Вы находитесь на странице: 1из 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. L.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHF DI RUANGAN IRINA F JANTUNG

RSUP. PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ISRAEL ANDRIE SIMBAR

NIM : 7114 4011 6046

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN DIPLOMA III

T.A 2018
LAPORAN PENDHULUAN DENGAN CHF

A. Defenisi

Congestif Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme
jaringan tubuh sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi.

B. Etiologi

 Kelainan otot jantung


 Aterosklerosis
 Hipertensi sistematik/pulmonal
 Peradangan dan penyakit miokardium
 Penyakit jantung lain, seperti stenosis katub semilunar, temponade pericardium,
perikarditis konstruktif, stenosis katub AV
 Factor sistemik seperti demam, tirotoksikosis, hipoksia, anemia
 Gangguan yang mengakibatkan kelebihan beban ventrikel :
- Preload : beban awal jantung sebelum berkontraksi

- Afterload : baban akhir jantung setelah kontraksi

C. Patofisiologi

Kelainan otot jantung disababkan karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit otot degeneratif inflamasi.Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggunga aliran darah ke otot jantung.Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat).Infark miokardium biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.Hipertensi sistematik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Terapi akan tidak jelas,
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal dan akhirnya terjadi gagal
jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dangan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan
kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara
terpisah.Gagal ventrikel kiri sering mendahului gagalventrikel kanan.Gagal ventrikel kiri
murni sinonim dengan edema paru akut, karena curah ventrikel berpasangan/sinkron,
maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
D. Klasifikasi Gagal Jantung

Gagal jantung berdasarkan derajat fungsional, yaitu :

I : Timbul gejala sesak pada aktivitas berat

II : Timbul gejala sesak pada aktivitas sedang

III : Timbul gejala sesak pada aktivitas ringan

IV : Timbul gejala sesak pada aktivitas sangat ringan atau istirahat

G. Komplikasi

 Gagal jantung
 Gagal hepar
E. Pathways

Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme

Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel

Beban jantung

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failuer back ward failure

Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo

Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema

Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan

F. Manifastasi Klinik

Manifestasi klinik gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya
namun dapat digambarkan sabagai berikut :

 Ortopnea yaitu sesak saat berbaring


 Dyspnea on effect (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktivitas
 Paroximal no ceurnal dyspnea (PND) yaitu sesak napas tiba-tiba pada malam hari
disertai batuk
 Berdebar-debar
 Lekas capek
 Batuk-batuk
H. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG, mengetahui hipertrofi atrial/ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan


kerusakan pola.

2. ECG, mengetahui adanya sinus takhikardi, iskemia infark, ventrikel hipertrofi,


disfungsi penyakit katub jantung

3. Rontgen Dada, menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi


bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal

4. Scan Jantung, tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung

5. Konterisasi Jantung, tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu


membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub/insufisiensi serta
mengkaji potensi ateri koroner

6. Elektrolit, mungkin berubah kaarena berubah perpindahan cairan/penurunan fungsi


ginjal, terapi diuretic

7. Oksimetri Nadi, saturasi O2 mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM

8. AGD, ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan/hipoksemia dengan


meningkatkan tekanan O2

9. Enzim janttung, meningkatkan bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,


misalnya infark miokard (kreatinin fosfokinase/CPK), isoenzim CPK dan
dehidrogenase laktat (LDH, isoenzim LDH).

I. Penatalaksanaan

Takhikardia
Dilatasi ventrikel
Hipertrofi miokardium
Obat-obat lain :
 Aspirin
 Antii koagulan
 Antagonis beta adrenoreseptor
 Agonis reseptor dopamine
Terapi/pengobatan :
 Diuretic
 Vasodilator
 Ace inhibitor
 Digitalis
 Dopamiinergik
 Oksigen
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

DENGAN PENYAKIT CHF

A. Pengkajian meliputi :
1. Identitas Klien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Agama :

Status :

Suku/Bangsa :

Pekerjaan :

Diagnosa medis :

Nomor RM :

Tanggal masuk :

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama :

Jenis kelamin :

Alamat :

Hub. Dengan klien :

3. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama :
Klie nmengatakan merasa sesak pada dada
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan bahwa ia merasa sesak dan nyeri pada dada
P :Nyeri setelah beraktivitas
Q :Seperti ditekan tekan
R :Meluas di bagian dada
S:4
T :Timbul mendadak, dan berlangsung lama
3. Riwayat Penyakit dahulu :
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
4. RiwayatPenyakitKeluarga :
Klien mengatakan ibunya memiliki riwayat penyakit hipertensi.
5. Genogram
Merupakan garis keturunan didapatkan dari silsila keluarga, diambil 3 garis keturunan
diatas pasien.

6. Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) dengan pola Gordon

. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan diagnostik
- EKG
Hipertropi atrium atau ventrikel, iskemia, dam kerusakan pola mungkin terlihat.
Kenaikan segmen ST/ T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard
menunjukkan adanya aneurisme ventrikuler.

- Sonogram(ekokardiogram, ekokardiogram dopple)


Menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup atau
area penurunan kontraktilitas ventrikular

- Scan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding

- Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi
kanan dan kiri, dan stenosis katup/isufisiensi.Juga mengkaji patensi arteri koroner. Zat
kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukan ukuran abnormal dan ejeksi/
perubahan kontraktilitas

- Roentgen dada
Dapat menunjuk perbesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi bilik, atau
perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan takanan pulmonal.
Kontur abnormal, misal, bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat menunjukan
anuerisma ventrikel.

2. Pemeriksaan Laboratorium

 Enzim hepar
meningkat dalam gagal/ kongesti hepar

 Elektrolit
mungkin berubah karena perpindahan cairan/ penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretik

 Oksimetri nadi
saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM
atau GJK kronis

 AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan PCO2

 BUN, kreatinin
Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal

 Albumin/transferin serum
Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan
sistesis protein dalam hepar yang mengalami kongesti

 HSD
Mungkn menunjukan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan
retensi air. SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/ akut, perikarditis
atau status inflamasi atau infeksius lain

 Kecepatan sedimentasi
Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut

 Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktivitas tiroid menurunkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-
pencetus GJK
B. Diagnosa Keperawatan
DIANGNOSA UTAMA
 Ketidakefektifanpolanafas
Tujuan :
- RR kembali normal 16-24
- Tidak ada nafas cuping hidung saat beraktivitas
- Tidak ada nafas pendek
- Adanya kemestrisan ekspansi dada
- Tidak menggunkan otot nafas tambahan

Intervensi

- Pertahankan kepatenan jalan nafas

- Posisikan klien untuk mengurangi dyspnea

- Atur posisi klien senyaman mungkin

- Monitor pernapasan dan status oksigenasi

- Kolaborasi untuk pemeberian O2


IMPLEMENTASI

- Mempertahankan kepatenan jalan nafas\

- Memposisikan klien untuk mengurangi dyspnea yaitu dengan tidur 2 bantal

- Mengatur posisi pasien senyam mungkin : semi fowler

- Memonitor pernapasan dan status oksigenasi : terpasang O2 4 liter/m

- Berkolaborasi untuk pemberian O2 4 liter/m

EVALUASI

Merupakan hasil akhir dari rangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan, untuk
menentukan apakah berhasil atau tidaknya intervensi yang dibuat berdasarkan pada
data subektif, data objektif, Assesment, dan Pleaning.

 Nyeri akut

TUJUAN

- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)


- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

- Tidak mengalami gangguan tidur

INTERVENSI

- Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif

- Ajarkan teknik relaksasi

- Atur posisi pasien dengam senyam mungkin

- Kolaborasi dengan dr. dalam pemberian obat analgetik

IMPLEMENTASI

- Mengkaji tingkat nyeri,

Hasil :

P : saat beraktivitas

Q : seperti ditekan-tekan

R : daerah dada

S:4

T : 2-3 menit

- Mengajarkan klien teknik relaksasi

Hasil : klien memahami dan melakukannya

- Mengatur posisi klien (semi fowler)

- Berkolaborasi dengan dr dalam pemberian Obat Analgetik

EVALUASI

Merupakan hasil akhir dari rangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan, untuk
menentukan apakah berhasil atau tidaknya intervensi yang dibuat berdasarkan pada
data subektif, data objektif, Assesment, dan Pleaning.
C. Intervensi
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dibuat Sesuai dengan data
masalah yang didapatkan berdasarkan pada diagnose keperawatan.

D. Implementasi
Merupakan tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada klien berdasarkan
intervensi yang dibuat sesuai dengan masalah yang ada dengan berpatokan pada diagnose.

E. Evaluasi
Merupakan hasil akhir dari rangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan, untuk
menentukan apakah berhasil atau tidaknya intervensi yang dibuat berdasarkan pada data
subektif, data objektif, Assesment, dan Pleaning.
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
A. Pengkajian
1. Klien
Nama : Ny. L N
Umur : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Protestan
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Matungkas, Dusun IV
Status perkawinan : Janda
Tanggal MRS : 15 Maret 2018
No CatatanMedik : 00.42.24.49
TglPengkajian : 19 Maret 2018
DiagnosaMedik : CHF

2. PenanggungJawab
Nama : Ny. A
Umur : 34
Alamat : Matungkas Dusun IV
Hubungan dengan klien :Anak

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Klie nmengatakan merasa sesak pada dada
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan bahwa ia merasa sesak dan nyeri pada dada
P :Nyeri setelah beraktivitas
Q :Seperti ditekan tekan
R :Meluas di bagian dada
S:4
T :Timbul mendadak, dan berlangsung lama
c. Riwayat Penyakit dahulu :
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
d. RiwayatPenyakitKeluarga :
Klien mengatakan ibunya memiliki riwayat penyakit hipertensi.
C. KeadaanUmum
1) Keadaan Sakit : Cukup
Alat medic : IVFD 1 lineNacl 20 gtt/mnt dan Oksigen Nasal Kanul4 liter/m

GENOGRAM :

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-Laki

: Meniggal

: Klien

4. Riwayat Kebutuhan Dasar Manusia (11 FungsiPola Gordon)


1) Pola Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan bawah kesehatan sangatlah penting, klien sangat memeliharah
kesehatannyan klien sering memeriksakan kondisi kesehatannya. Dengan rutin
kepada dokter.
2) Pola Nutrisi Metabolik
Sebelum klien dirawat di rumah sakit klien tidak mengalami masalah pada nafsu
makannya klien, klien biasa makan 3 x sehari serta tidak ada pantangan makanan
dan alergi. Kebutuhan cairan sebelum sakit klien biasa minum 8-10 gelas per hari.
Saat dirawat di rumah sakit, jenis makanan yang diberikan didapatkan dari ahli
gizi rumah sakit dan minum 6-7 gelas.

3) Pola Eliminasi
- Sistem perkemihan: klien mengatakan tidak ada masalah pada saat BAK saat
dirumah maupun saat dirawat di rumah sakit, saat dilakukan pengkajian tidak
ada nyeri tekan pada abdomen
- Sistem pencernaan: klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari, tidak ada masalah,
konsistensi feses padat, warna kuning.
- Sistem integumen: tidak ada masalah

4) Kajian Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit klien biasa beraktivitas dirumah tetapi jika berjalan terlalu jauh
klien mera sasangat lelah. Saat dilakukan pengkajian klien tampak sakit sedang
dan merasa sesak terutama saat beraktivitas
Hasil pengkajian ADL
Aktifitas harian
 Makan :1
 Mandi :2
 Berpakaian :1
 Buang air besar :2
 Buang air kecil :2
 Mobilisasi di tempat tidur : 1
 Ambulasi : tempat tidur : 2
Keterangan: 1 : secara mandiri
2 : Dibantu

5) Pola Tidur dan Istirahat


Sebelum klien dirawat dirumah sakit klien mengatakan tidur siang 1-2 jam
perhari dan malam hari 7-8 jam, pada saat dirawat klien mengatakan tidur
siang 1-2 jam perhari dan malam hari 6-7 jam dan kadang-kadang seriung
terbangun karena nyeri dada.

6) Pola Kognitif Persepsi


Klien tidak ada masalah pada indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan dan pengecapan, klien dapat mengenal orang, tempat dan waktu
dengan baik, klien mengatakan ada rasa nyeri pada dada setelah beraktivitas,
dengan kualitas seperti tertekan, di daerah dada, dengan skala nyeri 4.

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri


Klien merupakan seorang perempuan yang sehari-harinya melakukan
pekerjaan rumah tangga, klien mengatakan tidak merasa rendah diri terhadap
penyakit yang dideritanya.

8) PolaPerandan HubungandenganSesama
Sebelum dirawat dirumah sakit klien selalu berinteraksi dengan anggota
keluarganya dan orang lain. Saat klien dirawat dirumah sakit klien biasa
berinteraksi dengan keluarga yang menjenguknya.

9) PolaReproduksi-Seksualitas
Tidak ada gangguan.Klien menopaus sejak usia 50 tahun

10) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stres


Klien mengatakan merasa khawatir akan penyakit yang dideritanya, klien
tampak gelisah dan sering bertanya tentang penyakitnya kepada perawat dan
dokter.

11) Pola Nilai danKepercayaan


Sebelum dirawat dirumah sakit klien selalu aktif pada kegiataan keagamaan,
saat klien dirawat dirumah sakit diberi dukungan spritual dan selalu berdoa
agar diberikan kesembuhan.
Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum :Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 30 x/menit
SB : 36, 0C
Head to Toe :
1) Kepala
Kebersihan rambut baik, dan kulit kepala bersih

2) Mata
Bentuk mata simetriskiri + kanan, konjungtiv aanemis, bola mata bergerak
mengikuti jari pemeriksa,,
3) Telinga
Bentuk telinga simetris, dan bersih

4) Hidung
Keadaan hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cupinghidung, dapat
membedakan bau.Terpasang O2 4 liter

5) Gigi danMulut
Bentuk bibir simetris, mukos akeringtidak ada caries
6) Tenggorokan
Tidak ada kesulitan dalam menelan dan tidak ad atanda-tanda pembesaran kelejar
tiroid

7) Thoraks
Bentuk simetris.Frekuens ipernapasan : 30x/menit.

8) Jantung
Tidak terdapat peningkatan JVP, nadi 82 x/menit, tekanan darah100/70 mmHg,
bunyi jantung regular (S1 dan S2/tidakada suara tambahan)

9) Abdomen
Bentuk perut datar, tidak ada pembengkakan hepar, tidak ada pembesaran limfa
(spenomegali),dan tidaka dan nyeri tekan

10) Genetalia dan anus


Tidak ada rasa nyeri pada saat BAK, genetalia tidak dilakukanpemeriksaan .

11) Ekstremitas
Ekstremitas atas : Lengan klien dapat melakukan fleksi, ekstensi, rotasi,
abduksi,aduksi, reflekbisef ++, reflektrisep ++.
Ekstremitas bawah: Tidakada edema, bisafleksidanrotasikecualipada kaki
Sebelah kiri, ekstensi, reflek patella ++, reflekachiles ++, reflekbakinsky ++.

Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi NilaiRujukan Satuan Hasil Graph
Leukosit 4000 – 10000 /uL 7100 -
Eritrosit 4.70 - 6.10 10˄6/uL 3.21
Hemoglobin 11.5 - 16.5 g/ dL 9.7
Hematokrit 37.0 - 47.0 % 30.1
Trombosit 150 – 450 10˄3/uL 309 -
MCH 27.0 – 35.0 pg 29.5 -
MCHC 30.0 – 40.0 g/ dL 32.6 -
MCV 80.0 – 100.0 fL 90.4 -

Kimia Klinik NilaiRujukan Satuan Hasil Graph


SGOT <33 U/L 31 -
SGPT <43 U/L 11 -
UreumDarah 10 – 40 mg/ dL 46
CreatininDarah 0.5 – 1.5 mg/ dL 1.6
GulaDarahSewaktu 70 – 125 mg/ dL 117 -
ChloridaDarah 98.0 – 109.0 mEq/L 114
Natrium Darah 135-153 mEq/L 142 -
Kalium Darah 3.50-5.30 mEq/L 3.89 -

EKG

Terapi Medis:
NamaObat Dosis Frekuensi Cara Pemberian
Nitrocaf R 2,5 mg 12 jam Per Oral
Simvastatin 20 mg 24 jam Per Oral
Candesartan 8 mg 24 jam Per Oral
Ceftriaxone 2 gr 24 jam Intra Vena
N-Ace 600 mg 8 jam Per Oral
Lansoprazole 30 mg 12 jam Intra Vena
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Curah jantung menurun Ketidak efektifan pola
Klien mengeluh sesak ↓ nafas
nafas Suplay O2 tidak adequat
DO : ↓
Klien tampak lemah dan Sesak nafas (pola napas
sesak napas cepat dan tidak efektif)
dangkal
R : 30x/menit
Terpasang O2 4 liter
2 DS : Proses komplikasi Nyeri Akut
Klien mengeluh nyeri pada (peradangan)
daerah dada ↓
DO : NyeriAkut
Klien tampak meringis
Skala nyeri 4
Klien bergerak dengan
hati-hati

B. Diagnosa menurut kriteria NANDA


1. Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan suplai O2 d/d
DS :
Klien mengeluh sesak nafas
DO :
Klien tampak lemah dan sesak napas cepat dan dangkal
R : 24x/menit
Terpasang O2 4 liter
2. Nyeriakut b/d peradangan d/d
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah dada
DO :
Klien tampak meringis
Skala nyeri 4
Klien bergerak dengan hati-hati
INTERVENSI

NO NANDA NOC NIC


1 Domain 4 : Status BantuanVentilasi
aktivitas/istirahat Pernapasan(0415) - Pertahankan
(041501) kepatenan jalan nafas
Kelas 4 :
Frekuensipernapasan : 3 - Posisikan pasien
responkardiovaskuler/pulm (041532) untuk mengurangi
onal Kepatenanjalannafas : 2 dyspnea
(00032) (041507) kapasitas vital: - Monitor pernapasan
Ketidakefektifanpolanafas 3 dan status oksigenasi
Definisi - Kolaborasi untuk
Inspirasi atau ekspirasi yang pemeberian O2
tidak member ventilasi
adekuat
Batasankarakteristik
 Pengguanaanalat bantu
pernafasan
 Penurunankapasitas vital
2 Domain 12 : Kenyamanan Kontrol gejala Manajemennyeri
Kelas 1 : Kenyamananfisik (160801) Memantau  Lakukan penilaian
(00132)NyeriAkut munculnya gejala : 3 nyeri secara
Definisi (160802) memantau lama komprehensif
Pengalamansensoridanemosio bertahannyagejala : 2 dimulai dari lokasi,
naltidakmenyenangkan yang (160806) karakteristik, durasi,
munculakibatkerusakanjaring melakukantindakanpence frekuensi, kualitas,
anaktualataupotensialatau gahana : 2 intensitas dan
yang di (160807) penyebab.
gambarkansebagaikerusakan melakukantindakanuntuk  Kaji ketidak
(internasional association for mengurangigejala : 3 nyamanan secara
the study of pain); awitan nonverbal, terutama
yang tiba- untuk pasien yang
tibaataulambatdariintensitasri tidak bisa
nganhinggaberatdenganakhir mengkomunikasikan
yang nya secara efektif
dapatdiantisipasiatudiprediksi  Pastikan pasien
BatasanKarakteristik mendapatkan
 Buktinyeridenganmen perawatan dengan
gunakanstandardaftar analgesic
periksanyeriuntukpasi  Gunakan komunikasi
en yang yang terapeutik agar
tidakdapatmengungka pasien dapat
pkannya (mis., menyatakan
neonatal infant pain pengalamannya
scale, pain assessment terhadap nyeri serta
check list for senior dukungandalam
with limited abilitd to merespon nyeri
comunicate)

Вам также может понравиться