Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Kelompok 2
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaika makalah yang berjudul “Aspek Legal
dalam Pendokumentasian, Menejemen Resiko serta Teknik Pelaporan” yang telah disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesainnya makalah ini.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan
yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,segala
kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta
seluruh pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Dokumentasi ?
2. Bagaimana teknik pencatatan dokumentasi asuhan keperawatan ?
3. Bagaimana Komponen model dokumentasi keperawatan ?
4. Apakah tujuan utama dokumentasi keperawatan ?
5. Apakah manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan ?
6. Bagaimana dokumentasi pengkajian keperawatan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dokumentasi.
2. Untuk mengetahui teknik pencatatan dokumentasi asuhan keperawatan.
3. Untuk mengetahui komponen model dokumentasi keperawatan.
4. Untuk mengetahui tujuan utama dokumentasi keperawatan.
5. Untuk mengetahui manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan.
6. Untuk mengetahui dokumentasi pengkajian keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDOKUMENTASIAN
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam “persoalan hokum”. Sedangkan, Pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat
atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang
dianggap berharga dan penting (Tungpalan ,1983).
a. Naratif
4
Keuntungan dan kelemahan pedokumentasian secara naratif:
Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat
informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan
klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow sheet. Oleh karena, itu
flow sheet lebih sering digunakan di unit gawat darurat, terutama data fisiologis.
Lembar alur yang unik, berupa kesimpulan penemuan, termasuk flowsheet
instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan catatan pemulangan klien.
Rangkaian informasi dalam sistem pendekatan orientasi masalah.
c. Checklist
Mudah dalam mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain.
6
2) Kelemahan model ini adalah :
a) Lembar pengkajian
d) Catatan Fokus
Perawat mencatat masalah berfokus pada masalah yang spesifik yang terdiri
dari komponen diagnosa keperawatan, data subyektif dan obyektif yang
mendukung, tindakan keperawatan, respon klien terhadap intervensi
keperawatan dan penyuluhan.
e) Grafik dan Flow sheet
Catatan flow sheet dan grafik menggambarkan data berulang klien yang harus
senantiasa dipantau oleh perawat, seperti nadi, tekanan darah, obat-obatan,
masukan dan pengeluaran. Pelayanan keperawatan/kebidanan merupakan
pelayanan profesional dari pelayanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam
secara berkelanjutan selama masa perawatan pasien. Dengan demikian,
pelayanan keperawatan dan kebidanan memegang peranan penting dalam
upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit dan
puskesmas. Dokumentasi keperawatan tidak hanya merupakan dokumen sah
tapi juga instrumen untuk melindungi para pasien, perawat dan bidan secara
sah, oleh karena itu, perawat diharapkan dapat bekerja sesuai dengan standar
profesional.
b. Standar dokumentasi
8
2) Memberikan informasi kondisi klien secara tepat (proses keperawtan yang
diberikan, evaluasi berkala, mencerminkan kewaspadaan terhadap
perburukan keadaan klien)
a. Data Dasar
b. Data Subjektif
10
Data subjektif adalah data yang didapatkan klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat ditrentukan
oleh perawat secara independen, tetapi melalui suatu interaksi atau
komunikasi. Data subjektif saring didapatkan dari riwayat keperawatan
termasuk persepsi klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya.
Misalnya, penjelasan klien tentang nyeri, lemah, frustasi, mual, atau malu.
Informasi yang diberikan sumber lainnya, misalnya dari keluarga, konsultan,
dan tenaga kesehatan lainnya juga dapat sebagai data subjektif jika didasarkan
pada pendapat klien.
c. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur. Informasi
tersebut biasanya diperoleh melalui “senses”:2S (sight, smell) dan HT (hearing
dan touch atau taste) selama pemeriksaan fisik. Contoh data subjektif:
frekuensi pernapasan, tekanan darah, edema dan berat badan.
C. MANAJEMEN RESIKO
1. Konsep Manajemen Resiko
Resiko adalah kemungkinan kehilangan finansial ataupun sesuatu yang
berharga dan bernilai. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kemungkinan
kehilangan tersebut, baik yang disebabkan oleh keusakan, pencurian, salah dalam
menempatkan sesuatu ataupun tidak bertanggung jawabnya seseorang terhadap
tugas sehingga menyebabkan orang lain atau dirinya sendiri menjadi terluka.
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen resiko adalah proses jaminan
kualitas yang diberikan oleh pemberian pelayanan kesehatan dalam upaya
mengidentifiksi, mengawasi, meminimalkan dan mencegah kemungkinan
kehilangan sesuatu yang berharga dan mempunyai nilai.
Pada lingkup asuhan keperawatan, secara umum resiko nyang sifatnya potensial
lebih sukar diidentifikasi dan sulit dikontrol. Dibawah ini adalah situasi-situasi yang
12
umumnya berisiko dan berpotensi menimbulkan terjadinya luka dan tuntutan,
diantaranya adalah:
a. Kesalahan dalam pemberian obat, baik yang menimbulkan luka ataupun tidak,
misalnya: Ny. Minah mendapatkan obat Ciprofloksasin 500 mg tetapi perawat A
memberikan obat Amiksilin 500 mg.
b. Menunda pemberian asuhan keperawatan, misalnya: Tn. Basuki mengeluhgkan
nyeri di daerah infus kepada parawat tetapi perawat menunda untuk
mengobservasi keadaan pasien sehingga ½ jam kemudian tampak kulit didaerah
penusukan infus berwarna sangat merah dan bengkak.
c. Pengkajian yang dilakukan perawat tidsak lengkap, misalnya: perawat melupakan
pengkajian psikososial karena berpendapat bahwa pasien hanya mengeluh sakit
perut. Padahal saj terjadi keluhan yang dialami pasien berkaitan dengan masalah
psikologis.
d. Kesalahan memperkirakan dalam melakukan identifikasi pasien.
e. Merahasiakan hak privasi pasien
f. Kelemahan dan kelalaian dalam memonitor dan supervisi pasien.
g. Ketidakmampuan dalam memberikan informasi, berkaitan dengan informed
consent
h. Pemberian informasi tidak konsisten dari sumber berbeda-beda.
i. Menolak kehendak pasien berkenaan pengabaian pelayanan.
j. Menyelidiki kepemilikan pasien tanpa ada kewenangan.
2. Laporan Telepon
Anggota tim keperawatan kesehatan sering berbicara satu sama lain
menggunakan telepon. Sebagai contoh, perawat menginformasikan kepada dokter
tentang perubahan dalm kondisi klien, perawat dari satu unityang lain mengenai
pemindahan klien, perawat dari satu unit mengomunikasikan informasikan
kepada perawat diunit yang lain mengenai pemindahan klien, atau staf
laboratorium atau laporan hasil radiologi dari pemeriksaan diagnostik.
Intruksi per telepon (IT) mencakup dokter yang menyatakan terapi yang
ditemukan melalui telepon kepada perawat yang bertugas. Mengklarifikasi pesan
sangat penting ketika perawat menerima pesanan dokter melalui telepon.
Klien sering kali dipindahkan dari unit satu keunit lainnya untuk mandapat
tingkat perawatan yang berbeda. Laporan pemindahan klien mencakup komunikasi
tentang informasi mngenai klien dari perawat unit pengirim keperawat ke unit
penerima.
5. Laporan Kecelakaan
14
Suatu kecelakaan adalah segala peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan
aktivitas rutin unit keperawatan kesehtan dan perawat rutin dari klien. Klien
pengunjung, atau tenaga kerja dapat beresiko ketika sesuatu yang tidak lazim
terjadi dalam bidang perawatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknik pendokumentasian yaitu Naratif, Flow sheet, dan Cheklist.
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan
profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat
dilakukan dengan benar. Kegiatan pendokumentasia meliputi ketrampilan
berkomunikasi, ketrampilan mendokumenasikan proses keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
Konsep solusi terhadap masalah diatas perlu disusun standar dokumentasi
keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dengan harapan
asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyai efektifitas dan efisiensi.
B. SARAN
Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah ini. Tentu masih
banyak sekali kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran
yang membangun masih sangat kami butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih layaknya pantas kami persembahkan bagi
para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan
jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata yang kurang berkenan.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/355205984/Teknik-Pencatatan
https://www.slideshare.net/AmaliaSenja1/aspek-legal-pendokumentasian-keperawatan
https://plus.google.com/114005558741998218601/posts/CzjW5f14oa6
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.