Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mutisme Selektif
Diagnostic Features
When encountering other individuals in social interactions, children with selective mutism
do not initiate speech or reciprocally respond when spoken to by others. Lack of
speech occurs in social interactions with children or adults. Children with selective mutism
will speak in their home in the presence of immediate family members but often not
even in front of close friends or second-degree relatives, such as grandparents or cousins.
The disturbance is often marked by high social anxiety. Children with selective mutism often
refuse to speak at school, leading to academic or educational impairment, as teachers
often find it difficult to assess skills such as reading. The lack of speech may interfere with
social communication, although children with this disorder sometimes use nonspoken or
nonverbal means (e.g., grunting, pointing, writing) to communicate and may be willing or
eager to perform or engage in social encounters when speech is not required (e.g., nonverbal
parts in school plays).
Fitur Diagnostik
Ketika bertemu individu lain dalam interaksi sosial, anak-anak dengan
mutisme selektif tidak memulai pembicaraan atau membalas secara timbal
balik ketika erbicara dengan orang lain. Kurangnya bicara terjadi dalam
interaksi sosial dengan anak-anak atau orang dewasa. Anak-anak dengan
mutisme selektif akan berbicara di rumah mereka di hadapan anggota keluarga
dekat tetapi seringnya tidak mau berbicara di depan teman-teman dekat atau
kerabat tingkat kedua, seperti kakek-nenek atau sepupu. Gangguan ini sering
ditandai dengan kecemasan sosial yang tinggi. Anak-anak dengan mutisme
selektif sering menolak untuk berbicara di sekolah, yang menyebabkan
gangguan akademik atau pendidikan, sebagai guru sering merasa kesulitan
untuk menilai keterampilan seperti membaca. Kurangnya bicara dapat
mengganggu komunikasi sosial, meskipun anak-anak dengan gangguan ini
kadang-kadang menggunakan bahasa isyarat atau cara nonverbal (misalnya,
mendengus, menunjuk, menulis) untuk berkomunikasi dan mungkin ingin atau
bersemangat untuk melakukan atau terlibat dalam pertemuan sosial ketika
bicara tidak diperlukan (mis., nonverbal bagian dalam drama sekolah).
Prevalence
Selective mutism is a relatively rare disorder and has not been included as a diagnostic category
in epidemiological studies of prevalence of childhood disorders. Point prevalence
using various clinic or school samples ranges between 0.03% and 1% depending on the setting
(e.g., clinic vs. school vs. general population) and ages of the individuals in the sample.
The prevalence of the disorder does not seem to vary by sex or race/ethnicity. The disorder
is more likely to manifest in young children than in adolescents and adults.
Prevalensi
Mutisme selektif adalah gangguan yang relatif jarang dan belum dimasukkan
sebagai kategori diagnostik dalam studi epidemiologi prevalensi gangguan
anak. Acuan prevalensi menggunakan berbagai sampel klinik atau sampel
sekolah yang berkisar antara 0,03% dan 1% tergantung pada pengaturan (mis.,
klinik vs. sekolah vs. populasi umum) dan usia individu dalam sampel.
Prevalensi penyakit tampaknya tidak bervariasi pada jenis kelamin atau
ras/etnis. Gangguan itu lebih cenderung bermanifestasi pada anak-anak
daripada pada remaja dan orang dewasa.
Differential Diagnosis
Communication disorders. Selective mutism should be distinguished from speech disturbances
that are better explained by a communication disorder, such as language
disorder, speech sound disorder (previously phonological disorder), childhood-onset
fluency disorder (stuttering), or pragmatic (social) communication disorder. Unlike selective
mutism, the speech disturbance in these conditions is not restricted to a specific social
situation.
Neurodevelopmental disorders and schizophrenia and other psychotic disorders.
Individuals with an autism spectrum disorder, schizophrenia or another psychotic disorder,
or severe intellectual disability may have problems in social communication and be
unable to speak appropriately in social situations. In contrast, selective mutism should be
diagnosed only when a child has an established capacity to speak in some social situations
(e.g., typically at home).
Social anxiety disorder (social phobia). The social anxiety and social avoidance in social
anxiety disorder may be associated with selective mutism. In such cases, both diagnoses
may be given.
Diagnosis Banding
Gangguan komunikasi. Mutisme selektif harus dibedakan dari gangguan bicara
yang lebih baik dijelaskan oleh gangguan komunikasi, seperti gangguan
berbahasa, kelainan suara (gangguan fonologis sebelumnya), gangguan
kelancaran bicara (gagap) sejak anak-anak, atau gangguan komunikasi
pragmatis (sosial). Tidak seperti selektif mutism, gangguan bicara dalam
kondisi ini tidak terbatas pada situasi sosial tertentu.
Gangguan perkembangan saraf dan skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya.
Individu dengan gangguan spektrum autisme, skizofrenia atau gangguan
psikotik lainnya, atau kecacatan intelektual yang parah mungkin memiliki
masalah dalam komunikasi sosial dan menjadi tidak dapat berbicara dengan
benar dalam situasi sosial. Sebaliknya, mutisme selektif harus didiagnosis
hanya ketika seorang anak sudah memiliki kapasitas yang cukup untuk
berbicara dalam beberapa situasi sosial (mis., biasanya di rumah).
Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial). Kecemasan sosial dan penghindaran
sosial dalam gangguan kecemasan sosial dapat dikaitkan dengan mutisme
selektif. Dalam kasus seperti itu, kedua diagnosis dapat diberikan.
Comorbidity
The most common comorbid conditions are other anxiety disorders, most commonly social
anxiety disorder, followed by separation anxiety disorder and specific phobia. Oppositional
behaviors have been noted to occur in children with selective mutism, although
oppositional behavior may be limited to situations requiring speech. Communication delays
or disorders also may appear in some children with selective mutism.
Komorbiditas
Kondisi komorbid paling umum adalah gangguan kecemasan lainnya, paling
sering gangguan kecemasan sosial, diikuti oleh gangguan kecemasan
perpisahan dan fobia spesifik. Perilaku opposisi telah dicatat terjadi pada
anak-anak dengan mutisme selektif, meskipun perilaku oposisi mungkin
terbatas pada situasi yang membutuhkan pidato. Keterlambatan atau gangguan
komunikasi juga dapat muncul pada beberapa anak dengan mutisme selektif.
Other Specified Anxiety Disorder
^ 300.09 (F41.8)
This category applies to presentations in which symptoms characteristic of an anxiety disorder
that cause clinically significant distress or impairment in social, occupational, or other
important areas of functioning predominate but do not meet the full criteria for any of the
disorders in the anxiety disorders diagnostic class. The other specified anxiety disorder
category is used in situations in which the clinician chooses to communicate the specific
reason that the presentation does not meet the criteria for any specific anxiety disorder.
This is done by recording “other specified anxiety disorder” followed by the specific reason
(e.g., “generalized anxiety not occurring more days than not”).
Examples of presentations that can be specified using the “other specified” designation
include the following;
1. Limited-symptom attacks.
2. Generalized anxiety not occurring more days than not.
3. Khyal cap (wind attacks): See “Glossary of Cultural Concepts of Distress” in the Appendix.
4. Ataque de nervios (attack of nerves): See “Glossary of Cultural Concepts of Distress”
in the Appendix.