besi beton yang tidak
memenuhi syarat akan segera dikeluarkan dari Lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi Lapangan / Pengawas.
D. Tampungan air
Tampungan air sesuai dengan spesifikasi atau instruksi dari direksi pekerjaan
D. Pekerjaan Pembesian
Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan
pembuatan sengkang (ring/beugel), persyaratan akan sesuai PBI-1971 / 1989. Pemasangan dan
penggunaan tulangan beton akan disesuaikan dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan akan bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971. Besi beton yang tidak
memenuhi syarat akan segera dikeluarkan dari Lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi Lapangan / Pengawas.
E. Closed/ jongkokan, Bak tampungan Fiber dan Pintu Fiber
Closed/ jongkokan, Bak tampungan Fiber dan Pintu Fiber yang dipasang sesuai dengan
spesifikasi teknis dan sesuai dengan instruksi dari direksi.
Dibuat oleh
CV. SAMARU CIPTA SEMESTA