Вы находитесь на странице: 1из 16

AL BATTANI

MATA KULIAH: ILMU KEALAMAN DASAR

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. Marjoko Purnomosidi, M.Si

DISUSUN OLEH:

Agnes Ervinda N Ginting (F1041151039) Ridwan (F1041151053)

Farly Galih Saputra (F1041151037) Robby Dini Supriyady (F1041151063)

Marianus Hengki (F1041151060) Sukardi (F1041151045)

M. Sarel Ihraja (F1041151058) Sunarti (F1041151048)

O.R Sintan (F1041151046) Violita Fazrianti (F1041151044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2017
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Al Battani”. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Di samping itu, penulis juga
berharap agar makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang para mahasiswa
pada khususnya dan pihak lain yang terkait pada umumnya.

Dengan terselesainya makalah ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan pada pembuatan makalah ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, Maret 2017

(kelompok 2)

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 4
A. Biodata Al Battani........................................................................................................................... 4
B. Penemuan Al Battani ...................................................................................................................... 4
1. Astronomi .................................................................................................................................... 4
2. Matematika.................................................................................................................................. 7
3. Peran Matematika Sepeninggalan Al Battani .......................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 11
B. Saran dan Kritik ........................................................................................................................... 11
Daftar Referensi ........................................................................................................................................ 12
LAMPIRAN PERTANYAAN.................................................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kealaman atau sering disebut dengan ilmu pengetahuan alam (natural science)
merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk
di muka bumi ini, sehingga membentuk konsep dan prinsip.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa dan memiliki sifat ingin tahu, human is
curious animal. Keistimewaan manusia dengan kemampuan bernalar dan akal yang
merupakan kelebihan manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain sehingga
manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang merupakan kekuasaannya.
Terdapat dua hal yang mendasar mengapa manusia dapat mengembangkan
pengetahuannya tersebut. Yang pertama, manusia memiliki bahasa yang mampu
mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
Kedua, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir
tertentu yang disebut penalaran. Dari dua hal tersebutlah sehingga manusia dapat menjawab
misteri yang terjadi di alam semesta ini.
Banyak para astronom yang telah mengungkap misteri alam semesta seperti Tycho
Brahe, Galileo Galilei, Jhon Kepler, Hoyle dan masih banyak lagi. Selain itu, terdapat para
astronom islam seperti Al Fazari seorang pencipta Astrolable, Al Battani dikenal dalam ilmu
perbintangannya, Al Farghoni yang membangun beberapa observatorium di Bagahdad
maupun di Yunde Shahpur dan beberapa tokoh lainnya.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu tokoh astronom Islam
yaitu Al Battani yang memiliki beberapa penemuan yang berkaitan dengan alam semesta.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan Masalah dalam penulisan makalah ini diantaranya:
1. Siapa itu Al Battani?
2. Apa karya yang telah ditemukan oleh Al Battani?
3. Bagaimana perkembangan ilmu matematika sepeninggalan Al Battani?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya, makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui riwayat hidup seorang astronom islam bernama Al Battani
2. Mengetahui penemuan-penemuan Al Battani
3. Mengetahui pentingnya peran penemuan Al Bathani dalam kehidupan manusia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biodata Al Battani
Al Battani (Bahasa Arab ‫ ; البتاني الصابي الحراني سنان بن جابر بن محمد هللا عبد أبو‬nama
lengkap: Abū ʿAbdullāh Muḥammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Ḥarrani aṣ-Ṣabiʾ al-
Battānī), sedangkan dalam Bahasa Latin dikenal sebagai Albategnius, Albategni atau
Albatenius.
Al-Battani lahir sekitar 858 M di Harran dekat Urfa, di Upper Mesopotamia, yang
sekarang di Turki. Ayahnya adalah seorang pembuat instrumen ilmiah terkenal. Beberapa
sejarawan Barat menyatakan bahwa dia berasal dari kalangan miskin, seperti budak Arab,
namun penulis biografi tradisional Arab tidak menyebutkan ini. Dia tinggal dan bekerja di
Ar-Raqqah, sebuah kota di utara pusat Suriah dan di Damaskus, yang juga merupakan
tempat wafatnya.
Dilihat dari latar belakang keluarganya, Al-Battani memiliki keturunan darah
ilmuwan. Ayahandanya yang bernama Jabir ibn Sin’an juga seorang pakar sains terkenal.
Sang ayah telah mengarahkan Al-Battani untuk menekuni dunia pengetahuan sejak kecil.
Menginjak remaja ia berhijrah ke Raqqa yang terletak di pinggir Euprates, untuk menekuni
bidang sains. Beberapa saat kemudian, ia meninggalkan Harran menuju Raqqa yang terletak
di tepi Sungai Eufrat, di sana ia melanjutkan pendidikannya. Di kota inilah ia melakukan
beragam penelitian hingga ia menemukan berbagai penemuan cemerlangnya. Pada saat itu,
Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran. Ini disebabkan karena khalifah Harun
al-Rasyid, khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, pada 14 September 786 membangun
sejumlah istana di kota tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sejumlah penemuan yang
dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan al-Battani. Usai pembangunan sejumlah istana di
Raqqa, kota ini menjadi pusat kegiatan baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang
ramai. Sejak tahun 877 sampai 929M, Al-Battani telah membuat banyak kajian dan
pelajaran dalam bidang astronomi sampai berhasil menemukan berbagai karya ilmiah.
Pada penghujung abad ke-9, al-Battani hijrah ke Samara, dan bekerja disana. Pada
tahun 929 M Al-Battani melakukan perjalanan ke Baghdad sebagai bentuk protes kerana
beliau dikenakan pajak yang berlebih. Al-Battani memang mencapai Baghdad untuk
menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun, beliau menghembuskan nafas
akhirnya ketika dalam perjalanan pulang dari Baghdad ke Raqqa.

B. Penemuan Al Battani
1. Astronomi
Ketertarikan Al-Battani pada benda-benda langit membuatnya menekuni bidang
astronomi. Ia mendapat pendidikan tersebut dari sang ayah, Jabir Ibn Sin’an Al-Battani,
yang juga seorang ilmuwan. Dengan kecerdasannya, Al-Battani mampu menguasai
semua pelajaran yang diberikan ayahnya dan menggunakan sejumlah peralatan

4
astronomi dalam waktu yang cukup singkat. Beberapa waktu kemudian, ia
meninggalkan Harran menuju kota Raqqa yang terletak di tepi sungai Eufrat. Di kota
ini, ia melanjutkan pendidikan dan mulai melakukan bermacam penelitian, yang
kemudian menghasilkan sejumlah penemuan penting yang berguna bagi masyarakat dan
pemerintah.
Dalam kitab Al-Fihrist sebuah karya bibliografi terbesar sepanjang masa yang
ditulis Ibnu Al-Nadim pada abad ke-10 M, menggambarkan seorang Al-Battani sebagai
salah satu observer terkenal dan tokoh besar dalam bidang geometri, astronomi teoretis
praktis dan astrologi. Dalam al-Fihrist disebutkan juga bahwa Al-Battani telah
menyusun karya yang berisi data pengamatan matahari dan bulan dan deskripsi yang
lebih akurat tentang pergerakan matahari dan bulan, lebih akurat daripada yang
diberikan Ptolomeus dalam Ptolemy “Almagest” (sebuah risalah astronomi yang
mengemukakan gerakan kompleks bintang-bintang dan lintasan planet).
Al-Battani menjelaskan pergerakan lima planet melalui pengamatan yang ia
lakukan. Ia juga berhasil membuat dan melakukan perhitungan astronomi lainnya yang
amat berguna di masa kini. Perhitungan periode revolusi bumi mengelilingi matahari
selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik merupakan salah satu penemuannya yang
patut diacungi jempol karena hampir mendekati nilai sebenarnya yang sekarang ini
dianggap lebih akurat. Kemudian penentuan kemiringan bidang ekliptik, orbit matahari
dan panjang musim dengan sangat akurat. Penentuan hilal juga ia jelaskan sebagai cara
menentukan batas pergantian dari satu bulan (month) ke bulan lainnya.
Salah satu dari karyanya yang paling populer adalah Al-Zij ash-Shabi’ yang
banyak diterjemahkan oleh negara-negara barat. Misalnya saja dalam bahasa latin
diterjemahkan sebagai De Scienta Stellarum De Numeris Stellarum et Motibus. Yang
hingga saat ini masih tersimpan di Vatikan, Roma, Italia.
Buku ini juga diterjemahkan dalam berbagai negara dan tersebar secara luas di
seluruh dunia. Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat
selama beberapa abad. Di dalam kitab itu ditulis berbagai penemuannya, seperti
penentuan perkiraan awal bulan baru atau hilal, perkiraan panjang matahari,
dan koreksi atas hasil perhitungan Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet
tertentu.
Di buku tersebut juga, al-Battani mengembangkan metode untuk menghitung
gerakan dan orbit planet-planet. Tidak heran, jika buku ini mendapatkan peran penting
dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang di Eropa. Tokoh-tokoh
astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus, Kepler, dan Peubach konon bisa
berhasil dalam ilmu astronomi berkat jasa al-Battani. Bahkan Copernicus dalam
bukunya De Revoltionibus Orbium Clestium mengaku berutang budi pada Al-Battani.
Dan beberapa istilah dalam astronomi bola seperti: azimuth, zenith, dan nadir yang juga
dikemukakan oleh Al-Battani.

5
Sekilas tentang Kitab Zij al-Battani
Buku al-Battani tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab al-Zij.
Menurut Doktor Abdul Halim bahwa kitab Zij ash-Shabi’ merupakan hasil karya
teragung dari al-Battani yang berisi tentang hasil-hasil perhitungan dan tabel-tabel falak,
gerakan bintang pada orbitnya, serta dapat juga untuk menghitung bulan, hari dan
tanggal. Dalam Zij ash-Shabi’ ini juga dapat diketahui tentang titik terjauh bintang
(‫ )األوج‬dan titik terdekat (‫ )الحضيض‬dari bumi. Berdasarkan hasil pengamatan al-Battani
bahwa titik terjauh antara bumi dan matahari bertambah 16º 47′.
Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De
Scienta Stellerum De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan
tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tidak hanya
dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.
Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan
pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada
abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al-Battani dalam bahasa
Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas. Tidak heran bila
tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
Eropa hingga datangnya masa pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn an-
Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan tokoh muslim berpengaruh pada abad
ke-10, dinyatakan bahwa Al-Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan
gambaran akurat mengenai bulan dan matahari.
Kitab Zij ash-Shabi’ sejauh ini yang paling penting karyanya. Buku ini berisi 57
bab, dimulai dengan deskripsi pembagian bola langit ke dalam tanda-tanda zodiak dan
ke derajat. Latar belakang yang diperlukan alat-alat matematika ini kemudian
diperkenalkan (seperti operasi hitung pada pecahan sexagesimal dan fungsi
trigonometri). Bab 49 melalui 55 masalah astrologi, sedangkan bab 56 membahas
pembangunan sebuah jam matahari. Bab terakhir membahas pembangunan sejumlah
instrumen astronomi.
Pencapaian utama dari Zij ash-Shabi’, beliau berhasil dengan 489
katalog bintang. Al-Battani menyempurnakan nilai-nilai yang ada untuk panjang tahun
yaitu 365 hari 5 jam 48 menit 24 detik, dan dari musim.
Sedikit memaparkan muqaddimah dari kitab ini, bahwa pada awal kitab ini
disebutkan tentang pembagian musim yang ada di bumi ada empat yaitu, musim gugur,
musim semi, musim panas dan musim dingin. Pembagian rasi bintang ada 12 yaitu rasi
Haml, rasi Tsaur, rasi Jauza’, rasi Sarathan, rasi Asad, rasi Sunbulah, rasi Mizan, rasi
‘Aqrab, rasi Qaus, rasi Jadyu, rasi Dalwu dan rasi Hut, dimana setiap rasi bernilai 30º.
Setiap 1º bernilai 60 menit, setiap satu menit bernilai 60 detik.
Dalam kitab ini menggunakan istilah-istilah seperti derajat, daqiqah, tsawani,
tsawalis, rawabi’ dan seterusnya. Pada awal kitab ini juga diperkenalkan tentang
perkalian yaitu mengalikan suatu unsur dengan unsur yang lainnya. Jika dalam

6
perkalian busur, maka ketika derajat dikali derajat hasilnya derajat, daqiqah dikalikan
dengan daqiqah hasilnya tsawani, daqiqah dikalikan dengan tsawani hasilnya tsawalis,
tsawani dikalikan tsawani hasilnya rawabi’, tsawani dikalikan tsawalis hasilnya
khowamis begitu seterusnya.
Perjalanan ilmu pengetahuan dari dulu hingga saat ini terus mengalami
perkembangan cukup pesat, terbukti dengan banyak sekali penemuan-penemuan
termasuk pada bidang astronomi. Islam sendiri dalam perkembangan peradabannya juga
telah menghasilkan banyak saintis handal. Namun, meski ilmu pengetahuan terutama
astronomi terus berkembang, ternyata kita melupakan satu hal bahwa ternyata saintis
muslim ikut mewarnai perkembangan pengetahuan tersebut.
Pendekatan historis yang tidak pernah diakses sehingga hampir menutup mata kita
bahwa lebih dari berabad-abad yang lalu Al-Battani seorang astronom terkemuka pada
zamannya telah menciptakan sebuah kitab yang pada saat itu sangat fenomenal serta
menjadi fondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, sehingga kitab ini layak
menjadi referensi bagi kita sebagai penuntut ilmu falak.

2. Matematika
Dia dikenal menggunakan prinsip trigonometri ketika melakukan observasi
astronomi di observatorium yang dibangun Khalifah Makmun Ar-Rasyid dan Khalifah
Abbasiyah. Pengertian sinus dan kosinus tersebut untuk menggantikan istilah chord atau
tali busur yang biasa digunakan dalam perhitungan astronomi dan trigonometri di masa
itu.
Dalam bahasa Arab, istilah sinus disebut jaib yang berarti teluk atau garis
bengkok. Adapun, kotangen dalam bahasa Arab adalah bayangan lurus atau garis istiwa’
(khatulistiwa) dari Gnomon. Gnomon adalah suatu alat semacam papan yang digunakan
untuk mengukur cahaya matahari setelah dibagi menjadi dua belas bagian. Tangen, kata
Al-Battani, adalah garis bayang-bayang melintang yang jauh di permukaan Gnomon. Dia
mengukur garis lurus khatulistiwa melalui pengukuran bayang-bayang yang menyeruak
pada alat Gnomon. Garis lurus itulah yang dikenal dengan sebutan kotangen. Adapun,
garis melintangnya disebut tangen.
Teori tangen dan kotangen inilah yang kemudian menjadi dasar ilmu trigonometri.
Alat Gnomon yang dipakai Al-Battani menjadi sumber ilham bagi para ilmuwan untuk
menciptakan jam yang kita kenal pada sekarang. Ilmuwan yang mendapatkan semangat
keilmuan Al-Battani ialah Abbas bin Abdullah Habsy Al-Hisab Al-Marwarji, seorang
astronom muda yang membagi bidang alat tersebut menjadi enam puluh bagian. Setiap
bagian dinilainya sama dengan satu jam. Satu jam sama dengan 60 menit dan satu menit
sama dengan 60 detik. Dari kedua pembagian ini, jelas Al-Battani membagi satu hari
sama dengan 12 jam, sedangkan Al-Mawarzi menjadi 60 jam.
Seiring zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu ini juga sampai ke
Eropa dan kemudian dikembangkan menjadi pembagian waktu yang sekarang ini. Salah
satu yang menunjukkan kematematikawanannya ialah keberhasilan Al-Battani menyusun
daftar tabel sinus, tangen, dan kotangen dari 0 derajat sampai dengan 90 derajat secara

7
cermat. Tabel ini dengan tepat dia terapkan dalam operasi aljabar dan trigonometri untuk
segitiga sferis. Al-Battani juga berhasil memperkenalkan istilah berbahasa Arab yang
kelak menjadi terkenal dalam bidang astronomis, yakni azimut, zenit, dan nadir. Dia juga
berhasil menunjukkan letak kekeliruan ilmuwan Cladius Ptolemaeus tentang gerak,
posisi, dan apogee matahari. Perhitungan Ptolemaeus mencatat 17 derajat, sedangkan Al-
Battani mencatat garis bujur apogee matahari telah bertambah 16 derajat 40 menit.
Dengan menghitung panjang tahun menjadi 365 hari, 5 jam 46 menit, 24 detik, ketepatan
hitungan itu hanya berselisih 2 menit dibandingkan dengan waktu yang sebenarnya. Buah
pikir Al-Battani yang terkenal, di antaranya, ialah Az-Zij dan Risalah fi Tahqiq Aqdar al-
Ittisalat, yang diterjemahkan ke dalam hampir semua bahasa.
Al-Battani juga menemukan beberapa persamaan Trigonometri:

sin 𝑎
tan 𝑎 =
cos 𝑎

sec 𝑎 = √1 + tan2 𝑎

Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

𝑎
𝑠𝑖𝑛 𝑎 =
√1 + 𝑎2

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan


persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel
perhitungan tangen. Informasi lain yang tertuang dalam buku Fihrist menyatakan pula
bahwa Al Battani melakukan penelitian antara tahun 877 dan 918. Tidak hanya itu, di
dalamnya juga termuat informasi mengenai akhir hidup sang ilmuwan ini.

3. Peran Matematika Sepeninggalan Al Battani


Matematika dan peradaban Manusia
Selain masalah politik, apakah penyebab lain terjadinya sengketa perbatasan di
Ambalat oleh Indonesia dan Malaysia? Harus disadari, terdapat beda pemikiran tentang
pengukuran batas wilayah akibatnya masing-masing pihak mengklaim sebagai hak
miliknya. Ketika berbicara tentang ukur-mengukur, sulit rasanya menepis anggapan
bahwa di sinilah matematika berperan penting.
Sedangkan matematika sering dihindari, apalagi ketika mempelajarinya di bangku
sekolah. Sedikit sekali adanya kesadaran bahwa aplikasi matematika dalam kehidupan
terasa sangat berarti. Jika melihat sejarah peradaban manusia pada masa lalu, terlihat
bahwa matematika selalu memainkan peran utamanya. Matematika menjadi sarana untuk
pengukuran perbatasan Negara, peramalan cuaca, navigasi laut, pembangunan rumah

8
dan jembatan, penggambaran peta, pengembangan persenjataan; perencanaan perang dan
damai; pemahaman gerak benda langit, dan peningkatan perdagangan.
Pada abad ini (XXI), matematika telah menjadi alat untuk penemuan prinsip sains
baru, penciptaan komputer, pengarahan lalu lintas dan komunikasi, penggunaan energi
atom, penemuan biji tambang baru, peramalan pertumbuhan penduduk, penemuan mesin
baru, pengembangan strategi permainan; pembuatan vaksin dan obat baru, navigasi
angkasa luar, peramalan cuaca.
Masa sekarang, tampaknya matematika lebih dikuasai oleh orang non-muslim
dibanding umat Islam sendiri. Padahal dunia Islam telah melahirkan berbagai tokoh yang
tidak hanya menguasai bidang ilmu agama juga piawai dalam bidang ilmu matematika.
Misalnya Jabirbin Sinan al-Battani seorang ulama yang ahli trigonometri dan penemu
hukum sinus dan cosinus, Omar Kayyam seorang cendekiawan muslim bidang
astronomi, sastra dan matematika.
Adapula seorang ilmuwan muslim kelahiran Kharizm, Iran, dikenal sebagai ahli di
bidang astronomi, geografi dan matematika. Ia juga dikenal sebagai pencetus angka ‘0’
dan mengenalkan sistem notasi desimal serta tanda pengkalian dua sebagaimana dipakai
sekarang.

Peradaban Manusia
Semakin banyak manusia atau kelompok manusia menguasai pengetahuan, maka
makin tinggi peradaban yang dimilikinya, karena manusia adalah makhluk yang berfikir
dan matematika sendiri adalah cara/metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat
digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah, atau paling sedikit
ada kemungkinan benar sebagai suatu medan eksplorasi dan penemuan. Di situ, setiap
hari ide baru ditemukan.
Matematika adalah cara berfikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis
persoalan di dalam sains, pemerintahan, dan industri. Ia adalah bahasa universal yang
dipahami oleh semua bangsa di dunia. Bahkan dipercayai, bahwa matematika akan
menjadi bahasa yang dipahami oleh penduduk di planet Mars (jika, di sana ada
penduduknya).
Matematika adalah seni, seperti halnya musik, penuh dengan simetri, pola, dan
irama yang dapat sangat menyenangkan. Matematika dilukiskan pula sebagai pelajaran
tentang pola. Pola adalah sejenis keteraturan, baik dalam bentuk maupun ide. Pelajaran
tentang pola ini menjadi begitu penting dalam sains. Sebab, keteraturan dan simetri
terjadi begitu sering di alam nyata. Pandang saja: bunyi, cahaya, magnetisme, aliran
listrik, gelombang laut, lintasan pesawat dan satelit, aliran air, mekanika atom. Semua itu
mempunyai pola yang di dunia matematika dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pola
tertentu.
Pemikiran sempit selama ini, bahwa matematika hanya bidang ilmu yang selalu
berhubungan dengan angka saja, membuat kepala menjadi pusing harus dibuang jauh-

9
jauh karena penalaran juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam menguasai
matematika. Oleh karena itu, Baik matematika terapan maupun matematikan murni,
keduanya tumbuh terus setiap hari.
Melalui eksperimen, imajinasi, dan penalaran, matematikawan menemukan fakta
dan ide baru sehingga pemerintah, pengusaha, dan ilmuwan, dapat menggunakannya
untuk memajukan peradaban manusia.
Jika berpikir sejenak tentang perkembangan/perubahan dunia dewasa ini,
misalnya tentang satelit, kapal selam nuklir, mesin otomatis, antibiotika, telepon dan
televisi digital, terlihat bagaimana matematika dan sains telah mengubah gaya hidup
manusia.
Sudah barang tentu tidak semua orang mampu menjadi matematikawan atau
ilmuwan. Tetapi, agar orang dapat memahami dunia yang makin modern ini, adalah
mutlak perlu sedikit banyak mengetahui tentang matematika. Pengetahuan matematika
ini akan membawa orang lebih berjaya baik di sekolah, di rumah maupun di hari depan.
Jika ingin mengembangkan karir di bidang sains, statistika, dan keteknikan yang
semuanya mendasarkan pada matematika, mutlak perlu menjadi pakar di bidang ini. Kini
ada keinginan besar dari matematikawan untuk melakukan riset, mengajar atau
menemukan penerapan baru dari matematika ‘lama’ maupun ‘baru’. Matematikawan
profesional tidak jarang memainkan peran penting dalam membangun peradaban
manusia. Motode penalaran yang digunakan oleh matematikawan besar dunia dan hasil
logika mereka, jauh lebih penting daripada budaya manusia masa kini.
Matematika merupakan ‘alat’ bagi pembuat peta, arsitek, navigator angkasa luar,
pembuat mesin, akuntan, dan lain-lain. Memang betul, akuntan yang bekerja dengan
masalah keuangan, astronom yang mengukur jarak Bumi ke Mars, insinyur yang
merancang jembatan, fisikawan yang membuat plastik baru, biasanya bukanlah
matematikawan secara langsung. Mereka menggunakan ide matematis yang telah
diketemukan matematikawan. Matematikawanlah yang berkewajiban menemukan
matematika baru dan ide matematis baru.
Matematikawan menyenangi bergulat dengan ide. Ia bekerja, utamanya dengan
pemikiran dan penalaran. Inilah suatu jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan sambil
menunggu bus, mendaki gunung, atau bahkan mandi. Apakah pekerjaan itu dikerjakan di
belakang meja atau di laboratorium, tetap saja sangat menarik dan penting untuk
peradaban manusia.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al Battani (sekitar 850-923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari
Arab. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari
sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan Trigonometri
sin 𝑎
tan 𝑎 =
cos 𝑎
sec 𝑎 = √1 + tan2 𝑎

Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:


𝑎
sin 𝑎 =
√1 + 𝑎2
dan menggunakan gagasan Al Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-
persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di Ar-Raqqah dan Damaskus, yang juga


merupakan tempat wafatnya

B. Saran dan Kritik


Penulis berharap makalah ini dapat memenuhi kriteria dalam penilaian tugas Ilmu Kealaman
Dasar yang diharapkan, dan juga dapat bermanfaat bagi pembacanya. Penulis sangat
Berharap akan kritik dan saran demi membangun kesempurnaan makalah ini.

11
Daftar Referensi

Anonim. 2016. Al-Battani. (online), (https://id.m.wikipwdia.org/wiki/Al-Battani.html) diakses


tanggal 6 maret 2017

Furiouss Fasst. 2012. Al Battani Penemu jumlah Hari dalam Setahum (online),
(https://70penemu.blogspot.co.id/2012/01/al-battani-penemu-jumlah-hari-dalam-
setahun.html?m=1) diakses tanggal 6 maret 2017

Fathurrohman Muhammad Nurdin. 2014. Al-Battani Bapak Trigonometri (online),


(https://Blogpenemu.blogspot.co.id/2014/06/al-battani-bapak-trigonometri.html?m=1)
diakses tanggal 7 maret 2017

Hati Serunai. 2012. Biografi Al-Battani Peneliti Planet (online),


(http://serunaihati.bogspot.co.id/2012/08/biografi-al-battani-peneliti-planet.html?m=1)
diakses tanggal 6 maret 2017

Vanhouten Alda. 2014. Biografi Seorang Matematikawan Trigonometri Al-Battani. (online),


(http://www.academia.edu/9464403/Biografi_seorang_matematikawan_Trigonometri_
AL_BATTANI.html)

12
LAMPIRAN PERTANYAAN
1. Al Battani merupakan seorang matematikawan yang berkontribusi besar dalam salah satu
bidang matematika, yaitu ...
A. Kalkulus
B. Trigonometri
C. Teori bilangan
D. Analisis real
E. Analisis kompleks

2. Pada awalnya, istilah yang dipakai untuk sinus dan cosinus adalah ...
A. Tali busur (chord)
B. Jari-jari (radius)
C. Jarak (range)
D. Garis (line)
E. Puncak/sisi segitiga (vertex)

3. Teori yang tidak dikemukakan oleh Al Battani dalam kitabnya Al-Zij Ash-Shab’i adalah ....
A. Penentuan perkiraan awal bulan baru (hilal)
B. Perkiraan panjang Matahari
C. Revisi perhitungan Ptolomeus mengenai orbit bulan dan planet lain
D. Matahari sebagai pusat tata surya
E. Metode perhitungan gerakan dan orbit planet

4. Alat Gnomon yang dipakai Al Battani oleh para ilmuwan menjadi sumber ilham untuk
menciptakan ....
A. Busur derajat
B. Jam
C. Roda
D. Jangka
E. Piranti ukur

5. Salah satu perhitungan Al-Battani yang cukup akurat dalam bidang astronomi adalah ...
A. Lamanya revolusi bulan mengelilingi bumi
B. Lamanya revolusi bumi mengeliling matahari
C. Lamanya rotasi bumi terjadi
D. Jarak bumi ke matahari
E. Jarak bumi ke bulan

6. Penemuan Al-Battani dalam bidang matematika adalah persamaan trigonometri bahwa ...
A. Tangen adalah perbandingan sinus dan cosinus

13
B. Cosecan merupakan kebalikan dari sinus
C. Secan merupakan kebalikan dari cosinus
D. Sinus dan cosinus pada dasarnya sama
E. Tangen merupakan kebalikan dari cotangen

7. Penemuan Al-Battani mengenai persamaan sinus dalam bentuk aljabar sangat berguna
terutama dalam bidang ...
A. Struktur aljabar
B. Analisis real
C. Kalkulus
D. Matematika diskrit
E. Analisis kompleks

8. Pada dasarnya, tangen adalah ...


A. Garis melintang Khatulistiwa
B. Garis bujur Khatulistiwa
C. Garis yang terbentuk karena perbedaan sudut polar bumi
D. Garis yang tegak lurus dengan garis Khatulistiwa
E. Garis yang memotong kutub bumi

9. Kitab yang diterjemahkan oleh Plato berjudul…


A. Kitab Zij ash-Shabi’
B. Kitab Al Fihrist
C. Kitab Al-Mukhtasar Fi Hisab Al-Gabr Wa’l Muqabala
D. Kitab Al-Jam’a Wal-Ttafreeq bil Hisab al-Hindi
E. Kitab Peletak dasar Matematika

10.sebuah risalah astronomi yang mengemukakan gerakan kompleks bintang-bintang dan


lintasan planet disebut dengan…
A. Muqaddimah
B. Jaib
C. Almagest
D. Apogee
E. rawabi

14
15

Вам также может понравиться