Вы находитесь на странице: 1из 23

YUDAS

Yudas, Yunani: Ἰούδας - IOUDAS, adalah "helenisasi" dari nama Ibrani: ‫ י ְהּודָ ה‬-
YEHUDAH, artinya: terpujilah Allah. Yudas adalah nama yang umum dipakai orang-
orang Yahudi, setidaknya ada "tujuh" orang bernama Yudas dalam Perjanjian Baru:

1. Yudas, Leluhur Yesus Kristus


Salah seorang nenek moyang Yesus dalam garis keturunan dari Natan sampai
Maria. Sebagai putra Yusuf dan ayah Simeon, Yudas adalah keturunan ketujuh
dari Natan, putra Daud, maka ia hidup sebelum pembuangan di Babilon (Lukas
3:30, 31).

2. Yudas, Pemberontak di Galilea


Yudas, orang Galilea, yang dirujuk oleh Gamaliel sewaktu berbicara kepada Sanhedrin
(Kisah 5:37). Pada waktu pendaftaran penduduk pada tahun 6 M, yang dikaitkan
dengan Gubernur Kuirinius dari Siria, Yudas memimpin pemberontakan orang Yahudi.
Yosefus menyebutkan Yudas beberapa kali dan menyatakan bahwa ia "menghasut
orang-orang senegerinya untuk memberontak, dengan mengecam mereka sebagai
pengecut karena mau membayar upeti kepada orang-orang Romawi dan mentoleransi
para majikan yang fana, padahal tuan mereka adalah Allah. Pria ini seorang filsuf yang
mendirikan sektenya sendiri, yang berbeda sama sekali dengan sekte-sekte lain" (The
Jewish War, II, 118 [viii, 1]). Dalam salah satu bagian dari tulisannya, Yosefus
menyebut Yudas sebagai orang Gaulanitis, yang oleh beberapa orang dihubungkan
dengan suatu wilayah di sebelah timur L. Galilea. Namun, di bagian-bagian lain,
sejarawan yang sama itu menyatakan bahwa Yudas adalah orang Galilea, seperti yang
dinyatakan oleh Gamaliel. (Jewish Antiquities, XVIII, 4 [i, 1]; XVIII, 23 [i, 6]) Para
pembangkang ini menandaskan kebebasan, tetapi mereka tidak berhasil
mendapatkannya. Yudas "binasa, dan semua yang menaati dia tercerai-berai" (Kisah
5:37). Beberapa keturunannya juga terlibat dalam berbagai pemberontakan [The
Jewish War, II, 433-440 (xvii, 8); VII, 253 (viii, 1)].

3. Yudas, orang Yahudi dari Damaskus


Orang Damaskus yang rumahnya di Jalan Lurus. Saul (Paulus) tinggal di rumah
Yudas selama ia buta segera setelah ia berubah haluan, dan ke sanalah Ananias
diutus untuk meletakkan tangannya ke atas Saul. (Kis 9:11, 17) Catatan itu tidak
menyatakan apakah Yudas seorang murid pada waktu itu, tetapi kemungkinan
ini tampaknya kecil karena Ananias dan murid-murid lain ragu-ragu mendatangi
Saul mengingat reputasinya sebagai seorang penganiaya, sedangkan Yudas
menampung Saul di rumahnya (Kisah 9:13, 14, 26).

4. Yudas, seorang nabi di Yerusalem, dipanggil juga


Barnabas
Yudas, yang juga disebut Barsabas, adalah salah satu di antara dua murid yang
diutus oleh badan pimpinan di Yerusalem untuk menemani Paulus dan Barnabas
ketika mereka menyampaikan surat tentang sunat (± 49 M). Baik Yudas maupun
rekannya, Silas, dianggap "orang-orang terkemuka di antara saudara-saudara"
(Kisah 15:22). Surat itu ditujukan kepada "saudara-saudara yang ada di
Antiokhia, Siria, dan Kilikia". Yudas dan Silas hanya disebutkan berada di
Antiokhia, dan tidak ada keterangan bahwa mereka pergi lebih jauh. Mereka
harus meneguhkan pesan dalam surat itu secara lisan. Yudas adalah seorang
"nabi", dan sebagai pembicara tamu, ia memberikan banyak ceramah kepada
saudara-saudara di Antiokhia, untuk menganjurkan dan menguatkan mereka
(Kisah 15:22, 23, 27, 30-32).

5. Yudas, saudara Yesus Kristus


Yudas saudara Yesus Kristus (Reff: Matius 12:55; Markus 6:3). Yudas ini tidak
percaya sampai saat kebangkitan (Matius 12:46dst.; Markus 3:31dst.; Lukas 8:19
dst.; Yohanes 7:3-8; Kisah 1:14).
Namun, Yudas menyebut dirinya sebagai "hamba Yesus Kristus" dan bukan
sebagai rasul Tuhan Yesus Kristus ataupun saudara-Nya; dengan demikian, ia
tidak memanfaatkan hubungan jasmaninya dengan Sang Putra Allah. Selain itu,
ia menggunakan kata ganti orang ketiga "mereka" sewaktu memaksudkan rasul-
rasul (Yudas 1, 17, 18). Jadi, jelaslah bahwa ia tidak sama dengan "Yudas putra
Yakobus", salah satu dari ke-11 rasul Yesus Kristus yang setia (Lukas 6:16).

6. Yudas, murid Yesus Kristus, juga bernama Tadeus


Tadeus berasal dari kata Yunani Θαδδαῖος - TADDAIOS, artinya: si pemberani/
berhati besar. Injil Yohanes menulis "Yudas, yang bukan Iskariot" (Yohanes
14:22). Yudas disebut Tadeus, yang artinya "si pemberani. Dalam daftar nama
para rasul di Matius 10:3 dan Markus 3:18, nama Yakobus, putra Alfeus, dan
nama Tadeus disebutkan bersama-sama. Dalam daftar di Lukas 6:16 dan Kisah
1:13, nama Tadeus tidak disebutkan; sebaliknya kita mendapati nama "Yudas
putra Yakobus", sehingga dapat disimpulkan bahwa Tadeus adalah nama lain
rasul Yudas. Bisa jadi, ada kemungkinan pembaca akan bingung bagaimana
membedakan kedua rasul yang bernama Yudas ini, maka nama Tadeus kadang-
kadang digunakan. Dalam Lukas 6:16 dan Kisah 1:13, beberapa penerjemah
menyebutkan "Yudas, saudara Yakobus", karena kata Yunaninya tidak secara
khusus menyatakan hubungan mereka.

7. YUDAS ISKARIOT

Yudas Iskariot anak Simon, Ia adalah murid Yesus Kristus yang mempunyai
nama buruk karena mengkhianati Yesus. Alkitab tidak memberikan banyak
keterangan tentang keluarga dan latar belakang Yudas. Ia disebut "Iskariot"
(Lukas 6:16; Yoh 6:71). Sebutan ini umumnya dianggap menunjukkan bahwa
mereka berasal dari kota Keriot-hezron di Yudea. Jika memang demikian, Yudas-
lah satu-satunya orang Yudea di antara ke-12 rasul, karena yang lainnya adalah
orang Galilea.

Dalam daftar nama 12 murid, yang Yesus panggil untuk menyertai Dia ("ινα
ωσιν μετ αυτου ; hina hôsin met autou", yang terdapat dalam Injil Sinoptik,
nama Yudas selalu yang terakhir disebut, dan biasanya disertai keterangan
dengan kesan buruk (umpamanya yang mengkhianati Dia; yang kemudian
menjadi pengkhianat).
Kata iskariot, Iskariot ditambahkan pada namanya dalam naskah-naskah
Sinoptik dan dalam Yohanes 12:4. Tapi dalam ayat-ayat Yohanes lainnya
bermacam-macam bentuk lama itu. Nama Simon disebut sebagai ayah Yudas,
dan Iskariot selanjutnya diterangkan dengan tambahan apo karuotou. Fakta-
fakta tambahan karya Yohanes ini mengukuhkan asal kata Iskariot dari kata
Ibrani isy qèriyot artinya orang Keriot. Keriot terletak di Moab menurut Yeremia
48:24,41; Amsal 2:2. Tapi ada kemungkinan tempat lain, yaitu Keriot-Hezron,
yang letaknya 18 km sebelah selatan Hebron. Informasi geografis
tentangIskariot ini lebih baik daripada informasi yang didasarkan pada pelacakan
kata itu sampai sikarios, melalui suatu kata yang di-Aram-kan,
yaitu 'isqarya'a, pembunuh.

Banyak penulis memberikan gambaran yang sepenuhnya negatif tentang Yudas,


tetapi kelihatannya untuk beberapa waktu ia adalah murid yang mendapat
perkenan Allah dan Yesus; terpilihnya dia menjadi rasul menunjukkan hal itu.
Lagi pula, ia diberi kepercayaan untuk mengurus uang milik bersama, yaitu
kepunyaan Yesus dan ke-12 rasul. Hal itu secara positif memperlihatkan bahwa
pada waktu itu ia dapat diandalkan dan bahwa ia cakap atau berpendidikan;
khususnya demikian, mengingat bahwa Matius tidak mendapat tugas ini padahal
dia sudah berpengalaman dalam hal keuangan dan angka (Yohanes 12:6; Matius
10:3). Meskipun demikian, Yudas memang menjadi rusak sama sekali dan tak
dapat dimaafkan lagi. Tidak diragukan, karena alasan inilah ia dicantumkan
terakhir dalam daftar nama para rasul, dan dilukiskan sebagai Yudas, "yang
belakangan mengkhianati dia" dan "yang menjadi pengkhianat" Matius 10:4;
Lukas 6:16.

Dalam kelompok rasul, Yudas adalah bendahara, sementara ayat Yohanes yang
lain menyebut dia pencuri, terutama, menurut dugaan, ia menggelapkan uang
yang dipercayakan kepadanya. Mengenai arti ini, yang akar kata
kerjanya bastazo(mengambil) seperti tertera dalam papirus.

Injil Lukas menyajikan arti mendalam dari tindakan itu, dengan menceritakan
bahwa Iblis masuk ke dalam hati Yudas dan membisikkan dosanya yang
menjijikkan itu. Semua Injil Sinoptik sependapat bahwa Yudas memutuskan
untuk mencari kesempatan yang baik, kapan ia bisa menyerahkan Yesus kepada
musuh-musuh-Nya tanpa setahu orang banyak. Atau secara rahasia, dengan tipu
muslihat.

Kesempatan datang pada malam waktu Yesus bersama ke-12 murid berkumpul
di ruang atas; Yesus dengan nalar profetik-Nya, tahu apa yang akan dilakukan
sang pengkhianat. Dalam cerita Markus nama Yudas tidak disebut, dan
mengenai siapa pengkhianat itu masih belum jelas. Percakapan berupa tanya-
jawab dalam Matius 26:25 paling tepat dianggap bisik-bisik. Sementara itu
laporan Yohanes mengenai pertanyaan murid yang dikasihi dan tindakan Yesus
melayankan roti Paskah yang sudah tercelup dapat dikatakan berlangsung agak
rahasia. Bagaimanapun, inilah himbauan terakhir dari Yesus kepada Yudas - dan
ini pulalah penolakan terakhir dari pengkhianat itu. Sesudah itu Iblis menguasai
orang yang sudah menjadi tawanannya; dan Yudas pun pergi menerobos
kegelapan malam.

Dan, rencana yang telah diatur untuk menangkap Yesus sekarang dilaksanakan.
Tempat yang dirahasiakan Yudas untuk mengkhianati Yesus, ternyata adalah
Getsemani tempat Yesus dan murid-murid-Nya untuk berdoa malam itu. Dan
saat Yesus berdoa, sepasukan tentara muncul dipimpin oleh Yudas. Dan siapa
yang akan diciduk ditandai dengan perbuatan yang sangat ironis, orang yang
kucium, itulah Dia. Dan dengan demikian tuntaslah tugas pengkhianat itu.

Alkitab tidak membahas secara terperinci motif di balik haluannya yang bejat,
tetapi suatu insiden pada lima hari sebelum kematian Yesus, membuat masalah
tersebut jelas. Di Betani di rumah Simon si penderita kusta, Maria, saudara
Lazarus, mengurapi Yesus dengan minyak wangi seharga 300 dinar, yaitu kira-
kira upah pekerja selama satu tahun (Matius 20:2). Yudas menentangnya
dengan keras karena minyak itu seharusnya dapat dijual dan uangnya "diberikan
kepada orang miskin". Kelihatannya, rasul-rasul lain sekadar menyetujui alasan
yang tampaknya benar itu, tetapi Yesus menghardik mereka. Alasan sebenarnya
mengapa Yudas menentang hal itu ialah karena dia yang mengurus kotak uang
dan dia "seorang pencuri... dan biasa mengambil uang" yang dimasukkan ke
dalam kotak itu. Jadi, Yudas adalah orang yang tamak dan biasa mencuri
(Yohanes 12:2-7; Matius 26:6-12; Markus 14:3-8).

Upah Pengkhianatan

Mengapa para pemimpin agama Yahudi hanya menawarkan 30 keping


perak sebagai upah pengkhianatan terhadap Yesus?

Tiga puluh keping perak adalah harga yang ditawarkan (Mat 26:14, 15).
Jumlah yang sudah ditentukan oleh para pemimpin agama ini tampaknya
dimaksudkan untuk memperlihatkan penghinaan mereka atas diri Yesus,
dengan menganggapnya sebagai orang yang tidak berharga. Menurut
Keluaran 21:32, harga seorang budak adalah 30 syekel. Selain itu,
Zakharia hanya dibayar "tiga puluh keping perak" untuk pekerjaannya
sebagai gembala umat. Allah mengecam hal itu sebagai jumlah yang amat
rendah karena upah yang diberikan kepada Zakharia adalah ungkapan
bagaimana bangsa yang tidak setia itu menilai Allah sendiri (Zakharia
11:12-13). Oleh karenanya, dengan menawarkan hanya 30 keping perak
untuk Yesus, para pemimpin agama itu menganggap dia tidak berharga.
Tetapi pada waktu yang sama, mereka memperlakukan Allah sebagai
pribadi yang rendah nilainya dengan melakukan hal tersebut kepada wakil
yang Ia utus untuk menggembalakan Israel, dan ini menggenapi Zakharia
11:12. Yudas yang sudah rusak itu "setuju dengan harga tersebut, dan ia
mulai mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan [Yesus] kepada
mereka tanpa setahu orang banyak" (Lukas 22:6).

Malam Terakhir bersama Yesus.

Meskipun telah berbalik melawan Kristus, Yudas tetap bergabung


dengannya. Ia berkumpul bersama Yesus dan para rasul mengikuti
perjamuan bersama Tuhan Yesus. Pada saat itu Tuhan Yesus melayani
para murid-Nya, dengan rendah hati membasuh kaki mereka. Yudas yang
munafik membiarkan Yesus melakukan itu kepadanya. Tetapi Yesus
berkata, "Tidak semua dari antara kamu bersih" (Yohanes 13:2-5, 11). Ia
juga menyatakan bahwa salah seorang rasul yang berada di meja itu akan
mengkhianatinya. Mungkin agar tidak kelihatan bersalah, Yudas bertanya
apakah dia yang dimaksud. Untuk menunjukkan lebih jauh siapa yang
dimaksud, Yesus memberi Yudas potongan roti dan menyuruh dia untuk
segera melakukan apa yang ingin dia lakukan (Matius 26:21-25; Markus
14:18-21; Lukas 22:21-23; Yohanes 13:21-30).

Yudas segera meninggalkan kelompok itu.

Dengan membandingkan Matius 26:20-29 dan Yohanes 13:21-30, dapat


disimpulkan bahwa ia pergi sebelum Tuhan Yesus menetapkan perayaan
Perjamuan Tuhan. Catatan Lukas tentang insiden ini kelihatannya tidak
persis menurut urutan kronologis, karena Yudas tentu sudah
meninggalkan ruangan pada saat Kristus memuji kelompok itu sebab telah
berpaut kepadanya; hal itu tidak berlaku bagi Yudas, dan dia juga tidak
akan dibawa ke dalam "perjanjian . . . untuk suatu kerajaan" (Lukas
22:19-30).

Kemudian, Yudas mendapati Yesus bersama para rasul yang setia di


taman Getsemani, suatu tempat yang dikenal betul oleh si pengkhianat
itu, karena mereka pernah berkumpul di sana sebelumnya. Ia memimpin
sekumpulan besar orang, termasuk para prajurit Romawi dan seorang
komandan militer. Gerombolan itu membawa gada dan pedang serta obor
dan pelita, yang akan mereka butuhkan jika awan menutupi bulan
purnama atau jika Yesus berada dalam bayang-bayang. Kemungkinan
besar para prajurit Romawi itu tidak akan mengenali Yesus, maka sebagai
tanda, sesuai dengan rencana yang sudah diatur, Yudas menyalami
Kristus dan secara munafik "menciumnya", dengan demikian
mengidentifikasi Yesus Kristus (Matius 26:47-49; Yohanes 18:2-12).
Belakangan, Yudas merasa sangat bersalah. Keesokan paginya, ia
berupaya mengembalikan ke-30 keping perak itu, tetapi para imam kepala
tidak mau menerimanya kembali. Akhirnya, Yudas melemparkan uang itu
ke dalam bait (Matius 27:1-5).

Sisa-sisa akhir hidup Yudas penuh kengerian.

Alkitab melaporkan penyesalannya yang memilukan itu, tapi hanya Matius


dari keempat Injil yang menceritakannya. Melengkapi laporan penyesalan
dan peristiwa bunuh diri, yang didahului oleh pergumulan batin dalam
dirinya, harus ditambahkan berita dalam Kisah Para Rasul 1:18-19. Dan
untuk melengkapi data sebagai bukti, perlu ditambahkan kesaksian
fantastis Papias, yang disimpan oleh Apollinarius, orang Laodikia. Menurut
Papias tubuh Yudas mengembung, dan mati di ladangnya sendiri. Ada
beberapa usaha untuk menyelaraskan Matius 27:3-10 dengan Kisah Para
Rasul 1:18 - umpamanya pendapat Agustinus, bahwa tali yang digunakan
Yudas untuk gantung diri putus dan ia mati terjatuh; dengan demikian
Matius dan Kisah Para Rasul sepakat. Tapi yang lebih mengerikan lagi dari
rincian cerita yang mengerikan ini, ialah hukuman yang gamblang dan
keras dalam Kisah Para Rasul 1:25, "jabatan pelayanan, yaitu kerasulan
yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya".
Rasul itu murtad dan tenggelam dalam bagian yang disediakan bagi orang
seperti itu.
Selain itu, berkaitan dengan kematiannya, timbul pertanyaan mengenai
siapa yang membeli tanah pekuburan dengan 30 keping perak itu.
Menurut Matius 27:6, 7, para imam kepala memutuskan bahwa mereka
tidak dapat memasukkan uang itu ke dalam perbendaharaan suci, maka
mereka menggunakan uang itu untuk membeli tanah tersebut. Catatan di
Kisah 1:18-19, yang membahas mengenai Yudas, menyatakan, "Karena
itu, orang ini membeli sebidang tanah dengan upah ketidakadilan."
Kelihatannya, jawabannya adalah bahwa imam-imam itu membeli tanah
tersebut, tetapi karena Yudas yang menyediakan uang itu, ia dapat
dianggap sebagai pembelinya. Dr. A. Edersheim menunjukkan, ”Menurut
hukum, uang yang diperoleh dengan cara yang tidak sah tidak boleh
dimasukkan ke dalam perbendaharaan Bait, untuk membeli barang-
barang suci. Dalam kasus-kasus seperti itu, Hukum Yahudi menetapkan
bahwa uang tersebut harus dikembalikan kepada si penyumbang, dan jika
ia tetap berkeras untuk memberikan uang itu, ia harus dibujuk agar
menggunakan itu untuk sesuatu bagi kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan asumsi hukum, uang itu masih dianggap sebagai milik Yudas,
dan seolah-olah digunakan olehnya untuk membeli ’tanah tukang
tembikar’ yang terkenal itu.” (The Life and Times of Jesus the Messiah,
1906, Jil. II, hlm. 575) Pembelian ini menggenapi nubuat di Zakharia
11:13.

Haluan yang Yudas pilih itu dilakukan secara sadar, karena berkaitan
dengan niat jahat, ketamakan, kesombongan, kemunafikan, dan tipu
daya. Setelah itu, ia merasa sangat menyesal karena dibebani perasaan
bersalah, sebagaimana orang yang membunuh dengan sengaja,
menyesali akibat kejahatannya. Namun, atas kemauannya sendiri Yudas
bersekongkol dengan orang-orang yang menurut Yesus membuat orang
menjadi proselit tetapi menjadikan mereka orang-orang bagi Gehena, dua
kali lipat lebih parah daripada mereka sendiri, yang juga patut mendapat
"penghakiman Gehena" (Matius 23:15, 33) Pada malam terakhir
kehidupannya di bumi, Tuhan Yesus sendiri menyatakan mengenai Yudas,
"Lebih baik bagi orang itu jika ia tidak dilahirkan." Belakangan, Kristus
menyebutnya "anak kebinasaan" (Markus 14:21; Yohanes 17:12; Ibrani
10:26-29).
Apakah benar bahwa Tuhan menghendaki Yudas Iskariot dijadikan tumbal?

Berikut ini adalah tanggapan saya di milis tersebut yang tentunya menimbulkan dialog-
dialog baru di sana.

* Kisah Para Rasul 1:25


LAI TB, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan
Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.
KJV, That he may take part of this ministry and apostleship, from which Judas by
transgression fell, that he might go to his own place.
TR, λαβειν τον κληρον της διακονιας ταυτης και αποστολης εξ ης παρεβη ιουδας
πορευθηναι εις τον τοπον τον ιδιον
Translit interlinear, labein {menerima} ton klêron {bagian} tês diakonias
{pelayanan} tautês {ini} kai {dan} apostolês {kerasulan} ex {dari} hês {yang}
parebê {ditinggalkan} ioudas {Yudas} poreuthênai {jatuh} eis {ke} ton topon
{tempatnya} ton idion {sendiri}

Apakah watak Yudas yang sesungguhnya?

Jika tempat yang wajar baginya ("τον τοπον τον ιδιον ; ton topon ton
idion",harfiah tempatnya sendiri) adalah pilihannya sendiri, apakah yang
mendorong dia ke jurusan dan nasib yang mengerikan ini? Dan bagaimana
pernyataan tempat yang wajar baginya dapat dipertemukan dengan ayat-ayat
Alkitab yang memberi kesan, bahwa ia sudah dari dulu ditentukan untuk
memainkan peranan pengkhianat? Bahwa Yesus memilih dia, walaupun Yesus
tahu bahwa Yudas akan menyerahkan Dia?

Yudas mempunyai cap watak yang tak terelakkan seperti yang ditulis dalam ayat
di bawah ini:

* Yohanes 17:12
LAI TB , Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam
namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa
selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah
yang tertulis dalam Kita Suci.
LAI TL, Selagi Aku bersama-sama dengan mereka itu, Aku ini
memeliharakan mereka itu atas nama-Mu yang Engkau karuniakan
kepada-Ku, dan Aku sudah menjagai mereka itu, dan seorang pun tiada
daripada mereka itu yang hilang kecuali anak kebinasaan itu, supaya isi
Alkitab itu sampai.
KJV, While I was with them in the world, I kept them in thy name: those
that thou gavest me I have kept, and none of them is lost, but the son of
perdition; that the scripture might be fulfilled.
TR, οτε ημην μετ αυτων εν τω κοσμω εγω ετηρουν αυτους εν τω ονοματι
σου ους δεδωκας μοι εφυλαξα και ουδεις εξ αυτων απωλετο ει μη ο υιος
της απωλειας ινα η γραφη πληρωθη
Translit interlinear, hote {selama} êmên {Aku adalah} met {bersama}
autôn {mereka} en {di dalam} tô kosmô {dunia} egô {Aku} etêroun
{memelihara} autous {mereka} en {dalam} tô onomati {nama} sou {-Mu}
hous {yang} dedôkas {Engkau sudah memberikan} moi {kepada-Ku}
ephulaxa {Aku menjaga} kai {dan} oudeis {tidak ada seorangpun} ex
{dari} autôn {mereka} apôleto {ia binasa} ei mê {selain daripada} ho
huios {anak} tês apôleias {kebinasaan} hina {supaya} hê {yang}
graphê { tertulis} plêrôthê {ia digenapi}"

Alasan-alasan yang pernah dikemukakan antara lain adalah: cinta uang;


cemburu kepada murid-murid lain; ketakutan akan akhir pelayanan gurunya
yang tak terelakkan, yang mendorong dia mengkhianati rekannya untuk
menyelamatkan dirinya sendiri; niat yang membawa untuk memaksa Yesus
menyatakan diri-nya Mesias. Juga alasan hati yang sebal dan dendam, yang
timbul sesudah harapan-harapan duniawinya pudar; hati yang tidak senang
menjurus kepada penyesalan mengikuti Yesus, dan penyesalan ini berubah
menjadi kebencian.

Ada tiga pedoman pembimbing sebagai pendahuluan sebelum menyatakan dugaan-


dugaan itu, yaitu:

1. Kita tidak boleh meragukan kesungguhan panggilan Yesus. Pada mulanya


Yesus memandang Yudas sebagai murid dan pengikut berbakat. Tidak ada pra
dalil lain untuk menilai benar-tidaknya kebijakan Yesus, juga himbauan-Nya yang
berulang-ulang kepada Yudas;
2. Pra pengetahuan Yesus tidak mencakup pra penentuan, bahwa Yudas secara
tak terelakkan harus menjadi pengkhianat;
3. Yudas tak pernah sungguh-sungguh murid Yesus. Dia jatuh dari jabatan rasul,
tapi ia tak pernah mempunyai persekutuan yang sungguh dengan Yesus.

Dengan demikian ia tetap yang telah ditentukan untuk binasa sudah binasa, karena ia
tak pernah diselamatkan. Perhatikan ayat ini:

* Matius 26:25
LAI TB, Yudas yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan
aku, ya RABI?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
KJV, Then Judas, which betrayed him, answered and said, Master, is it I? He said
unto him, Thou hast said.
TR, αποκριθεις δε ιουδας ο παραδιδους αυτον ειπεν μητι εγω ειμι ραββι λεγει
αυτω συ ειπας
Translit interlinear, apokritheis {menjawab} de {dan} ioudas {Yudas} ho {yang}
paradidous {menyerahkan} auton {-Nya} eipen {ia berkata} mêti {apakah} egô
{aku} eimi {adalah} rabbi {rabi} legei {Dia berkata} autô {kepadanya} su
{engkau} eipas {sudah berkata}

Ternyata bahwa gelar Yesus yang tertinggi bagi Yudas hanyalah sekedar Rabi dan
bukan Tuhan.

Di arena Alkitab, Yudas Iskariot hidup sebagai peringatan yang mengerikan bagi setiap
pengikut Yesus yang tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya, kendati
memang benar berada dalam persekutuan-Nya, tetapi tidak memiliki Roh-Nya.

* Roma 8:9
LAI TB, Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
Kristus, ia bukan milik Kristus.
KJV, But ye are not in the flesh, but in the Spirit, if so be that the Spirit of God
dwell in you. Now if any man have not the Spirit of Christ, he is none of his.
TR, υμεις δε ουκ εστε εν σαρκι αλλ εν πνευματι ειπερ πνευμα θεου οικει εν υμιν
ει δε τις πνευμα χριστου ουκ εχει ουτος ουκ εστιν αυτου
Translit. interlinear, humeis {kalian} de {tetapi} ouk {tidak} este {adalah} en
{dalam} sarki {daging} all {melainkan} en {dalam} pneumati {Roh} eiper {jika
memang} pneuma {Roh} theou {Allah} oikei {Dia diam} en {di dalam} humin
{kalian} ei {jika} de {tetapi} tis {seseorang} pneuma {Roh} khristou {Kristus}
ouk {tidak} ekhei {ia memiliki} houtos {ini} ouk {bukan} estin {ia adalah} autou
{milik-Nya}

Nyatalah bahwa Yudas Iskariot meninggal sebagai seorang yang bernasib malang dan
yang terkutuk adalah atas pilihannya sendiri.

APAKAH YUDAS ISKARIOT DITENTUKAN


BINASA?
Kalau kita membaca Alkitab terjemahan versi LAI TB, penyajian terjemahannya
sebenarnya "kurang tepat", dan memberikan pengertian yang cenderung mengarah
kepada suatu ajaran/ doktrin denominasi tertentu, dan dalam penyajian artikel diatas
diberikan terjemahan interlinear Yohanes 17:12 yang tidak terdapat kata "ditentukan",
saya kutip lagi ayatnya dengan perbandingan berbagai versi terjemahan, supaya dapat
dimengerti dengan jelas :

* Yohanes 17:12
LAI TB , Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu,
yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka
dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang
telahditentukan(?) untuk binasa (VERB, passive), supaya genaplah yang
tertulis dalam Kita Suci.
NIV, While I was with them, I protected them and kept them safe by that name
you gave me. None has been lost except the one doomed to destruction so
that Scripture would be fulfilled.

Bandingkan dengan :

LAI TL, Selagi Aku bersama-sama dengan mereka itu, Aku ini memeliharakan
mereka itu atas nama-Mu yang Engkau karuniakan kepada-Ku, dan Aku sudah
menjagai mereka itu, dan seorang pun tiada daripada mereka itu yang hilang
kecualianak kebinasaan (NOUN) itu, supaya isi Alkitab itu sampai.
MILT (2008), Ketika Aku ada bersama mereka di dunia ini, Aku senantiasa
memelihara mereka dalam Nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, Aku telah menjaganya dan tidak seorang pun dari antara mereka
yang binasa, kecuali anak kebinasaan (APÔLEIAS) itu, supaya kitab suci
dapat digenapkan.
NASB, "While I was with them, I was keeping them in Your name which You
have given Me; and I guarded them and not one of them perished but the son
of perdition, so that the Scripture would be fulfilled.
KJV, While I was with them in the world, I kept them in thy name: those that
thou gavest me I have kept, and none of them is lost, but the
son of perdition (NOUN); that the scripture might be fulfilled.
NKJV, While I was with them in the world, I kept them in thy name: those that
thou gavest me I have kept, and none of them is lost, but the son of
perdition ; that the scripture might be fulfilled.

TR, οτε ημην μετ αυτων εν τω κοσμω εγω ετηρουν αυτους εν τω ονοματι σου
ους δεδωκας μοι εφυλαξα και ουδεις εξ αυτων απωλετο ει μη ο υιος της απωλειας
ινα η γραφη πληρωθη
Translit. interlinear : hote {selama} êmên {Aku adalah} met {bersama} autôn
{mereka} en {di dalam} tô kosmô {dunia} egô {Aku} etêroun {memelihara}
autous {mereka} en {dalam} tô onomati {nama} sou {-Mu} hous {yang}
dedôkas {Engkau sudah memberikan} moi {kepada-Ku} ephulaxa {Aku
menjaga} kai {dan} oudeis {tidak ada seorangpun} ex {dari} autôn {mereka}
apôleto {ia binasa} ei mê {selain daripada} ho huios {anak, noun -
nominative singular masculine} tês apôleias {kebinasaan,noun -
genitive singular feminine} hina {supaya} hê {yang} graphê { tertulis}
plêrôthê {ia digenapi}"

Catatan :

Naskah bahasa asli Yunani menulis "ο υιος της απωλειας ; ho huios tês apôleias" secara
harfiah artinya "anak kebinasaan", namun LAI menterjemahkan secara "CALVINIS"
banget (atau barangkali mirip dengan terjemahan NIV) yang seolah-olah Yudas ini
memang sudah ditentukan untuk binasa.

Namun dengan mengkaji dari bahasa aslinya, kita bisa kita mengerti bahwa wataknya
yang ia miliki 'sejak semula', itu yang menjadikannya binasa, bukan karena ia sudah
ditentukan Allah untuk binasa demi memuluskan misi Yesus Kristus mati di kayu salib .
Maka, saya condong pada terjemahan static ala King James, atau juga terjemahan-
terjemahan lain yang tidak condong kepada suatu doktrin tertentu.

"ο υιος της απωλειας ; ho huios tês apôleias" sebenarnya adalah berbicara tentang
WATAK (perhatikan kata tersebut ditulis dalam bentuk feminine, merujuk suatu
gambaran dari tabiatnya yang membawa dirinya pada kebinasaan.

Bandingkan dengan ayat di bawah ini yang juga menggunakan kata yang
sama "apôleia", dalam bentuk gender feminine pula:

* 2 Petrus 3:16
LAI TB, Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang
perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami,
sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya,
memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga
mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.
KJV, As also in all his epistles, speaking in them of these things; in which are
some things hard to be understood, which they that are unlearned and unstable
wrest, as they do also the other scriptures, unto their own destruction.
TR, ως και εν πασαις ταις επιστολαις λαλων εν αυταις περι τουτων εν οις εστιν
δυσνοητα τινα α οι αμαθεις και αστηρικτοι στρεβλουσιν ως και τας λοιπας γραφας
προς την ιδιαν αυτων απωλειαν
Translit, hôs kai en pasais tais epistolais lalôn en autais peri toutôn en hois estin
dusnoêta tina ha hoi amatheis kai astêriktoi streblousin hôs kai tas loipas
graphas pros tên idian autôn apôleian {kebinasaan, noun - accusative
singular feminine}

Artinya hal-hal yang membuatnya binasa adalah karena sikap, watak, dan perbuatan
atas pilihannya sendiri. Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa dan memberkati
mereka untuk ber-anak cucu, apakah Allah sudah menentukan manusia itu binasa?
Tentu tidak!

Tanggapan :

Lukas 22:22 menyebutkan ada 2 hal : ada predestinasi ada pula nubuat. Dan nubuat
bukanlah predestinasi.

Lukas 22:22 menulis bahwa YESUS menubuatkan ada pengkianatan yang direncanakan
akan terjadi. Dan YESUS juga menyatakan suatu penetapan sebelumnya (predestinasi):
"Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan." YESUS ini
akan diserahkan sesuai dengan penetapan (rancangan) Allah. Dan juga ayat ini menulis
tentang pengetahuan Allah yang mengetahui apa yang terjadi kemudian (nubuat),
maka dari itu, YESUS berkata "celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan! ."

Perhatikanlah, meskipun Allah telah menetapkan bahwa KRISTUS akan diserahkan,


tetapi bukan berarti Allah juga menetapkan Yudas sebagai pihak yang celaka. Yudas
melakukan perbuatan atas pilihannya sendiri, sehingga dia sendiri yang bertanggung-
jawab sepenuhnya atas perbuatannya, dan sebab itu celakalah dia!

Perhatikan juga

* Matius 26:24
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia,
akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah
lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.

* Markus 14:21
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia,
akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah
lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

Kalimat: "Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Mengingatkan
kita pada sikap Allah yang menyesal (NAKHAM) ketika terjadi hal-hal yang membuat
manusia celaka. Itu justru adalah suatu ucapan belas-kasihan: seandainya saja dia tidak
dilahirkan. Hal ini justru menyiratlan suatu keadaan bahwa terjadinya pengkianatan
adalah atas komitmen Yudas sendiri dan sekutunya. Bukan atas penetapan Allah!

Saya berpendapat, ketika KRISTUS mengucapkan ucapan "NAKHAM" (kepada Yudas),


itu justru merupakan nasehat/ peringatan ataupun hal yang akan menggugah Yudas
untuk bertobat dari kejahatannya dan dia mundur (karena masih belum terlambat).
Namun sayangnya, orang yang menjadi sasaran utama dari peringatan ini justru yang
paling tidak peduli dengan peringatan itu. Hal ini terlihat dari sikap murid-murid yang
lain yang begitu terpukul dengan peringatan itu (lihat Lukas 22:23-24).

YESUS ditetapkan sejak semula (di-predestinasi) untuk mati sebagai penebus dosa
manusia. Ada Yudas atau tidak ada Yudas penetapan Allah kepada YESUS Sang Mesias
yang menderita akan tetap terjadi. Jadi jangan pernah menganggap tanpa ada tokoh
Yudas (yang dianggap ditetapkan sebagai pihak yang celaka) maka kematian YESUS
tidak akan terjadi.

YESUS datang ke dunia sebagai kurban tebusan atas dosa manusia; andaikata tidak
ada tokoh Yudas Iskariot sebagai murid yang mengkianati. YESUS tetap ada dalam misi
ini. YESUS datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
manusia.
* Matius 20:18-19
20:18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia
hukuman mati.
20:19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari
ketiga Ia akan dibangkitkan."

Apakah benar bahwa Tuhan menghendaki Yudas Iskariot dijadikan tumbal?

Mari kita baca ayat ini:

* Kisah 1:25
LAI TB, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan
Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.
KJV, That he may take part of this ministry and apostleship, from which Judas by
transgression fell, that he might go to his own place.
TR, λαβειν τον κληρον της διακονιας ταυτης και αποστολης εξ ης παρεβη ιουδας
πορευθηναι εις τον τοπον τον ιδιον
Translit interlinear, labein {menerima} ton klêron {bagian} tês diakonias
{pelayanan} tautês {ini} kai {dan} apostolês {kerasulan} ex {dari} hês {yang}
parebê {ditinggalkan} ioudas {Yudas} poreuthênai {jatuh} eis {ke} ton topon
{tempatnya} ton idion {sendiri}

Apakah watak Yudas yang sesungguhnya? Jika tempat yang wajar baginya (ton topon
ton idion, harfiah tempatnya sendiri) adalah pilihannya sendiri, apakah yang mendorong
dia ke jurusan dan nasip yang mengerikan ini? Dan bagaimana pernyataan tempat yang
wajar baginya dapat dipertemukan dengan ayat-ayat Alkitab yang memberi kesan,
bahwa ia sudah dari dulu ditentukan untuk memainkan peranan pengkhianat? Bahwa
YESUS memilih dia, walaupun YESUS tahu bahwa Yudas akan menyerahkan Dia?

Bahwa sejak semula ia terima cap watak yang tak terelakkan seperti yang ditulis dalam
ayat di bawah ini:

Yohanes 17:12, Ketika Aku ada bersama mereka di dunia ini, Aku senantiasa
memelihara mereka dalam Nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-
Ku, Aku telah menjaganya dan tidak seorang pun dari antara mereka yang binasa,
kecuali anak kebinasaan itu, supaya kitab suci dapat digenapkan.
(lihat posting saya di atas)

Alasan-alasan Yudas Iskariot antara lain adalah :

- Cinta uang (Yudas menjual YESUS dengan 30 keping perak);


- Cemburu kepada murid-murid lain;
- Ketakutan akan akhir pelayanan gurunya yang tak terelakkan, yang -
mendorong dia mengkhianati rekannya untuk menyelamatkan dirinya sendiri;
- Niat yang membawa untuk memaksa YESUS menyatakan diri-nya Mesias.
- Juga alasan hati yang sebal dan dendam, yang timbul sesudah harapan-
harapan duniawinya pudar; hati yang tidak senang menjurus kepada penyesalan
mengikuti YESUS, dan penyesalan ini berubah menjadi kebencian.

Yudas dipilih oleh YESUS menjadi muridnya, untuk berjalan dekatNya, namun dia
menjauhkan diri. Yudas bukan dipilih untuk didapuk sebagai pengkianat. Menjadi
pengkianat adalah pilihan Yudas sendiri :

PENTING!!
Kita tidak boleh meragukan kesungguhan panggilan YESUS. Pada mulanya YESUS
memandang Yudas Iskariot sebagai murid dan pengikut berbakat. Tidak ada pra dalil
lain untuk menilai benar-tidaknya kebijakan YESUS, juga himbauan-Nya yang berulang-
ulang kepada Yudas;
Pra pengetahuan YESUS tidak bermakna mencakup pra-penentuan
(predestinasi) bahwa Yudas secara tak terelakkan harus menjadi
pengkhianat!

Yudas tak pernah sungguh-sungguh murid YESUS. Dia jatuh dari jabatan rasul, tapi ia
tak pernah mempunyai persekutuan yang sungguh dengan YESUS.

Perhatikan ayat ini :

* Matius 26:25
LAI TB, Yudas yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: 'Bukan
aku, ya RABI?' Kata YESUS kepadanya: 'Engkau telah mengatakannya.'"
KJV, Then Judas, which betrayed him, answered and said, Master, is it I? He said
unto him, Thou hast said.
TR, αποκριθεις δε ιουδας ο παραδιδους αυτον ειπεν μητι εγω ειμι ραββι λεγει
αυτω συ ειπας
Translit interlinear, apokritheis {menjawab} de {dan} ioudas {Yudas} ho {yang}
paradidous {menyerahkan} auton {-Nya} eipen {ia berkata} mêti {apakah} egô
{aku} eimi {adalah} rabbi {rabi} legei {Dia berkata} autô {kepadanya} su
{engkau} eipas {sudah berkata}

Ternyata bahwa gelar YESUS yang tertinggi bagi Yudas hanyalah sekedar Rabi dan
bukan Tuhan.

Di arena Alkitab, Yudas hidup sebagai peringatan yang mengerikan bagi setiap pengikut
YESUS yang tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya, kendati memang benar
berada dalam persekutuan-Nya, tetapi tidak memiliki Roh-Nya.

* Roma 8:9
LAI TB, Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
KRISTUS, ia bukan milik KRISTUS.
KJV, But ye are not in the flesh, but in the Spirit, if so be that the Spirit of God
dwell in you. Now if any man have not the Spirit of CHRIST, he is none of his.
TR, υμεις δε ουκ εστε εν σαρκι αλλ εν πνευματι ειπερ πνευμα θεου οικει εν υμιν
ει δε τις πνευμα χριστου ουκ εχει ουτος ουκ εστιν αυτου
Translit interlinear, humeis {kalian} de {tetapi} ouk {tidak} este {adalah} en
{dalam} sarki {daging} all {melainkan} en {dalam} pneumati {Roh} eiper {jika
memang} pneuma {Roh} theou {Allah} oikei {Dia diam} en {di dalam} humin
{kalian} ei {jika} de {tetapi} tis {seseorang} pneuma {Roh} khristou {KRISTUS}
ouk {tidak} ekhei {ia memiliki} houtos {ini} ouk {bukan} estin {ia adalah} autou
{milik-Nya}

Nyatalah bahwa Yudas meninggal sebagai seorang yang bernasib malang dan yang
pilihannya sendiri.

Judas Iscariot
(Judas of Kerioth ). He is sometimes called "the son of Simon," ( John 6:71 ; John 13:2 John 13:26 ) but
more commonly ISCARIOTES. ( Matthew 10:4 ; Mark 3:19 ; Luke 6:16 ) etc. The name Iscariot has
received many interpretations more of less conjectural. The most probable is from Ish Kerioth , i.e. "man
of Kerioth," a town in the tribe of Judah. ( Joshua 15:25 ) Of the life of Judas before the appearance of his
name in the lists of the apostles we know absolutely nothing. What that appearance implies, however, is
that he had previously declared himself a disciple. He was drawn, as the others were, by the preaching of
the Baptist, or his own Messianic hopes, or the "gracious words" of the new Teacher, to leave his former
life, and to obey the call of the Prophet of Nazareth. The choice was not made, we must remember,
without a provision of its issue. ( John 6:64 ) The germs of the evil, in all likelihood, unfolded themselves
gradually. The rules to which the twelve were subject in their first journey, (Matthew 10:9 Matthew 10:10 )
sheltered him from the temptation that would have been most dangerous to him. The new form of life, of
which we find the first traces in ( Luke 8:3 ) brought that temptation with it. As soon as the twelve were
recognized as a body, travelling hither and thither with their Master, receiving money and other offerings,
and redistributing what they received to the poor, it became necessary that some one should act as the
steward and almoner of the small society, and this fell to Judas. (John 12:6 ; 13:29 ) The Galilean or
Judean peasant found himself entrusted with larger sums of money than before, and with this there came
covetousness, unfaithfulness, embezzlement. Several times he showed his tendency to avarice and
selfishness. This, even under the best of influences, grew worse and worse, till he betrayed his Master for
thirty pieces of silver. (Why was such a man chosen to be one of the twelve? -- (1) There was needed
among the disciples, as in the Church now, a man of just such talents as Judas possessed, --the talent
for managing business affairs. (2) Though he probably followed Christ at first from mixed motives, as did
the other disciples, he had the opportunity of becoming a good and useful man. (3) It doubtless was
included in Gods plans that there should be thus a standing argument for the truth and honesty of the
gospel; for if any wrong or trickery had been concealed, it would have been revealed by the traitor in self-
defence. (4) Perhaps to teach the Church that God can bless and the gospel can succeed even though
some bad men may creep into the fold. What was Judas motive in betraying Christ? -- (1) Anger at the
public rebuke given him by Christ at the supper in the house of Simon the leper. ( Matthew 26:6-14 ) (2)
Avarice, covetousness, the thirty pieces of silver. ( John 12:6 ) (3) The reaction of feeling in a bad soul
against the Holy One whose words and character were a continual rebuke, and who knew the traitors
heart. (4) A much larger covetousness, --an ambition to be the treasurer, not merely of a few poor
disciples, but of a great and splendid temporal kingdom of the Messiah. He would hasten on the coming
kingdom by compelling Jesus to defend himself. (5) Perhaps disappointment because Christ insisted on
foretelling his death instead of receiving his kingdom. He began to fear that there was to be no kingdom,
after all. (6) Perhaps, also, Judas "abandoned what seemed to him a failing cause, and hoped by his
treachery to gain a position of honor and influence in the Pharisaic party." The end of Judas. -- (1) Judas,
when he saw the results of his betrayal, "repented himself." ( Matthew 27:3-10 ) He saw his sin in a new
light, and "his conscience bounded into fury." (2) He made ineffectual struggles to escape, by attempting
to return the reward to the Pharisees, and when they would not receive it, he cast it down at their feet and
left it. (Matthew 27:5 ) But, (a) restitution of the silver did not undo the wrong; (b) it was restored in a
wrong spirit, --a desire for relief rather than hatred of sin; (c) he confessed to the wrong party, or rather to
those who should have been secondary, and who could not grand forgiveness; (d) "compunction is not
conversion." (3) The money was used to buy a burial-field for poor strangers. (Matthew 27:6-10 ) (4)
Judas himself, in his despair, went out and hanged himself, ( Matthew 27:5 ) at Aceldama, on the
southern slope of the valley of Hinnom, near Jerusalem, and in the act he fell down a precipice and was
dashed into pieces. ( Acts 1:18 ) "And he went to his own place." ( Acts 1:25 ) "A guilty conscience must
find neither hell or pardon." (5) Judas repentance may be compared to that of Esau. ( Genesis 27:32-
38 ; Hebrews 12:16 Hebrews 12:17 ) It is contrasted with that of Peter. Judas proved his repentance to be
false by immediately committing another sin, suicide. Peter proved his to be true by serving the Lord
faithfully ever after. --ED.)

2. Before the Betrayal:

For any definite allusion to Judas during the interval lying between his call and the events
immediately preceding the betrayal, we are indebted to John alone. These allusions are
made with the manifest purpose of showing forth the nefarious character of Judas from the
beginning; and in their sequence there is a gradual development and growing clearness in
the manner in which Jesus makes prophecy regarding his future betrayer. Thus, after the
discourse on the Bread of Life in the synagogue of Capernaum (John 6:26-59), when many
of the disciples deserted Jesus (John 6:66) and Peter protested the allegiance of the
apostles (John 6:69), Jesus answered, "Did not I choose you the twelve, and one of you is a
devil" (John 6:70). Then follows John's commentary, "Now he spake of Judas the son of
Simon Iscariot, for he it was that should betray him, being one of the twelve" (John 6:71),
implying that Judas was already known to Jesus as being in spirit one of those who "went
back, arid walked no more with him" (John 6:66). But the situation, however disquieting it
must have been to the ambitious designs which probably actuated Judas in his acceptance
of the apostleship (compare below), was not sufficiently critical to call for immediate
desertion on his part. Instead, he lulled his fears of exposure by the fact that he was not
mentioned by name, and continued ostensibly one of the faithful. Personal motives of a
sordid nature had also influence in causing him to remain. Appointed keeper of the purse,
he disregarded the warnings of Jesus concerning greed and hypocrisy (compare Matthew
6:20; Luke 12:1-3) and appropriated the funds to his own use. As a cloak to his avarice, he
pretended to be zealous in their administration, and therefore, at the anointing of Jesus' feet
by Mary, he asked "Why was not this ointment sold for 300 shillings, and given to the poor?
Now this he said, not because he cared for the poor; but because he was a thief, and
having the bag took away what was put therein" (John 12:5,6; compare also Matthew 26:7-
13; Mark 14:3-8).

3. The Betrayal:

Yet, although by this craftiness Judas concealed for a time his true nature from the rest of
the disciples, and fomented any discontent that might arise among them (compare Mark
14:4), he now felt that his present source of income could not long remain secure. The
pregnant words of his Master regarding the day of his burial (compare Matthew 26:12; Mark
14:8; John 12:7) revealed to His betrayer that Jesus already knew well the evil powers that
were at work against Him; and it is significant that, according to Mt and Mk, who alone of
the synoptists mention the anointing, Judas departed immediately afterward and made his
compact with the chief priests (compare Matthew 26:14,15; Mark 14:10,11; compare
also Luke 22:3-6). But his absence was only temporary. He was present at the washing of
the disciples' feet, there to be differentiated once more by Jesus from the rest of the Twelve
(compare "Ye are clean, but not all" and "He that eateth my bread lifted up his heel against
me," John 13:10,18), but again without being named. It seemed as if Jesus wished to give
Judas every opportunity, even at this late hour, of repenting and making his confession. For
the last time, when they had sat down to eat, Jesus appealed him thus with the words, "One
of you shall betray me" (Matthew 26:21; Mark 14:18;Luke 22:21; John 13:21). And at the
end, in answer to the anxious queries of His disciples, "Is it I?" He indicated his betrayer,
not by name, but by a sign:

"He it is, for whom I shall dip the sop, and give it him" (John 13:26). Immediately upon its
reception, Judas left the supper room; the opportunity which he sought for was come
(compare John 13:30; Matthew 26:16). There is some doubt as to whether he actually
received the eucharistic bread and wine previous to his departure or not, but most modern
commentators hold that he did not. On his departure, Judas made his way to the high
priests and their followers, and coming upon Jesus in the Garden of Gethsemane, he
betrayed his Master with a kiss (Matthew 26:47-50; Mark 14:43,44; Luke 22:47; John 18:2-
5).

4. His Death:

After the betrayal, Mk, Lu and Joh are silent as regards Judas, and the accounts given in Mt
and Ac of his remorse and death vary in detail. According to Mt, the actual condemnation of
Jesus awakened Judas' sense of guilt, and becoming still more despondent at his repulse
by the chief priests and elders, "he cast down the pieces of silver into the sanctuary, and
departed; and he went away and hanged himself." With the money the chief priests
purchased the potter's field, afterward called "the field of blood," and in this way was fulfilled
the prophecy of Zechariah (11:12-14) ascribed by Matthew to Jeremiah (Matthew 27:3-10).
The account given in Acts 1:16-20 is much shorter. It mentions neither Judas' repentance
nor the chief priests, but simply states that Judas "obtained a field with the reward of his
iniquity; and falling headlong, he burst asunder in the midst, and all his bowels gushed out"
(1:18). The author of Ac finds in this the fulfillment of the prophecy in Psalms 69:25. The
Vulgate (Jerome's Latin Bible, 390-405 A.D.) rendering, "When he had hanged himself, he
burst asunder," suggests a means of reconciling the two accounts.

According to a legendary account mentioned by Papias, the death of Judas was due to
elephantiasis (compare Hennecke, Neutestamentliche Apokryphen, 5). A so-called "Gospel
of Judas" was in use among the Gnostic sect of the Cainites.

II. Character and Theories.

1. Joined the Apostles to Betray Jesus:


Much discussion and controversy have centered, not only around the discrepancies of the
Gospel narratives of Judas, but also around his character and the problems connected with
it. That the betrayer of Jesus should also be one of the chosen Twelve has given
opportunity for the attacks of the foes of Christianity from the earliest times (compare Orig.,
Con. Cel., ii.12); and the difficulty of finding any proper solution has proved so great that
some have been induced to regard Judas as merely a personification of the spirit of
Judaism. The acceptance of this view would, however, invalidate the historical value of
much of the Scriptural writings. Other theories are put forward in explanation, namely, that
Judas joined the apostolic band with the definite intention of betraying Jesus. The aim of
this intention has again received two different interpretations, both of which seek to elevate
the character of Judas and to free him from the charge of sordid motives and cowardly
treachery. According to one, Judas was a strong patriot, who saw in Jesus the foe of his
race and its ancient creed, and therefore betrayed Him in the interests of his country. This
view is, however, irreconcilable with the rejection of Judas by the chief priests
(compare Matthew 27:3-10). According to the other, Judas regarded himself as a true
servant of Christianity, who assumed the role of traitor to precipitate the action of the
Messiah and induce Him to manifest His miraculous powers by calling down the angels of
God from heaven to help Him (compare Matthew 26:53). His suicide was further due to his
disappointment at the failure of Jesus to fulfill his expectations. This theory found favor in
ancient times with the Cainites (compare above), and in modern days with De Quincey and
Bishop Whately. But the terms and manner of denunciation employed by Jesus in regard to
Judas (compare also John 17:12) render this view also untenable.

2. Foreordained to Be a Traitor:

Another view is that Judas was foreordained to be the traitor:

that Jesus was conscious from the first that He was to suffer death on the cross, and chose
Judas because He knew that he should betray Him and thus fulfill the Divine decrees
(compare Matthew 26:54). Those holding this view base their arguments on the
omniscience of Jesus implied in John 2:24, Jesus "knew all men"; John 6:64, "Jesus knew
from the beginning who should betray him," and John 18:4, "knowing all the things that were
coming upon him." Yet to take those texts literally would mean too rigid application of the
doctrine of predestination. It would treat Judas as a mere instrument, as a means and not
an end in the hands of a higher power: it would render meaningless the appeals and
reproaches made to him by Jesus and deny any real existence of that personal
responsibility and sense of guilt which it was our Lord's very purpose to awaken and
stimulate in the hearts of His hearers. John himself wrote after the event, but in the words of
our Lord there was, as we have seen, a growing clearness in the manner in which He
foretold His betrayal. The omniscience of Jesus was greater than that of a mere clairvoyant
who claimed to foretell the exact course of future events. It was the omniscience of one who
knew on the one hand the ways of His Eternal Father among men, and who, on the other,
penetrated into the deepest recesses of human character and beheld there all its secret
feelings and motives and tendencies.

3. Betrayal the Result of Gradual Development:

Although a full discussion of the character of Judas would of necessity involve those
ultimate problems of Free Will and Original Sin (Westcott) which no theology can
adequately solve, theory which regards the betrayal as the result of a gradual development
within the soul of Judas seems the most practical. It is significant that Judas alone among
the disciples was of southern extraction; and the differences in temperament and social
outlook, together with the petty prejudices to which these generally give rise, may explain in
part, though they do not justify, his after treachery--that lack of inner sympathy which
existed between Judas and the rest of the apostles. He undoubtedly possessed certain
business ability, and was therefore appointed keeper of the purse. But his heart could not
have been clean, even from the first, as he administered even his primary charge
dishonestly. The cancer of this greed spread from the material to the spiritual. To none of
the disciples did the fading of the dream of an earthly kingdom of pomp and glory bring
greater disappointment than to Judas. The cords of love by which Jesus gradually drew the
hearts of the other disciples to Himself, the teaching by which He uplifted their souls above
all earthly things, were as chafing bonds to the selfishness of Judas. And from his fettered
greed and disappointed ambition sprang jealousy and spite and hatred. It was the hatred,
not of a strong, but of an essentially weak man. Instead of making an open breach with his
Lord, he remained ostensibly one of His followers:

and this continued contact with a goodness to which he would not yield (compare Swete
on Mark 14:10), and his brooding over the rebukes of his Master, gave ready entrance for
"Satan into his soul." But if he "knew the good and did not do it" (compare John 13:17), so
also he was weak in the carrying out of his nefarious designs. It was this hesitancy, rather
than a fiendish cunning, which induced him to remain till the last moment in the supper
room, and which prompted the remark of Jesus "What thou doest, do quickly" (John 13:27).
Of piece with this weak-mindedness was his attempt to cast the blame upon the chief
priests and elders (compare Matthew 27:3,4). He sought to set himself right, not with the
innocent Jesus whom he had betrayed, but with the accomplices in his crime; and because
that world which his selfishness had made his god failed him at the last, he went and
hanged himself. It was the tragic end of one who espoused a great cause in the spirit of
speculation and selfish ambition, and who weighed not the dread consequences to which
those impure motives might lead him (compare also Bruce, Training of the Twelve; Latham,
Pastor Pastorum; Stalker, Trial and Death of Jesus Christ).

Вам также может понравиться